Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOSA KATA DAN DIKSI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Mahpudoh, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Mustafa Kamal (11022300046)

Mega Lestari (11022300131)

Nailah Lisna O. (11022300102)

Siti Rohmah (11022300062)

Siti Muharomah (11022300109)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS BINA BANGSA

2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala Rahmat dan
karuniaNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kosa
Kata dan Diksi” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia.Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Kosa Kata dan Diksi” bagi
para pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Jika terdapat banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini mohon maaf
karena bagaimanapun juga penyusun masih dalam tahap pembelajaran.Oleh sebab itu
perlu adanya kritik dan saran yang membangun guna memberi masukkan kepada
penyusun sebagai pembuat makalah.Akhir kalimat, terima kasih dan semoga makalah
ini dapat menambah wawasan serta berguna kedepannya.

Serang, 09 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I......................................................................................................................... 1

A...Latar Belakang............................................................................................. 1
B...Rumusan Masalah........................................................................................2

BAB II....................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN....................................................................................................... 3

A...Konsep kata, kosa kata, dan diksi.............................................................. 3


B...Sumber Kosa Kata....................................................................................... 5
C...Kriteria Pemilihan Kosa Kata.................................................................... 6
D...Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi........................................................... 7

BAB III......................................................................................................................11

PENUTUP.................................................................................................................11

A...KESIMPULAN.............................................................................................11
B...SARAN.......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam dunia komunikasi dan penulisan, kosa kata dan diksi memegang peranan
penting dalam menyampaikan pesan dengan efektif.Kosa kata merujuk pada pilihan
kata-kata yang digunakan dalam bahasa kita, termasuk kata benda, kata kerja, kata
sifat, dan sebagainya. Di sisi lain, diksi merujuk pada pemilihan kata-kata yang penuh
dengan nuansa, makna, dan gaya, serta bagaimana kata-kata tersebut disusun dalam
kalimat.

Latar belakang topik ini penting karena penggunaan kosa kata yang tepat dan
diksi yang cermat dapat membuat perbedaan signifikan dalam sejauh mana pesan
disampaikan dengan jelas, meyakinkan, dan efektif kepada audiens. Kosa kata yang
kaya dan diksi yang tepat dapat membantu pembaca atau pendengar memahami
dengan baik apa yang ingin disampaikan oleh penulis atau pembicara. Sebaliknya,
penggunaan kosa kata yang kurang tepat atau diksi yang ambigu dapat menyebabkan
kebingungan atau kurangnya dampak dalam komunikasi.

Selain itu, perbedaan antara kosa kata dan diksi formal dan informal juga menjadi
relevan dalam konteks budaya, jenis teks, atau situasi komunikasi tertentu.Misalnya,
dalam penulisan akademik atau pidato formal, penggunaan kosa kata dan diksi yang
formal diperlukan untuk menciptakan kesan profesional dan meyakinkan. Di sisi lain,
dalam komunikasi sehari-hari atau teks informal, gaya bahasa yang lebih santai dan
kosa kata yang lebih umum mungkin lebih sesuai.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang kosa kata dan diksi, penulis dan
pembicara dapat lebih efektif mengomunikasikan ide dan pesan mereka,
mempengaruhi audiens, dan mencapai tujuan komunikasi mereka.Oleh karena itu,

1
pemahaman yang baik tentang topik ini sangat penting dalam berbagai konteks
komunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yg dimaksud dengan konsep kata,kosa kata,dan diksi?
2. Apa yang dimaksud dengan sumber kosa kata?
3. Bagaimana kriteria pemilihan kata?
4. Bagaimana klasifikasi kata bedasarkan diksi ?

2
BAB 1I

PEMBAHASAN
A. Konsep kata, kosa kata, dan diksi
a. Konsep kata

Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan
perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa.Secara linguistik, kata adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri,
terjadi dari morfem tunggal (misalnya batu, rumah, datang) atau gabungan
morfem (misalnya pejuang, pancasila, mahakuasa).Kata dapat juga diartikan Kata
dapat juga diartikan sebagai morfem atau kombinasi morfem yang oleh
bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk
yang bebas.

