Anda di halaman 1dari 19

KETERAMPILAN BERBICARA (PIDATO)

DISUSUN :

Nama : Silvia Azhari Mendrofa (222102071)


Riska Handayani Hia (212124013)
Kelas :B
Semester : I (satu)
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Dernius Hura, S.Pd., M.Pd

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
DESEMBER, 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “
Keterampilan Berbicara (pidato)”. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah


Bahasa Indonesia, Dernius Hura, S.Pd,.M.Pd, yang telah memberi arahan dan
bimbingan serta pengetahuan kepada kami. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih terbatas dan jauh dari kata sempurna, karena pengetahuan dan waktu yang
kami miliki sangat terbatas. Jika banyak kesalahan dalam menyampaikannya, kami
meminta untuk diberi saran dan kritik agar bisa memperbaiki hal ini kedepan dengan
lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan juga kepada
para pembaca.

Gunungsitoli,17 Desember 2022

Kelompok I2
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

A. Pengertian Struktur Wacana.....................................................................


B. Contoh Penulisan Struktur Wacana.........................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran ........................................................................................................

Daftar Pustaka..........................................................................................................
ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada banyak ketrampilan dalam berbahasa, salah satunya adalah berbicara.
Berbicara Merupakan suatu komunikasi langsung dengan menyampaikan ide,
gagasan, pendapat, Maupun pesan yang lainnya. Keterampilan berbahasa bagi
manusia sangat diperlukan untuk Berkomunikasi dengan orang lain. Dalam
keterampilan berbahasa terdapat 4 (empat) aspek Yaitu berbicara, menulis, membaca
dan menyimak. Jika seseorang mempunyai keterampilan Bahasa tersebut, maka akan
lebih mudah mendapatkan informasi dan berkomunikasi dengan Orang baik secara
lisan maupun tulisan (Mahardini dkk. 2017). Bagi sebagian orang mungkin
Berpendapat bahwa berbicara itu mudah dan tidak memerlukan proses. Namun,
berbeda pada Posisi resmi dengan berbicara di depan banyak orang seperti pidato,
memberikan sambutan, Bercerita, dan sebagainya. Berbicara di depan banyak orang
dengan kondisi yang resmi Diperlukan proses belajar agar memiliki keterampilan
berbicara yang baik. “To enunciate Well, perform professionally, and satisfy an
audience, one should become familiar with the Elements of communication and use
them in one’s presentations”. Maksudnya bahwa untuk Mengucapkan dengan baik,
tampil secara profesional, dan memuaskan audiens, orang harus Terbiasa dengan
unsur-unsur komunikasi dan menggunakannya dalam presentasi seseorang. (Parvis,
Leo F, 2001). Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari empat aspek
Keterampilan berbahasa. Keempat aspek keterampilan berbahasa (language skills)
yaitu Antara lain: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara
(speaking Skills), keterampilan membaca reading skills), dan keterampilan menulis
(writing skills). Oleh karena itu, dengan mempelajari salah satu keterampilan
berbahasa akan melibatkan Keterampilan berbahasa yang lainnya.
Haryadi dan Zamzani (2000:72) mengemukakan bahwa secara umum
berbicara dapat Diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati)
seseorang kepada orang Lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud
tersebut dapat dipahami orang lain. (Mabruri, 2017). Sedangkan menurut Tarigan
(1986:15) berbicara merupakan kemampuan Mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan Serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan, yang dibuktikan dalam [CITATION wul16 \ L 1057 ].
“Speaking is the uniquely human act or process of sharing and exchanging
Information, ideas, and emotions using oral language” (Fisher&Frey, 2007:16).
“Maksudnya adalah berbicara merupakan tindakan atau proses manusia yang unik
untuk berbagi dan bertukar informasi, ide, dan emosi menggunakan bahasa lisan
(Fisher & Frey,2007: 16).
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
berbicara Lebih daripada sekadar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja,
melainkan suatu alat Untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta
dikembangkan sesuai dengan Kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak.
Tujuan dari berbicara adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Menurut
Wati (2008: 28), tujuan ketrampilan berbicara antara lain pembicara Memberitahukan
atau menyampaikan informasi kepada pendengar, pembicara meyakinkan Atau
memberi penjelasan agar pendengar tahu permasalahan yang sebenarnya, pembicara
Mempengaruhi pendengar sedemikian rupa untuk mencapai tujuannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan pidato?
2. Apa jenis dan ciri-ciri pidato?
3. Bagaimana metode dalam pidato?
4. Apa saja persiapan dan kerangka dalam susunan pidato?
C. Tujuan
1. Mengetahui defenisi dan tujuan tentang pidato
2. Mengetahui jenis dan ciri-ciri pidato
3. Mengetahui metode dalam pidato
4. Mengetahui apa saja persiapan dan kerangka dalam susunan pidato.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PIDATO

