Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KESEHATAN

“Pemberian Materi Pendidikan Berbasis Life Skill oleh Orang Tua pada
Anak di Masa Pandemi”

Dosen Pengampu:
Machmudah, S.Psi. M.Psi.
Disusun Oleh:
Permata Izza Maghfira 1130019080
Kelas: 2B

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2020

i
Daftar Isi
Halaman Judul...............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori.................................................................................3
2.2 Metode Pendidikan Selama Belajar di Rumah............................4
2.3 Fenomena Belajar di Rumah Selama Masa Pandemi..................5
2.4 Pola Pembelajaran Berbasis Life Skill.........................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................8
3.2 Saran.............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................9
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah sebagai
tugas Ujian Akhir Semester yang berjudul “Pemberian Materi Pendidikan
Berbasis Life Skill dan Moral pada Anak di Masa Pandemi” ini dengan baik
dan tanpa hambatan.

Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah
mendukung penyusunan makalah ini. Terima kasih pada orang tua yang telah
memberikan dukungan dan fasilitas kepada saya dalam proses pengerjaan
makalah ini. Terima kasih pada dosen pengajar mata kuliah yang telah
memberikan materi pembelajaran. Terima kasih pula pada teman-teman saya
yang telah memberikan ide dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan inspirasi bagi pembaca
yang akan mempelajari mengenai hakekat manusia. Dengan keterbatasan yang
kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini tak kurang dari kesalahan, baik
dari segi bahasa, isi ataupun kalimatnya.

Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Gresik, 9 Juli 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Departemen Agama (2005) yang dikutip dalam sebuah penelitian
tugas akhir, menyebutkan bahwa “Pendidikan merupakan bagian integral
dalam kehidupan bangsa dan negara salah satu faktor yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas hidupbangsa Indonesia adalah meningkatkan kulitas
pendidikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan sangat
menentuka pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan dunia
kerja.”
Tujuan pendidikan sendiri dalam perkembanganya adalah untuk mengarahkan
peserta didiknya dapat menguasai dan mengembangkan potensi, bakat dan
minat yang dimilikinya agar mampu bekerja dan berusaha sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan perkembangan zaman. Namun, jika melihat kondisi
yang saat ini terjadi, di masa pandemi ini anak akan kesulitan mengasah
potensi dan minat yang dimiliki karena anjuran pemerintah untuk tetap di
rumah sebagai bentuk pemutusan rantai pandemi. Para orang tua pun
kebingungan mencari cara agar anak mereka tetap bisa mengasah minat dan
membentuk karakter yang positif di era pandemi ini.
Oleh karena itu, pemerintah memberi kebijakan agar para orang tua dan
pendidik merancang strategi pembelajaran pembelajaran yang tepat yaitu
dengan pemberian materi life skill. Pendidikan Life Skill (Kecakapan Hidup)
adalah pendidikan yang membantu peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan belajar, menghilangkan pola pikir dan kebiasaan yang tidak
tepat, menyadari dan mensyukuri potensi diri untuk dikembangkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Seberapa efektif pembelajaran berbasis life skill saat belajar di rumah?
2. Apa manfaat pemberian materi life skill pada anak dan keluarga?
3. Bagaimana cara menerapkan pendidikan life skill di lingkup keluarga?

1
1.3 Tujuan
Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester genap sebagai syarat kenaikan
jenjang semester
1.4 Manfaat
1. Pembaca dapat memahami apa itu life skill
2. Pembaca dapat memahami manfaat materi life skill pada anak
3. Pembaca dapat menerapkan materi life skill pada anak sejak dini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori

Mengutip dari buku Pedoman dan Modul Pendidikan Kecakapan Hidup,


menyatakan bahwa Pendidikan life skill adalah berbagai kecakapan personal dan
individual yang bertujuan untuk melaksanakan pendidikan dalam meningkatkan
kecakapan/kompetensi psikososial seseorang untuk mengatasi berbagai tuntutan
dan tantangan hidup seharti-hari. Pendidikan kecakapan hidup mempunyai
kontribusi yang sangat besar terhadap peningkatan perkembangan individu dan
sosial, perlindungan terhadap hak asasi manusia, dan pencegahan terhadap
masalah-masalah kesehatan sosial karena konsep dasar kecakapan hidup,
meliputi:
 Demokratisasi - mencakup penghargaan dan perlindungan terhadap hak
asasi manusia termasuk hak-hak anak dan perempuan.
 Tanggung jawab - baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain
dan lingkungan.
 Perlindungan - terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain dan
lingkungan

