Anda di halaman 1dari 12

“PENGERTIAN DAN PENILAIAN BERBICARA”

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Yang diampu Oleh ibu Sri Nurma Ningsih, M.Pd.

Oleh Kelompok 9:
Sultan Bayu Wiratama (23383021096)
Moh Yusril (23383021058)
Roihan Alfarisi (23383021086)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
nikmat dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan judul “Pengertian dan Penilaian Berbicara”. Makalah ini membahas
tentang pengertian dan penilaian seseorang berbicara. Pada makalah ini juga
memberikan informasi - informasi seputar keterampian , pegertian, tujuan , dan
kemampuan berbicara

Kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah yang kami buat


masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan juga saran tentang makalah yang telah kami susun agar menjadi lebih
baik kedepannya. Kami memohon maaf atas segala kekurangan dari makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, ucapan terima kasih kami pada Ibu
dosen pengampu ibu Sri Nurma Ningsih, M.Pd. Semoga makalah ini bermanfaat
dan membantu untuk para pembaca dalam memperoleh informasi.

Pamekasan, 12 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Pengertian Berbicara................................................................. 3
B. Keterampilan Berbicara............................................................ 3
C. Penilaian dalam berbicara......................................................... 4
D. Metode Penilaian Dalam Berbicara.......................................... 5
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 8
A. Kesimpulan............................................................................... 8
B. Saran.......................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa, aspek


keterampilan berbahasa yang lain yaitu membaca, mendengar, dan menulis.
Menurut Tarigan (2008:16) berbicara berarti kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Greene & Petty dalam Tarigan
(2008:3-4) mengartikan berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa yang
berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan
menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar
dipelajari. Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan
kosa kata yang diperoleh oleh sang anak, melalui kegiatan menyimak dan
membaca. Kebelum-matangan dalam perkembangan bahasa juga merupakan suatu
keterlambatan dalam kegiatan-kegiatan berbahasa.

Berbicara merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan, sebab


melalui sebuah aktivitas berbicara seseorang mampu berkomunikasi dengan
manusia yang lainnya. Melalui aktivitas berbicara seseorang menyampaikan
keinginan, informasi, pikiran, gagasan, membujuk, meyakinkan, mengajak, dan
menghibur. Hal ini selaras dengan tujuan berbicara menurut Tarigan (2008: 15).
yaitu: (1) memberitahukan dan melaporkan (to inform). (2) menjamu dan
menghibur(to entertain), (3) membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to
persuade).

Keterampilan berbicara terbagi menjadi beberapa aspek. Nurgiyantoro


(2001: 287) membagi keterampilan berbicara menjadi lima bentuk, antara lain: (1)
berbicara berdasarkan gambar, (2) wawancara, (3) bercerita, (4) pidato, (5)
diskusi. Keterampilan berbicara tersebut dipelajari di lingkungan formal dan
nonformal. Mulgrave (dalam Tarigan, 2008: 22), membagi keterampilan berbicara

1
menjadi dua yaitu berbicara sebagai seni dan berbicara sebagai ilmu. Berbicara
sebagai seni penekanan penerapannya diletakkan sebagai alat komunikasi dalam
masyarakat, sedangkan berbicara sebagai ilmu menekankan mekanisme bicara dan
mendengar, latihan dasar bagi ajaran dan suara, bunyi- bunyi bahasa. bunyi-bunyi
dalam rangkaian ujaran, vowel-vowel, diftong- diftong, konsonan-konsonan dan
patologi ujaran.

Berbicara merupakan aktivitas yang sulit, karena berbicara tidak sekedar


mengeluarkan kata dan bunyi-bunyi, melainkan penyusunan gagasan yang
dikembangkan sesuai dengan pendengar atau penyimak (Mulgrave dalam Tarigan,
2008: 16), Kesulitan berbicara di depan umum dipengaruhi oleh beberapa hal
yang dapat menghambat kelancaran saat berbicara di depan umum. Hambatan-
hambatan tersebut dapat berupa rasa takut, cemas, dan tertekan. Ketiga perasaan
itu dapat membuat orang kurang percaya diri, bahkan dapat membuat seseorang
merasa tidak mampu berbicara di depan umum.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud berbicara?