Pidato merupakan salah satu ketrampilan berbicara. Pidato adalah


pengungkapan pikiran Dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak
atau wacana yang disiapkan Untuk diucapkan di depan khalayak (KBBI, 1990: 681).
Menurut Saksomo (2009:53), Berpidato merupakan penampilan diri seseorang di
hadapan pendengar untuk Menyampaikan isi hati atau buah pikiran dengan rangkaian
kata-kata dengan harapan agar Pendengar tergugah hati nuraninya dan tergerak
pikirannya. Pidato umumnya ditujukan Kepada orang atau sekumpulan orang untuk
menyatakan selamat, menyambut kedatangan Tamu, memperingati hari-hari besar
dan lain sebagainya (Karomani, 2011: 12). Pidato Dalam bentuk khotbah juga
merupakan salah satu keterampilan berbicara yang sering Digunakan dalam
kehidupan sehari- hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anton M.
Moeliono, 2008: 498), khotbah berarti pidato (terutama yang menguraikan tentang
Agama).

Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disintesiskan bahwa pidato adalah salah
satu bentuk penampilan diri seseorang di hadapan orang banyak untuk
menyampaikan pesan atau gagasan pikiran berupa rangkaian kata dengan maksud dan
tujuan tertentu.
B. TUJUAN PIDATO

Pidato memiliki tujuan penyajian yaitu :

1. menyampaikan informasi (informative)

yaitu pidato yang bertujuan memberikan laporan atau pengetahuan atau Sesuatu yang
menarik untuk pendengar. Contoh: pidato penyuluhan cara pemakaian Kompor gas.

2. Meyakinkan dan mempengaruhi sikap pendengar (persuasive)

yaitu pidato Yang berisi tentang usaha untuk mendorong, meyakinkan dan mengajak
pendengar untuk Melakukan suatu hal. Contoh: pidato calon legislatif.

3. Menghibur pendengar (rekreatif)

Yaitu pidato yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan pendengar.


Contoh: Pidato di posko bencana, pidato dalam acara bakti sosial.

C. JENIS-JENIS PIDATO

Jika kita melihat pidato dari sifat dan fungsinya maka pidato terbagi ke dalam
beberapa jenis. Berikut adalah jenis-jenis pidato:

 Pidato pembukaan: Pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa acara di


dalam sebuah acara seperti acara pernikahan, seminar, atau ulang tahun
 Pidato pengarahan: Pidato yang dilakukan seseorang pada suatu acara resmi
yang bertujuan untuk memberi pengarahan dalam melakukan sesuatu seperti
pidato oleh dekan dalam mengarahkan acara KKN mahasiswa.
 Pidato sambutan: Pidato yang disampaikan di dalam sebuah acara dalam
rangka memberikan sambutan. Pidato ini biasanya dilakukan oleh seseorang
yang dihormati di acara tersebut seperti pidato Presiden dalam acara
pembukaan event olahraga internasional.
 Pidato peresmian: Pidato dalam rangka meresmikan suatu kegiatan, tempat,
monumen, usaha, fasilitas umum, dan lain sebagainya.
 Pidato laporan: Pidato yang disampaikan dalam rangka melaporkan laporan
kepada khalayak
 Pidato pertanggungjawaban: Pidato yang disampaikan dalam rangka
mempertanggungjawabkan sebuah sebuah amanah yang biasanya dilakukan di
periode akhir amanah tersebut.

D. CIRI-CIRI PIDATO

 Tujuan pidatonya jelas

Sebelum menyusun teks dan berpidato, harus ditentukan terlebih dahulu tujuan jelas
yang ingin dicapai. Tujuan tersebut bisa bersifat mengajak, memberi tahu atau
menginformasikan, melaporkan berbagai hal, dan lain sebagainya.

Contoh tujuan pidato yang jelas, yaitu pidato ditujukan untuk menyadarkan serta
mengajak masyarakat untuk selalu menerapkan gaya hidup yang bersih dan sehat.

 Isi pidato memuat kebenaran

Pidato dilakukan di depan orang lain atau di depan umum, maka dari itu penting
untuk menyusun isi pidato berdasarkan kebenaran, seperti menyampaikan data atau
temuan fakta. Tujuannya agar tidak menjadi kabar bohong. Contohnya jika berpidato
tentang gaya hidup sehat, bisa diberi data penting yang bersumber dari hasil
penelitian.

