Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIDKAN

Tentang

PENDIDIKAN PERKEMBANGAN INDIVIDU

Dosen Pengampu: Drs. Jalius

DISUSUN OLEH:

ANDANI MERCY RIDHA.I(19045114)

AHMAD RIDWAN (19045113)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, nikmat, dan hidayah Nya.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa

sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang seluruh

ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya kebaikan. Sehingga Penyusun dapat

menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun agar pembaca dapat

memperluas ilmu tentang "Wawasan Tentang Filsafat Pendidikan", yang penulis sajikan

berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan

berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.

Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga

memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun menyimpulkan bahwa tugas mandiri

ini masih belum sempurna, oleh karena itu Penyusun menerima saran dan kritik, guna

kesempurnaan tugas ini dan bermanfaat bagi Penyusun dan pembaca pada umumnya

Padang, 11 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan masalah.................................................................................
C.Tujuan................................................................................................... .
BAB II PEMBAHASAN
A. Kemampuan Manusia Untuk Belajar dari Pengalaman Orang Lain......
B. Jenis-jenis Pendidikan Berdasarkan Sifatnya.......................................
C. Pendidikan dan Kemajuan Sosial........................................................

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan.........................................................................................
B.Saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Individu yang berkualitas sebagai makhluk yang paling menakjubkan dan paling tinggi

derajatnya diantara para makhluk Allah serta mempunyai perkembangan yang optimal dari

empat dimensi kemanusiaan, yaitu dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi

kesusilaan dan dimensi keberagamaan itulah yang disebut manusia seutuhnya. Manusia

seutuhnya mampu menciptakan dan mampu memperoleh kesenangan dan kebahagiaan bagi

dirinya sendiri dan lingkungannya berkat pengembangan optimal segenap potensi yang ada

pada dirinya (dimensi keindividualan), seiring dengan pengembangan suasana kebersamaan

dengan lingkungan sosialnya (dimensi kesosialan), sesuai dengan aturan dan ketentuan yang

berlaku (dimensi kesusilaan), dan segala sesuatunya itu dikaitkan dengan pertanggungjawaban

atas segenap aspek kehidupannya di dunia terhadap kehidupan di akhirat kelak kemudian hari

(dimensi keberagamaan).Setiap individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan

kehidupannyamelalui beberapa periode atau fase-fase perkembangan.

B.Rumuan Masalah

1. Apa kemampuan manusia belajar dari pengalaman orang lain?

2. Apa Jenis-jenis Pendidikan Berdasarkan Sifatnya?

3. Apa Pendidikan dan Kemajuan Sosial?


C.Tujuan

A. Utuk mengetahui bagaimana kemampuan manusia belajar dari pengalaman orang lain

B. Utuk mengetahui bagaimana Jenis-jenis Pendidikan Berdasarkan Sifatnya

C. Utuk mengetahui bagaimana Pendidikan dan Kemajuan Sosial


BAB II

PEMBAHASAN

A.     Kemampuan Manusia Untuk Belajar dari Pengalaman Orang Lain


Seorang filsuf Yunani mengatakan, “orang pandai belajar dari pengalamannya dan orang
bijak belajar dari pengalaman orang lain, tetapi orang bodoh tidak belajar apapun.”
Cara belajar yang lebih cepat dan efisien adalah belajar dari pengalaman orang lain. Kita bisa
mengambil pelajaran tanpa harus mengalami trial and error terlebih dahulu.
Pembelajaran dari pengalaman orang-orang sukses dapat dimulai dengan membaca buku-
buku yang mereka tulis, karena buku merupakan pemikiran-pemikiran terbaik penulisnya. Buku
juga merupakan rangkaian pengalaman kegagalan dan kesuksesan seorang tokoh atau penulisnya
sendiri yang disusun secara sistematis.
Berikut alasan kenapa kita harus belajar dari pengalaman orang lain, yaitu sebagai berikut :
1.      Kita jadi semakin paham terhadap apa yang seharusnya kita lakukan agar berhasil.
2.      Pengalaman butuh waktu dan energi
3.      Menghemat waktu dan energi
Karena kita tidak harus mengalami semuanya dulu untuk belajar dari pengalaman, sehingga kita
dapat menghemat waktu dan energi untuk hal yang sifatnya strategis.

