Anda di halaman 1dari 23

MENGENAL KATA DAN ISTILAH

DALAM BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :
Denny Oktavina Radianto, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

Ananda Pratama Ferdiansyah

0322030004

TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

PUJI SYUKUR DIUCAPKAN KEHADIRAT ALLAH SWT ATAS


SEGALA RAHMATNYA SEHINGGA MAKALAH YANG BERJUDUL
MENGENAL KATA DAN ISTILAH DALAM BAHASA INDONESIA INI
DAPAT TERSUSUN SAMPAI DENGAN SELESAI. TIDAK LUPA
SENANTIASA MENGUCAPKAN TERIMAKASIH TERHADAP BANTUAN
DARI PIHAK YANG TELAH BERKONTRIBUSI DENGAN MEMBERIKAN
SUMBANGAN BAIK PIKIRAN MAUPUN MATERINYA.

DALAM PENULISAN MAKALAH INI PENULIS BANYAK


MENDAPAT BANTUAN DARI BERBAGAI PIHAK. OLEH KARENA ITU,
TERIMA KASIH KEPADA SEMUA PIHAK YANG TELAH
MEMBANTUPENULISAN MAKALAH INI.YANG TERUTAMA
TERIMAKASIH BANYAK KEPADA DOSEN PEMBIMBINNG YANG
TERCINTA BAPAK DENNY OKTAVINA RADIANTO TELAH MEMIMBING
DAN MEMBERIKAN ARAHAN YANG BAIK SEHINGGA DAPAT
MENYELESAIKAN MAKALAH INI

BAGI PENULIS SEBAGAI PENYUSUN MERASA BAHWA MASIH


BANYAK KEKURANGAN DALAM PENYUSUNAN MAKALAH INI
KARENA KETERBATASAN PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN .
UNTUK ITU PENULIS SANGAT MENGHARAPKAN KRITIK DAN SARAN
YANG MEMBANGUN DARI PEMBACA DEMI KESEMPURNAAN
MAKALAH INI.

SURABAYA, 08 OKTOBER 2022


PENYUSUN

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN……………………………………………………………..I
KATA PENGANTAR .......................................................................................... II
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG. ..................................................................................... 5
1.2 PERUMUSAN MASALAH ............................................................................. 6
1.3 TUJUAN ........................................................................................................... 6
1.4 MANFAAT ....................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KATA ATAU PILIHAN KATA ............................................ 7
2.2 SYARAT- SYARAT MEMILIH KATA YANG TEPAT. ............................... 9
2.3 PEMBENETUKAN KATA ............................................................................ 10
2.3.1 Kesalahan Pembentukan dan pemilihan Kata. ............................................. 10
2.4 DEFINISI ISTILAH. ...................................................................................... 10
2.4.1 TATA ISTILAH DAN TATA UMUM ....................................................... 10
2.4.2 ISTILAH KHUSUS DAN ISTILAH UMUM. ............................................ 11
2.5 KATA DASAR PERISTILAHAN ................................................................. 11
2.5.1 IMBUHAN PERISTILAHAN ..................................................................... 11
2.5.2 KATA BERIMBUHAN PERSITILAHAN ................................................. 12
2.5.3 KATA ULANG PERSITILAHAN .............................................................. 12
2.5.4 GABUNGAN KATA PERISTILAHAN ..................................................... 13
2.5.5 PERANGKAT KATA PERISTILAHAN .................................................... 13
2.6 ASPEK TATA BAHASA DALAM PERITILAHAN .................................... 14
2.6.1 PENGGUNAAN KATA DASAR ............................................................... 14
2.6.2 PROSES PENGIMBUHAN ........................................................................ 15
2.6.3 PROSES PENGULANGAN ........................................................................ 16
2.6.4 PROSES PENGGABUNGAN ..................................................................... 16
2.7 ISTILAH SINGKATAN DAN LAMBANG .................................................. 17

3
2.7.1 ISTILAH SINGKATAN .............................................................................. 17
2.7.2 HURUF LAMBANG. .................................................................................. 18
2.7.3 GAMBAR LAMBANG ............................................................................... 18
2.8 PERBEDAAN KATA DAN ISTILAH .......................................................... 21
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................... 22
DAFTAR PUSATAKA ........................................................................................ 23

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.

Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase,
klausa,dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran
tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya
membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus
dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah
dimengerti.Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi
harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak
dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut
harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.

Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam


bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu
mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh
karena itu, ketrampilan menulis atau mengarang membutuhkan grafologi,
struktur bahasa, & kosa kata.

Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa


kata. Kosakata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan
merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi
pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.

Di dalam istilah berisi kaidah yang mengatur bagaimana menggambarkan


lambang - lambang bunyi ujaran dan bagaimana menggambarkan hubungan antara
lambang - lambang itu baik pemisahan atau penggabungan dalam suatu bahasa.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan cerita
mereka. Diksi bukan hanya berarti pilih - memilih kata. Istilah ini bukan saja

5
digunakan untuk menyatakan gagasan dan menceritakan suatu peristiwa tetapi juga
meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan – ungkapan

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Adapun masalah yang akan dibahas dalam ini adalah hal sebagai berikut.

1. Pengertian diksi atau pilihan kata dalam Bahasa Indonesia

2. Pembentukan kata atau Istilah.

1.3 TUJUAN

Penulisan Makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam
Bahas Indonesia dan menghasilakan tulisan yang indah dan mudah untuk dibaca.
Sehingga makna dengan tepat pada setiap pilihan kata yang disampaikan.

1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata.

2. Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu meamnfaatkan kata – kata


tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan mudah dimengerti.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KATA ATAU PILIHAN KATA


Kata’kata’ dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia diambil dari Bahasa
Sansekerta yaitu khata yang berati konversasi, Bahasa, cerita, atau dongeng, namun
Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia kata ‘kata’ mengalami penyempitan arti
semantic menjadi ‘kata’.

Berikut ini adalah pendapat dari para ahli Bahasa mengenai konsep kata.

1. Kata adalah satuan – satuan terkecil yangf diperoleh sesudah sebuah kalimat
dibagi atas bagian-bagianya, dab mengandung sebuah ide (Keraf, 1991: 44)

2. Kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain setiap satuan
bebas merupakan kata (Kushartanti, 2005 : 151).

Dari pendapat diatas dapat dismpulkan bajwa yang dimaksud dengan kata
adalah satuan bebas, atau bentuk yang paling kecil, mampu berdiri sendiri, dan
sudah memmpunyai arti. Kata merupakan dua mcam satuan, ialah satuan fonologik
dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologi, kata terdiri satu atau beberapa suku,
dan suku itu terdiri dari satu atau beberapa donem. Sebagai satuan gramatik, kata
terdiri dari satu atau beberapa morfem.

Orang - orang Mesin mungkin akan jarang sekali menggunakan kata


hama, Trombosit, rabat, inflasi dan sebagainya. Mereka akan lebih sering
memakai kata ampere, Volt, poer syooly, lampu, Volmeter dan semya istilah bidang
Teknik Mesin. sementara itu seorang hakim akan terbiasa menggunakan
kosakata dan istilah bidang hukum. Maka dari itu, setiap orang memiliki penguasa
an istilah dan kata yang berbeda - beda menurut bidang kehidupan orangtersebut.
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai
derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.

7
 Ragam Beku (frozen) ; digunakan apada situasi hikmat dan sangat sedikit
memungkinakn keleluasan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan
upacara pengadilan.
 Ragam resmi (formal) ; digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada
pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
 Ragam konsultatif (consultative) ; digunakan dalam pembicararan yang
terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan
di sekolah dan di pasar, bahkan percakapan di perpesanan.
 Ragam santai (casual) ; digunakn dalam suasana tidak resmi dan dapat
digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
 Ragam akrab (intimate) ; digunakan di antara orang yang memiliki
hubungan yang sangat akrab dan intim.

Imbuhan spesifik ; digunakan untuk kata-akata tertentu (serapan asing). Akhiran : -


man, -wan, - wati, dan -ita. Sisipan : -in,--em,-el dan -er. KAidah pembentukan
dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut :

 Tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l,m,n,q,r atau w. Contoh : me-
+ luluh meluluh, me- + makan memakan.
 Me- mem- , jika huruf pertama kata dasaar adalah b,f,p, atau v. Contoh
: me- + fasilitas memfasilitas, me- + baca membaca, me- + pukul
memukul.
 Me- men- , jik ahuruf pertam kata dasar adalah c,d,j, atau t. Contoh :
me- + datang mendatang, me- + jilat menjilat.
 Me- meng, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vocal, k, g, h.
Contoh : me- + kikis mengikis, me- + kikir mengikir, me- +
gocek menggocek.