2. Apa saja keterampilan dalam berbicara?
3. Apa saja yang dinilai dalam berbicara
4. Apa saja metode – metode dalam berbicara?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian berbicara


2. Untuk menegetahui keterampilan – keterampilan dalam berbicara
3. Untuk mengetahui penilaian dalam berbicara
4. Untuk mengetahui metode apa saja yang dinilai dalam berbicara

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berbicara
Pendapat mengenai berbicara juga dikemukakan oleh Hedge, Chaney dan
Rofiudin. Hedge (2000: 261) mengemukakan bahwa berbicara adalah "a skill by
which they (people) are judged while first impressions are being formed." Adapun
pendapat Chaney yang dikutip oleh Kayi (2006) berbicara adalah "the process of
building and sharing meaning through the use of verbal and non verbal symbols,
in a variety of contexts." Rofiuddin (1998:13) mengatakan bahwa berbicara
merupakan keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata- kata
untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan secara lisan.1

Adapun maksud umum orang melakukan berbicara, yaitu memberitahukan,


melaporkan, menjamu, menghibur, membujuk, mengajak, mendesak, atau
meyakinkan (Tarigan 1988:15). Hal ini sejalan dengan pendapat Arsyad dan
Mukti (1988:17), yaitu bahwa keterampilan berbicara adalah keterampilan
mengucapkan bunyi-bunyi, artikulasi, atau mengucapkan kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan,
penempatan, dan persendian. Penguasaan hal-hal tersebut merupakan wujud
keterampilan berbicara seseorang.

B. Keterampilan Berbicara
Kemampuan Berbicara Sebagai Keterampilan Berbahasa Menurut Nida dan
Harris (dalam Tarigan, 1985: 1), kemampuan berbicara dikelompokkan kedalam
empat komponen, yaitu keterampilan menyimak (listening skill, keterampilan
berbicara (speaiking skill), keterampilan membaca (reading skill), dan
keterampilan menulis (writing skill). 2Keempat keterampilan berbahasa tersebut

1
Erwin Harianto,Metode Bertukar Gagasan dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara,volume
9 ,2020, hal 412
2
Sitti Fauziah M,Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa,volume 1,2017,hal 2.

3
pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan-pisahkan,
karena antara komponen yang satu dengan yang lainnya memiliki kaitan yang
erat, dan saling mendukung. Pemerolehan keterampilan berbahasa pada umumnya
berlangsung secara teratur dan berurutan, yaitu mula-mula pada waktu kecil
seorang anak belajar menyimak, kemudian berbicara, sesudah itu belajar
membaca, dan akhirnya belajar menulis. Menyimak dan berbicara dipelajari
sebelum sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipalajari sesudah memasuki
sekolah.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara
merupakan salah satu komponen keterampilan berbahasa. Kemampuan berbicara
ini merupakan proses perubahan bentuk pikiran atau perasaan atau ide, menjadi
wujud bunyi bahasa yang bermakna. Kemampuan berbicara merupakan
keterampilan yang produktif, yang terjadi secara langsung, dan ekspresif.

C. Penilaian dalam berbicara


Penilaian kemampuan berbicara merupakan kegiatan penilaian untuk
mengetahui kemampuan berbicara seseorang. Penilaian kemampuan berbicara
diperguruan tinggi, dilakukan untuk mengetahui kualitas berbicara mahasiswa,
Kegiatan penilaian kemampuan berbicara dilakukan pada mata kuliah kemampuan
atau keterampilan berbicara.3

Penilaian Berbicara Untuk mengetahui keberhasilan suatu kegiatan tentu


diperrlukan penilaian. Ada kecenderungan guru-guru bahasa memberikan
penilaian berdasarkan kesan umum, baik dalam kemampuan berbahasa secara
tertulis maupun secara lisan. Hal ini tentu tidak mempunyai umpan balik yang
jelas terhadap peserta didik. Mereka tidak mengetahui di mana kelemahannya dan
apa yang dikuasainya. Khusus untuk penilaian kemampuan berbicara, di samping
mencatat kekurangan-kekurangan peserta, pengajar juga mencatat kemajuan yang
sudah mereka capai. Hal ini sangat penting, karena hasil penilaian itu harus
disampaikan secara lisan kepada mereka. Untuk memotivasi mereka dalam
berbicara, pengajar hendaknya menunjukkan hasil yang sudah dicapai,

