DISUSUN OLEH :
LOMBOK-NTB
TA:2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kuliah pada bidang Pimbingan Dan
Penyuluhan. Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada ibu selaku dosen
mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kebutuhan, tantangan dan masalah peserta didik........................................ 1
B. Perkembangan fisik..................................................................................... 7
C. perkembangan emosi................................................................................... 8
D. perkembangan kognitif................................................................................ 8
E. perkembngan sosial dan moral.................................................................... 9
A. Simpulan ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Aspek perkembangan manusia juga merupakan bagian penting dalam studi khusus
pada manusia terkait dengan perkembangannya, seperti pada psikologi perkembangan yang
biasa diaplikasikan pada psikologi umum maupun pendidikan. Dengan demikian, aspek
perkembangan amatlah krusial dan penting untuk benar-benar dipahami secara mendasar dan
mendalam untuk menggeluti bidang psikologi, pendidikan, ilmu kesehatan, maupun
manajemen sumber daya manusia agar kita mengerti potensi dari perkembangan manusia.
A. Rumusan Masalah
1. Apa saja kebutuhan peserta didik secara umum
2. Masalah-masalah apa saja yang dialami oleh siswa disekolah
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kebutuhan peserta didik secara umum
2. Untuk mengertahui Masalah-masalah yang di dialami siswa disekolah
iii
BAB II
PEMBAHASAN
1. Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang pentingnya pola hidup sehat
dan teratur
2. Menanamkan kesadaran kepada peserta didik untuk mengonsumsi makanan-makanan
yang mengandung gizi dan vitamin tinggi
3. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk beristirahat
4. Memberikan pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik seperti olahraga.
5. Menyediakan berbagai sarana di lingkungan sekolah yang memungkinkan peserta
didik dapat bergerak bebas, bermain, berolahraga, dan sebagainya
6. Merancang bangunan sekolah sedemikian rupa dengan memperhatikan pencahayaan,
sirkulasi udara, suhu, dan dan sebagainya, yang memungkinkan peserta didik dapat
belajar dengan nyaman
7. Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan kondisi fisik
mereka masing-masing.
1
b. Kebutuhan akan rasa aman
Rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
peserta didik, terutama rasa aman di dalam kelas dan sekolah. Setiap siswa yang
datang ke sekolah sangat mendambakan suasana sekolah atau kelas yang aman,
nyaman, dan teratur, serta terhindar dari kebisingan dan berbagai situasi yang
mengancam. Hilangnya rasa aman di kalangan peserta didik juga dapat
menyebabkan rusaknya hubungan interpersonalnya dengan orang lain,
membangkitkan rasa benci terhadap orang-orang yang menjadi penyebab
hilangnya rasa aman dalam dirinya. Lebih dari itu, perasaan tidak aman juga akan
mempengaruhi motivasi belajar siswa di sekolah.
c. Kebutuhan akan kasih sayang
Semua peserta didik sangat membutuhkan kasih sayang, baik dari orangtua,
guru, teman-teman sekolah, dan dari orang-orang yang berada di sekitarnya.
Peserta didik yang mendapatkan kasih saying akan senang, betah, dan bahagia
berada di dalam kelas, serta memiliki motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya, peserta didik yang merasa kurang
mendapatkan kasih sayang akan merasa terisolasi, rendah diri, merasa tidak
nyaman, sedih, gelisah, bahkan mungkin akan mengalami kesulitan belajar, serta
memicu munculnya tingkah laku maladaptif. Kondisi demikian pada gilirannya
akan melemahkan motivasi belajar mereka.
d. Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari kecenderungan peserta didik untuk
diakui dan diperlakukan sebagai orang yang berharga diri. Mereka ingin memiliki
sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui keberadaaannya di tengah-tengah orang
lain. Mereka yang dihargai akan merasa bangga dengan dirinya dan gembira,
pandangan dan sikap mereka terhadap dirinya dan orang lain akanpositif.
Sebaliknya, apabila peserta didik merasa diremehkan, kurang diperhatikan, atau
tidak kurang mendapat tanggapan yang positif atas sesuatu yang dikerjakannya,
maka sikapnya terhadap dirinya dan lingkungannya menjadi negatif.