8
2.2 SYARAT- SYARAT MEMILIH KATA YANG TEPAT.
Ketepaatan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan
gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkna
atau dirasakan oleh penulis atau pembaca.

Syarat-syarat kata yang tepat :

1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat,


2. Membedakan secara cermat makna kata yang hamour bersinonim,
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya,
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat
senidir, jika pemahamanya belum dappat dipastikan kevalidanya, pemakai
kata harus menemukan maina yang tepat di dalam kamus,
5. Menggunkana imbuhan asing (jika diperlukan)
6. Harus memehami makna secara tepat,
7. Menggunakan kata-kata idiomatic berdasarkan susunan (pasangan) yang
benar,
8. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat,
9. Menggunakan kata yang berubah makna fengan cermat,
10. Menggunakan dengan cermat kata yang bersinonim, berhomofon, dan
berhomongrafi,
11. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.

Contoh :

Salah : Dengan persiapan yang baik, Timnas Indonesia U-17 merebut peringkat
pertama dalam kualifikasi Piala Asia U-17 2022, memang performa yang luar biasa
dari anak asuhan Shin Tae Young.

Benar : Dengan persiapan yang baik, Timnas Indonesia U-17 mendapat peringkat
pertama dalam kualifikasi Piala Asia U-17 2022, memang performa yang luar biasa
dari anak asuhan Shin Tae Young.

9
2.3 PEMBENETUKAN KATA
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar Bahasa Indonesia.
Dari dalam Bahasa Indonesia terbnetuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah
ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan.

2.3.1 Kesalahan Pembentukan dan pemilihan Kata.


Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesaahan pembentukan kata, yang sering di
temukan, baik dalam Bahasa lisan maupun bahas tulis.

 Penanggalan awalan meng-


 Penanggalan awalan ber-
 Peluluhan bunyi /c/
 Penyengauan kata dasar
 Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
 Awalan ke- yang kelirupemakaian akhiran -ir
 Padanan yang tidak seraso
 Pemakaian kada depan di, ke, dari, bagi, pada,. Daripada fan terhadap
 Pe nggunaan kesimpulan, keputusan, panalaran, dan pemukiman
 Penggunaan kata yang hemat
 Analogi
 Bentuk jamak dalam Bahasa Indonesia

2.4 DEFINISI ISTILAH.


Menurut kbbi isitlah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat meng-
ungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang
tertentu.

2.4.1 TATA ISTILAH DAN TATA UMUM


Tata istilah ialah perangkata peraturan pembentutkan istilah dan kumpulan istilah
yang dihasilkan. Tata nama istilah ialah perangkat peraturan penamaan beberapa
cabang ilmu, sepertu kimia dan biologi beserta kumpulan nama yang dihasilkannya.

10
2.4.2 ISTILAH KHUSUS DAN ISTILAH UMUM.
Istilah khusus ialah istilah yang pemakainya den/ atau maknanya terbatas pada
suatu bidang tertentu, sedangkan istilah umum ialah isitlah yang menjadi unsur
Bahasa yang digunakan secara umum.

Contoh :

 Istilah khusus : 1. Diagnosis

2. Pidana

 Istilah Umum : 1. Daya


2. Penilaian

2.5 KATA DASAR PERISTILAHAN


Kata dasar peristilahan ialah bentuk Bahasa yang dipakai sebagai sitilah dengan
tidak mengalami penurunan bentuk, atau yang dipakai sebagai alas istilah yang
berbrntuk turunan.

Contoh :
Bentuk Turunan
Kata Dasar
1. Pengimpor
1. Impor
2. Pengionian
2. Ion
3. Dikasasi
3. Kasasi
4. mengelola, dikelola, pengelola,
4. Kelola
pengelolaan
5. Proklamasi
5. Memproklamasi
6. Terap
6. Menerapkan, diterapkanm
terapan, penerapan

2.5.1 IMBUHAN PERISTILAHAN


Imbuhan persitilahan ialah bentuk yang dutabahkan pada bentuk dasar bentuk dasar
sehingga menghasilkan bentuk turunan yang dipakai sebagai istilah. Imbuhan
berupa awalan, alkhiranm dan sisipan atau gabunganya.