Dalam bahasa Indonesia secara umum, kata terdiri atas dua macam, yaitu kata
dasar dan kata bentukan. Kata dasar merupakan suatu kata yang utuh dan belum
mendapat imbuhan apa pun. Dalam proses pembentukan kata, kata dasar dapat
diacrtikan sebagai kata yang menjadi kata dasar bagi bentukan kata lain yang
lebih luas. Kata dasar lazim juga disebut sebagai bentuk dasar, kata asal, dan ada
pula yang menyebutnya sebagai kata dasar.Berbeda dengan itu, kata bentukan
merupakan kata yang sudah dibentuk dari kata dasar dengan menambahkan
imbuhan tertentu.Kata bentukan seperti ini lazim pula disebut dengan beberapa
istilah yang berbeda-beda, misalnya mengubah.Kata dasar ubah diberi imbuhan
meng-bentukannya menjadi mengubah.

b. Kosa Kata dan Diksi


Kosakata disebut juga dengan perbendaharaan kata, sedangkan diksi disebut
juga dengan pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk

3
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang
diharapkan) oleh penutur atau penulis.Kosakata dan diksi dipakai dalam
kalimat.Kata-kata yang digunakan dalam kalimat tersebut perlu dipilih secara
tepat, sehingga dapat mengungkapkan maksud secara tepat pula.Hal itu
dikarenakan dapat memudahkan pembaca memahami maksud penulis. Oleh
karena itu, ketika membuat kalimat bahasa Indonesia ragam formal, Anda harus
memilih, menimbang, dan menggunakan kata secara tepat atau disebut dengan
istilah diksi (Ermanto dan Emidar. 2018: 83).

Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari


dapat membuat seseorang tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan
maksudnya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan
dalam menggunakan kosa kata, dapat mempersulit diterima dan dipahaminya
maksud dari isi pesan yang hendak disampaikan.Oleh karena itu, agar tidak
terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana
pemakaian kata dalam komunikasi.Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi
atau pilihan kata.Menurut Enre (1988: 101) diksi atau pilihan kata adalah
penggunaan kata-kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang
ingin dinyatakan dalam pola suatukalimat.

Diksi atau pilihan kata merupakan aspek penting dalam kejelasan kalimat,
karena kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat
apa yang ingin disampaikannya baik lisan maupun tulisan. Jika pilihan kata tidak
tepat, selain dapatmenyebabkan komunikasi terputus, juga dapat mengganggu
kejelasan informasi yang disampaikan.

Menurut Arifin dan Tasai (1995:141), Diksi adalah pilihan kata.Maksudnya


kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Ketepatan memilih kata
dapat mengungkapkan gagasan secara tepat, sehingga pendengar atau pembaca

4
dengan mudah menangkap dan mengerti pesan atau ide yang hendak
akandisampaikan. Parera menambahkan (1991:00), Diksi adalah pilihan kata atau
penggunaan kata.Pilihan atau penggunaan kata yang dimaksudkan adalah
kemampuan memilih dan menentukan kata yang tepat dalam menyampaikan
gagasan. Jadi, diksi erat hubungannya dengan kemampuan menulis atau
berbicara dalam hal menyampaikan gagasan kepada pembaca atau pendengar..

B. Sumber Kosa Kata


Sumber kosa kata merujuk pada tempat atau asal usul di mana seseorang
memperoleh atau belajar kata-kata baru. Ini mencakup berbagai pengalaman
sehari-hari dan konteks di mana seseorang terpapar pada kosakata yang baru.
Sumber kosa kata bisa berasal dari berbagai tempat, dan berikut adalah beberapa
contohnya:

a) Pembacaan: Membaca buku, artikel, atau materi berbasis teks dapat


memperkenalkan kata-kata baru.

b) Interaksi Sosial: Berbicara dengan orang lain, baik dalam percakapan


sehari-hari, diskusi, atau aktivitas sosial lainnya.

c) Pendidikan Formal: Sumber kosa kata dari pengalaman pendidikan di


sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan formal lainnya.

d) Media: Berita, film, podcast, dan konten media lainnya dapat menjadi
sumber kata-kata baru.

e) Internet dan Teknologi: Penggunaan internet, aplikasi, dan platform


digital memberikan akses pada kosakata baru.

5
f) Pengalaman Pribadi: Perjalanan, pekerjaan, atau kegiatan khusus dapat
membawa kosakata yang terkait dengan pengalaman pribadi.

g) Penggunaan Teknologi Pembelajaran: Aplikasi pembelajaran bahasa,


kursus online, atau sumber belajar digital lainnya.

h) Kamus dan Sumber Referensi: Menggunakan kamus, tesaurus, atau


sumber referensi bahasa lainnya.

