Anda di halaman 1dari 22

KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA

Dosen Bahasa Indonesia : Eka Yusriansyah, S.Pd., M.Hum

Disusun oleh:

Dela Safitriana (1908016014)


Angel Putriana S (1908016015)
Sukma Sugiarto (1908016022)
Maulidya Dipita Anggreani (1908016035)
Muh. Zaudan Akbar S. (1908016047)
Fitrah Nur Fadhilah (1908016050)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
”Keterampilan Menyimak atau Mendengarkan dan Berbicara” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas bapak Eka Yusriansyah, S.Pd., M.Hum pada mata kuliah Pendidikan Agama
Islam.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
keterampilan dalam menyimak atau mendengarkan dan berbicara bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak
Eka Yusriansyah, S.Pd., M.Hum selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni. Kami menyadari, makalah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 5 Oktober 2019

Tim Penulis

ii
Daftar Isi

Halaman Depan…………………………………………………………… i

Kata Pengantar…………………………………………………………… ii

Daftar Isi………………………………………………………………… iii

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………….... 1

A. Latar Belakang………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….... 1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………….. 2
D. Manfaat Penulisan………………………………………………...…. 2

BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………. 3

A. Pengertian, Tujuan, Jenis Menyimak dan Berbicara……………….. 3


B. Tahapan dalam Menyimak dan Berbicara…………….……………. 10
C. Ciri-ciri Penyimak dan Pembicara yang baik.………..…………….. 12
D. Cara Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara……... 14

BAB III : PENUTUP…………………………………………………… 18

A. Kesimpulan…………………………………………………………. 18
B. Saran………………………………………………………………... 18

Daftar Pustaka………………………………………………………….. 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan dalam menyimak dan berbicara itu sangat penting
bagi setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dalam hal
berdiskusi namun dalam kegiatan yang setiap hari dilakukan juga penting
dalam mempelajari keterampilan menyimak dan berbicara.
Kemampuan berbicara yang baik, dapat menunjang kehidupan
yang lebih baik di kemudian hari. Apabila selalu dilatih, keterampilan
berbicara tentu akan semakin baik. Sebaliknya, kalau malu, ragu, atau
takut salah dalam berlatih berbicara, niscaya kepandaian atau
keterampilan berbicara itu semakin jauh dari penguasaan.
Selain kemampuan berbicara yang baik, seseorang juga harus
memerhatikan dalam menyimak pesan yang disampaikan oleh si
pembicara. Apabila kita hanya cukup mendengarkan tanpa tahu apa isi dari
pembicaraan yang disampaikan, maka percuma saja. Selain itu juga,
apabila seseorang dapat menjadi penyimak atau pendengar yang baik bagi
si pembicara, itu juga akan memengaruhi si pembicara untuk lebih percaya
diri dalam berbicara atau menyampaikan sesuatu.
Dalam menyampaikan pesan, seseorang menggunakan bahasa,
dalam hal ini ragam bahasa lisan. Seseorang yang menyampaikan pesan
tersebut mengharapkan agar penerima pesan dapat mengerti atau
memahaminya. Apabila isi pesan itu dapat diketahui oleh penerima
pesan, maka akan terjadi komunikasi antara pemberi pesan dan penerima
pesan. Komunikasi tersebut pada akhirnya akan menimbulkan pengertian
atau pemahaman terhadap isi pesan bagi penerimanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, tujuan, dan jenis Menyimak dan Berbicara?
2. Bagaimana tahapan dalam Menyimak dan Berbicara?
3. Bagaimana ciri-ciri dari Penyimak dan Pembicara yang baik?

1
4. Bagaimana cara meningkatkan Keterampilan Menyimak dan
Berbicara?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan jenis Menyimak dan
Berbicara.
2. Untuk mengetahui bagaimana tahapan dalam Menyimak dan
Berbicara.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari seorang Penyimak dan Pembicara yang
baik.
4. Untuk mengetahui cara meningkatkan keterampilan Menyimak dan
Berbicara.
D. Manfaat Penelitian
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
serta memberikan pengetahuan kepada pembaca maupun penulis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN, TUJUAN, DAN JENIS