11
Misalnya :

 Pen + cacah Pencacah


 Lapis + an Lapisan
 Klorin + I Klorini
 Ke + jenuh + an Kejenuhan
 G + el + igi Geligi

2.5.2 KATA BERIMBUHAN PERSITILAHAN


Kata berimbuhan persitilahan ialah istilah (berbentuk turunan) yang terdiri atas kata
dasar dan imbuhan.

Misalnya:

Bersistem

Pendakwaan

Pemolimeran

Tersinar – X

2.5.3 KATA ULANG PERSITILAHAN


Kata ualng peristilahan ialah istilah yang berupa ulangan kata dasar seutuhnya atau
sebagainya, dengan atau tanpa pengimbuhan dan perubahan bunyi.

Misalnya :

Jari Jejari

Kuning Kekuning-kuningan

Langit Langit-langit

Pohon Pepohonan

Tua Tetua

Warna Warna-warni

12
2.5.4 GABUNGAN KATA PERISTILAHAN
Gabungan kata peristilahan ialah istilah yang terbrntuk dari beberapa kata.

Misalhnya :

Angaktan bersenjata

Komisaris utama

Pusat listrik tenaga air

Daya angkut

Persegi Panjang

2.5.5 PERANGKAT KATA PERISTILAHAN


PEranglat lata peristilahan ialah kumpulan isitlah yang dijabarkan dari bentuk yang
sama, baik dengan proses penambahanm penguranganm ,maupun dengan proses
penurunan kata.

Misalnya:

-sorb -erap
Absorb Serap
Absorbate Zat terserap, absorbat
Absorbent (nomina) Zat penyerap, absorben
Absorbent (adj) Berdaya serap
Absorber Penyerap
Absorpitivy Kedayaserapan, daya
serap jenis,
keabsorptifan
Absorptive Berdaya serap ,
absorptif
Absorbance, Daya serap, absorbans
absorbency
Absorbable Terserapkan

13
Absorbabilty Keterserapan ,
absorbabilitas
Absorption Penyerapan, serapan,
absorpsi
Adsorb jerap
Adsorbate Zat terjerap, absorbat
Adsorbent Zat penjerap, adsorben,
berdaya jerap
Adsorption Penjerap, jerapanm
adsorpsi
Resorb Mengerap kembali
Resorption Pengerapan Kembali;
erapan kembali

2.6 ASPEK TATA BAHASA DALAM PERITILAHAN

2.6.1 PENGGUNAAN KATA DASAR


Istilah dapat berbentuk kata dasar.

Missalnya :

Asam Volt

Sudut Newton

Gaya Watt

Jika bentuk dapat dipilih antara kata dasar dan kata turunan, bentuk kata
dasarlah yang diprioritaskan dengan syarat bahwa konsep dasasrnya tidak berubah

Misalnya :

Gulma lebih baik daripada tumbuhan pengganggu

Harga jual lebih aik daripada harga penjuaalan

14
2.6.2 PROSES PENGIMBUHAN
Perangkat isitlah berimbuhan menunjukan pertalian yang terartur antara bentuk dan
maknanya. Keteraturan itu hendaknya dimanfaatkan dalam pengungkapan makna
konsep yang berbeda-beda. Bentuk berimbuhan yang menunjukan pertalian makna
dapat digambarkan emlalui table berikut.

Bentuk Bentuk Berimbuhan


Dasar Verba Nomina
Pelaku / Alat Hal / Keadaaan /Tempat
Listrtik Berlistrik - Perlistrikan (hal berlistrik)
Senam Bersenamm Pesenam (yang Persenaman (hal tempat
bersenam) bersenam)
Tani Bertani Petani (yang Pertanian (tempat bertani)
bertani)
Tapa Bertapa Petapa (yang Pertapaan (hal tempat
bertapa) bertapa)
Ubah Berubah Per(r)ubah (yang Perubahan (hal atau
berubah) keadaan berubah)