3
Hari Wahyono,Penilaian kemampuan berbicara di perguruan tinggi
Berbasis teknologi informasi wujud aktualisasi
prinsip-prinsip penilaian,volume 2,2017,hal 20

4
menekankan sasaran yang harus dicapai, yaitu tujuan pengajaran. Informasi yang
dicatat dalam penilaian, merupakan umpan balik yang tidak tenilai bagi peserta
didik. Untuk menghindari kebiasaan yang hanya berdasarkan pada kesan umum
dalam memberikan penilaian, para pakar bahasa memberikan pedoman penilaian
kemampuan berbicara, mereka antara lain:Nurgiyantoro (1995:276-289)
Halim,dkk (1982), Haris(1969), Tariga (1983), Teuw (1984), Uhlenbeck(1979),
Arsjad (1988), serta Arsjad dan Mukti (1988).
Nurgiyantoro (1995:276-289) membagi tugas kemampuan bebicara dalam
beberapa bentuk, yaitu: (1) berbicara berdasarkan gambar, (2) wawancara, (3)
bercerita, (4) pidato, serta (5) diskusi. Selanjutnya dijelaskan pula tentang
tingkatan tes kemampuan berbicara. Tingkatan tes kemampuan berbahasa merujuk
pada pengertian tes ranah kognitif yang terdiri dari enam tingkatan: Tingkat
ingatan (C1) sampai dengan tingkat penilaian (C6). Akan tetapi, untuk tugas
berbicara, masalhnya agak berlainan karena aktivitas berbicara tidak semata-mata
berhubungan dengan kemampuan kognitif, tetapi juga dengan aspek psikomotor,
aktivitas otot yang berupa gerakan-gerakan organ mulut ditambah dengan anggota
badan yang lain yang sering menyertai kegiatan berbicara.

D. Metode Penilaian Dalam Berbicara


Metode penilaian dalam berbicara ada beberapa model, model pertama
mencakupi enam hal yang dinilai. Keenam hal yang dinilai, yaitu
1. Lafal
2. Struktur Bahasa
3. Kosakata
4. Kafasihan
5. Isi pembicaraan
6. Pemahaman.

Model pertama ini adalah model penailaian yang belum dapat digunakan
secara langsung untuk menilai kemampuan bebricara mahasiswa. Model ini
harus dikembangkan lebih lanjut oleh penilai, untuk dikembangkan lebih
rinci mengenai aspek dan unsur yang dinilai, perlu ada pembobotan pada tiap-

5
tiap aspeknya agar memiliki nilai keadilan, tidak model hantam kromo atau semua
unsur yang dinilai dari setia aspek diperlakukan sama atau dipukul rata.
Model I belum memenuhi panca prinsip penilaian.

Model kedua penilaian kemampuan berbicara mencakupi tiga hal. Tiap


aspek diurai menjadi beberapa unsur yang dinilai. Berikut ini model penilaian
kemampuan berbicara model kedua. Penilaian kemampuan berbicara model kedua
mencakupi tiga aspek, yaitu:

1. Bahasa lisan yang digunakan, meliputi: lafal, intonasi, stuktur


bahasa, gaya bahasa.
2. Isi pembicaraan, meliputi: hubungan isi topik, struktur isi, kuantitas
isi, serta kualitas isi.
3. Teknik dan penampilan, meliputi: gerak-gerik, mimik, hubungan
dengan pendengar, volume suara, dan jalannya pembicaraan.

