OLEH
Nim : (12210211430)
2023/2024
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
hidayahnya sehingga, Alhamdulillah makalah ini dapat penulis selesaikan dengan judul
materi “ Diksi “dengan baik. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat kepada
nabi Muhammad SAW, yang telah berhasil memperjuangkan agama islam yang mulia
ini beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Welli
marlisa M.Pd selaku dosen mata kuliah bahasa indonesia yang telah memberikan dan
mentrasferkan ilmunya kepada penulis dan teman-teman. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusuna tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, karena adanya keterbatasan
ilmu pengetahuan yang kami miliki. Namun, demikian kami berharap semoga isi tugas
ini dapat benar-benar bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca
umumnya. Selain itu juga kami berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca
demi terwujudnya kesempurnaan tugas ini.
Fastabiqul Khairat
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Diksi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia diksi, diksi adalah penggunaan kata
yang tepat dan selaras dalam penggunaanya sehingga memberikan kesan, makna, dan
efek sesuai harapan.
Diksi dalam artian yang pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis dan pembicara. Artian yang kedua adalah enusiansi kata. seni
bicara yang jelas sehingga dapat di pahami oleh pendengar. Diksi adalah pilihan kata.
Pilihan kata merupakan kegiatan untuk memilih kata secara tepat dan sesuai dalam
mengungkapkan maksud dan tujuan kepada penyimak atau pembaca baik secara lisan
maupun tulisan. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan
untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan
gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Diksi sangat menetukan gaya bahasa. Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan
dan kesesuaian pilihan kata. Kata, kalimat, paragraph, atau wacana menjadi efektif jika
diungkapkan dengan gaya bahasa yang tepat. Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya
suasana, kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian atau realita. pemakaian
diksi yang baik akan membantu pembicara dan pendengar menyelesaikan masalah,
begitupun sebaliknya. Gagasan atau ide akan sulit berterima jika diksi yang digunakan
salah sasaran atau tidak sesuai kontek pembicaraan dan pendengar.
Selain itu, pilihan dan kesesuaian kata yang didukung dengan tanda baca pula
yang tepat dapat menimbulkan nada kebahasaan, yaitu sugesti yang terekspresi melalui
rangkaian kata yang disertai penekanan mampu menghasilkan daya persuasi yang
tinggi.
Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir
sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih kata yang tepat,
melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di
mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai rasa
masyarakat pemakainya.
2. Fungsi Diksi
10. Memudahkan pembaca atau pendengar dalam memahami arti kata, makna
kalimat dan gagasan yang ingin disampaikan.
B. Contoh Diksi
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini, karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan
global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub. Tumbuhan akan mengubah
arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut
malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini
disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga
akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya
matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan
(lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara
rata-rata sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di
seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai
akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah.
Contoh diksi :
C. Kosa Kata
Menggunakan Kosakata Yang Baik dan Benar
Dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut untuk
memilih dan menggunakan kosakata bahasa yang benar. Kita harus bisa membedakan
antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis maupun lisan.
Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan memakai bermacam
ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa
bukan didapat secara warisan atau turunan melainkan diperoleh melalu proses
belajar, baik melalui latihan maupun pengalaman. Kualitas keterampilan berbahasa
seseorang sangat dipengaruhi pada kualitas dan kuantitas kosakata yang
dimilikinya Semakin kaya kosakata yang dimiliki, semakin terampil pula dalam
berbahasa. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kosakata yang
baik dan benar adalah sebagai berikut :
1) Sinonim adalah Kata yang memiliki persamaan arti. Contoh: Kata buruk dan
jelek, mati dan wafat.
Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk, kata besar.berantonim dengan kata
kecil.
3) Homonim adalah Kata yang memiliki persamaan bentuk beda arti. Contoh:
buku (tulang) dan buku (kitab).
4) Homofon = Kata yang memiliki persamaan bunyi beda arti. Contoh: bank dan
bang.
5) Hiponim adalah Kata turunan dari kata lainnya. Contoh: melati hiponim dari
bunga
6) Hipernim adalah Kata turunan yang merupakan bagian dari kata lainnya. Contoh:
bunga hipenim dari melati. Mawar dan dahlia.
7) Homograf adalah kata yang memiliki tulisan yang sam namun bunyi dan arti yang
berbeda. Contoh: saya sudah sampai di serang. Bagas diserang kawanan begal.
8) Polisemi adalah kata yang menunjukkan satuan bahasa yang dapat memiliki
banyak makna. Contoh: anak asuh, anak durhaka, anak tangga, anak sholeh.
1) Kata bermakna Denotasi adalah kata yang bersifat umum dan secara langsung.
Contoh : Marini menanam bunga dihalaman rumahnya.