Verba Pelaku/alat Proses Hasil


Mempercepat Pemercepat (yang Pemercepatan Percepatan (hasil
mempercepat) (proses memepercepat)
mempercepat)
Memperoleh Pemeroleh (yang Pemerolehan Perolehan (Hasil )
memperoleh) (proses
memperoleh)
Memeprsatukan Pemersatu (yang Pemersatuan Persatuan (hasil
mempersatukan) (proses mempersatukan)
mempersatukan)

15
Mengimpor Pengimpor (yang Pengimporan Imporan (hasil
mengimpor) (proses mengimpor)
mengimpor)
Mengubah Pengubah (yang Pengubahan Ubahan (hasil
mengubah`) (proses mengubah)
mengubah)

2.6.3 PROSES PENGULANGAN


Istilah yang mengungkapkan konsep keanekaan, jermiripanm kumpulan,
pengaburan, atau penampatan (generalisasi) dapat dibentuk dengan reduplikasi.

Misalnya :

Baris baris-berbaris

Daun dedaunan

Jari je-jari

Kacang kacang-kacangan.

2.6.4 PROSES PENGGABUNGAN


Istilah yang berupa gabungan kata sedapat-dapatnya berbentuk singkat mengikuti
contoh meja tulis, kerja sama, sekolah menengah.

Misalnya :

Angkat besi daya angkut

garis lintang balok kotak (box girder)

direktur muda getaran lintang (gertaran transvesal)

jembatan putar sistem tabung

tampak depan

Gabungan kata yang mewujdukan istilah dapat ditulis menurut tig acara
yang berikut, sesuai dengan aturan ejaan yang beralku

16
A. Gabungan kata ditulis terpisah

Misalnya :

Model linear Perwira Menengah

B. Gabungan kata ditulis dengan menggunakan tanda hubung, jika dirasa


oerlu menegaskan pengertian di anatra dua unsurnya.

Misalnya :

Dua-sendi Mesin-bubut

C. Gabungan kata ditulis serangkai

Misalnya :

Bumiputera olahraga syahbandar

2.7 ISTILAH SINGKATAN DAN LAMBANG

2.7.1 ISTILAH SINGKATAN


Istillah singkatan adalah bentuk istilah yang tulisanya dopendekan menurut tig
acara berikut.

a. Istilah yang bentuk tulisanya terdiri dari satu huruf atau lebih, tetapi yang bentuk
lisannya sesual dengan bentuk istilah lengkapnya.

Misalnya :

Cm yang dilisankan sebagai sentimeter

L yang dilisankan sebagai litter

Sin yang dilisankan sebagai sinus

Tan yang dilisakan sebagai tangen

b. Istilah yang bentuk tulisanya terdiri atas satu hurud atau lebih yang lazim
dilisankan huruf demi huruf.

Misalnya :

17
LBP (length between perpendicular) yang dilisankan l-b-p

KVA (kilo-volt-ampere) yang dilisankan k-v-a

TL (tube luminescent) yang dilisankan t-l

c. Istilah yang dibentuk dengan menanggalkan sebagaian unsurnya.

Misalnya :

Eskpress (yang berasal dari kereta api ekspress)

Harian (yang berasal dari surat kabar harian)

Kawat (yang berasal dari surat kawat)

Lab (yang berasal dari laboratorium)

2.7.2 HURUF LAMBANG.


Huruf lambing ialah satu huruf atau lebih yang melambangkan konsep dasar ilmiah
seperti kuantitas, satuan, dan unsur . Huruf lambang tidak diberi titik di
belakangnya.

Misalnya :

F gaya

N newton

T torque

2.7.3 GAMBAR LAMBANG


Gambar lambang ialah gambar atau tanda lain yang melambangkan konsep ilmiah
menurut konvensi bidang ilmu yang bersangkutan.

Misalnya :

∑ jumlah beruntun (matematika)

~ setara (matematika)

× disalngkan dengan (biologi)

18
PP pianissimo, sangat lembut (music)

F forte, nyaring (music)

2.8 CONTOH DAFTAR ISTILAH DALAM TEKNIK MESIN

Teknik : seperangkat kemampuan tertentu yang didasari oleh pengetahuan dan


keterampilan

Teknologi : suatu cabang antropologi budaya yang berhubungan dengan studi


terhadap kebudayaan materi (alat2, pakaian, Gedung, kendaraan, dan proyek

Mekanik : orang ahli mesin, hub antara mesin dan engine

Teknologi mekanik : suatu ilmu yang mempelajari semua usaha (operation) untuk
mengubah bahan mentah (raw material) menjadi bahan jadi dengan tidak mengubah
sifat-sifat kimia dari pada material tersebut.