Langkah-langkah belajar dari pengalaman orang lain, yaitu :


1.      Menemukan seseorang yang telah lebih dulu sukses mencapai tujuan atau pencapaiannya.
2.      Perhatikan perjalanan hidupnya dalam meraih kesuksesan.
3.      Mengambil pelajaran dari kegagalan mereka sebagai proses menemukan kesuksesan.
4.      Padukan antara pengalaman mereka dengan potensi dan keterampilan yang kita miliki serta
sesuaikan dengan kondisi dilapangan.

B.    Jenis-jenis Pendidikan Berdasarkan Sifatnya


1.       Pendidikan didalam keluarga

      Orang tua yaitu ayah dan ibu sangat penting peranannya di dalam keluarga terhadap
pendidikan anaknya. Keluarga merupakan suatu kelompok yang terdiri dari ayah, ibu dan anak .
Ayah dan ibu ada ikatan perkawinan yang syah, sedangkan anak merupakan anak kandung atau
dapat pula anak adopsi. Dapat pula terjadi didalam suatu keluarga masih ada anggota keluarga
yang lainnya selain ayah , ibu, anak masih ada lagi yaitu paman, bibik, kakek, nenek dan
sebagainya. Anak yang hidup didalam keluarga berinteraksi dengan semua anggota keluarga.
Oleh sebab itu sebaiknya seluruh anggota keluarga ikut serta memberikan pengaruh yang baik
terhadap anak di rumah agar setiap anak di rumah dapat terbentuk karakter yang baik.

       Seluruh anggota keluarga seharusnya memberikan pengaruh yang mengandung unsur-unsur


pendidikan dan mengadakan interaksi, pergaulan dengan anak yang berupa interaksi dan
pergaulan pendidikan. Penanaman nilai-nilai kebaikan, akhlak mulia,nilai-nilai religius, nilai-nilai
karakter yang baik haruslah selalu ditanamkan kepada anak didalam keluarga sehingga anak akan
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berkarakter, berakhlak mulia.        Anak adalah
generasi penerus yang perlu dididik agar kelak mereka dapat menjadi anak yang bermanfaat bagi
dirinya sendiri, bagi keluarga dan bagi bangsa dan bagi sesama umat manusia didunia.

2.       Pendidikan persekolahan
        Sekolah sebagai tempat pembelajaran, ada beberapa alternative yang dapat dilakukan sesuai
dengan situasi dan kondisi sekolah, antara lain :

a.         Pembelajaran yang mendidik.

 Dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang mendidik , perlu pula dikemukakan bahwa
setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh guru dalam rangka kegiatan pembelajaran
akan membawa berbagai dampak atau efek kepada siswa.

Efek proses pembelajaran merupakan efek langsung dari tujuan dan bahan ajar yang menjadi
pesan dari pembelajaran, terutama dari tujuan khusus pembelajaran.

Oleh sebab itu guru perlu menguasai teori pendidikan, psikhologi pendidikan, landasan
filosofis pendidikan ,menguasai didalam bidangnya atau memiliki keahlian didalam bidangnya,
bertanggung jawab dan berprilaku etis.

b.       Penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

              Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, setiap kegiatan menyusun program,


melaksanakan program, mengevaluasi, menganalisis, dan melaksanakan kegiatan tindak lanjut,
kegiatannya meliputi :

1.      Layanan orientasi.

2.      Layanan informasi.

3.      Layanan penempatan dan penyaluran.

4.      Layanan pembelajaran.

5.      Layanan konseling individual.

6.      Layanan bimbingan kelompok.

7.      Layanan konseling kelompok.

8.      Layanan konsultasi.

9.      Layanan mediasi.

10.  Layanan penguasaan conten.

11.  Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling.

