Anda di halaman 1dari 38

PENGARUH SARAPAN TERHADAP KONSENTRASI

BELAJAR SISWA SMP NEGERI 14 SENTAJO RAYA

KELAS VIII

Oleh

ISTIANAH
104011000138

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
ABSTRAK

Istianah, Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di Kelas


VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bekasi, Skripsi Program S1,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2008.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat
mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan, dan dalam
belajar tersebut mutlak dibutuhkan konsentrasi. Namun, konsentrasi ini yang sulit
untuk dilakukan karena banyak factor yang dapat mempengaruhinya, diantaranya
adalah lapar, malas, lemas, dan mengantuk. Berdasarkan hal ini penulis mencoba
untuk melihat pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk menganalisis dan menelaah


pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas, menjelaskan
pentingnya sarapan sebelum melakukan aktivitas di pagi hari, dan untuk
meningkatkan konsentrasi belajar siswa di kelas. Metode penelitian yang penulis
gunakan adalah metode deskriptif analisis korelasional.

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 20 Bekasi Berlokasi di Jl. Felesia I


Jatibening II Pondok Gede. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi, dan sampelnya adalah 12 % dari seluruh
jumlah populasi yakni 42 siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah
menggunakan angket, wawancara, dan observasi.

Untuk mengolah data, penulis menggunakan metode deskriptif analisis


korelasional dengan rumus P = F/N x 100%, kemudian dilanjutkan dengan
menggunakan rumus product moment. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif antara sarapan terhadap konsentrasi
belajar siswa Di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi dengan angka indeks korelasi
product moment 0,417. Sedangkan tingkat pengaruh yang diperoleh dari sarapan
dengan konsentrasi belajar adalah sebesar 17,39 %.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

Hal
ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................4
C. Kegunaan Penelitian...........................................................................5
D. Metode Penelitian...............................................................................5
E. Sistematika Penulisan.........................................................................5

BAB II TEORI DAN HIPOTESA


A. Sarapan................................................................................................7
1. Pengertian Sarapan.....................................................................7
2. Fungsi dan Manfaat Sarapan......................................................8
3. Zat Gizi yang Dibutuhkan Tubuh..............................................9
B. Konsentrasi Belajar...........................................................................14
1. Pengertian Konsentrasi Belajar................................................14
2. Tipe-tipe Belajar......................................................................18
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar.........20
C. Hipotesa............................................................................................25

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. Tujuan Penelitian..............................................................................26
B. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................26
C. Populasi dan Sample.........................................................................26

D. Variable Penelitian............................................................................27
E. Instrument Pengumpulan Data..........................................................27
F. Tehnik Pengumpulan Data................................................................29
G. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data..............................................29

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Sekolah................................................................32
1. Sejarah Singkat Berdirinya.........................................................32
2. Visi, Misi dan Tujuan.................................................................32
3. Letak Geografis...........................................................................33
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa.........................................34
5. Sarana Prasarana.........................................................................34
6. Struktur Organisasi.....................................................................36
B. Analisa Data......................................................................................37
C. Interpretasi Data................................................................................51

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................53
B. Saran....................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54
LAMPIRAN..........................................................................................................56
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................76
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.1
Sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak akan ada pendidikan. 2 Dengan
belajar, manusia dapat mengembangkan diri dari ketidaktahuan menjadi tahu,
sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Selain itu, belajar juga berperan
penting dalam mempertahankan kehidupan manusia, dengan belajar manusia
dapat mengetahui dan memiliki sejumlah ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai hasil dari belajar. Dengan ini manusia dapat menggunakan ilmu
tersebut untuk membangun benteng pertahanan yaitu kekuatan dalam
mempertahankan kehidupan manusia dari dampak negative ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Dalam perspektif keagamaan, dalam hal ini adalah agama Islam
disebutkan bahwa belajar merupakan suatu kewajiban yang dilaksanakan oleh
setiap orang yang beriman agar memperoleh ilmu pengetuhuan dalam rangka
meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal itu dinyatakan dalam al-Qur’an
surat al-Mujadilah ayat 11:
Untuk itu setiap manusia hendaknya belajar. Belajar merupakan kunci
yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, berhasil dan gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan nasional bergantung pada proses belajar yang
dialami siswa.
Secara umum dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu upaya yang
dimaksudkan untuk menguasai sejumlah pengetahuan. Dalam menguasai
sejumlah pengetahuan tersebut sangat diperlukan konsentrasi. Konsentrasi
adalah pemusatan pikiran atau terpusatnya perhatian terhadap informasi yang
diperoleh seseorang selama periode belajar.4
Dalam belajar, konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting, bila
siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar maka siswa tersebut sulit menyerap
materi atau informasi yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya bila dalam
belajar siswa dapat berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh
guru, maka siswa tersebut dapat menyerap materi yang disampaikan oleh
guru. Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakann oleh Fadilah Suralaga dkk.,
bahwa konsentrasi merupakan syarat mutlak dalam proses belajar. Manusia
tidak akan mampu mempelajari sesuatu kalau ia tidak berkonsentrasi untuk
mendapatkannya.5
Namun konsentrasi inilah yang sulit untuk dilakukan, karena banyak
factor yang menyebabkan terganggunya konsentrasi, salah satunya adalah rasa
lapar. Gejala seperti ini biasanya terjadi pada siswa atau anak yang tidak
sarapan sebelum pergi ke sekolah. Ir. Sarita, alumni Fateta jurusan Teknologi
Pangan dan Gizi IPB Bogor mengatakan:
Bagi anak sekolah, meninggalkan sarapan membawa dampak buruk.
Konsentrasi di kelas biasanya buyar karena tubuh tidak memperoleh
kecukupan gizi. Akibatnya, anak mengalami kekosongan lambung selama
10-11 jam (dihitung dari saat ia tidur malam). Tak heran anak akan merasa
sangat lapar sekitar pukul 09.00-10.00, yang akhirnya kadar gula pada
tubuh menurun.6

Hal ini juga diungkapkan oleh Dr. Leane, M.Sc., seorang pakar gizi,
anak yang tidak sarapan akan mengalami gejala rendahnya kadar gula
(hipoglekimia), gejalanya antara lain rendahnya kemampuan berkonsentrasi,
cepat lelah, dan mudah mengantuk.7
Selain itu, rasa lapar juga dapat menyerang anak yang sudah sarapan.
Ada kemungkinan ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsinya, apakah
makanan tersebut cukup untuk pasokan energi dan mengandung nutrisi yang
seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh anak atau tidak.
Pada suatu studi tentang sarapan, Drajat Martianto, PhD. Pakar gizi dari
institute Pertanian Bogor (IPB), menjelaskan, sarapan yang tidak memadai,
memungkinkan terjadinya hipoglekimia yaitu rendahnya kadar gula dalam
darah. Hal ini dapat mengakibatkan turunnya tingkat konsentrasi belajar.
Untuk mencegah tersebut terjadi, anak hendaknya dibiasakan
mengkonsumsi sarapan di pagi hari. Dan makanan yang dikonsumsi anak juga
hendaknya diperhatikan. Apakah makanan tersebut cukup untuk memenuhi
pasokan energi serta mengandung nutrisi yng dibutuhkan tubuh anak atau
tidak? Inilah yang menyebabkan penulis mengangkat masalah ini.
Anak yang terbiasa mengkonsumsi sarapan setiap harinya memiliki
kemampuan lebih baik di sekolahnya. Menurut Sheah Rarback, M.S., R.D.,
seorang ahli gizi anak di Universitas Miami dalam bahasa yang telah
diterjemahkan, pola diet dengan menyertakan sarapan pagi bagi anak akan
memacu pertumbuhan yang tepat dan memaksimalkan kemampuan di
sekolah.9
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) 20 Bekasi adalah salah satu
sekolah yang ada di kecamatan Pondok Gede Bekasi yang berlokasi di daerah
komplek perumahan. Pembagian jam masuk kelas di sekolah ini dibagi
menjadi dua yakni pagi (07.30) bagi siswa kelas VIII dan Kelas IX, dan siang
(13.30) bagi siswa kelas VII, dikarenakan jumlah kelas yang sedikit.
Mayoritas siswa sekolah ini bertempat tinggal jauh diluar komplek. Jarak
yang jauh ini membuat siswa lebih mengutamakan waktu keberangkatan
dibandingkan sarapan terlebih dahulu, dan juga siswa di sekolah ini kurang
menyadari pentingnya mengkonsumsi sarapan yang sehat dan seimbang.
Dengan mengkonsumsi makanan di pagi hari secara tepat dan benar,
yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan zat gizi, para
siswa dapat lebih focus, dan materi yang disampaikan oleh guru dapat terserap
dengan baik.
Dengan alasan yang telah disebutkan di atas, peneliti ingin mengajukan
judul tentang “PENGARUH SARAPAN TERHADAP KONSENTRASI
BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 BEKASI”.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam
memperkaya pengetahuan mengenai dunia pendidikan terutama mengenai
psikologi pendidikan.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan
diatas, penulis mengidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
a. Belajar memerlukan konsentrasi.
b. Lapar dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa di kelas.
c. Sarapan sebelum pergi ke sekolah dapat menumbuhkan konsentrasi.

2. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, masalah yang akan dibatasi adalah pengaruh
sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.

3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah penelitian
atau skripsi ini dirumuskan sebagai berikut: ” bagaimana pengaruh
sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20
Bekasi?”.
C. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menambah kajian keilmuan para akademisi
pendidikan dan dapat dijadikan bahan masukan bagi para guru dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa dan bagi orang tua dalam
memberikan makanan yang baik dan seimbang untuk sarapan bagi anak.

D. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai peneliti akan menggunakan
bentuk penelitian deskritif analisis korelasional yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai suatu kenyataan
yaitu mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
Dengan menggunakan tehnik analisa korelasi.
Untuk memudahkan peneliti dalam membahas penelitian ini, peneliti
menggunakan 2 metode, yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.
1. Jenis penelitian lapangan untuk memperoleh fakta, data dan informasi
yang lebih obyektif dan akurat dengan mengolah dan menganalisa data
dari hasil wawancara, angket dan observasi mengenai pengaruh sarapan
terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.
2. Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari dan mengkaji
buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas yaitu
pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.

E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini trediri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari beberapa sub
pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, kegunaan penelitian,
metode penelitian dan sitematika penulisan.
Bab II kajian teori, berisikan konsep tentang sarapan terdiri dari
pengertian sarapan, fungsi dan manfaat sarapan, dan zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh. Dan konsep tentang konsentrasi belajar terdiri dari pengertian
konsentrasi belajar, tipe-tipe belajar, dan factor-faktor yang mempengaruhi
konsentrasi belajar. Serta hipotesa.
Bab III metodologi penelitian terdiri dari tujuan penelitian, tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian, instrument
pengumpulan data, tehnik pengumpulan data, dan tehnik pengolahan dan
analisis data.
Bab IV hasil penelitian berisi gambaran umum sekolah terdiri dari;
sejarah singkat berdiri, visi, misi, dan tujuan, letak geografis, keadaan guru,
karyawan, dan siswa, sarana prasarana dan struktur organisasi, dan analisa
data, serta interpretasi data.
Dan yang terakhir bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Sarapan
1. Pengertian Sarapan
Kata Sarapan berasal dari kata sarap yang diberi akhiran -an, kata
sarap atau menyarap adalah kata kerja yang berarti makan sesuatu pada
pagi hari. Dalam bahasa Inggris disebut “Break Fast”.10 Kemudian setelah
diberi akhiran – an menjadi kata benda, memiliki arti makanan pada pagi
hari.
Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sarapan yaitu makanan yang
dimakan pada pagi hari sebelum beraktivitas, yang terdiri dari makanan
pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan, jumlah yang dimakan kurang
lebih 1/3 dari makanan sehari. Dan mengkonsumsi sarapan biasanya
dilakukan secara teratur setiap hari antara pukul 06.00-09.00.
Menurut definisi yang telah dikemukakan diatas sarapan merupakan
makanan yang dikonsumsi di pagi hari. Bila dilihat dari kebiasaan
masyarakat mengatakan kalimat tersebut, sarapan dapat memiliki 2
definisi yaitu kata benda yakni makanan yang dikonsumsi dan kata kerja
yaitu kegiatan mengkonsumsi atau memakan makanan di pagi hari.
Contoh kalimat yang biasa diungkapkan masyarakat adalah “sarapan
terlebih dahulu sebelum beraktivitas”. Jadi sarapan dapat diartikan sebagai
makanan dan kegiatan atau aktivitas.
2. Fungsi dan Manfaat Sarapan
a. Fungsi sarapan
Fungsi sarapan bagi tubuh, seperti fungsi makanan pada tubuh
yakni sebagai pemberi pasokan energi dan sumber tenaga untuk
melakukan segala kegiatan, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
tubuh, serta mengatur proses tubuh.
Dikatakan oleh Eva D. Wilson, dkk., dalam buku Priciples of
Nutrition, mengatakan: "The physiological function of food may be
divided into three general categories: the need for food materials to
supply energy, the need for food materials to build and maintain the
cells and tissues, and the need for food materials to regulate body
processes."
Menurut ahli gizi dari akademi gizi Bogor, Tuti Soenardi,
sarapan pagi berfungsi untuk menghasilkan energi.
Jadi, selain berfungsi sebagai penghasil energi sarapan yang
dilakukan secara teratur dapat membangun dan memelihara jaringan
tubuh, serta mengatur proses kerja dalam tubuh.
b. Manfaat sarapan
Sarapan banyak sekali mengandung manfaat, diantaranya adalah
untuk memelihara ketahanan tubuh, agar dapat bekerja atau belajar
dengan baik, membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan
memudahkan penyerapan pelajaran, serta membantu mencukupi zat
gizi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli,
ternyata sarapan pagi berdampak besar terhadap kesehatan dan
produktivitas kerja, bahkan, pada anak-anak kebiasaan sarapan dapat
menambah kecerdasan akademik dan kemampuan psikosial. ini juga
dinyatakan oleh seorang pakar gizi dari Institute Pertanian Bogor
(IPB), Drajat Martianto phD, mengatakan bahwa sarapan bermanfaat
besar sebagai penyedia bahan bakar dan zat gizi untuk berpikir dan
beraktivitas. Sarapan juga dapat meningkatkan kemampuan
konsentrasi belajar dan kemampuan fisik.
Dr. Leane, M.sc. seorang pakar gizi mengungkapkan “sarapan
sebagai makanan pertama yang kemudian diandalkan sebagai
cadangan energi untuk kelangsungan aktivitas anak, juga berperan
melindungi tubuh terhadap dampak negative kondisi perut kosong
selama berjam-jam. Kosongnya lambung dapat membuat kadar gula
darah dalam tubuh menurun drastis. ini mengakibatkan pasokan energi
glukosa bagi otak terganggu, sehingga kemampuan kognisi melemah.
Psikolog Dr. Tjut Rifameutika M.A. Psi, mengemukakan dampak
positif sarapan terhadap perilaku belajar anak. Diantaranya anak
menjadi lebih bersemangat belajar, konsentrasi dan daya
ingatmeningkat, keadaan emosi anak cenderung lebih baik, dan anak
menjadi lebih percaya diri.
Jadi manfaat sarapan diantaranya: untuk memelihara ketahanan
tubuh saat beraktivitas di pagi hari, membantu memusatkan pikiran
untuk belajar, meningkatkan kemampuan fisik, dan untuk menjaga
kesehatan.

3. Zat Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh


Tubuh manusia terdiri dari dua bagian, yaitu bagian luar dan dalam.
Kedua bagian tubuh tersebut harus dijaga dan dipelihara dengan baik agar
tidak terjadi sesuatu yang diinginkan misalnya terjangkit penyakit.
Penjagaan dan pemeliharaannya yaitu dengan cukup istirahat, berolah raga
secara teratur, dan mengkonsumsi makanan sehat.
Makanan sehat adalah makanan yang mempunyai zat gizi yang
cukup, lengkap dan seimbang, harus mengandung karbohidrat, lemak,
protein, vitamin dan mineral serta serat.
Zat gizi memiliki pengertian: ikatan kimia yang diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
Zat gizi yang menghasilkan energi yaitu karbohidrat, protein, dan
lemak. Ketiga zat itu, disebut dengan zat tenaga. Ada juga zat pembangun,
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Zat ini pada
umumnya terdapat dalam protein. Kemudian untuk mengatur dan
memperlancar kerja tubuh manusia memerlukan zat pengatur. Zat ini
adalah lemak, vitamin dan mineral.
Beberapa makanan yang mengandung zat-zat tersebut diantaranya:
a. Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari-
hari. Sumber makanan yang mengandung karbohidrat adalah padi-
padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacangan dan gula. Hasil
dari olahan ini adalah mie, bihun, roti, tepung-tepungan, selai, gula dan
sebagainya.
b. Lemak juga merupakan sumber tenaga atau energi. Lemak terdapat
dalam minyak, margarine, santan, kulit ayam, kulit bebek dan lemak
hewan lainnya. Lemak yang berlebihan dapat membuat tubuh menjadi
gemuk.
c. Protein digunakan untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan tubuh
yang rusak. Protein banyak terdapat dalam produk hewani seperti
daging, unggas, telur, dan produk susu. Dan sumber nabati seperti
tempe, tahu, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
d. Vitamin dan mineral sangat penting untuk produk energi,
meningkatkan system imun, system saraf dan secara praktis hampir
setiap proses tubuh. Berikut vitamin dan mineral-mineral penting
beserta sumbernya:
1) Boron terdapat dalam kacang-kacangan, apel, brokoli, pear,
anggur, dan polong-polongan.
2) Choline terdapat dalam kuning telur, sardine, hati, kacang-
kacangan, polong-polongan dan padi-padian.
3) Chromium terdapat dalam daging merah, telur, keju, sea food,
padi-padian.
4) Kalsium terdapat dalam produk susu, almond, apricot, biji-bijian,
sardine, dan sayuran hijau.
5) Selenium terdapat dalam padi-padian utuh, serealia, tuna, kerang-
kerangan, hati, produk susu, dan telur.
6) Vitamin A terdapat dalam makanan yang berasal dari sumber
hewan termasuk produk susu, daging, ikan, dan telur, dan didalam
buah-buahan dan sayuran.
7) Vitamin C terdapat dalam buah kiwi dan buah jeruk, sayuran hijau,
tomat, dan paprika.
8) Vitamin E terdapat dalam kacang-kacangan, biji-bijian dan
minyaknya.
9) Vitamin-vitamin B terdapat dalam padi-padian, telur, sayuran
hijau, beras merah, daging, ikan, polong-polongan, kacang-
kacangan dan biji-bijian.
10) Zat besi terdapat dalam daging merah, kakao, peterseli, telur,
polong-polongan, sayuran hijau, hati, kerang-kerangan dan serealia
sarapan pagi yang difortifikasi.
11) Zinc terdapat dalam daging kalkun warna gelap, kerang-kerangan,
kacang-kacangan, dan padi-padian.
e. Serat baik untuk kesehatan karena membuat perut terasa lebih
kenyang, membantu menurunkan glukosa darah, membantu
menurunkan lemak darah dan melancarkan buang air besar. Serat
terdapat didalam roti, gandum, buah dan sayur segar, kacang-
kacangan, tahu, tempe, dan bekotul.
Selain zat-zat yang telah disebutkan, air juga memiliki peranan
penting. Ia mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh,
diantaranya sebagai pelarut dan alat angkut, katalisator, pelumas,
fasilitsator, pertumbuhan, pengatur suhu dan peredam benturan. Selain
sumber air yang nyata berupa air dan minuman lain, hampir semua
makanan mengandung air. Seperti yang diungkapkan oleh Medical
Nutrition Services Department PT. Nestle Indonesia, Mifta Novikasari
Sp., pola makanan yang sehat adalah mengikuti pola makanan sehat
dan seimbang, yakni mengandung enam jenis zat gizi yang dibutuhkan
tubuh. Keenamnya adalah karbohidrat, karbohidrat kompleks atau
serat, protein, lemak, zat pengatur yaitu vitamin dan mineral, serta air.
Untuk itu sarapan yang dikonsumsi di pagi hari hendaklah
mengandung zat-zat gizi yang telah disebutkan diatas. Selain itu juga harus
seimbang. Sarapan bukan hanya sekadar pengganjal perut.
Menurut Dr. Leane, M.Sc., seorang pakar gizi mengatakan, menu
sarapan untuk anak hendaknya diperhatikan keseimbangan dan kecukupan
gizinya. Salah satunya kandungan karbohidrat yang berperan sebagai
sumber kalori. Asupan karbohidrat inilah yang bisa diandalkan sebagai
sumber energi cadangan dalam bentuk glikogen. setelah karbohidrat
mengalami pengolahan di lambung, kadar gula darah akan naik. Kenaikan
kadar gula ini hanya dapat bertahan sekitar dua jam saja tak heran jika
anak lekas merasa lapar. Kebutuhan karbohidrat dalam diri anak sekitar
45%-55% dari seluruh kebutuhan kalori. Asupan karbohidrat saja tidak
cukup, sehingga harus disertai asupan protein. Sekitar 50% dari asupa

protein yang diubah menjadi gula darah akan mampu bertahan hingga
empat jam, penambahan protein dapat memperlama rasa kenyang. Lemak
juga tidak boleh dilupakan, selain berfungsi sebagai pelarut vitamin
tertentu dan pembentuk struktur jaringan, lemak juga berfungsi sebagai
sumber energi yang efisien. Walaupun hanya sedikit saja yang diubah
menjadi gula darah. Selain itu perhatikan juga vitamin dan mineral yang
penting untuk membantu kelangsungan pertumbuhan anak.
Sarapan yang dikonsumsi selain seimbang, juga tidak boleh terlalu
banyak atau berlebihan. Allah berfirman dalam surat Al-‘A’raf ayat 31:

Dari hadis tersebut dijelaskan bahwa seorang muslim harus


mengkonsumsi makanan yang baik dan halal. Apabila hal tersebut
dilakukan maka akan berdampak positif pada ibadah yang dilakukan
seseorang. Dan Allah Maha Baik dan menerima yang baik pula.

B. Konsentrasi Belajar
1. Pengertian Konsentrasi Belajar
Konsentrasi dalam bahasa Inggris disebut Concentration yang berarti
pemusatan.28 Dalam Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan yang dikarang oleh
Drs. H. Mursal, dkk., menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan
fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau objek.29
The Liang Gie di dalam bukunya yang berjudul Cara Belajar Yang
Efisien, juga menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran
terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang
tidak berhubungan.
Belajar, sering didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif
berlangsung lama yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Ada
sebagian orang yang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan materi pelajaran, dan ada pula yang memandang belajar
sebagai latihan seperti latihan membaca dan menulis. Pengertian tentang
belajar tersebut diatas hanyalah yang umumnya dikenal dalam masyarakat.
Berikut ini beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli:
a. James O. Whittaker, “ learning may be defined as a process by wich
behavior originates or is altered through training or experience”.
Belajar dapat didefinisikan sebagai proses ditimbulkan atau diubahnya
tingkah laku melalui latihan atau pengalaman.
b. Lee J. Cronbach dalam bukunya yang berjudul Educational
Psychology, berpendapat “learning is shown by change in behavior as
a result of experience”.
c. Howard K. Kingsley mengemukakan definisi belajar yaitu “ Learning
is the process by which behavior (in the broader sense) is originated
or changed thorough practice or training”.
d. B.F. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational
Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa
belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan secara
ringkas, bahwa belajar adalah …a process of progressive behavior
adaptation.
e. J. P. Chaplin dalam Dictionary of Psychology mengemukakan belajar
dengan 2 macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: …acquisition
of any relativety permanent change in behavior as a result of practice
and experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang
relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan
kedua: process of acquiring responses as a result of special practice.
Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat atau
hasil dari latihan khusus.
f. Douglas L. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and
Memory berpendapat bahwa Learning is a change in organism due to
experience which can affect the organism’s behavior. Belajar adalah
suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau
hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi
tingkah laku organisme tersebut.
g. Arno F. Wittig dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan
belajar sebagai: Any relatively permanent change in an organism’s
behaviorial repertoire that occurs as a result of experience. Belajar
adalah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala
macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman.
h. Arthur S. Reber dalam kamusnya, Dictionary of Psychology
mengemukakan belajar dengan 2 definisi. Pertama, belajar adalah The
process of acquiring knowlegde. Proses memperoleh pengetahuan.
Kedua, belajar adalah Arelatively permanent change in respons
potentiality which occur as a result of reinforced practice. Suatu
perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil
latihan yang diperkuat.
i. John B. Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning,
mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: kuantitatif
(dipandang dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau
pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-
banyaknya. Rumusan institusional (ditinjau dari kelembagaan), belajar
dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap
penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Rumusan
kualitatif, tinjauan mutu ialah proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia
disekeliling siswa.
Bertolak dari beberapa definisi yang telah diutarakan di atas, secara
umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah
laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Dari beberapa definisi belajar yang telah disebutkan, terdapat
persamaan konsep yang sering disebutkan dalam definisi tersebut adalah
perubahan, tingkah laku, latihan, dan pengalaman. Dapat disimpulkan
bahwa inti dari belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dari
latihan dan pengalaman.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan untuk
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara-cara menafsirkan dunia
disekeliling sahingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri individu
tersebut, melalui latihan dan pengalaman.
Sedangkan pengertian konsentrasi belajar itu sendiri, The Liang Gie
dalam bukunya yang berjudul Cara Belajar Yang Efisien, konsentrasi
dalam belajar berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran
dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan
dengan pelajaran.
Secara singkat pengertian tentang konsentrasi belajar adalah
memusatkan perhatian dan pikiran untuk memperoleh pengetahuan.

2. Tipe-tipe Belajar
Dalam proses belajar dikenal beberapa macam kegiatan yang
memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam
aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan
tingkah laku yang diharapkan, keanekaragaman jenis belajar ini muncul
dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia
yang juga bermacam-macam diantaranya adalah belajar abstrak, belajar
keterampilan, belajar social, belajar pemacahan masalah, belajar rasional,
belajar kebiasaan, belajar apresiasi, dan belajar pengetahuan.
a. Belajar abstrak, yaitu belajar yang menggunakan cara-cara berpikir
abstrak. Bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan
masalah-masalah yang tidak nyata. Untuk itu dibutuhkan peranan akal
yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, konsep, dan
generalisasi, misalnya belajar matematika, tauhid, dan kimia.
b. Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-
gerakan motorik. Bertujuan untuk memperoleh dan menguasai
keterampilan jasmaniah tertentu. Untuk itu latihan-latihan intensif dan
teratur amat diperlukan, misalnya belajar olah raga, musik, menari,
beribadah salat, dan haji.
c. Belajar social adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-
teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Bertujuan untuk
menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-
masalah social seperti masalah yang bersifat kemasyarakatan. Belajar
social juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi
kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan proporsional.
d. Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode-
metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti.
Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan
kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.
e. Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan
berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat).
Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan
menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.
f. Belajar kebiasaan adalah proses pembentukkan kebiasaan-kebiasaan
baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar
kebiasaan, selain menggunakan perintah suri teladan dan pengalaman
khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar
siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan
baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan
ruang dan waktu (kontekstual).
g. Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangakan (judgment) arti
penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa
memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective
skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat
terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra.
h. Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan
belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah
informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang
biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam
mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat-alat laboratorium
dan penelitian lapangan.
Selain dari tipe-tipe belajar di atas, ada pula yang mengatakan bahwa
cara atau gaya belajar termasuk dalam tipe-tipe belajar. Gaya belajar
tersebut yang terdapat pada seseorang ada beberapa tipe, yaitu visual,
auditory, dan kinestetik.
a. Visual
Seseorang yang bertipe visual akan cepat mempelajari bahan-
bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar. Ia mudah
mempelajari dan mengingat bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan
alat penglihatannya.
b. Auditory
Seseorang yang bertipe auditori, mudah mempelajari bahan yang
disajikan dalam bentuk suara, ia akan cepat menangkap bahan
pelajaran dengan cara diterangkan atau didiskusikan daripada apa yang
dilihat.
c. Kinestetik
Seseorang yang bertipe kinestetik, pada waktu belajar banyak
bergerak, tidak bisa diam di satu tempat dan tidak bisa duduk diam di
suatu tempat untuk waktu yang lama. Ia mudah mempelajari bahan
yang berupa tulisan-tulisan dan gerakan-gerakan.
Ketiga tipe tersebut biasanya dimiliki oleh setiap orang, hanya saja
ada salah satu dari ketiga tipe tersebut yang paling dominan pada diri
seseorang.
Tipe-tipe belajar diatas perlu diketahui dan diperhatikan oleh guru
maupun orang tua. Karena dengan mengetahui dan memperhatikan tipe-
tipe belajar anak, seorang pendidik dapat mengetahui cara bagaimana
harus memberikan tindakan belajar untuk anak.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar


Kemampuan konsentrasi dalam belajar mutlak diperlukan. Karena
tanpa konsentrasi kita tidak akan dapat mengingat dan mengerti terhadap
materi yang kita pelajari. Konsentrasi erat hubungannya dengan perhatian
Harry Maddox dalam bukunya yang berjudul How to Study mengatakan:
” Concentration is a not a faculty of the mind, but depens on the control of
attention”. Konsentrasi bukanlah sebuah kecakapan dari pikiran atau otak,
tetapi konsentrasi bergantung pada control perhatian. Jadi, konsentrasi
dapat terjadi apabila perhatian kita terhadap sesuatu besar sekali.
Ada dua faktor yang dapat menggangu konsentrasi, yaitu:
a. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri individu,
diantaranya tekad yang kurang kuat untuk belajar, sifat emosi, reaksi
terhadap lingkungan misalnya kita melihat dua orang teman sedang
berbisik-bisik, kita merasa mereka sedang membicarakan kita padahal
tidak, haus, lapar, kurang sehat, target kerja yang kurang realistic,
masalah pribadi, dan rasa dosa atau rasa bersalah karena sesuatu hal.
b. Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri individu.
Yaitu suara gaduh, teman dan orang disekitar kita yang bertanya atau
mengajak bicara, tempat belajar yang menghadap jendela atau jalan,
tidak tersedianya alat-alat yang diperlukan, kondisi meja, kursi, suhu
kamar dan ruangan belajar, dan cara menyusun jadwal dan urutan
belajar. Faktor kelelahan juga dapat menyebabkan penurunan
konsentrasi. Kelelahan dapat merupakan akibat aktivitas fisik dan
mental. Kelelahan fisik dalam belajar jarang terjadi, kecuali jika
belajar berjam-jam tanpa henti. Kelelahan mental sering terjadi dan
merupakan penyebab menurunnya konsentrasi secara umum. Gejala
yang paling menonjol dari kelelahan mental adalah rasa bosan atau
jenuh.
Dalam buku karangan The Liang Gie yang berjudul Cara Belajar
yang Efisien dikemukakan beberapa sebab yang menggangu konsentrasi,
yaitu:

a. Kurangnya minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari.


