Anda di halaman 1dari 10

V.

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN

A. Analisis Tingkat Konsumsi Pangan Aktual


Analisis Tingkat Konsumsi Pangan Aktual menyajikan hasil analisis yang memberikan
gambaran quantitas konsumsi, khususnya berdasarkan konsumsi, kecukupan dan tingkat
kecukupan zat gizi energi, protein, dll.

Gambar 1. Tingkat Konsumsi Energi Berdasarkan Zona Agroekologi

Gambar 2. Tingkat Konsumsi Energi Berdasarkan Karakteristik Ekonomi

Berdasarkan Gambar 1 dan 2, dapat diketahui bahwa tingkat konsumsi energi


masyarakat secara rata-rata sangat jauh dari ideal 2150 kkal/kap/hari, yaitu 760,0
kkal/kap/hari untuk zona agroekologi dan karakteristik ekonomi. Berdasarkan zona
agroekologi untuk wilayah lainnya konsumsi masyarakat cangkupannya paling tinggi, yaitu
836,6 kkal/kap/hari, demikian juga berdasarkan karakteristik ekonomi wilayah maju
cangkupannya paling tinggi yaitu 836,6 kkal/kap/hari.

Gambar 3. Tingkat Kebutuhan Energi Berdasarkan Zona Agroekologi

Gambar 4. Tingkat Kebutuhan Energi Berdasarkan Karakteristik Ekonomi

Tingkat kebutuhan energi masyarakat Kecamatan Tampan berdasarkan zona


agroekologi dan karakteristik ekonomi rata-rata sangat jauh dari ideal (100% AKE) yaitu
35,4, sehingga tergolong kepada wilayah sangat rawan pangan. Untuk wilayah lainnya pada
zona agroekologi dan wilayah maju pada karakteristik ekonomi cangkupan %AKE paling
tinggi, yaitu 38,9.

a. Sumber Karbohidrat

Gambar 5. Pola Konsumsi Berdasarkan Sumber Karbohidrat

Kontribusi energi terbesar masyarakat di Kecamatan Tampan adalah beras, yaitu 98,8
gram/kap/hari atau 36,0 kg/kap/tahun. Selain itu terigu juga memberikan kontribusi yang
cukup tinggi, yaitu 20,8 gram/kap/hari atau 7,6 kg/kap/tahun dan ubi kayu juga
memberikan kontribusi yang tinggi juga dibandingkan sumber karbohidrat lainnya
seperti ubi jalar, jagung, kentang dan sagu, yaitu 38,9 gram/kap/hari atau 14,2
kg/kap/tahun. Walaupun secara kuantitas ubi kayu lebih tinggi dari pada terigu, namun
kontribusi terhadap sumber lemak lebih besar terigu, yaitu 15,7%, sedangkan ubi kayu
hanya 8,8%. Hal ini disebabkan masih banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi
kripik singkong ataupun kue-kue/roti dengan bahan tepung terigu sebagai sumber
karbohidrat subsitusi beras ataupun sebagai makanan selingan.

b. Sumber Protein Hewani


Gambar 6. Pola Konsumsi Berdasarkan Sumber Protein Hewani

Sumber pangan berdasarkan protein hewani, konsumsi komoditas yang


memberikan kontribusi energi terbesar adalah ikan yaitu 36,7 gram/kap/hari atau 13,4
kg/kap/tahun yang diikuti oleh telur yaitu 16,8 gram/kap/hari atau 6,1 kg/kap/tahun,
daging unggas yaitu 3,5 gram/kap/hari atau 1,3 kg/kap/tahun dan daging
ruminansia yaitu 2,8 gram/kap/hari atau 1,0 kg/kap/tahun.

c. Sumber Protein Nabati

Gambar 7. Pola Konsumsi Berdasarkan Sumber Protein Nabati

Komoditas kacang-kacangan yang memberikan kontribusi energi sumber protein


nabati yang terbesar adalah kacang kedelai yaitu 12,9 gram/kap/hari atau 4,7
kg/kap/tahun yang biasanya dalam bentuk tempe atau toge. Sumber protein nabati
lainnya yang memberi kontribusi adalah kacang hijau yaitu 2,8 gram/kap/hari atau
1,0 kg/kap/tahun.

d. Sumber Lemak

Gambar 8. Pola Konsumsi Berdasarkan Sumber Lemak

Kelapa (santan) dan minyak sawit merupakan jenis pangan yang banyak
memberikan kontribusi energi dari sumber lemak, yaitu kelapa (santan) 74,7
gram/kap/hari atau 27,3 kg/kap/tahun dan minyak sawit 1,6 gram/kap/hari atau 0,6
kg/kap/tahun.

e. Sumber Vitamin dan Mineral

Gambar 9. Pola Konsumsi Berdasarkan Sumber Vitamin dan Mineral

Kontribusi terbesar untuk sumber vitamin dan mineral berasal dari buah, yaitu
63,6% dengan kuantitas pangan 67,9 gram/kap/hari atau 24,8 kg/kap/tahun, hal ini
karena untuk buahan lokal seperti pisang sangat rendah, yaitu 36,4%. Hal ini
menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi
sayuran sebagai sumber vitamin banyak terdapat di wilayah Kecamatan Tampan.
Sedangkan kontribusi dari sayuran dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai
zat pengatur.