 Pidato disampaikan dengan jelas dan menarik

Pidato harus disampaikan dengan cara yang jelas dan menarik. Agar pendengar bisa
tetap fokus dan lebih mudah memahami isi teks pidato. Contohnya dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan tidak bertele-tele. Intonasi,
artikulasi serta volume harus jelas dalam penyampaian pidato, penggunaan bahasa
sangat penting. Namun, hal ini harus diikuti dengan intonasi, artikulasi serta volume
yang jelas.

Contohnya intonasi saat berpidato dengan memperhatikan tanda baca. Artikulasi saat
berpidato, misalnya melafalkan huruf konsonan dan vokal dengan jelas. Volume
harus disesuaikan, kapan harus keras atau semangat dan kapan harus pelan.

 Penyampaian pidato disesuaikan dengan latar belakang pendengarnya

Latar belakang pendengar harus diketahui terlebih dahulu sebelum berpidato. Hal ini
diperlukan untuk menentukan penggunaan bahasa, tujuan, tema pidato, serta gaya
penyampaian.

E. METODE PIDATO

 Metode menghapal atau memorasi

Pidato dengan metode ini biasa digunakan di kalangan pelajar atau orator publik
pemula. Di kalangan pelajar, pidato metode menghapal ditujukan untuk proses
pembelajaran. Metode menghapal juga diterapkan dalam berbagai lomba pidato.
Metode ini tidak perlu membawa naskah atau teks lainnya karena penyampai pidato
menghapal seluruh isi pidato. Naskah pidato juga dipersiapkan sebelumnya, tetapi
tidak dibawa saat berhadapan dengan publik.

 Kelebihan metode menghapal

Kelebihan metode menghapal adalah sebagai berikut:

 Mendapat perhatian dari publik karena terjadi interaksi berupa tatapan mata
 Naskah dapat dipersiapkan sebelumnya tampil
 Dapat menguasai materi dengan syarat persiapan yang matang
 Memperkuat dan melatih daya ingat

 Kelemahan metode menghapal

Kelemahan dari metode menghapal antara lain:

 Penyampaian pidato terkesan kaku bila penyampai pidato tidak mengapal


dengan baik
 Mudah hilang konsentrasi bila lupa. Hal ini menyebabkan metode menghapal
rentan melenceng dari topik.

 Metode naskah

Metode ini merupakan metode dimana orang yang menyampaikan pidato membaca
naskah pidato yang sudah disiapkan sebelumnya. Naskah tersebut disusun, kemudian
dibaca lengkap dari awal sampai akhir pidato. Metode pidato ini biasa digunakan
dalam menyampaikan pidato formal dan resmi, seperti pidato kenegaraan, sambutan
pemerintah, atau laporan dari lembaga resmi. Pidato kenegaraan oleh presiden
biasanya menggunakan metode naskah.

 Kelemahan metode naskah

Kelemahan dari metode naskah antara lain:

 Kurang mendapat perhatian dari publik karena tatapan penyampai pidato


kadang fokus pada naskah
 Penyampai pidato harus pandai mengatur intensitas memandangi naskah dan
berinteraksi dengan publik dengan tatapan mata
 Terkesan monoton
 Cenderung membosankan

 Kelebihan metode naskah


Kelebihan metode naskah adalah sebagai berikut:

 Penyampaiannya lancar dan mempermudah orator menyampaikan isi pidato


 Pidato menjadi lebih fokus dan tidak melebar dari inti pembahasan
 Pilihan diksi atau kata lebih tertata karena sudah dipersiapkan sebelumnya
 Pidato dapat dipersiapkan secara sistematis, lengkap, dan matang
 Penulisan naskah pidato dapat direvisi sebelum disampaikan di hadapan
publik
 Waktu yang dihabiskan dalam menyampaikan pidato lebih terukur

 Metode ekstemporan

Metode pidato yang penyampaiannya dibantu dengan catatan kecil. Catatan tersebut
berisi poin-poin atau garis besar isi pidato. Catatan tersebut membantu penyampai
pidato menjabarkan pembahasan pidato dalam uraian yang lebih luas dan detail.