Menurut Tri Agis (2018) dalam Jurnal Upaya Mengembangkan Life Skill Anak
menyatakan bahwa “Pendidikan Kecakapan Hidup adalah pendidikan yang
membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan belajar,
menghilangkan pola pikir dan kebiasaan yang tidak tepat, menyadari dan
mensyukuri potensi diri untuk dikembangkan dan diamalkan. World Health
Organization (WHO) mengelompokkan life skill menjadi 5 kecakapan, yaitu

1. Kecakapan mengenal diri


2. Kecakapan sosial
3. Kecakapan berpikir
4. Kecakapan akademik
5. Kecakapan kejuruan”

Jika melihat dari kutipan pembahasan mengenai life skill di atas dapat
disimpulkan bahwa selain kecerdasan dibutuhkan juga keterampilan life skill
sebagai modal anak sejak dini untuk masa depannya karena pendidikan life skill
juga akan
membentuk karakter anak sejak dini. Pembekalan keterampilan hidup dapat
menjadikan kecerdasan mejemuk yang dimiliki oleh anak tersebut. Kecerdasan
majemuk meliputi, kecerdasan emosional, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
musikal, kecerdasan antarpersonal.

2.2 Metode Pendidikan Selama Belajar di Rumah

Selama masa pandemi, pemerintah memberikan kebijakan untuk menghentikan


semua aktifitas sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Pembelajaran di rumah akan diterapkan selama masa ini. Hal ini, membuat
Kemendikbud memberikan peraturan baru untuk metode pembelajaran yang akan
dilakukan di rumah selama masa pandemi.

Menurut Surat Edaran (SE) Sekretaris Jenderal Nomor 15 Tahun 2020 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran
Covid-19 menyatakan bahwa “Metode pelaksanaan belajar dari rumah
menggunakan:

1. Pembelajaran jarak jauh dalam jaringan atau online (daring)


menggunakan gawai maupun laptop melalui beberapa portal dan aplikasi
pembelajaran daring.
2. Pembelajaran jarak jauh luar jaringan atau offline menggunakan modul
belajar mandiri dan lembar kerja, dan media belajar dari benda di
lingkungan sekitar.

Metode pembelajaran yang dianjurkan oleh pemerintah selama belajar di rumah


dinilai kurang efektif karena metode pembelajaran yang sesungguhnya harus
meliputi:

1. Metode Ceramah (Lecture) dan Diskusi


Jika menggunakan metode ceramah dan diskusi maka cara yang harus
digunakan yaitu melalui aplikasi zoom atau google meet. Akan tetapi,
cara ini memiliki kekurangan yaitu dibutuhkan sinyal yang kuat untuk
dapat mengikuti siaran, jika terlalu lama akan membosankan, dan dapat
menyebabkan anak didik pasif.
2. Metode Eksperimen
Metode ini dilakukan pada anak untuk melakukan suatu percobaan. Cara
pembelajaran ini cukup efektif diberikan kepada anak agar anak lebih
percaya dengan teori yang dibacanya di buku atau yang dijabarkan oleh
guru mereka. Namun, seringkali tenaga pendidik memberi tugas
eksperimen dengan bahan-bahan yang tidak mudah dijangkau.
3. Metode Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan motorik anak, tenaga
pendidik akan memberikan suatu permasalahan kemudian anak akan
diarahkan kepada pemecahan masalahnya. Namun, beberapa pembahasan
sangat sulit diterapkan karena terbatasnya alat-alat yang diperlukan.