12.  Himpunan data.

13.  Konferensi kasusu.

14.  Kunjungan rumah.

15.  Alih tangan kasus.

16.  Tampilan pustaka.
c.       Peningkatan mutu guru.

        Upaya untuk peningkatan mutu guru dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
diantaranya adalah :

1.      Memberi kesempatan kepada guru untuk menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi agar lebih profesional dalam bekerja.

2.      Memberi tugas belajar terhadap guru, untuk belajar atau melanjutkan kejenjang pendidikan
yang lebih tinggi.

3.      Mengirimkan guru untuk mengikuti penataran.

4.      Mengirimkan guru untuk mengikuti pendidikan pelatihan.

5.      Mengirimkan guru untuk mengikuti MGMP.

6.      Sekolah menyelenggarakan work shop atau mengirimkan guru untuk mengikuti work shop.
Dan lain sebagainya.

d.       Pengembangan perpustakaan sekolah.    

          Perpustakaan sekolah menjadi pusat sumber belajar. Alangkah baiknya media pembelajaran
ada didalam perpustakaan sekolah. Sehingga didalam perpustakaan sekolah lengkap ada media
untuk pembelajaran atau sebagai multi media yang dapat dimanfaatkan untuk proses
pembelajaran dan proses belajar.

e.        Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah.

    Berbagai program pengelolaan di sekolah perlu dikembangkan. Program pengelolaan


kurikulum, program pengelolaan kesiswaan, program pengelolaan sarana prasarana,program
pengelolaan hubungan masyarakat perlu ditingkatkan dan di mantapkan. Selain itu perlu
ditingkatkan dan dimantapkan tata usaha suatu sekolah agar dapat memiliki tingkat
pengadministrasian yang tertib.

3.      Pendidikan masyarakat.

  Keterkaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut :

a.       Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur sekolah dan
jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur luar sekolah).

b.      Lembaga –lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial di masyarakat baik langsung


maupun tidak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi pendidikan.

c.       Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang maupun yang
dimanfaatkan. Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu
berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk  Sehingga manusia itu dapat
dinyatakan sebagai berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber
belajar yang tersedia dimasyarakatnya dalam bekerja, bergaul dan sebagainya.

                                                   