1. Pengertian
a. Menyimak
Menyimak merupakan kegiatan meresepsi, mengolah serta
menginterpretasi suatu permasalahan dengan melibatkan pancaindera
seseorang. Menyimak berhubungan dan bermanfaat dengan menyimak
dan berbicara, menyimak dan membaca, berbicara dan membaca serta
ekspresi lisan dan ekspresi tulis.
Selain pengertian diatas, para ahli juga banyak mengemukakan
definisi menyimak, diantaranya sebagai berikut.
 Tarigan (2008:16), Menyimak atau mendengarkan adalah suatu
proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi serta interprestasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami
makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan.
 Djiwandono yang dikutip oleh Heryadi, kemampuan menyimak
terkait dengan kemampuan memahami makna suatu bentuk
penggunaan bahasa yang diungkapan secara lisan.
 Russel, menyimak merupakan kegiatan mendengarkan dengan penuh
pemahaman dan perhatian serta apresiasi.
b. Berbicara
Definisi berbicara banyak dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya:
 Tarigan (2008:16), berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

3
 Brown dan Yule dalam Puji Santosa, dkk (2006:34), Berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk
mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan
secara lisan.
 Haryadi dan Zamzani (2000:72), berbicara dapat diartikan sebagai
suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud
tersebut dapat dipahami orang lain.
 St. Y. Slamet dan Amir (1996: 64), berbicara adalah keterampilan
menyampaikan pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk
menyampaikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan penyimak.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli di atas dapat


disimpulkan bahwa pengertian berbicara ialah kemampuan
mengucapkan kata-kata dalam rangka menyampaikan atau menyatakan
maksud, ide, gagasan, pikiran, serta perasaan yang disusun dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak agar apa yang
disampaikan dapat dipahami oleh penyimak.

2. Tujuan
a. Menyimak
Tujuan menyimak adalah untuk menangkap informasi sekaligus
membedakan arti dalam artian menyimak tidak sekedar mendengarkan,
tetapi lebih dari itu yaitu mendengar dengan memusatkan perhatian
kepada objek yang disimak.
Ada pula menurut logan dalam Tarigan (1994:56), menyimak
beraneka ragam antara lain sebagai berikut.
 Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar
dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang
pembicara.

4
 Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak
dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi
yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan
(terutama dalam bidang seni).
 Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud
agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-
buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
 Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan
maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa
yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan
lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
 Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu
menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat
mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-
perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
 Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan
maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi
dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan
mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata
pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik
mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
 Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan
analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak
masukan berharga.
 Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan
dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini
diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia
menyimak secara persuasif.

5
b. Berbicara
Tujuan berbicara pun banyak dikemukakan para ahli, diantaranya
sebagai berikut.
 Tarigan, berbicara mempunyai tiga maksud umum yaitu untuk
memberitahukan dan melaporkan (to inform), menjamu dan
menghibur (to entertain), serta untuk membujuk, mengajak,
mendesak dan meyakinkan (to persuade).
 Gorys Keraf dalam St. Y. Slamet dan Amir (1996: 46-47), tujuan
berbicara diantaranya adalah untuk meyakinkan pendengar,
menghendaki tindakan atau reaksi fisik pendengar, memberitahukan,
dan menyenangkan para pendengar.
 Tim LBB SSC Intersolusi (2006:84), tujuan berbicara ialah untuk
memberitahukan sesuatu kepada pendengar, meyakinkan atau
mempengaruhi pendengar, dan menghibur pendengar.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas,


dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara yang utama ialah untuk
berkomunikasi. Sedangkan tujuan berbicara secara umum ialah untuk
memberitahukan atau melaporkan informasi kepada penerima informasi,
meyakinkan atau mempengaruhi penerima informasi, untuk menghibur,
serta menghendaki reaksi dari pendengar atau penerima informasi.

3. Jenis-jenis
a. Jenis-jenis Menyimak
1) Menyimak Ekstensif
Menyimak Ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang
mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu
ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru.
Jenis ini bertujuan untuk menagkap atau mengingat kembali bahan
yang telah dikenal atau diketahui dalam suatu lingkungan baru
dengan cara yang baru dan memberi kesempatan kepada seseorang untuk