2) Kata bermakna Konotasi adalah kata yang bermakna kias (bukan sebenarnya) atau
makna ungkapan. Contoh: Marini merupakan bunga desa dikampung halamannya.
Contoh: Para mahasiswa mampu menyampaikan inspirasi lewat puisi, prosa, dan
kegiatan-kegiatan lain karena adanya kebebasan yang diberikan pihak universitas.
2) Konkret adalah Kata yang digunakan untuk mengungkapkan hal yang nyata.
Contoh : Keadaan kesehatan di lingkungan itu sangat memprihatinkan, hal ini terlihat
dari banyaknya anak yang menderita cacingan, kudisan, dan kuorsior.
1) Kata umum adalah Kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak
hal.
2) Kata khusus adalah Kata yang sempit/ terbatas ruang lingkupnya. Contoh kata
khusus: Yamaha, nokia, kerapu, kakak tua, sedan.
Contoh jargon: (situasi dan kondusi), pro dan kon (pro dan kontra), kep (kapten), dok
(dokter), prof (professor).
2) Slang adalah Kata-kata yang biasa dipakai para remaja dalam berkomunikasi.
Tercipta karena para pemakai ingin berbeda dari orang kebanyakan.
6. Perubahan kata
1) Amelioratif : Makna kata sekarang lebih baik dari makna kata asalnya.
3) Sinestesia : Makna kata yang timbul karena tanggapan dua indera yang berbeda.
Contoh : Panjang tangan, bermuka dua, dll.
4) Asosiasi : Makna kata yang timbul karena persamaan sifat. Contoh : Amplop =
Sogokan.
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar, terutama
dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.
Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer
digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan,
kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau pendidikan. Yang juga
terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun
desertasi.
Kata Baku Tidak Baku
Apotek Apotik
Atlet Atlit
Bus Bis
Cenderamata Cinderamata
Konkret Konkrit-kongkrit
Sistem Sistim
Telepon Tilpon-telpon
Utang Hutang
Pelanggan Langganan
Hakikat Hakekat
Jadi, dalam menggunakan kosakata kita perlu memperhatikan apakah kosakata yang kita
gunakan sudah baik dan benar, agar orang lain dapat memahami dan tidak salah
mengartikan sesuatu atau gagasan yang kita ungkapkan.
D. Pergeseran Makna
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni:
masalah makna dan relasi makna :
• Makna sebuah kata atau sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu
berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok
yaitu :
1. Makna Leksikal
Makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera
/ makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contoh: Kata tikus,
makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu
mati diterkam kucing).
2. Makna Gramatikal
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang
dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya
yang lebih kecil dan ukuran badannya normal.
Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif
tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan
kata tersebut. Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral,
artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim
dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan
senang bila dikatakan ramping.
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari
konteks atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis
binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”. Makna asosiatif adalah makna yang
dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan
suatu yang berada diluar bahasa . Contoh: Kata melati berasosiasi dengan suatu yang
suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani / paham komunis.
Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai
faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi
jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna
orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang
berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan. Makna istilah memiliki makna
yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya
digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di atas
masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang
ditahan sehubungan suatu perkara.
Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti
sebenarnya. Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja siang bermakna matahari.
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi
yang baik harus memenuhi syarat, seperti :
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan kawanku. Udara disana
sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun
pulang tak lama kemudian.
2. Liburan tahun ini Aku dan kawanku berencana untuk pergi ke pantai.
Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah
disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang
berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami.
Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang.
· Makin luas ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum
suatu kata, maka semakin terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam
pemaknaannya.
Misalnya:
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak
hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan
ikan mas. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan,
sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele,
tawes, dan ikan mas.
Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor
dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau
sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang
ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di
sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan. Makna istilah memiliki makna yang tetap
dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan
dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat
umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan
sehubungan suatu perkara.
Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase,
maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik
unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata
ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut
makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.
Ada beberapa pendapat tentang gaya bahasa. Bila gaya dipandang secara
umum, kita dapat mengatakan bahwa gaya bahasa adalah cara mengungkapkan diri
sendiri, baikmelalui bahasa, tingkah laku, berpakaian dan sebagainya. Dilihat dari segi
bahasa, gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa.Gaya bahasa memungkinkan
kita dapat menilai pribadi, watak dan kemampuan seseorang yang mempergunakan
bahasa itu. Semakin baik gaya bahasanya, semakinbaik pula penilaian orang
terhadapnya, semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian
yangdiberikan kepadanya.Gaya bahasa adalah bahasa yang indah yang dipergunakan
untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan
suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata
penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu
Gaya bahasa dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang memberikan ciri
khas pada sebuah teks, menjadikan teks itu semacam individu bila dibandingkan
dengan teks-teks lainnya.
Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut majas adalah cara
penutur mengungkapkan maksudnya. Banyak cara yang dapat dipakai untuk
mengungkapkan maksud. Ada cara yang memakai perlambang (majas metafora,
personifikasi) ada cara yang menekankan kehalusan (majas eufemisme, litotes) dam
masih banyak lagi majas yang lainnya. Semua itu pada prinsipnya merupakan corak
seni berbahasa untuk menimbulkan kesan tertentu bagi mitra komunikasi kita
(pembaca/pendengar).
Sebelum menampilkan gaya bahasa tertentu ada enam faktor yang
mempengaruhi tampilan gaya bahasa seorang komunikator dalam berkomunikasi
dengan mitranya, yaitu :
a) Cara dan media komunikasi : lisan atau tulisan, langsung atau tidak langsung,
media cetak atau media elektronik.
Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa dalam bentuknya yang lengkap, gaya
yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang dipergunakan
oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik dan terpelihara. Gaya
bahasa resmi biasa kita jumpai dalam penyampaian amanat kepresidenan, berita
negara, khotbah-khotbah mimbar, tajuk rencana, pidato-pidato yang penting,
artikel-artikel yang serius atau esai yang memuat subyej-subyek yang penting,
semuanya dibawakan dengan gaya bahasa resmi.
Dalam gaya bahasa percakapan, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan
kata-kata percakapan. Kalau dibandingkan dengan gaya bahasa resmi dan tak resmi,
maka gaya bahasa percakapan ini dapat diumpamakan sebagai bahasa dalam pakaian
sport. Itu berarti bahasanya masih lengkap untuk suatu kesempatan, dan masih
dibentuk menurut kebiasaan-kebiasaan, tetapi kebiasaan ini agak longgar bila
dibandingkan dengan kebiasaan pada gaya bahasa resmi dan tak resmi.
Contoh: berikut adalah hasil rekaman dari sebuah diskusi dalam seminar
Bahasa Indonesia tahun 1996 di Jakarta. Pertanyaan yang pertama, di sini memang
sengaja saya tidak membedakan antara istilah jenis kata atau word classes atau parts of
speech. Jadi ketiganya saya artikan sama di sini. Maksud saya ialah kelas-kelas kata,
jadi penggolongan kata, dan hal itu tergantung kepada dari mana kita melihat dan
dasar apa yang kita pakai untuk menggolongkannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama bagi seorang pengarang
maupun untuk penulisan gagasan serta ungkapan. Penguasaan dalam mengolah kata
juga menjadi faktor penting untuk menghasilkan tulisan yang indah dan enak di baca.
Kosa kata sebaiknya dapat membedakan ragam bahasa baku dan ragam bahasa
tidak baku, baik tulis maupun tertulis. Seperti sinonim, antonim, homonim, homofon,
hiponim, hipernim, homograf, polisemi, denotasi, konotasi, abstrak, konkret, kata
umum, kata khusus, jargoan, slang, amelioratif, peyoratif, sinestesia, asosiasi, kata
ilmiah dan kata popular.
Makna sebuah kata atau sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu
berdiri sendiri. Seperti makna leksikal dan makna gramatikal, makna referensial dan
nonreferensial, makna denotatif dan konotatif, makna konseptual dan makna asosiatif,
makna kata dan makna istilah, makna idiomatikal dan peribahasa, makna kias dan
lugas, makna umum dan khusus, makna idiomatikal dan peribaha,makna kata dan
makna istilah.
Gaya bahasa atau langgam bahasa sering juga disebut majas adalah cara penutur
mengungkapkan maksudnya. Seperti dalam gaya bahasa resmi, gaya bahasa tak resmi,
dan gaya bahasa percakapan yang menggunakan majas personifikasi, ironi,
hiperbola,dan lain-lain.
1. Kritik
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah bahasa
indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali
masyarakat dihadapkan pada situasi dan kokondisi berbahasa yang tidak mendukung.
Maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa
Indnesia yang baik dan benar dalam komunikasinya sehari- hari,masyarakat sering
terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah.
2. SARAN
Cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan. untuk
membaca singkatan kata (termasuk kata asing selain akronim),begitu juga dengan
dalam pemilihan kata (diksi) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang
berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.
Sebagai seorang mahasiswa, perlu sekali mempelajari dan memahami bagaimana
penggunaan diksi yang tepat dan cermat karena seorang mahasiswa itu selalu
dibebankan dan berkelut dengan karya-karya tulis dalam setiap tugas perkuliahannya.
DAFTAR PUSTAKA
(http://dinamika.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/
28102008121137_PAPER_BAHASA_INDONESIA1_fix.doc)
(http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+
bahasa+indonesia&star=10&sa)
Syamsuri, Andi Sukri. 2014. ”bahasa Indonesia mata kuliah dasar umum”. Makassar:
Pustaka Lontara.