2.3 Fenomena Belajar di Rumah Selama Masa Pandemi


Selama ini yang sering terdengar mengenai pembelajaran secara daring yaitu
mengenai ketidak efektifannya. Bagi tenaga pengajar, sistem pembelajaran daring
hanya efektif untuk penugasan jika untuk memahami sebuah materi secara daring
dinilai sulit dilakukan. Selain itu, kemampuan ekonomi dan teknologi yang
dimiliki setiap siswa berbeda-beda. Tidak semua siswa memiliki fasilitas yang
menunjang kegiatan belajar jarak jauh ini. Sinyal dan kuota internetlah yang saat
ini menjadi hambatan nyata.
Aplikasi pembelajaran yang sering digunakan seperti zoom, juga membutuhkan
sinyal yang kuat. Hal ini membuat beberapa pendidik tidak menggunakan aplikasi
tersebut. Akan tetapi, sebagai pengganti aplikasi zoom para pendidik akan
memberikan tugas-tugas serta latihan soal yang lumayan banyak, selain itu
beberapa tenaga pendidik tetap mengikuti modul pembelajaran dengan memberi
tugas video kepada murid dengan menggunakan alat-alat yang jarang ditemukan.
Meskipun begitu, pembelajaran harus terus berlanjut. Setiap sekolah memiliki
kebijakan masing-masing dalam menyikapi aturan ini. Beberapa sekolah
memberkan kebijakan agar siswa tidak hanya belajar materi pembelajaran yang
membuat mereka jenuh. Tetapi juga, mengasuh life skill dengan membantu
kegiatan di rumah.
2.4 Pola Pembelajaran Berbasis Life Skill
Dalam pembelajaran life skill selama pembelajaran di rumah ini peran keluarga
adalah yang utama. Pembinaan karakter, penguatan dasar optimisme dilakukan
melalui pendidikan dan pengalaman hidup sehari-hari oleh sumber belajar yang
ada di keluarga. Oleh karena itu, para orang tua harus mengetahui bagaimana cara
memberi bekal life skill untuk membentuk karakter anak agar mudah beradaptasi
dengan lingkungan dan berguna di masa depan.
Penerapan program pembelajaran berbasis life skill bagi anak perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kurikulum pada pendidikan anak dibuat berdasarkan tingkat
perkembangan anak
2. Materi pendidikan yang digunakan dalam rangka pendidikan anak harus
mempertimbangkan tugas yang sesuai perkembangan mereka. Karena
setiap periode perkembangan juga mengemban tugas perkembangan
tertentu.
3. Kompetensi akademis merupakan materi yang berguna untuk
pengembangan diri anak.

Mengutip dari Kemendikbud.go.id (2020) Tenaga Pendidik (guru) harus


memberikan materi pembelajaran yang mudah dimengerti dan dilakukan oleh
orang tua, begitu juga dengan orang tua harus mampu mendampingi anak
berkegiatan selama di rumah. Oleh karena itu, komunikasi guru sebagai pendidik
di sekolah dan orang tua menjadi sangat penting. Maka dari itu, diperlukan
pembelajaran untuk penguatan kecakapan hidup melalui aktivitas keseharian
sebagai berikut:

1. Kegiatan mandiri anak.


Sebagaimana kegiatan di sekolah, seperti anak merapikan sepatu,
menaruh tas dan sepatu ditempatnya, hingga makan siang secara mandiri.
Di rumah anak juga dibiasakan untuk beraktivitas mandiri seperti mulai
bangun tidur dengan melipat selimut, mandi, memilih dan mengenakan
pakaian hingga makan dan minum. Pendampingan anak diperlukan
dengan memperhatikan rentang usia anak. Misalnya pendampingan pada
anak usia 3-4 tahun
berbeda dengan anak yang telah berusia 6-7 tahun. Selain itu, orang tua
harus selalu mencontohkan kepada anak agar rajin mencuci tangan dan
menggunakan masker untuk kegiatan sang anak di lingkungan. Hal
tersebut, akan menimbulkan karakter disiplin dan rapi kepada anak.
2. Membantu kegiatan keluarga.
Sebagaimana masa anak-anak senang mengikuti kegiatan yang dilakukan
orangtuanya di rumah, biarkan anak ikut serta dalam kegiatan memasak,
menyiram kebun, menyapu, mengepel lantai serta mencuci pakaian.
Terkadang beberapa orang tua melarang anak untuk melakukan kegiatan
membersihkan rumah karena dianggap sang anak akan memperburuk
keadaan rumah. Akan tetapi, perlu diketahui bagi orang tua kegiatan-
kegiatan ini dapat memupuk rasa empati dan tanggung jawab,
mengembangkan sikap toleran, serta mendidik anak untuk menjadi
pribadi yang rapi dan teratur. Orang tua dan guru juga bisa menjadikan
aktivitas memahami pandemi Covid-19 sebagai materi pembelajaran di
rumah. Dengan begitu anak akan memiliki pengetahuan tentang apa
yangterjadi di sekitarnya dan mampu melindungi dirinya.
3. Membuat permainan sederhana
Penguatan kecakapan untuk anak-anak yaitu dengan membuat permainan
sederhana dari bahan-bahan yang tersedia di rumah. Anak bisa
berimajinasi dengan bahan-bahan yang ada sesuai dengan kreatifitas yang
dimiliki sang anak. Apakah akan dibuat mobil-mobilan, membuat pot
bunga atau tananam, boneka, tenda dan lain sebagainya.
4. Menumbuhkan jiwa seni
Kegiatan selanjutnya dengan memberikan ruang kreatifitas anak melalui
beragam seni, seperti menggambar, melukis, menyanyi, menari,
menggunakan perkakas yang ada untuk alat musik.
5. Memantapkan praktik keagamaan
Satu diantara karakteristik anak-anak adalah meniru. Anak-anak biasanya
lekat akan perilaku meniru. Sebaiknya orang tua membiasakan melakukan
praktik keagamaan sebagai model yang ditiru oleh anak. Pendidikan
keagamaan juga penting bagi perkembangan anak karena kehidupan akan
seimbang jika ilmu duniawi dipelajari selaras dengan ilmu agama. Hal ini
agar anak telah sejak dini diajarkan norma-norma serta batasan dalam hal
bertindak apapun.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberian materi mata pelajaran selama pembelajaran di rumah memang
sangat penting bagi anak agar tidak terhambat dibidang akademisnya.
Walaupun begitu, sangat diperlukan pendidikan life skill atau kecakapan
hidup bagi anak untuk bekal masa depannya dan membentuk karakter positif
pada anak. Pembelajaran life skill pada anak tidak akan berhasil tanpa adanya
peran orang tua dan tenaga pendidik.
Pola pembelajaran life skill ini harus disesuaikan dengan pola kehidupan
untuk masa pandemi saat ini. Agar anak juga memiliki kewaspadaan sejak
dini mengenai bahaya virus dan memiliki kesadaran diri akan kebersihan.
3.2 Saran
Pembelajaran life skill ini tidak mengharuskan anak untuk mengerjakan soal
latihan tetapi diisi dengan kegiatan sehari-hari, permainan yang
mengembangkan kreatifitas, dan praktek keagamaan yang membuat anak
mengetahui norma-norma kehidupan. Dengan demikian pengembangan
tingkat kebutuhan anak seperti agama dan moral, fisik-motorik, kognitif,
bahasa dan sosial-emosianal tetap terpenuhi dengan baik, walaupun di rumah
saja.
DAFTAR PUSTAKA

Ananto, Purnomo. 2007. Pendidikan Kecakapan Hidup Untuk Pencegahan HIV


dan AIDS. Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Departemen
Pendidikan Nasional
Anggraini, Desy Arischa. 2018. “Pembelajaran Life Skill Dengan Metode Belajar
Bersama Alam (BBA) di SD Alam Harapan Kita Klaten”. Skripsi. FIP,
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Semarang.

Kasih, Ayunda. 2020. Belajar Di Rumah Diperpanjang, Kemendikbud: Berikan


Materi “Life Skill” dan Karakter. https://amp.kompas.com/edukasi/ (diakses
tanggal 9 Juli 2020)

Kemdikbud. 2020. Pedoman Pelaksanaan Belajar dari Rumah Selama Darurat


Bencana Covid-19 Di Indonesia Surat Edaran Sekretaris Jenderal No.15
Tahun 2020. https://www.kemdikbud.go.id/ (diakses tanggal 10 Juli 2020)

Kemdikbud. 2020. Selama Pandemi Covid-19, Ajarkan Kecakapan Hidup pada


Anak Usia Dini. http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/index.php/berita
(diakses tanggal 7 Juli 2020).

Laila, Kumil. 2017. Pentingnya Keterampilan Hidup.


https://www.kompasiana.com/ (diakses tanggal 10 Juli 2020).

Nugrahani, Dyah. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Life Skills.
Https://www.researchgate.net/publication/ (diakses tanggal 10 Juli 2020)

Setiani, Tri Agis dkk. 2018. Omah Belajar Ndeso: Upaya Mengembangkan Life
Skill Anak Dusun Jasem Lor, Gunung Kidul. Jurnal Pendidikan Luar
Sekolah. 2(2): 1-2.

Anda mungkin juga menyukai