6
mendengar dan menyimak butir-butir kosakata dan struktur-struktur
yang masih asing.
Jenis menyimak ini diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Menyimak sosial/konvensional/sopan
Menyimak jenis ini biasanya berlangsung dalam situasi
sosial. Menyimak social ini juga mencakup dua hal, yakni:
menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian terhadap
percakapan atau obrolan dalam situasi-situasi sosial dengan suatu
maksud dan menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara
dan penyimak dalam proses komunikasi tersebut (Anderson:
1972:69).
b) Menyimak sekunder (secondary listening)
Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak
secara kebetulan  (casual listening) dan secara ektensif (extensive
listening).
c) Menyimak estetik (aesthetic listening) atau menyimak Apresiatif
Menyimak estetik ini mencakup menyimak music, puisi,
pembacaan bersama atau drama, radio serta rekaman-rekaman dan
menikmati cerita, puisi, teka-teki, gemerincing irama, dan lakon-
lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru, siswa maupun
actor (Dawson (etall), 1963:153)
d) Menyimak pasif
Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya
sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar
dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih
santai, serta menguasai suatu bahasa.
2) Menyimak Intensif
Menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih
diawas, dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Jenis-jenis menyimak yang
termasuk ke dalam kelompok ini adalah sebagai berikut:
a) Menyimak kritis

7
Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang
berupaya untuk mencari keslahan atau kekeliruan bahkan juga butir-
butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan
alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
b) Menyimak konsentratif (a study type listening)
Kegiatan menyimak yang sejenis dengan telaah. Berikut ini
adalah aneka kegiatan menyimak konsentratif.
 Mencari hubungan
 Mencari informasi
 Memperoleh pemahaman
 Manghayati ide-ide
 Memahami urutan ide-ide
 Mencatat fakta-fakta
 Mengikuti petunjuk
3) Menyimak kreatif (creative listening)
Menyimak kreatif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang
dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak
terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik
yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya (dawson
(et all), 1963:153).
4) Menyimak Eksplorasif
Menyimak eksplorasif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif
dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih
sempit.
5) Menyimak Interogatif
Menyimak interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif
yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan
perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara karena
sang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanyaan.
6) Menyimak Selektif

8
Ciri-ciri bahasa yang hendaknya disimak selektif:

 Nada suara
 Bunyi-bunyi asing
 Bunyi-bunyi yang bersamaan
 Kata dan frasa
 Bentuk-bentuk ketatabahasaan.
b. Jenis-jenis Berbicara
1) Berdasarkan Situasi
Berdasarkan lingkup situasinya, ada dua macam kegiatan berbicara
di depan umum, yaitu lingkup resmi dan lingkup tidak resmi.
2) Berdasarkan Tujuan
Menurut tujuannya, maka kegiatan berbicara terbagi menjadi lima
jenis, yaitu:
 Berbicara menghibur
 Berbicara menginformasikan
 Berbicara menstimulasi
 Berbicara meyakinkan
 Berbicara menggerakkan
3) Berdasarkan Metode Penyampaian
Ada empat cara yang bisa digunakan seseorang dalam
menyampaikan pembicaraanya, yaitu:
 Penyampaian secara mendadak
 Penyampaian berdasarkan catatan kecil
 Penyampaian berdasarkan hafalan
 Penyampaian berdasarkan naskah
4) Berdasarkan Jumlah Penyimak
Berdasarkan jumlah penyimak, berbicara dapat dibagi atas tiga
jenis, yaitu:
 Berbicara antarpribadi
 Berbicara dalam kelompok kecil

9
 Berbicara dalam kelompok besar
5) Berdasarkan Peristiwa Khusus
Menurut Logan dkk. (dalam Tarigan, 1986:56), berdasarkan
peristiwa khusus berbicara atau pidato dapat digolongkan atas enam jenis,
yaitu:
 Pidato presentasi
 Pidato penyampaian
 Pidato perpisahan
 Pidato perjamuan
 Pidato perkenalan
 Pidato nominasi

B. TAHAPAN-TAHAPAN
a. Menyimak
 Tahap mendengarkan ( hearing ) yaitu kita mendengarkan segala
sesuatu dari pembicara dan memprosesnya untuk memperoleh
sebuah informasi yang baru maupun yang sudah kita ketahui.
 Tahap memahami ( understanding ) setelah kita mendengarkan
pembicaran pembicara, maka kita akan merasa ingin mengetahui,
mengerti, dan memahami apa isi dari informasi yang kita dengarkan.
 Tahap menginterpretasi ( interpreting ) pada tahap ini kita merasa
tidak puas dengan apa yang disampaikan oleh pembicara, maka kita
berkeinginan untuk menginterprestasikannya dalam pendapat kita
yang kita anggap dapat melengkapai informasi dari apa yang kita
dapat.
 Tahap mengevaluasi ( evaluating ) pada tahap ini kita melakukan
evaluasi atau penilaian terhadap pembicara apakah baik atau buruk
dan kita bisa menginterprestasikan kelemahan dan keunggulan
pembicara.
 Tahap menanggapi ( responding ) tahap ini adalah tahap terakhir
dalam menyimak, dimana penyimak menerima dan menyerap hasil

10
simakan kemudian memberikan respond tanggapan terhadap apa
yang disimak, bisa berupa komentar, pertanyaan, dan tanggapan
yang lainnya.
b. Berbicara
Dalam berbicara juga perlu memerhatikan tahapan-tahapannya,
tidak asal berbicara saja. Tahapan-tahapan tersebut diantaranya:
1) Persiapan
Pada tahap persiapan ini ada beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh seorang pembicara, yaitu:
a) Penentuan topik
Penentuan topik merupakan hal yang pertama kali dilakukan
sebelum kegiatan berbicara berlangsung.
 topik harus menarik
 topik tidak terlalu luas dan juga tidak terlalu sempit.
 topik yang dipilih hendaklah belum banyak diketahui pendengar.
 topik yang dipilih juga hendaklah jangan yang tidak Anda
ketahui dan kurang didukung bahan dan sumber-sumber bahan
yang cukup.
b) Penentuan tujuan
Sebelum kegiatan berbicara dilakukan, harus diperjelas dulu
tujuan Anda berbicara. Jangan sampai kegiatan berbicara dilakukan
tanpa tujuan yang jelas.
c) Pengumpulan referensi
Banyak sumber informasi yang dapat dijadikan referensi atau
pendukung kegiatan berbicara, misalnya media cetak, media
elektronik, buku, dan internet.
d) Penyusunan kerangka
Kerangka dalam kegiatan berbicara berfungsi untuk
membimbing arah pembicaraan. Dengan kerangka ini, pembicara
dapat mengatur keluasan dan kedalaman gagasan yang diuraikannya,
sehingga uraiannya terfokus pada satu pokok pembicaraan.

11
e) Berlatih
Berlatih merupakan tahapan terakhir dalam persiapan.
Berlatihlah dalam kualitas dan kuantitas yang mendukung dan
terarah. Banyak cara dapat dilakukan dalam berlatih. Latihan dapat
dilakukan dengan cara sendiri atau meminta bantuan pihak lain.
2) Pelaksanaan Kegiatan Berbicara
a) Pembuka
Pembuka berisi tentang pengantar sebelum masuk ke
pembahasan pokok. Dalam bagian ini biasa berisi tentang:
 Doa pembuka (jika kegiatan berbicara berkaitan dengan masalah
keagamaan).
 Latar belakang masalah yang berkaitan dengan pembahasan.
 Tujuan pembahasan.
b) Pembahasan Pokok
Bagian ini merupakan inti dari pembicaraan.
c) Penutup
Bagian ini merupakan akhir dari seluruh kegiatan berbicara.
Oleh karena itu, hal-hal yang diungkapkan adalah simpulan dari
seluruh uraian.
3) Evaluasi
Adakalanya evaluasi perlu dilakukan untuk mendapat
masukan tentang kegiatan berbicara yang telah dilakukan seorang
pembicara. Dengan masukan tersebut seorang pembicara dapat
menentukan kualitas pembicaraannya. Sesuatu yang masih kurang
dapat segera diperbaiki, sedangkan yang sudah bagus harus
dipertahankan kualitasnya, bahkan kalau mungkin lebih diperbagus.

C. CIRI-CIRI PENYIMAK DAN PEMBICARA


a. Penyimak
Ciri-ciri penyimak yang baik memiliki banyak definisi atau kriteria
bagi masing-masing para ahli, diantaranya sebagai berikut.

12
1) Menurut Tarigan, ciri-ciri penyimak yang baik adalah sebagai
berikut:
 Berkonsentrasi
 Bermotivasi
 Menyeluruh
 Penyimak menghargai pembicara
 Penyimak harus selektif
 Penyimak harus sungguh-sungguh
 Penyimak tidak mudah terganggu
 Penyimak harus mudah menyesuaikan diri
 Penyimak harus kenal arah pembicaraan
 Penyimak harus kontak dengan pembicara
 Merangkum
 Menilai
 Merespon
2) Menurut Anderson, ciri-ciri penyimak adalah sebagai berikut:
 Siap fisik dan mental
 Konsentrasi
 Bermotivasi
 Objektif
 Menyeluruh
 Selektif
 Tidak mudah terganggu
 Menghargai pembicara
 Cepat menyesuaikan diri dan kenal arah pembicaraan
 Tidak emosi
 Kontak dengan pembicara
 Merangkum
 Menilai
 Mendengarkan tanggapan
b. Pembicara

13
Ciri Pembicara yang Baik Menurut Djago Tarigan (1996 :194)
adalah sebagai berikut.
 Mampu memilih topik
 Menguasai materi
 Memahami latar belakang pendengar
 Mengetahui situasi
 Mampu merumuskan tujuan
 Mampu melakukan kontak dengan pendengar
 Kemampuan linguistik tinggi (kemampuan seseorang atau individu
dalam mengolah serta menggunakan kata dengan sangat baik, dilihat
dari lisan ataupun tulisan).
 Menguasai pendengar
 Memanfaatkan alat bantu
 Penampilan menyakinkan
 Berencana

D. CARA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN


BERBICARA
a. Cara meningkatkan keterampilan menyimak
MenurutMc. Cabe dan Bender dalam Tarigan , ada beberapa
langkah untuk meningkatkan keterampilan menyimak yaitu:
1) Menerima keanehan sang pembicara.
Penyimak rela atau mau menerima keanehan atau keganjilan yang
terdapat pada penampilan pembicara.
2) Memperbaiki sikap.
Penyimak tidak berpura-pura menyimak sementara pikirannya
telah melayang ke mana-mana.
3) Memperbaiki lingkungan.
Pilihlah tempat yang memungkinkan untuk menyimak lebih baik,
jangan memilih tempat duduk dekat pintu tempat para partisipan
keluar masuk.

14
4) Meningkatkan pembuatan catatan.
Dalam menyimak, sebaiknya apa yang disimak harus dicatat inti-
intinya saja. Catatan yang baik dan bermutu tidak tergantung pada
panjangnya catatan, tetapi pada ketepatan memilih butir-butir gagasan
yang penting dalam kalimat.
5) Menyaring tujuan menyimak yang spesifik.
Menetapkan tujuan khusus dalam menyimak akan membantu kita
memusatkan perhatian pada kegiatan menyimak. Andaikata kita
menyimak mempunyai tujuan menangkap garis besar argumen utama
sang pembicara maka sebaiknya kita memusatkan perhatian ke arah
yang dituju.
6) Memanfaatkan waktu secara bijaksana.
Kecepatan dalam menyimak jauh lebih cepat daripada kecepatan
berbicara. Oleh sebab itu, perlu direncanakan penggunaan waktu
secara diferensial. Arahkanlah penyimakan kepada sang pembicara dan
ramalkanlah ide-idenya yang baru. Gunakanlah waktu semaksimal
mungkin untuk menyimak pembicaraan yang sedang berlangsung.
7) Menyimak secara rasional.
Dalam menyimak harus disadari kadangkala kita mereaksi
emosional, ini dapat mempengaruhi kegiatan menyimak. Oleh sebab
itu, kita harus menahan emosi dengan cara memusatkan perhatian pada
pembicaraan yang sedang berlangsung.
8) Berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit.
Dalam menyimak biasakanlah berlatih menyimak bahan atau
materi sulit yang diutarakan pembicara. Perluaslah wawasan dengan
menerima tantangan karena dengan tantangan maka pengetahuan akan
bertambah.
b. Cara meningkatkan keterampilan berbicara
Ada banyak sekali cara untuk meningkatkan atau mengembangkan
keterampilan berbicara seseorang. Namun, hal itu juga kembali pada diri
seseorang itu sendiri. Jika mereka memang ingin melatih dirinya untuk

15
mengembangkan kemampuan dalam berbicara, maka hal yang mereka
lakukan tidak akan sia-sia. Berikut beberapa cara meningkatkan
keterampilan berbicara seseorang menurut para ahli.
 Menurut Ellis, Standal, Pennau dan Rummel (1989) kegiatan yang
dapat memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berlatih
menggunakan bahasa lisan antara lain diskusi,pelaporan, pengisahan
cerita, paduan suara, drama, improvusasi, dan kegiatan komunikasi
lisan yang lainnya.
 Gibbons (1993) menyarankan kegiatan yang dapat mendukung
aktivitas berbicara dalam pelaporan berupa informasi, yaitu dengan
menceritakan kembali pengalaman pribadi.
 Moffect (1968) menyarankan untuk membuka diskusi kecil atau
kelompok besar setiap harinya. Moffect mengajukan tiga jenis topic
diskusi, yakni :
1) Topik bilangan, baik untuk memperkenalkan anak pada butir-butir
dan katagori tertentu, misalnya jenis binatang, tumbuhan,
transportasi, mata pencaharian dan sebagainya.
2) Topik kronologi, memperkenalkan anak pada urutan kejadian atau
peristiwa. Misalnya menyusun rencana karya wisata,
mendiskusikan peristiwa kecelakaan, melakukan dan
mengorganisasikan eksperimen karya ilmiah dan sebagainya.
3) Topik perbandingan, memperkenalkan anak pada perbandingan
berbagai hal, misalnya membandingkan keindahan bunga,
binaatang dan alat-alat rumah tangga. Perbandingan tersebut
menyangkut persamaan dan perbedaan benda, barang atau hal .
Selain cara menurut para ahli diatas terdapat cara-cara dasar yang
berguna untuk mengembangkan kemampuan berbicara seseorang,
diantaranya:
 Kegiatan yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk
berlatih menggunakan bahasa lisan. Misalnya, pelaporan dan diskusi.

