a. Sumber Karbohidrat
Kontribusi energi terbesar masyarakat di Kecamatan Tampan adalah beras, yaitu 98,8
gram/kap/hari atau 36,0 kg/kap/tahun. Selain itu terigu juga memberikan kontribusi yang
cukup tinggi, yaitu 20,8 gram/kap/hari atau 7,6 kg/kap/tahun dan ubi kayu juga
memberikan kontribusi yang tinggi juga dibandingkan sumber karbohidrat lainnya
seperti ubi jalar, jagung, kentang dan sagu, yaitu 38,9 gram/kap/hari atau 14,2
kg/kap/tahun. Walaupun secara kuantitas ubi kayu lebih tinggi dari pada terigu, namun
kontribusi terhadap sumber lemak lebih besar terigu, yaitu 15,7%, sedangkan ubi kayu
hanya 8,8%. Hal ini disebabkan masih banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi
kripik singkong ataupun kue-kue/roti dengan bahan tepung terigu sebagai sumber
karbohidrat subsitusi beras ataupun sebagai makanan selingan.
d. Sumber Lemak
Kelapa (santan) dan minyak sawit merupakan jenis pangan yang banyak
memberikan kontribusi energi dari sumber lemak, yaitu kelapa (santan) 74,7
gram/kap/hari atau 27,3 kg/kap/tahun dan minyak sawit 1,6 gram/kap/hari atau 0,6
kg/kap/tahun.
Kontribusi terbesar untuk sumber vitamin dan mineral berasal dari buah, yaitu
63,6% dengan kuantitas pangan 67,9 gram/kap/hari atau 24,8 kg/kap/tahun, hal ini
karena untuk buahan lokal seperti pisang sangat rendah, yaitu 36,4%. Hal ini
menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi
sayuran sebagai sumber vitamin banyak terdapat di wilayah Kecamatan Tampan.
Sedangkan kontribusi dari sayuran dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai
zat pengatur.
Berdasarkan survei rumah tangga yang telah dilaksanakan diperoleh skor PPH
untuk Kecamatan Tampan yaitu 42,8. Hal ini menunjukkan tingkat keragaman pangan
yang dikonsumsi oleh masyarakat sangat rendah. Semua kelompok pangan masih
kurang dari skor maks yang dianjurkan.
Skor PPH yang paling tinggi adalah skor pada wilayah perikanan (Zona
Agroekologi) yaitu 50,1 dan wilayah Sedang (karakteristik Ekonomi) yaitu 52,0.
Tetapi hal ini masih sangat jauh sekali dari skor SPM.
c. Wilayah Lainnya
Gambar 15. Skor PPH berdasarkan Zona Agroekologi (Wilayah Lainnya)
Dari hasil analisis diatas dapat dilihat bahwa skor PPH yang tertinggi adalah pada
wilayah perikanan, yaitu 50,1 dibandingkan dengan wilayah pertanian (34,2) dan wilayah
lainnya (44,0).
b. Wilayah Sedang
c. Wilayah Tertinggal
Berdasarkan Karakteristik Ekonomi dari tabel diatas dapat dilihat bahwa skor
PPH yang tertinggi adalah pada wilayah sedang, yaitu 52,0 dibandingkan dengan
wilayah maju (44,0) dan wilayah tertinggal (36,4).