b. Gangguan keadaan sekeliling seperti bunyi radio yang terlampau keras,
udara yang sangat panas atau juga bentuk meja dan kursi yang tidak
enak dipakai.
c. Masalah-masalah kecil atau buah-buah pikiran yang pergi datang
mengaduk otak sehingga sering memecah perhatian yang sedang
dipusatkan.
d. Kesenadaan suatu bahan pelajaran sehingga menimbulkan kejenuhan
dalam pikiran.
e. Gangguan kesehatan dan keletihan badan.
Selain factor-factor yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar
ada pula factor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar itu sendiri.
Factor-faktor yang mempengaruhi belajar secara tidak langsung dapat pula
mempengaruhi kondentrasi belajar, karena keduanya memiliki kaitan yang
sangat erat.
Menurut Drs. Sumadi Suryabrata, dalam bukunya yang berjudul
psikologi Pendidikan, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua,
yaitu:
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Faktor-faktor non sosial
Kelompok faktor-faktor ini adalah keadaan udara, suhu
udara, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar.
2) Faktor-faktor sosial
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial adalah faktor
manusia, baik manusia itu ada atau hadir maupun kehadirannya itu
dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir, misalnya potret atau
suara nyanyian yang terdengar dari radio.
b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, ini pun dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis ini terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Tonus (tegangan otot) dan jasmani pada umumnya.
Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat
dikatakan mempengaruhi aktivitas belajar. Dalam hal ini ada
dua hal yang dikemukakan, yaitu: yang pertama, nutrisi cukup
karena kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan
kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya berupa kelesuan,
lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya. Yang kedua,
beberap penyakit yang kronis, sepeti pilek, influensa, sakit gigi,
batuk dan sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena
dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan
pengobatan, akan tetapi dalam kenyataannya penyakit-penyakit
ini sangat mengganggu aktivitas belajar.
b) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-
fungsi pancaindera.
2) Faktor psikologis
Factor-faktor tersebut, diantaranya:
a). Perhatian.
b). Pengamatan.
c). Tanggapan.
d). Fantasi.
e). Ingatan.
f). Berpikir.
g). Perasaan.
h). Motif-motif.
i). Inteligensi.
j). Bakat.47
Sedangkan menurut Muhibbin Syah, M.Ed.dalam bukunya yang
berjudul psikologi pendidikan, factor-faktor yang dapat mempengaruhi
belajar dibedakan menjadi tiga macam Yaitu:
a. Factor internal (factor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa. Meliputi dua aspek, yaitu:
1) Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Untuk mempertahankan tonus
jasmaninya agar tetap bugar, siswa dianjurkan mengkonsumsi
makanan dan minuman yang bergizi. Tidak hanya itu, ia juga
dianjurkan untuk berolah raga secara teratur dan cukup istirahat.
Selain kondisi umum siswa, ada pula kondisi organ-organ
khusus siswa yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam
menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di
kelas. Seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera
penglihatan.
2) Aspek psikologis
Factor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang
lebih esensial, yaitu:
a) Tingkat kecerdasan siswa
b) Sikap siswa
c) Bakat siswa
d) Motivasi siswa
e) Minat siswa
b. Factor eksternal (factor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa. Terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Factor lingkungan social
Lingkungan social bagi siswa terdiri dari dua macam, yaitu
lingkungan sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan
teman-teman sekelas. Dan lingkungan social tempat tinggal siswa
seperti masyarakat dan tetangga serta teman sepermainan.
2) Factor lingkungan non social
Factor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa
dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar
siswa.
c. Factor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Factor-faktor yang telah disebutkan diatas, baik itu yang
mengganggu konsentrasi ataupun factor-faktor yang mempengaruhi
belajar itu sendiri tidak berbeda satu sama lain, karena kedua-duanya
merupakan suatu hal yang harus diperhatikan agar apa yang ingin dicapai
dengan belajar dapat tercapai.

C. Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesa sebagai berikut:
1. Hipotesa alternative (Ha)
Ada pengaruh positif yang signifikan antara sarapan dan konsentrasi
belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.
2. Hipotesa nihil (Ho)
Tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara sarapan dan konsentrasi
belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menelaah dan
menganalisis pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas,
untuk menjelaskan pentingnya sarapan sebelum melakukan aktivitas di pagi
hari, dan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa di kelas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sebuah sekolah yaitu SMP N 4 Sentajo
Raya. Sekolah ini berlokasi di Desa Geringging Baru Dusun Karang
Ampel.

Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi


Belajar siswa di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bekasi”
ini dilaksanakan dalam waktu satu bulan yaitu pertengahan bulan
September.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 49 Dalam populasi
penelitian harus menentukan siapa dan apa yang akan dijadikan populasi.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas VIII SMP
Negeri 20 Bekasi yaitu sebanyak 345 orang siswa.
2. Sample
Sample adalah sebagian dari obyek populasi dan jumlahnya lebih
kecil dari populasi. Pengambilan sample dari penelitian yang dilakukan
yakni dengan mengambil 12% dari keseluruhan jumlah populasi (345
orang siswa). Yaitu sebanyak 42 orang siswa, dan pengambilan dilakukan
dengan cara random, dengan memilih secara acak anak yang akan diteliti.
Tehnik sample random yang digunakan adalah dengan cara undian.

D. Variable Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variable, yaitu:
1. Variable pengaruh (independent variabel): sarapan.
2. Variable terpengaruh (dependent variabel): konsentrasi belajar siswa di
kelas.

E. Instrument Pengumpulan Data


Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data berbentuk non-tes
yaitu angket, wawancara dan observasi. Angket dan observasi ini yang
diperuntukkan kepada siswa, untuk mendapatkan informasi mengenai
pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri
20 Bekasi.
Sedangkan instrument non-tes dalam bentuk wawancara ini
diperuntukkan kepada guru dan siswa, yang dipergunakan untuk mendapatkan
informasi mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di
kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.
Table I
Kisi-kisi instrument
Pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP
Negeri 20 Bekasi
Variable Dimensi Indicator Item Jumlah
Item
Siswa yang Mengetahui 1, 2, 3
mengkonsumsi frekuensi siswa 3
sarapan mengkonsumsi
sarapan
Makanan yang Mengetahui 4, 5, 6
dikonsumsi makanan yang sehat 6, 7,
Sarapan
dan seimbang untuk 8. 9
dikonsumsi
Manfaat dan Mengetahui manfaat 10, 4
fungsi sarapan dan fungsi sarapan 11,
12,
13
Perilaku Memperhatikan 14 4
belajar siswa penjelasan guru
Menerima informasi 15,
atau materi 20
Konsentrasi Mengetahui 19
Belajar konsentrasi belajar
Factor-faktor Mengetahui factor- 16, 3
yang faktor yang 17,
mempengaruhi mempengaruhi 18
konsentrasi konsentari
F. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk penelitian ini,
tehnik yang digunakan adalah:
1. Angket, dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan kepada
responden, angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu sejumlah
daftar pertanyaan yang jawabannya telah disediakan oleh penulis.51
Responden memilih jawaban yang sesuai dengan dirinya, angket ini
diberikan kepada siswa yang akan diteliti.
2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan berdialog langsung dengan
pihak yang dibutuhkan yaitu guru dan siswa. Jenis wawancara yang
digunakan adalah wawancara terpimpin yaitu wawancara terlebih dahulu
menysusun daftar pertanyaan yang akan diajukan.52
3. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan terhadap kegiatan belajar yang
berlangsung di sekolah, tehnik observasi yang digunakan adalah observasi
non sistematik yaitu observasi tidak membuat kerangka yang memuat pola
kegiatan yang akan diobservasi atau tidak menggunakan instrument
observasi.

G. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data


1. Tehnik pengolahan data
Untuk mengolah data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian
ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing
Memeriksa daftar pertanyaan yang telah diisi dan dikembalikan
oleh siswa SMP Negeri 20 Bekasi, kemudian dikelompokkan menurut
jenisnya.
b. Scoring
Setelah melalui tahap editing maka selanjutnya penulis
memberikan skor terhadap jawaban pertanyaan yang ada pada angket.
Pemberian skor pada tiap jawaban responden sebagai berikut:
1) Jawaban dengan symbol a diberi bobot 3.
2) Jawaban dengan symbol b diberi bobot 2.
3) Jawaban dengan symbol c diberi bobot 1.
c. Tabulating
Data dan jawaban disajikan dalam bentuk table dan dinyatakan
dalam bentuk frekuensi dan persentase, untuk menentukan
persentasenya maka rumus yang digunakan adalah:
P = F x 100 %
N
Keterangan:
P = Angka persentase
F = Frekuensi jawaban responden
N = Number of cases (jumlah frekuensi) atau banyaknya
individu. 100 % = Bilangan konstan (tetap)

2. Tehnik analisis data


Untuk mengetahui pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar
siswa di kelas menggunakan rumus product moment:
rxy =

       

   2        2   2
2

Keterangan
:
rxy = Angka indeks korelasi “r” product
moment N = Number of cases
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X = Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y
Kemudian untuk menginterpretasikan data yang telah diperoleh
dapat digunakan dengan dua cara, yaitu:
1. Memberi interpratasi secara kasar atau sederhana terhadap angka
indeks korelasi “r” product moment dengan menggunakan pedoman
sebagai berikut:
Besarnya “r” product moment (rxy):
0,00-0,20 antara variable X dan variable Y memang terdapat korelasi,
akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara variable X dan variable Y).
0,20-0,40 antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah.
0,40-0,70 antara variable X dan variable Y terdapat korelasi sedang
atau cukup.
0,70-0,90 antara variable dan variable Y terdapat korelasi yang tinggi
atau kuat.
0,90-1,00 antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi.
2. Interpretasi dengan menggunakan table nilai “r”; df = N - n

Anda mungkin juga menyukai