2
Oleh sebab itu, untuk menumbuhkan rasa berharga di kalangan peserta didik,
guru dituntut untuk:
3
f. Kebutuhan akan agama
Sejak lahir, manusia telah membutuhkan agama. Ynag dimaksud agama dalam
kehidupan adalh iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan dan
dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap.
Kebutuhan peserta didik khususnya yang beranjak remaja kadang-kadang tidak
dapat dipenuhii apabila telah berhadapan dengan agama, nilai-nilai sosial dan adat
kebiasaan, terutama apabila pertumbuhan sosialnya telah matang, yang seringkali
menguasai pikirannya. Pertentangan tersebut semakin mempertajam keadaan bila
reaja tersebut berhadapan dengan berbagi situai, misalnya film di televise maupun
di layar lebar yang menayangkan adegan-adegan tidak sopan, mode pakaian yang
seronok, buku-buku bacaan serta Koran yang sering menyajikan gambar yang
tidak mengindahkan kaidah-kaidah moral dan agama. Semuanya itu menyebabkan
kebingungan bagi remaja yang tidak mempunyai dasar keagamaan dan keimanan.
Oleh sebab itu, sangat penting dilaksanakan penanaman nilai-nilai moral dan
agama serta nilai-nilai social dan akhlak kepada manusia khususnya bagi remaja
sejak usia dini.
Remaja dalam perkembangannya akan menemui banyak hal yang dilarang oleh
ajaran agama yang dianutnya. Hal ini akan menjadikan pertentangan antara
pengetahuan dan keyakinan yang diperoleh dengan praktek masyarakat di
lingkungannya. Oleh sebab itu pada situasi yang demikian ini peranan orangtua,
guru maupun ulama sangat diperlukan.1
2. Tantangan Peserta Didik
Menurut Tohirin (2007: 111) siswa di sekolah dan madrasah sebagai manusia
(individu) dapat dipastikan memiliki masalah, akan tetapi kompleksitas masalah-
masalah yang dihadapi oleh individu yang satu dengan yang lainnya tentulah berbeda-
beda. Masalah-masalah yang dialami siswa di sekolah berkenaan dengan:
a. Perkembangan Individu
Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas tertentu. Hal ini
berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang
tuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik dan psikis atau sifat-sifat mental.
Hereditas merupakan aspek bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang.
Seberapa jauh perkembangan individu itu terjadi dan bagaimana kualitas
perkembangannya, bergantung kepada kualitas hereditas dan lingkungan yang
1
https://www.niatku.com/2018/10/kebutuhan-peserta-didik.html ( dikutip pada tanggal 24 februari 2023)
4
mempengaruhinya. Lingkungan merupakan factor penting disamping hereditas yang
menentukan perkembangan individu.
Perkembangan dapat berhasil dengan baik, jika factor-faktor tersebut bisa saling
melengkapi. Untuk mencapai perkembangan yang baik harus ada asuhan terarah.
Asuhan dalam perkambangan dengan melalui proses belajar sering disebut
pendidikan.
b. Masalah Perbedaan Individu
Dalam hal: kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan,
pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat, pola-pola dan tempo
perkembangan, ciri-ciri jasmaniah, dan latar belakang lingkungan.
Syaiful Bahri Djamarah (2000:55) mengklasifikasikan perbedaan individual anak
didik menjadi tiga aspek, yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
1. Perbedaan Biologis
Di dunia ini tidak ada seorang pun yang memiliki jasmani yang persis sama,
meskipun dalam satu keturunan. Aspek biologis tidak bisa dianggap sebagai
aspek yang tidak penting. Perbedaan biologis akan mempengaruhi peserta
didik dalam berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan teman-temannya.
Perbedaan warna kulit misalnya, seorang peserta didik yang berkulit hitam
akan menjadi perbandingan bagi teman-teman yang lainnya. Bahkan akan
menjadi bahan ejekan bagia sebagian anak didik.
2. Perbedaan intelektual
Inteligensi merupakan salah satu aspek yang selalu aktual untuk dibicarakan
dalam dunia pendidikan. Keaktualan itu dikarenakan inteligensi adalah unsur
yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar anak didik. Inteligensi adalah
kemampuan untuk memahami dan beradaptasi dengan situasi yang baru
dengan cepat dan efektif, kemampuan untuk menggunakan konsep yang
abstrak secara efektif, dan kemampuan untuk memahami hubungan dan
mempelajarinya dengan cepat.
3. Perbedaan Psikologis
Di sekolah perbedaan aspek psikologis ini tak dapat dihindari, disebabkan
pembawaan dan lingkungan anak didik yang berlainan antara yang satu
dengan yang lainnya. Dalam pengelolaan pengajaran, aspek psikologis sering
menjadi ajang persoalan, terutama yang menyangkut masalah minat dan
perhatian anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan.
5
c. Masalah Kebutuhan Individu
Dalam hal memperoleh kasih sayang, memperoleh harga diri, memperoleh
penghargaan yang sama, ingin dikenal, memperoleh prestasi dan posisi, untuk
dibutuhkan orang lain, merasa bagian dari kelompok, rasa aman dan perlindungan
diri, dan untuk memperoleh kemerdekaan diri.
d. Masalah Penyesuaian Diri Dan Kelainan Tingkah Laku.
Kegiatan atau tingkah merupakan laku individu pada hakikatnya merupakan cara
pemenuhan kebutuhan. Banyak cara yang dapat ditempuh individu untuk memenuhi
kebutuhannya, baik secara yang wajar maupun yang tidak wajar, cara yang disadari
maupun cara yang tidak disadari. Yang penting untuk dapat memenuhi kebutuhan ini,
indiviidu harus dapat menyesuaikan antar kebutuhan dengan segala kemungkinan
yang ada dalam lingkungan, disebut sebagai proses penyesuaian diri. Individu harus
dapat menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan baik lingkungan sekolah, rumah
maupum masyararakat.
e. Masalah Belajar.
Belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai
bantuan perkembang-an melalui kegiatan belajar. Secara psikologis belajar dapat
diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku (baik dalam kognitif,
af’ektif, maupun psikomotor) untuk memperoleh respons yang diperlukan dalam
interaksi dengan lingkungan secara efisien.
Kegitatan belajar dapat meniimbulkan berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri
maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan knndisi yang baik agar
berhasil, memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jonis dan situasi belajar,
membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan
siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa
sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu
belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar
berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan
sebagainya.
Sebagai makhluk manusia, anak didik memiliki karakteristik. Menurut Sutari Iman
Barnadib, Suwarno, dan Siti Mechati, anak didik memiliki karakteristik tertentu,
yakni:
1. Belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tanggung jawab
pendidik atau guru
6
2. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya sehingga masih
menjadi tanggung jawab pendidik
3. Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu
yaitu kebutuhan biologis, rohani, sosial, inteligensi, emosi, kemampuan
berbicara, anggota tubuh untuk bekerja (kaki, tangan, jari), latar belakang sosial,
latar belakang biologis (warna kulit, bentuk tubuh, dan lainnya), serta perbedaan
individual.2
B. Perkembangan Fisik
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan terbentuk
pada periode prenatal (sebelum dilahirkan). Kuhlen dan Thompson (dalam Hurlock,
1956 dalam Ajhuri, 2019, hlm. 29) berpendapat bahwa perkembangan fisik individu
meliputi empat aspek, yaitu:
Aspek fisiologis lainnya yang sangat penting adalah otak. Otak dapat dikatakan
sebagai pusat perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Berdasarkan fungsinya otak
dibedakan menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri dan kanan.
a. OtakKiri,
berfungsi untuk berpikir rasional, ilmiah, logis, kritis, linier, analitis, referensial, dan
konvergen.
b. OtakKanan,
digunakan untuk berpikir non-linier, non-verbal, intuitif, imajinatif, nonrefensial,
divergen dan bahkan mistik.
2
https://makalahpausil.wordpress.com/2013/12/09/problematika-peserta-didik (dikutip pada tanggal 24
februari 2023)
7
Pertumbuhan otak yang normal akan berpengaruh positif bagi perkembangan aspek-
aspek lainnya. Sedangkan apabila pertumbuhan otak tidak normal cenderung akan
menghambat perkembangan aspek-aspek tersebut.
C. Perkembangan Kognitif
D. Perkembangan Emosi
Emosi adalah respons terhadap stimulus tertentu, misalnya saat seseorang merasa
bahagia karena telah mendapatkan pencapaian seperti lulus sekolah atau kuliah, dia
akan meluapkan emosi kegembiraannya ada yang berteriak bahkan ada juga yang
menangis karena luapan emosi kegembiraannya
1. Emosi sensoris,
yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa
dingin, manis, sakit, lelah, kenyang, dan lapar.
2. Emosi psikis,
yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan. Yang termasuk emosi ini, di
antaranya adalah:
8
tidak yakin terhadap suatu karya ilmiah, rasa gembira karena mendapat suatu
kebenaran, rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan-persoalan ilmiah
yang harus dipecahkan.
b. Perasaan sosial, yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain,
baik bersifat perorangan maupun kelompok.
c. Perasaan susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan
buruk atau etika (moral).
d. Perasaan keindahan, yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari
sesuatu, baik bersifat kebendaan maupun kerohanian. Perasaan ketuhanan,
yaitu perasaan untuk mengenal tuhannya.
9
3. Berselisih atau bertengkar, yaitu apabila seseorang merasa tersinggung atau
terganggu oleh sikap dan perilaku orang lain.
4. Menggoda, yaitu sebagai bentuk tingkah laku yang agresif.
5. Persaingan, yaitu keinginan untuk melebihi atau menandingi apa yang dimiliki orang
lain.
6. Kerja sama, yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain.
7. Tingkah laku berkuasa, yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial,
mendominasi untuk berkuasa di suatu kelompok.
8. Mementingkan diri sendiri, yaitu sikap egosentris dalam memenuhi keinginan.
9. Simpati, yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian
terhadap orang lain.
2. Perkembangan Moral
Istilah nilai-nilai kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan
untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip
moral. Nilai moral itu, seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain,
memelihara ketertiban, keamanan dan larangan untuk berbuat jahat
Tingkatan tertinggi dalam perkembangan moral adalah melakukan sesuatu
perbuatan bermoral, karena panggilan hati nuranimoral berasal dari kata latin
“mos” (moris) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan atau tanpa
perintah, tanpa harapan akan sesuatu imbalan atau pujian. Secara potensial
tingkatan moral ini dapat dicapai oleh individu pada akhir masa remaja, tetapi
faktor-faktor dalam diri dan lingkungan individu sangat berpengaruh terhadap
pencapaiannya
10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Konsep kebutuhan tidak akan terlepas dari konsep motivasi, konsep motivasi dorongan
konsep perilaku serta tujuan. Kebutuhan sebagai suatu kekurangan di dalam sesuatu (
Kebuthan manusia menurut aspek fisiologis dan aspek psiukologis di bagi menjadi 3 macam
yaitu Kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan sosial.
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu
dari kehidupan individu yang jika akan menimbulkan bahagia dari kehidupan individu yang
jika akan menimbulkan bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan
tugas-tugas perkembangan berikutnya. Adapun sepuluh tugas perkembangan peserta didik
yang masing-masing dapat dikaji mengenai hakikat tugas, dasar biologis, dan dasar
psikologis serta masing-masing membawa implikasi yang berbeda penyelenggaraan
pendidikan.
B.Saran.
Pendidik hendaknya melihat perkembangan para peserta didik dalam
perkembangannya, seorang pendidik harus selalu mengawasi dan memperhatikan agar
peserta didik tidak menjadi salah dalam kehidupannya kedepan karena salah sedikit yang
dilakukan oleh pendidik akan mempengaruhi pada peserta didik. Peserta didik yang berusia
remaja biyasanya mempunyai ras ingin tahu yang sangat tinggi, oleh karena itu pendidik
haruslah bisa mengarahkan demi masa depan nantinya peserta didik.
11
DAFTAR FUSTAKA
https://www.niatku.com/2018/10/kebutuhan-peserta-didik.html
https://makalahpausil.wordpress.com/2013/12/09/problematika-peserta-didik
https://serupa.id/aspek-perkembangan-manusia-fisik-kognitif-emosi-afeksi-bahasa-dll/
12