C.    Pendidikan dan Kemajuan Sosial


Aspek sosial dalam pendidikan sangat berperan pada pendidikan begitu pun dengan aspek
budaya dalam pendidikan. Bisa dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsur
budaya. Materi yang dipelajari adalah budaya, cara belajar adalah budaya, begitu juga dengan
kegiata-kegiatan dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga budaya.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-
kelompok dan struktur sosialnya. Dalam sosiologi perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai.
Sosiologi berpandangan bahwa perilaku itu tidak bebas, melainkan mengikuti pola yang kontinu
dan diatur oleh nilai-nilai yang ada di masyarakat. Secara garis besar ada empat sumber nilai,
yaitu norma-norma, agama, peraturan dan perundangan-undangan dan pengetahuan. Sekolah-
sekolah harus memperhatikan pengembangan nilai-nilai pada anak-anak di sekolah.
Jika kita melihat perubahan sosial sebagai dampak dari berkembangnya teknologi adalah
dengan sangat mudahnya mengakses internet yang pada masyarakat yang tidak agamis dapat
digunakan untuk ha-hal negatif, kita juga bisa menyaksikan banyaknya kecurangan-kecurangan,
ketidak jujuran, dan banyak perbuatan negatif yang bertentangan dengan norma agama sebagai
dampak dari perubahan sosial, karenanya sangat diperlukan sistem pendidikan yang dapat
mempersiapkan manusia (masyarakat) untuk tidak melakukan kegiatan tersebut.
Dampak lain dari terjadinya perubahan sosial terhadap pendidikan adalah dengan terus
dikembangkannya kurikulum yang mampu menjawab tantangan perubahan, juga berdampak pada
perubahan sistem manajemen pendidikan yang berorietasi pada mutu yaitu tuntutan akan
peningkatan kualitas pembelajaran yang berkelanjutan menuju kepada pembelajaran unggul
sehingga menghasilkan output yang berkualitas.
Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat sangat berpengaruh terhadap pendidikan,
namun tidak semua perubahan sosial yang terjadi berdampak positif, tetapi ada juga yang
menghasilkan akibat buruk bagi dunia pendidikan, berikut sisi positif dan negatif dari suatu
perubahan sosial terhadap pendidikan.
1.      Dampak positif
Dapat meningkatkan taraf pendidikan dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat menghasilkan
manusia yang siap menghadapi perubahan sosial tersebut.
2.      Dampak negatif
Ketidaksiapan pendidikan menerima perubahan yang begitu cepat dan drastis, artinya
lembaga pendidikan harus lebih siap dalam menghadapi perubahan sosial yang semakin
berkembang dan terus menerus berubah.
Apalagi dengan berkembangnya teknologi yang begitu pesat yang membuat banyaknya pengaruh
budaya dari luar yang merasuk kepada kehidupan dan cara hidup anak-anak. Siaran televisi dan
akses internet yang sudah bisa dilakukan dimana saja, menjadi tatang tersendiri bagi pendidikan
untuk mengantisipasinya, jika pendidikan tidak siap terhadap perubahan tersebut maka,
pendidikan akan tergusur, tetapi tidak jika para pegiat pendidikan senantiasa berinovasi dan
berkreasi dalam mengantipasi perubahan tersebut.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Di setiap kejadian ada pelajaran yang bisa diambil, biasanya orang-orang seperti kita banyak
mengambil pelajaran dari kejadian2 buruk yang kita alami sendiri, tapi pernahkan kita mengambil
pelajaran dari pengalaman2 buruk orang lain? Saya pribadi mengatakan jarang sekali.

Ketika sebuah kejadian buruk menimpa orang lain, kecenderungan kita adalah sbb:

1.Mencari siapa yang salah [mencari kambing hitam]

2.Memberi tahu hal yang seharusnya dilakukan [pahlawan kesiangan]

3.Mencaci maki si pelaku

4.Dll

Padahal kejadian buruk tersebut bisa saja menimpa kita, menimpa keluarga kita, menimpa orang-
orang dekat disekitar kita, pada saat itu terjadi apakah kita masih sanggup untuk berbuat seperti
hal tersebut diatas?

Padahal pengalaman adalah guru terbaik, tidak pernah berhenti untuk mengingatkan kepada
semua orang, baik orang yang mengalaminya maupun orang lain, bukan hanya pengalaman diri
sendiri, tetapi juga pengalaman orang lain, pengalaman yang mungkin tidak bisa dilupakan
seumur hidup mereka.

Seharusnya pengalaman orang lain menjadikan kita lebih empati, lebih waspada, dan lebih
bijaksana menghadapi setiap persoalan, cara yang paling sederhana menurut saya adalah
membayangkan jika kita menjadi orang lain, apa yang kita lakukan jika kita menjadi mereka,
terutama ketika sedang menghadapi masalah? Apakah kita bisa berbuat lebih baik, lebih cepat,
lebih berani, lebih bermartabat? Belum tentu, karena hidup cenderung tersandera lingkungan dan
keadaan.

Jadi menurut saya, tidak seharusnya kita menjadikan pengalaman buruk orang lain sebagai alat
untuk mencaci maki, alat untuk merendahkan orang lain. Cukuplah kita jadikan pengalaman
tersebut sebagai sarana kita untuk intropeksi diri sambil terus mengingatkan orang lain.

Dengan belajar dari pengalaman orang lain, kita bisa bersikap lebih bijaksana, lebih empati
terhadap setiap pengalaman buruk yang dialami oleh orang lain. Tentu saja tetap harus bersikap
objektif.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmdi, Abu. 2014. Sosiologi Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta


Arifin, H.M. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Berry, David. 2003. Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Nasution. 1999.Sosialisasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara
  Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung :
PT             Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai