KELAS VIII
Oleh
ISTIANAH
104011000138
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat
mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan, dan dalam
belajar tersebut mutlak dibutuhkan konsentrasi. Namun, konsentrasi ini yang sulit
untuk dilakukan karena banyak factor yang dapat mempengaruhinya, diantaranya
adalah lapar, malas, lemas, dan mengantuk. Berdasarkan hal ini penulis mencoba
untuk melihat pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
Hal
ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................4
C. Kegunaan Penelitian...........................................................................5
D. Metode Penelitian...............................................................................5
E. Sistematika Penulisan.........................................................................5
D. Variable Penelitian............................................................................27
E. Instrument Pengumpulan Data..........................................................27
F. Tehnik Pengumpulan Data................................................................29
G. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data..............................................29
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................53
B. Saran....................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54
LAMPIRAN..........................................................................................................56
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................76
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini juga diungkapkan oleh Dr. Leane, M.Sc., seorang pakar gizi,
anak yang tidak sarapan akan mengalami gejala rendahnya kadar gula
(hipoglekimia), gejalanya antara lain rendahnya kemampuan berkonsentrasi,
cepat lelah, dan mudah mengantuk.7
Selain itu, rasa lapar juga dapat menyerang anak yang sudah sarapan.
Ada kemungkinan ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsinya, apakah
makanan tersebut cukup untuk pasokan energi dan mengandung nutrisi yang
seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh anak atau tidak.
Pada suatu studi tentang sarapan, Drajat Martianto, PhD. Pakar gizi dari
institute Pertanian Bogor (IPB), menjelaskan, sarapan yang tidak memadai,
memungkinkan terjadinya hipoglekimia yaitu rendahnya kadar gula dalam
darah. Hal ini dapat mengakibatkan turunnya tingkat konsentrasi belajar.
Untuk mencegah tersebut terjadi, anak hendaknya dibiasakan
mengkonsumsi sarapan di pagi hari. Dan makanan yang dikonsumsi anak juga
hendaknya diperhatikan. Apakah makanan tersebut cukup untuk memenuhi
pasokan energi serta mengandung nutrisi yng dibutuhkan tubuh anak atau
tidak? Inilah yang menyebabkan penulis mengangkat masalah ini.
Anak yang terbiasa mengkonsumsi sarapan setiap harinya memiliki
kemampuan lebih baik di sekolahnya. Menurut Sheah Rarback, M.S., R.D.,
seorang ahli gizi anak di Universitas Miami dalam bahasa yang telah
diterjemahkan, pola diet dengan menyertakan sarapan pagi bagi anak akan
memacu pertumbuhan yang tepat dan memaksimalkan kemampuan di
sekolah.9
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) 20 Bekasi adalah salah satu
sekolah yang ada di kecamatan Pondok Gede Bekasi yang berlokasi di daerah
komplek perumahan. Pembagian jam masuk kelas di sekolah ini dibagi
menjadi dua yakni pagi (07.30) bagi siswa kelas VIII dan Kelas IX, dan siang
(13.30) bagi siswa kelas VII, dikarenakan jumlah kelas yang sedikit.
Mayoritas siswa sekolah ini bertempat tinggal jauh diluar komplek. Jarak
yang jauh ini membuat siswa lebih mengutamakan waktu keberangkatan
dibandingkan sarapan terlebih dahulu, dan juga siswa di sekolah ini kurang
menyadari pentingnya mengkonsumsi sarapan yang sehat dan seimbang.
Dengan mengkonsumsi makanan di pagi hari secara tepat dan benar,
yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan zat gizi, para
siswa dapat lebih focus, dan materi yang disampaikan oleh guru dapat terserap
dengan baik.
Dengan alasan yang telah disebutkan di atas, peneliti ingin mengajukan
judul tentang “PENGARUH SARAPAN TERHADAP KONSENTRASI
BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 BEKASI”.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam
memperkaya pengetahuan mengenai dunia pendidikan terutama mengenai
psikologi pendidikan.
2. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, masalah yang akan dibatasi adalah pengaruh
sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah penelitian
atau skripsi ini dirumuskan sebagai berikut: ” bagaimana pengaruh
sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20
Bekasi?”.
C. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menambah kajian keilmuan para akademisi
pendidikan dan dapat dijadikan bahan masukan bagi para guru dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa dan bagi orang tua dalam
memberikan makanan yang baik dan seimbang untuk sarapan bagi anak.
D. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai peneliti akan menggunakan
bentuk penelitian deskritif analisis korelasional yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai suatu kenyataan
yaitu mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
Dengan menggunakan tehnik analisa korelasi.
Untuk memudahkan peneliti dalam membahas penelitian ini, peneliti
menggunakan 2 metode, yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.
1. Jenis penelitian lapangan untuk memperoleh fakta, data dan informasi
yang lebih obyektif dan akurat dengan mengolah dan menganalisa data
dari hasil wawancara, angket dan observasi mengenai pengaruh sarapan
terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
2. Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari dan mengkaji
buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas yaitu
pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini trediri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari beberapa sub
pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, kegunaan penelitian,
metode penelitian dan sitematika penulisan.
Bab II kajian teori, berisikan konsep tentang sarapan terdiri dari
pengertian sarapan, fungsi dan manfaat sarapan, dan zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh. Dan konsep tentang konsentrasi belajar terdiri dari pengertian
konsentrasi belajar, tipe-tipe belajar, dan factor-faktor yang mempengaruhi
konsentrasi belajar. Serta hipotesa.
Bab III metodologi penelitian terdiri dari tujuan penelitian, tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian, instrument
pengumpulan data, tehnik pengumpulan data, dan tehnik pengolahan dan
analisis data.
Bab IV hasil penelitian berisi gambaran umum sekolah terdiri dari;
sejarah singkat berdiri, visi, misi, dan tujuan, letak geografis, keadaan guru,
karyawan, dan siswa, sarana prasarana dan struktur organisasi, dan analisa
data, serta interpretasi data.
Dan yang terakhir bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sarapan
1. Pengertian Sarapan
Kata Sarapan berasal dari kata sarap yang diberi akhiran -an, kata
sarap atau menyarap adalah kata kerja yang berarti makan sesuatu pada
pagi hari. Dalam bahasa Inggris disebut “Break Fast”.10 Kemudian setelah
diberi akhiran – an menjadi kata benda, memiliki arti makanan pada pagi
hari.
Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sarapan yaitu makanan yang
dimakan pada pagi hari sebelum beraktivitas, yang terdiri dari makanan
pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan, jumlah yang dimakan kurang
lebih 1/3 dari makanan sehari. Dan mengkonsumsi sarapan biasanya
dilakukan secara teratur setiap hari antara pukul 06.00-09.00.
Menurut definisi yang telah dikemukakan diatas sarapan merupakan
makanan yang dikonsumsi di pagi hari. Bila dilihat dari kebiasaan
masyarakat mengatakan kalimat tersebut, sarapan dapat memiliki 2
definisi yaitu kata benda yakni makanan yang dikonsumsi dan kata kerja
yaitu kegiatan mengkonsumsi atau memakan makanan di pagi hari.
Contoh kalimat yang biasa diungkapkan masyarakat adalah “sarapan
terlebih dahulu sebelum beraktivitas”. Jadi sarapan dapat diartikan sebagai
makanan dan kegiatan atau aktivitas.
2. Fungsi dan Manfaat Sarapan
a. Fungsi sarapan
Fungsi sarapan bagi tubuh, seperti fungsi makanan pada tubuh
yakni sebagai pemberi pasokan energi dan sumber tenaga untuk
melakukan segala kegiatan, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
tubuh, serta mengatur proses tubuh.
Dikatakan oleh Eva D. Wilson, dkk., dalam buku Priciples of
Nutrition, mengatakan: "The physiological function of food may be
divided into three general categories: the need for food materials to
supply energy, the need for food materials to build and maintain the
cells and tissues, and the need for food materials to regulate body
processes."