16
 Improvisasi. Hal ini digunakan untuk melatih berbicara,
mengembangkan imajinasi dan menentukan makna.
 Kegiatan komunikasi yang lain dapat mendorong aktivitas berbicara
seseorang, yaitu membawakan acara, member petunjuk, menggunakan
telepon, mengadakan wawancara, bermain drama, bermain peran,
seminar, memperkenalkan diri, menyampaikan komentar, menyanggah
atau mempertahankan pendapat, menolak permintaan dan lain-lain.

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menyimak merupakan kegiatan meresepsi, mengolah serta
menginterpretasi suatu permasalahan dengan melibatkan pancaindera
seseorang. Sedangkan berbicara ialah kemampuan mengucapkan kata-kata
dalam rangka menyampaikan atau menyatakan maksud, ide, gagasan,
pikiran, serta perasaan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan penyimak agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh
penyimak.
Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi
komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan
bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat
keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang, misalnya profesi
sebagai manager, jaksa, pengacara, guru dan wartawan.
B. SARAN
Kegiatan berbicara selalu diikuti oleh kegiatan menyimak. Bila
penyimak dapat memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara,
maka terjadi komunikasi yang tepat.
Maka dari itu penting bagi kita untuk selalu meningkatkan
kemampuan menyimak dan berbicara dalam kegiatan formal maupun
sehari-hari.

Daftar Pustaka

18
Pradani, Linggar. (2013, 28 Desember). Tujuan Menyimak. Dikutip
6 Oktober 2019 dari Wordpress:
https://linggarpradani.wordpress.com/keterampilan-menyimak/tujuan-
menyimak/
Share, Roi. (2016, Juni). Tujuan Menyimak. Dikutip 6 Oktober
2019 dari Blogspot: http://roishare.blogspot.com/2016/06/tujuan-
menyimak.html/
Subekti, Arif. (2011, 3 November). Cara Meningkatkan
Keterampilan Menyimak. Dikutip 6 Oktober 2019 dari Blogspot:
http://odazzander.blogspot.com/2011/11/cara-meningkatkan-keterampilan-
menyimak.html
Riadi, Muchlisin. (2013, 3 Juni). Pengertian, Tujuan dan Tes
Kemampuan Berbicara. Dikutip 6 Oktober 2019 dari Kajian Pustaka:
https://www.kajianpustaka.com/2013/06/pengertian-tujuan-dan-tes-
kemampuan.html?m=l
Sartika, Itha. (2013, 21 Oktober). Jenis-jenis Menyimak Bahasa
Indonesia. Dikutip 6 Oktober 2019 dari Blogspot:
http://ithasartika91.blogspot.com/2011/04/jenis-jenis-menyimak-bahasa-
indonesia.html
Iqbal, Ane. (2016, Januari). Pengertian, Tujuan, Unsur-Unsur,
Jenis-Jenis Berbicara dan Langkah-langkah menjadi Pembicara yang
Ideal. Dikutip 6 Oktober 2019 dari AneIqbal:
https://www.aneiqbal.com/2016/01/pengertian-tujuan-unsur-unsur-jenis-
berbicara-dan-langkah-menjadi-pembicara-ideal.html
Sampit, Remaja. (2012, April). Tahapan Menyimak. Dikutip 6
Oktober 2019 dari Blogspot:
http://remajasampit.blogspot/2012/04/tahapan-menyimak-berkala-tentang-
diri.html?m=l
Asep Supriyana. 2016. “Berbicara sebagai Proses” dalam
Berbicara sebagai Proses (hlm. 28-33).

19

Anda mungkin juga menyukai