Model kedua penilaian kemmapuan berbicara, lebih terinci dibanding


dengan model pertama. Namun, dalam model kedua juga belum disertakan
mengenai penskoran, bobot aspek, indikator. Model ini juga masihsulit untuk
digunakan sebagai instrumen penilaian kemampuan berbicara mahasiswa

Model ketiga penilaian kemampuan berbicara mencakupi enam halyang


dinilai. Enam hal yang harus diperhatikan oleh penilai, yaitu:

1. Lafal dan ucapan;


2. Tatabahasa, stuktur kebahasaan yang sesuai dengan ragam bahasa
yang dipakai;
3. Kosakata, pilihan kata yang tepat sesuai dengan makna
informasi yang disampaikan;
4. Kefasihan, kemudahan, dan kecepatan bicara;
5. Isi pembicaraan, topik pembicaraan, gagasanyang disampaikan,
ide-ide yang dikemukakan, dan alur pembicaraan;
6. Pemahaman, menyangkut tingkat keberhasilan komunikasi, dan
kekomunikatifan.

6
Model ketiga ini, meskipun penilaian terdiri dari enam hal, namun model
penilaian ketiga ini berbeda dengan model pertama penilaian
kemampuan berbicara. Model penilaian kemampuan berbicara yang ketiga,
setiap hal ada rinciannya. Selain ada perbedaan, model ketiga memiliki
kesamaan dengan model pertama dan kedua, yaitu belum ada penskoran,
pembobotan dan penentuan kriteria atas total skor yang diperoleh. Dari
ketiga model yang ada tersebut menunjukkan bahwa model penilaian
kemampuan berbicara di perguruan tinggi masih memiliki kelemahan.4

BAB III
PENUTUP
4
Hari Wahyono,Panca Prinsip Penilaian Dan Kualitas Penilaian Kemampuan Berbicara
Mahasiswa,2018,hal 770-772

7
A. Kesimpulan

Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa, aspek


keterampilan berbahasa yang lain yaitu membaca, mendengar, dan menulis.

Kemampuan Berbicara Sebagai Keterampilan Berbahasa Menurut Nida dan


Harris (dalam Tarigan, 1985: 1), kemampuan berbicara dikelompokkan kedalam
empat komponen, yaitu keterampilan menyimak (listening skill, keterampilan
berbicara (speaiking skill), keterampilan membaca (reading skill), dan
keterampilan menulis (writing skill).

Penilaian berbicara merupakan proses evaluasi untuk menilai kemampuan


seseorang dalam berkomunikasi. Aspek-aspek yang dinilai meliputi kelancaran,
kejelasan, struktur, ekspresi, keakraban dengan bahasa, dan adaptasi terhadap
audiens atau situasi. Metode penilaian dapat bervariasi, mulai dari rubrik
penilaian, rekaman, observasi langsung, hingga ujian lisan atau presentasi.

Kesimpulannya, penilaian berbicara penting untuk meningkatkan


keterampilan komunikasi seseorang. Dengan menilai aspek-aspek tersebut,
individu dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka dalam berbicara,
memperbaiki keterampilan komunikasi, dan menjadi lebih efektif dalam
menyampaikan pesan kepada orang lain dalam berbagai konteks.

B. Saran

Kami penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya tugas ini masih perlu perbaikan dan
penyempurnaan melalui kritikan dan masukan bermanfaat dari para pembaca
sekalian. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua terkhusus kepada penulis maupun pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

8
Agus Setyonogoro,Pengertian, Hakikat, dan Tujuan Berbicara (Dasar
Pembangun Kemampuan Berbicara Mahasiswa),Volume 3,2013,hal 67

Darsiti,Peningkatan Kemampuan Berbicara Dengan Teknik Penilaian Sebaya


Siswa Kelas vii,Volume 16,2013,hal 142

Desdemona Units Wabdaron Dan Yansen Albert Reba,peningkatan keterampilan


berbicara melalui metode pembelajaran berbasis masalah siswa sekolah
dasar,Volume 2,2020,hal 28

Erwin Harianto, Metode Bertukar Gagasan dalam Pembelajaran Keterampilan


Berbicara,Volume 9,2020,hal 412

Hari Wahyono,Panca Prinsip Penilaian Dan Kualitas Penilaian Kemampuan


Berbicara Mahasiswa,2018,hal 770-772

Hari Wahyono,Penilaian kemampuan berbicara di perguruan tinggi Berbasis


teknologi informasi wujud aktualisasi prinsip-prinsip penilaian,volume
2,2017,hal 20

Sitti Fauziah M,Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa,volume


1,2017,hal 2.

Anda mungkin juga menyukai