Menurut ahli gizi dari akademi gizi Bogor, Tuti Soenardi,
sarapan pagi berfungsi untuk menghasilkan energi.
Jadi, selain berfungsi sebagai penghasil energi sarapan yang
dilakukan secara teratur dapat membangun dan memelihara jaringan
tubuh, serta mengatur proses kerja dalam tubuh.
b. Manfaat sarapan
Sarapan banyak sekali mengandung manfaat, diantaranya adalah
untuk memelihara ketahanan tubuh, agar dapat bekerja atau belajar
dengan baik, membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan
memudahkan penyerapan pelajaran, serta membantu mencukupi zat
gizi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli,
ternyata sarapan pagi berdampak besar terhadap kesehatan dan
produktivitas kerja, bahkan, pada anak-anak kebiasaan sarapan dapat
menambah kecerdasan akademik dan kemampuan psikosial. ini juga
dinyatakan oleh seorang pakar gizi dari Institute Pertanian Bogor
(IPB), Drajat Martianto phD, mengatakan bahwa sarapan bermanfaat
besar sebagai penyedia bahan bakar dan zat gizi untuk berpikir dan
beraktivitas. Sarapan juga dapat meningkatkan kemampuan
konsentrasi belajar dan kemampuan fisik.
Dr. Leane, M.sc. seorang pakar gizi mengungkapkan “sarapan
sebagai makanan pertama yang kemudian diandalkan sebagai
cadangan energi untuk kelangsungan aktivitas anak, juga berperan
melindungi tubuh terhadap dampak negative kondisi perut kosong
selama berjam-jam. Kosongnya lambung dapat membuat kadar gula
darah dalam tubuh menurun drastis. ini mengakibatkan pasokan energi
glukosa bagi otak terganggu, sehingga kemampuan kognisi melemah.
Psikolog Dr. Tjut Rifameutika M.A. Psi, mengemukakan dampak
positif sarapan terhadap perilaku belajar anak. Diantaranya anak
menjadi lebih bersemangat belajar, konsentrasi dan daya
ingatmeningkat, keadaan emosi anak cenderung lebih baik, dan anak
menjadi lebih percaya diri.
Jadi manfaat sarapan diantaranya: untuk memelihara ketahanan
tubuh saat beraktivitas di pagi hari, membantu memusatkan pikiran
untuk belajar, meningkatkan kemampuan fisik, dan untuk menjaga
kesehatan.
protein yang diubah menjadi gula darah akan mampu bertahan hingga
empat jam, penambahan protein dapat memperlama rasa kenyang. Lemak
juga tidak boleh dilupakan, selain berfungsi sebagai pelarut vitamin
tertentu dan pembentuk struktur jaringan, lemak juga berfungsi sebagai
sumber energi yang efisien. Walaupun hanya sedikit saja yang diubah
menjadi gula darah. Selain itu perhatikan juga vitamin dan mineral yang
penting untuk membantu kelangsungan pertumbuhan anak.
Sarapan yang dikonsumsi selain seimbang, juga tidak boleh terlalu
banyak atau berlebihan. Allah berfirman dalam surat Al-‘A’raf ayat 31:
B. Konsentrasi Belajar
1. Pengertian Konsentrasi Belajar
Konsentrasi dalam bahasa Inggris disebut Concentration yang berarti
pemusatan.28 Dalam Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan yang dikarang oleh
Drs. H. Mursal, dkk., menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan
fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau objek.29
The Liang Gie di dalam bukunya yang berjudul Cara Belajar Yang
Efisien, juga menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran
terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang
tidak berhubungan.
Belajar, sering didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif
berlangsung lama yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Ada
sebagian orang yang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan materi pelajaran, dan ada pula yang memandang belajar
sebagai latihan seperti latihan membaca dan menulis. Pengertian tentang
belajar tersebut diatas hanyalah yang umumnya dikenal dalam masyarakat.
Berikut ini beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli:
a. James O. Whittaker, “ learning may be defined as a process by wich
behavior originates or is altered through training or experience”.
Belajar dapat didefinisikan sebagai proses ditimbulkan atau diubahnya
tingkah laku melalui latihan atau pengalaman.
b. Lee J. Cronbach dalam bukunya yang berjudul Educational
Psychology, berpendapat “learning is shown by change in behavior as
a result of experience”.
c. Howard K. Kingsley mengemukakan definisi belajar yaitu “ Learning
is the process by which behavior (in the broader sense) is originated
or changed thorough practice or training”.
d. B.F. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational
Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa
belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan secara
ringkas, bahwa belajar adalah …a process of progressive behavior
adaptation.
e. J. P. Chaplin dalam Dictionary of Psychology mengemukakan belajar
dengan 2 macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: …acquisition
of any relativety permanent change in behavior as a result of practice
and experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang
relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan
kedua: process of acquiring responses as a result of special practice.
Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat atau
hasil dari latihan khusus.
f. Douglas L. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and
Memory berpendapat bahwa Learning is a change in organism due to
experience which can affect the organism’s behavior. Belajar adalah
suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau
hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi
tingkah laku organisme tersebut.
g. Arno F. Wittig dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan
belajar sebagai: Any relatively permanent change in an organism’s
behaviorial repertoire that occurs as a result of experience. Belajar
adalah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala
macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman.
h. Arthur S. Reber dalam kamusnya, Dictionary of Psychology
mengemukakan belajar dengan 2 definisi. Pertama, belajar adalah The
process of acquiring knowlegde. Proses memperoleh pengetahuan.
Kedua, belajar adalah Arelatively permanent change in respons
potentiality which occur as a result of reinforced practice. Suatu
perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil
latihan yang diperkuat.
i. John B. Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning,
mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: kuantitatif
(dipandang dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau
pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-
banyaknya. Rumusan institusional (ditinjau dari kelembagaan), belajar
dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap
penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Rumusan
kualitatif, tinjauan mutu ialah proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia
disekeliling siswa.
Bertolak dari beberapa definisi yang telah diutarakan di atas, secara
umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah
laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Dari beberapa definisi belajar yang telah disebutkan, terdapat
persamaan konsep yang sering disebutkan dalam definisi tersebut adalah
perubahan, tingkah laku, latihan, dan pengalaman. Dapat disimpulkan
bahwa inti dari belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dari
latihan dan pengalaman.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara-cara menafsirkan dunia
disekeliling sahingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri individu
tersebut, melalui latihan dan pengalaman.
Sedangkan pengertian konsentrasi belajar itu sendiri, The Liang Gie
dalam bukunya yang berjudul Cara Belajar Yang Efisien, konsentrasi
dalam belajar berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran
dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan
dengan pelajaran.
Secara singkat pengertian tentang konsentrasi belajar adalah
memusatkan perhatian dan pikiran untuk memperoleh pengetahuan.
2. Tipe-tipe Belajar
Dalam proses belajar dikenal beberapa macam kegiatan yang
memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam
aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan
tingkah laku yang diharapkan, keanekaragaman jenis belajar ini muncul
dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia
yang juga bermacam-macam diantaranya adalah belajar abstrak, belajar
keterampilan, belajar social, belajar pemacahan masalah, belajar rasional,
belajar kebiasaan, belajar apresiasi, dan belajar pengetahuan.
a. Belajar abstrak, yaitu belajar yang menggunakan cara-cara berpikir
abstrak. Bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan
masalah-masalah yang tidak nyata. Untuk itu dibutuhkan peranan akal
yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, konsep, dan
generalisasi, misalnya belajar matematika, tauhid, dan kimia.
b. Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-
gerakan motorik. Bertujuan untuk memperoleh dan menguasai
keterampilan jasmaniah tertentu. Untuk itu latihan-latihan intensif dan
teratur amat diperlukan, misalnya belajar olah raga, musik, menari,
beribadah salat, dan haji.
c. Belajar social adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-
teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Bertujuan untuk
menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-
masalah social seperti masalah yang bersifat kemasyarakatan. Belajar
social juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi
kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan proporsional.
d. Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode-
metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti.
Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan
kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.
e. Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan
berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat).
Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan
menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.
f. Belajar kebiasaan adalah proses pembentukkan kebiasaan-kebiasaan
baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar
kebiasaan, selain menggunakan perintah suri teladan dan pengalaman
khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar
siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan
baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan
ruang dan waktu (kontekstual).
g. Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangakan (judgment) arti
penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa
memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective
skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat
terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra.
h. Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan
belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah
informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang
biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam
mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat-alat laboratorium
dan penelitian lapangan.
Selain dari tipe-tipe belajar di atas, ada pula yang mengatakan bahwa
cara atau gaya belajar termasuk dalam tipe-tipe belajar. Gaya belajar
tersebut yang terdapat pada seseorang ada beberapa tipe, yaitu visual,
auditory, dan kinestetik.
a. Visual
Seseorang yang bertipe visual akan cepat mempelajari bahan-
bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar. Ia mudah
mempelajari dan mengingat bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan
alat penglihatannya.
b. Auditory
Seseorang yang bertipe auditori, mudah mempelajari bahan yang
disajikan dalam bentuk suara, ia akan cepat menangkap bahan
pelajaran dengan cara diterangkan atau didiskusikan daripada apa yang
dilihat.
c. Kinestetik
Seseorang yang bertipe kinestetik, pada waktu belajar banyak
bergerak, tidak bisa diam di satu tempat dan tidak bisa duduk diam di
suatu tempat untuk waktu yang lama. Ia mudah mempelajari bahan
yang berupa tulisan-tulisan dan gerakan-gerakan.
Ketiga tipe tersebut biasanya dimiliki oleh setiap orang, hanya saja
ada salah satu dari ketiga tipe tersebut yang paling dominan pada diri
seseorang.
Tipe-tipe belajar diatas perlu diketahui dan diperhatikan oleh guru
maupun orang tua. Karena dengan mengetahui dan memperhatikan tipe-
tipe belajar anak, seorang pendidik dapat mengetahui cara bagaimana
harus memberikan tindakan belajar untuk anak.
C. Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesa sebagai berikut:
1. Hipotesa alternative (Ha)
Ada pengaruh positif yang signifikan antara sarapan dan konsentrasi
belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.
2. Hipotesa nihil (Ho)
Tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara sarapan dan konsentrasi
belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menelaah dan
menganalisis pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas,
untuk menjelaskan pentingnya sarapan sebelum melakukan aktivitas di pagi
hari, dan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa di kelas.
D. Variable Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variable, yaitu:
1. Variable pengaruh (independent variabel): sarapan.
2. Variable terpengaruh (dependent variabel): konsentrasi belajar siswa di
kelas.
Keterangan
:
rxy = Angka indeks korelasi “r” product
moment N = Number of cases
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X = Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y
Kemudian untuk menginterpretasikan data yang telah diperoleh
dapat digunakan dengan dua cara, yaitu:
1. Memberi interpratasi secara kasar atau sederhana terhadap angka
indeks korelasi “r” product moment dengan menggunakan pedoman
sebagai berikut:
Besarnya “r” product moment (rxy):
0,00-0,20 antara variable X dan variable Y memang terdapat korelasi,
akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara variable X dan variable Y).
0,20-0,40 antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah.
0,40-0,70 antara variable X dan variable Y terdapat korelasi sedang
atau cukup.
0,70-0,90 antara variable dan variable Y terdapat korelasi yang tinggi
atau kuat.
0,90-1,00 antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi.
2. Interpretasi dengan menggunakan table nilai “r”; df = N - n