C. Kriteria Pemilihan Kosa Kata


Kriteria pemilihan kosa kata ada tiga, yaitu ketepatan, kecermatan, dan
keserasian/ kesesuaian. Berikut penjelasan nya :
1) Ketepatan
Ketepatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan memilih
kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat dan gagasan itu dapat
diterima secara tepat pula oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain,
pilihan kata yang digunakan harus mampu mewakili gagasan secara tepat dan
dapat menimbulkan gagasan yang sama pada pikiran pembaca atau
pendengarnya.
Ketepatan pilihan kata semacam itu dapat dicapai jika pemakai bahasa
mampu memahami perbedaan penggunaan kata-kata yang bermakna denotasi
dan konotasi, sinonim, eufemisme, generic dan spesifik, serta konkret dan
abstrak.
2) Kecermatan

Mustakim (2014: 56) mengemukakan bahwa kecermatan dalam

pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang benar-benar


diperlukan untuk mengungkapkan gagasan tertentu. Agar dapat memilih kata
secara cermat, pemakai bahasa dituntut untuk mampu memahami ekonomi

6
bahasa dan menghindari penggunaan kata-kata yang dapat menyebabkan
kemubaziran.
3) Keserasian/ Kesesuaian
Menurut Mustakim (2014: 73), keserasian dalam pemilihan kata
berkaitan dengan kemampuan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan
konteks pemakaiannya. Konteks pemakaian yang dimaksud dalam hal ini erat
kaitannya dengan faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan. Sedangkan
menurut Keraf (2010: 102), bahwa dalam kesesuaian dipersoalkan apakah kita
dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam semua
kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.

D. Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi


Secara umum, diksi dibagi menjadi dua jenis yaitu diksi berdasarkan makna
dan diksi berdasarkan leksikal. Berikut penjelasan kedua jenis diksi tersebut.
1. Klasifikasi kata berdasarkan makna :

a) Makna denotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.
Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata
secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna
konseptual. Kata makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam
mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah
makna denotatif. Makna denotatif disebut juga dengan istilah;
makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna
ideasional, makna referensial, atau makna proposional
(keraf, 2002:2080). Disebut makna denotasional, konseptual,
referensial dan ideasional, karena makna itu mengacu pada
referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi.

7
b) Makna konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul
sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata
makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.
Makna konotatif atau sering disebut juga makna kiasan, makna
konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Kata-kta yang
bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada
pembicaraaan atau karangan nonilmiah, seperti: berbalas pantun,
peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi, dan lain-lain. Karangan
nonilmiah sangat mementingan nilai-nilai estetika. Nilai estetika
dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata
konotatif agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata
kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif), tetapi
kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita
kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu adalah makna denotatif
atau konotaif.

2. Diksi Berdasarkan Leksikal


Diksi berdasarkan leksikal dibedakan menjadi delapan macam. Berikut
penjelasan dari macam-macam diksi berdasarkan leksikal.
a) Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki persamaan makna antara
satu kata dengan lainnya.

8
Penggunaan diksi sinonim ini bertujuan untuk membuat apa yang dituliskan
menjadi lebih cocok, sesuai dengan ekspresi yang ingin diungkapkan oleh
penulis.
Contohnya ketika penulis ingin menggambarkan kematian dengan kata mampus.
Namun, kata mampus merupakan diksi yang mengekspresikan hal kasar.
Sehingga mampus dapat digantik dengan kata lain seperti wafat, meninggal,
tiada atau lainnya yang memiliki ekspresi lebih halus untuk menggambarkan
kematian.
b) Antonim
Antonim merupakan kebalikan dari sinonim yang artinya adalah pemilihan
kata atau diksi yang memiliki makna berbeda atau berlawanan.
Beberapa contoh dari antonim seperti tinggi – rendah, kecil – besar, naik – turun,
sedih – senang, hemat – boros dan lain sebagainya.
c) Homonim
Homonim adalah pemilihan kata atau diksi yang memiliki ejaan atau
pelafalan yang sama dengan suatu kata, akan tetapi memiliki arti yang berbeda.
Beberapa contoh homonim adalah seperti bulan yang memiliki dua makna, yaitu
pertama satelit Bumi dan kedua sebagai penunjuk waktu bulan.
d) Homofon
Homofon merupakan pemilihan kata atau diksi yang memiliki makna dan
ejaan berbeda namun pelafalannya sama.
Contohnya seperti kata berdasarkan leksikal homofon bang dan bank. Keduanya
memiliki perbedaan makna dan ejaan, akan tetapi pelafalan dari kedua kata
tersebut terdengar mirip.
e) Homograf
Homograf adalah pemilihan kata atau diksi yang memiliki pelafalan dan arti
berbeda namun memiliki ejaan yang sama.
Contoh dari homograf adalah tahu. Dalam sebuah kalimat seperti, “Dia suka
dengan tahu goreng,” dan “Dia tahu tentang berita itu.”