Mesin : alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk
melakukan atau alat membantu mempermudah pekerjaan manusia

Machine: adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi
untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia, yang beroprasi di
tempat (diam).

Engine adalah komponen pada suatu alat yang berfungsi sebagai penggerak utama
dari alat tersebut.

Mesin adalah semua komponen yang mencakup semua bagian dari suatu alat
termasuk bagian penggerak dan bagian-bagian yang lainnya..

19
Motor listrik : alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
Generator atau dynamo alat yang berfungsi mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik.

Alat atau perkakas : benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan sehari-
hari. Beberapa contoh alat adalah palu, tang, gergaji, dan cangkul.

Konvensional : proses pemotongan bahan keras dengan alat potong yang lebih keras
(pisau segitiga2 buah)

Nonkonvensional : proses pemotongan bahan keras dengan alat potong yang lebih
lunak (ai, api, laser dll)

Produksi : suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu barang
atau menciptakan hal baru, sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan
.

Sekrup : paku besi yang bagian ujungnya runcing dan tubuhnya berulir.

Baut : batangan yang berulir dibagian luar

Mur : pasangan dari baut yang berulir didalamnya

Roda : objek berbentuk lingkaran yang bergerak berputar pada porosnya

Poros : suatu bagian stasiomer yang berputar

Automotive : berhubungan dengan kendaraan/mobil

20
Mesin bubut : suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong/menyatat
benda yang diputar.

Mesin drilling (bor) : alat yang digunakan untuk melubangi benda.

Alat potong : suatu alat yang digunakan untuk menyayat benda kerja

Trasmisi : suatu system yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan putaran
dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yan gberbeda – beda untuk diteruskan ke
penggerak kerja

Mesin frais : mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya dengan
menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak
yang berputar (multipoint cutter).

Mesin bor : suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah
pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).

Pengeboran : operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja


dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut BOR.

Alat ukur : alat untuk membandingkan besaran yang tergantung oada suatu benda
dengan besaran standar

2.8 PERBEDAAN KATA DAN ISTILAH


Perbedaanya terdapat dalam jumlah makna. Dalam kata terdapat
banyakmakna, misalnya saya adalah pemenang Kata saya mempunyai banyak
makna. Bisa bermakna sang pembaca, sang penulis, atau yang lain.sedangkan
istilah mempunyai satu makna. Misalnya, embrio adalah salahsatu ilmu yang di
pelajari dalam biologi. Istilah embrio mempunyai arti satu yaitu janin. meskipun
membuat 4 kalimat dengan istilah embrio,maknanya akan tetap. Jadi,
semua kata tidak dapat menjadi istilah, tetapisemua istilah dapat menjadi kata.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama bagi seorang
pengarangmaupun untuk penulisan gagasan serta ungkapan. Penguasaan dalam
mengolahkata juga menjadi faktor penting untuk menghasilkan tulisan yang indah
dan enak di baca, sehingga makna dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin
disampaikan.

 Diksi adalah kemampuan penulis untuk mendapatkan kata agar dalam pem
bacan dan pengertiannya tepat. Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari
bahasa asing yang sudah sesuai dengan EYD
 Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambangyang
dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atausifat
yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

22
DAFTAR PUSATAKA

Falhami, 2010. Istilah Khusus Kalimat Dalam Teknik Perkapalan

Ilmu Mesin, 2019. Istilah-Istilah dan Materi Dasar Teknik Mesin

Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia

Moecliono, Anton M. 1982. “Diksi atau Pilihan Kata : Suatu Spesifikasi di


dalam kosa kata ” Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indoneisa. Jilid III.
Nomer 3. Jakarta : Bharata.

Suwadjono , 1988. Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI). Nomer


G389/U/1988. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiono, 1985. Istilah Teknik Perkapalan. Jakarta

Teknika, 2013. Istilah Istilah dalam Permesinan Kapal

23

Anda mungkin juga menyukai