 Kelebihan metode ekstemporan

Kelebihan metode ekstemporan adalah sebagai berikut:

 Penyampaian materi sistematis dan lengkap


 Dapat mengekspolrasi ekspresi
 Mendapat perhatian dari publik atau pendengar
 Nampak lebih lancar menyampaikan pidato

 Kelemahan metode ekstemporan

Kelemahan dari metode ekstemporan antara lain:

 Penyampai pidato dituntut untuk pinar mengolah dan menyusun kata


 Kesempatan memilih kata dan diksi jadi terbatas
 Penjabaran pembahasan menjadi kering bila kurang wawasan dan referensi
 Pidato akan kaku dan tidak menarik bila tidak dapat menjabarkan poin dalam
catatan dengan baik

 Metode impromptu

Impromptu adalah metode penyampaian pidato tanpa persiapan naskah, catatan kecil,
atau menghapal sebelumnya. Penyampaiannya bersifat dadakan. Penyampai pidato
langsung berbicara sesuai apa yang ia tahu dan terlintas di benaknya.

Metode ini hanya bisa disampaikan oleh orang yang memiliki jam terbang tinggi
sebagai orator. Ia terbiasa dan profesional dalam menyampaikan pikiran di hadapan
publik. Metode ini biasa dibawakan dalam sambutan dadakan atau ucapan terima
kasih dari kepala sekolah, ketua RT, pejabat pemerintahan, atau akademisi.

 Kelemahan metode impromptu

Kelemahan dari metode impromptu antara lain:

 Topik yang disampaikan dalam pidato kurang matang


 Pembahasannya dapat melebar dan tidak fokus
 Isi pidato rentan melenceng dari tema acara atau kegiatan
 Kadang penyampaiannya terkesan canggung
 Kurang bisa menguasai tempat dan para pendengar karena dadakan

 Kelebihan metode impromptu

Kelebihan metode impromptu adalah sebagai berikut:

 Ekspresi kata dan pilihan diksi lebih leluasa


 Pemilihan topik bahasan bebas sesuai kemampuan dan apa yang terlintas di
benak penyampai pidato.
F. PERSIAPAN PIDATO

Sebelum melakukan pidato, ada beberapa hal yang perlu ddipersiapkan Diantaranya
antara lain :

1) menentukan topik dan tujuan pidato, topik merupakan Persoalan yang


dikemukakan, sedangkan tujuan pembicaraan berhubungan ddengan Tanggapan yang
diharapkan dari para pendengar berkenaan dengan persoalan yang dikemukakan.

2) menganalisis pendengar dan situasi, dengan menganalisis situasi akan didapatkan


jalan keluar untuk menyiapkan cara-cara bagaimana pembicara harus menyesuaikan
diri dalam menyampaikan uraiannya dan memberi jalan untuk menentukan Suatu
sikap yang harus diambil dalam menghadapi para pendengar.

3). Memilih topik dan Menyempitkan topik, pemilihan topik hendaknya disesuaikan
dengan sifat pertemuan serta data dan informasi tentang situasi dan pendengar yang
akan hadir dalam pertemuan.

4). Mengumpulkan materi pidato, materi pidato harus berhubungan dengan persoalan
atau Topik yang akan dibahas, lebih banyak dan lebih lengkap bahan yang diperoleh
akan memperlancar pembicara dalam menyusun suatu naskah.

5). Menyusun dan Mengembangkan kerangka pidato, kerangka pidato dibuat


terperinci dan tersusun baik, dalam kerangka tersebut persoalan yang akan dibahas
dibagi menjadi beberapa bagian /Sub-subtopik.

6). menguraikan secara mendetail, dalam penyusunan naskah hendaknya


dipergunakan kata-kata yang tepat, penggunaan kalimat yang efektif, pemakaian
istilahistilah dan gaya bahasa yang dikehendaki sehingga dapat memperjelas uraian.

7). Melatih Dengan suara nyaring, dengan melakukan latihan, seorang pembicara
akan dapat Membiasakan diri dan menemukan cara dan gaya yang tepat. (Gorys
Keraf, 1994: 317-339).
G. KERANGKA SUSUNAN PIDATO

 Pembukaan Pidato

Untuk memulai sebuah pidato diawali dengan pembukaan. Salam pembuka dari
pidato terdiri dari:

1) Salam pembuka
2) Ucapan puji dan syukur
3) Ucapan penghormatan kepada audiens diurutkan dengan orang yang dianggap
paling penting

Pada bagian ini juga dijelaskan secara singkat gambaran mengenai apa yang akan
dibacakan saat pidato dimulai.

 Isi Pidato

Setelah menyelesaikan pembukaannya, lalu masuk ke bagian isi yang merupakan


poin terpenting dari sebuah pidato. Isi pidato yang akan disampaikan harus sesuai
dengan tema dan memuat hal-hal penting yang ingin diberikan kepada audiens.