9
Dua kalimat tersebut memiliki kata yang sama yaitu tahu, namun maknanya
berbeda.
Pada kalimat pertama, kata tahu bermakna nama makanan, sedangkan pada
kalimat kedua kata tahu bermakna mengetahui suatu hal.
f) Polisemi
Polisemi merupakan diksi atau frasa yang memiliki lebih dari satu arti.
Contohnya seperti bunga dalam kalimat “Seseorang yang menabung di bank,
akan mendapatkan bunga setiap bulannya,” dan kalimat “Dinda adalah bunga
desa yang diincar oleh banyak pria.”
Pada dua kalimat tersebut, kata bungan memiliki banyak makna dan berbeda,
pada kalimat pertama kata bunga dapat bermakna keuntungan atau tanaman,
sedangkan pada kalimat kedua kata bunga dapat bermakna kecantikan atau
idaman atau bahkan pujangga.
g) Hipernim
Hipernim adalah diksi yang mewakili banyak kata lainnya atau mencakup
makna dari kata lain.
Contoh pemilihan kata atau diksi berdasarkan leksikal hipernim ialah sempurna
yang memiliki makna bagus, luar biasa, baik, dan lainnya.
h) Hiponim
Hiponim adalah diksi yang dapat terwakilkan oleh kata hipernim.
Contohnya pemilihan kata yang berdasarkan hiponim adalah pada kalimat
berikut ini, ‘binatang liar di kebun binatang meliputi buaya, singa, rusa, gajah,
kuda dan lainnya.
Dalam kalimat tersebut kata binatang liar termasuk kata hipernim sedangkan kata
gajah, buaya, singa dan lainnya merupakan kata hiponim.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Kosa kata dan diksi memiliki peran penting dalam proses komunikasi. Kosa kata
merujuk pada berbagai kata yang dikenal dalam suatu bahasa, sedangkan diksi terkait
dengan pemilihan kata yang tepat dalam berkomunikasi.Keterkaitan antara kosa kata
dan diksi sangat erat, di mana kosa kata yang beragam memungkinkan penggunaan
diksi yang lebih variatif dan sesuai.Pilihan kosa kata yang luas memungkinkan
seseorang menyampaikan ide, emosi, dan informasi secara lebih tepat.Diksi adalah
hasil dari penggunaan kosa kata yang dipilih. Penggunaan kosa kata memengaruhi
gaya, formalitas, serta nuansa dalam komunikasi. Diksi yang tepat dapat menciptakan
kesan yang diinginkan, mempengaruhi audiens, dan menentukan keberhasilan pesan
yang disampaikan.Kosa kata dan diksi merupakan bagian utama dalam kemampuan
seseorang berkomunikasi dengan efektif. Pilihan kosa kata yang tepat mendukung
penggunaan diksi yang kuat, memengaruhi cara pesan disampaikan, dipahami, dan
diterima. Keduanya bekerja bersama-sama untuk membentuk komunikasi yang jelas,
kuat, dan bermakna.

B. Saran

Perkembangan kosakata yang luas serta pemilihan kata yang sesuai bisa diperoleh
melalui usaha untuk memperluas istilah yang dikenal, memperhatikan situasi dalam
penggunaan kata, dan mencari variasi kata-kata.Bersama dengan itu,
mempertimbangkan dampak emosional, imaji yang hendak disajikan, dan reaksi yang
diperoleh dari pendengar menjadi hal krusial.Dengan latihan secara berkelanjutan dan
pemahaman atas situasi, kosa kata serta pemilihan kata yang sesuai dapat
ditingkatkan, memperkuat kemampuan komunikasi yang lebih tajam dan efisien.

11
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, C., & Shinta, U. K. D. (2021).Kesulitan Pemilihan Diksi dan Strategi


dalam Penerjemahan. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1), 11-17.

Yahya, M., & Saddhono, K. (2018). Hubungan penguasaan kosakata dengan


kesalahan diksi dalam kalimat bahasa Indonesia mahasiswa BIPA level
akademik. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 1(2), 51-68.

Indriani, S., & Amalia, F. N. (2020).Kebiasaan Membaca, Penguasaan Diksi, dan


Kemampuan Menulis Teks Eksposisi. Jurnal Didactique Bahasa
Indonesia, 1(1).

Ismail, K. T., & Ramadhan, (2018).I. Analisis Kajian Unsur Kosa Kata dan Diksi
Analisis Kajian Unsur Kosa Kata dan Diksi di dalam Puisi “Tiga Tangga
Sama, Kau Daki Berulang Kali” Karya Taufiq Ismail.

Wiyanti, E. (2014). Peran minat membaca dan penguasaan kosakata terhadap


keterampilan berbicara bahasa Indonesia. Deiksis, 6(02), 89-100. Fajriyani,
N., Ridho, M. R., & Laili, Q. (2020). Analisis Kesalahan Berbahasa Di
Bidang Diksi Dalam Buku Panduan Upt Perpustakaan Iain Surakarta Edisi
2018. Jurnal Penelitian Humaniora, 21(1), 55-68.

Anda mungkin juga menyukai