Dalam bagian isi pun harus dibuat secara ringkas agar mudah dipahami. Penyusunan
kalimat yang dirangkai secara sistematis memuat maksud, tujuan, sasaran, rencana,
dan langkah.

 Penutup Pidato

Penutup pidato sebagai bagian akhir disampaikan berupa rangkuman atau


kesimpulan. Bagian ini menarik garis besar pembahasan yang telah disampaikan
untuk diambil poin-poin pentingnya. Dalam penutup pidato biasanya terdiri dari:

1) Kesimpulan pidato
2) Harapan dari sang pembicara terkait isi pidato yang disampaikan
3) Ucapan permohonan maaf dan terima kasih apabila ada kata yang kurang
berkenan
4) Salam penutup

Contoh pidato tema bahaya narkoba

Selamat Pagi!

Salam Sehat!

Para hadirin yang saya hormati

Pada kesempatan yang cukup teduh ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puja
dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat berupa
kesehatan sehingga pada kesempatan ini kita bisa hadir di forum penerangan bahaya
narkotika ini.

Hadirin yang saya hormati

Mengonsumsi narkoba adalah satu di antara perbuatan yang menyebabkan timbulnya


kejahatan, perbuatan setan, dan sekaligus perbuatan keji yang harus dijauhi agar kita
selamat di dunia dan akhirat, serta lingkungan masyarakat pun tentram tidak ada satu
kejahatan pun.

Janganlah sekali-kali mencoba untuk menggunakan narkoba, karena jika kita


mencobanya, maka akan rugi seumur hidup. Hidup terasa terbelenggu dan
ketergantungan terhadap sesuatu yang justru merusak hidup kita.

Maka dari itu, marilah para putra dan putri bangsa, mulai sekarang menjauhi
narkotika dan mulailah berlomba-lomba meraih cita-cita yang tinggi agar kelak
menjadi orang yang tidak merugi.

Hadirin yang saya hormati

Mungkin hanya ini pidato yang bisa saya sampaikan, bila ada salah kata atau ucapan
mohon dimaafkan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berbicara Merupakan suatu komunikasi langsung dengan menyampaikan ide,


gagasan, pendapat, Maupun pesan yang lainnya. Berbicara Lebih daripada sekadar
mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja, melainkan suatu alat Untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai
dengan Kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak.

Pidato adalah salah satu bentuk penampilan diri seseorang di hadapan orang
banyak untuk menyampaikan pesan atau gagasan pikiran berupa rangkaian kata
dengan maksud dan tujuan tertentu.
Pidato memiliki tujuan penyajian yaitu : Menyampaikan informasi
(informative),Meyakinkan dan mempengaruhi sikap pendengar (persuasive),
Menghibur pendengar (rekreatif).

B. Saran
Saran dari kelompok kami adalah, alangkah baiknya jika kita berpidato
dengan baik dan benar, dan lebih baik lagi jika menggunakan sistematika atau
penggunaan struktur yang tepat sehingga para pendengar tidak merasa bahwa pidato
yang kita lakukan salah.

Demikian makalah ini penulis buat berharap semoga dapat bermanfaat dan
menambah wawasan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, kurang dimengerti dan
lugas. Tentunya banyak kekurang dan kelemahan karana terbatasnya materi dan
referensi yang kami peroleh. Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini semoga makalh ini dapat diterima dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Baldur, K. (1987). Petunjuk Berpidato Yang Efektif. Jakarta: Pradnya Paramita.

Fitriana, U. (2013). Public Speaking Kunci Sukses Berbicara Di Depan Publik.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Gentasri, A. (2003). Retorika Praktis Dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta.

Hendrikus, Dori Wowor. (1991). Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi,


Berargumentasi, dan Bernegosiasi. Jakarta: Kanisius.

Jalaludin Rakhmat, (2001). Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bnadung: PT


Remaja Rosdakarya.

Rahman Hakim, (2004). Teknik , Pedoman dan Seni Berpidato.

Leanne Shel. (2009). Berbicara dan Menang Seperti Obama. Jakarta: Gramedia.

Mushlikah, d. Tata Cara Berpidato.

Ngalimun, & Alfulalila, N. (2014). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia.


Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Sugiono;Harsiati Titik. (2012). Meningkatan Pembelajaran Berpidato Dengan Metode


Pemodelan. Jurnal Penelitian, 3.

Wulan mariani ;rustini pola. (2016). Peningkatan Kemampuan Berbicara

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6241474/pidato-arti-ciri-cara-membuat-dan-contoh-
teks

Anda mungkin juga menyukai