B. Analisis Pola Pangan Harapan (PPH) Aktual


Menyajikan hasil analisis kuantitas yang ditunjukkan oleh Tingkat Kecukupan
Energi (% AKE), kualitas konsumsi pangan yang ditunjukkan oleh TKE per
kelompok pangan, dan skor PPH.

Gambar 10. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Berdasarkan survei rumah tangga yang telah dilaksanakan diperoleh skor PPH
untuk Kecamatan Tampan yaitu 42,8. Hal ini menunjukkan tingkat keragaman pangan
yang dikonsumsi oleh masyarakat sangat rendah. Semua kelompok pangan masih
kurang dari skor maks yang dianjurkan.

Gambar 11. Grafik Skor PPH Konsumsi menurut Karakteristik Agroekologi


Gambar 12. Grafik Skor PPH Konsumsi menurut Karakteristik Ekonomi

Skor PPH yang paling tinggi adalah skor pada wilayah perikanan (Zona
Agroekologi) yaitu 50,1 dan wilayah Sedang (karakteristik Ekonomi) yaitu 52,0.
Tetapi hal ini masih sangat jauh sekali dari skor SPM.

C. Analisis Pola Konsumsi berdasarkan Klasifikasi Fungsi Wilayah


Konsumsi pangan (g/kapita/hari)
Kelompok/Jenis Pangan   Wilayah Wilayah Wilaya
Total
Pertania Perikana h
Wilayah
n n Lainnya
             
PEKANBARU            
             
1. Padi-padian          
  Beras giling   106,0 101,2 91,5 98,8
  Jagung Pipilan   1,1 0,0 0,0 0,3
  Tepung Terigu   11,0 15,0 32,5 20,8
Padi-padian
   
lainnya 0,0 0,0 0,0 0,0
             
2. Umbi-umbian          
  Ketela Pohon   29,7 13,1 65,3 38,9
  Ubi Jalar   0,0 0,0 0,0 0,0
  Sagu   0,0 0,0 0,0 0,0
  Kentang   5,0 0,0 21,3 10,0
Umbi-Umbian
   
lainnya 0,0 0,0 0,0 0,0
             
3. Pangan Hewani          
Daging
   
Ruminansia 0,0 7,3 1,6 2,8
  Daging   0,0 0,0 8,7 3,5
Unggas
  Telur   12,9 25,8 12,9 16,8
  Susu   0,0 10,1 0,0 3,0
  Ikan   9,3 49,6 47,5 36,7
             
4. Minyak dan Lemak          
Minyak
   
Kelapa 0,0 0,0 0,0 0,0
  Minyak Sawit   2,9 0,8 1,3 1,6
  Lemak   0,0 0,0 0,0 0,0
  Minyak Lain   0,0 0,0 0,0 0,0
             
5. Buah/Biji Berminyak          
  Kelapa   33,9 102,4 84,6 74,7
  Kemiri   0,0 0,0 0,0 0,0
Biji Jambu
   
Mete 0,0 0,0 0,0 0,0
Buah Biji
  berminyak  
lainnya 0,0 0,0 0,0 0,0
             
6. Kacang-kacangan          
  Kacang Tanah   0,0 1,1 0,0 0,3
Kacang
   
Kedelai 5,4 20,2 13,0 12,9
  Kacang Hijau   0,0 0,0 6,9 2,8
Kacang-
  kacangan  
lainnya 0,0 0,0 0,0 0,0
             
7. Gula          
  Gula Pasir   3,3 6,7 9,8 6,9
  Gula Aren   0,0 0,0 0,6 0,3
  Gula Kelapa   0,0 0,0 0,0 0,0
             
8. Sayur dan Buah          
  Sayur-Sayuran   235,6 95,2 34,4 113,0
  Buah-Buahan   23,4 95,0 80,9 67,9
             
9. Lain-Lain          
  Minuman   0,0 0,0 0,0 0,0
  Bumbu   0,2 0,0 0,0 0,1
  Lainnya   0,3 1,1 2,3 1,3

Tabel 1. Tingkat Konsumsi berdasarkan Kelompok Pangan Kecamatan Tampan


Tahun 2021

Skor PPH Berdasarkan Zona Agroekologi


a. Wilayah Pertanian

Gambar 13. Skor PPH berdasarkan Zona Agroekologi (Wilayah Pertanian)


b. Wilayah Perikanan

Gambar 14. Skor PPH berdasarkan Zona Agroekologi (Wilayah Perikanan)

c. Wilayah Lainnya
Gambar 15. Skor PPH berdasarkan Zona Agroekologi (Wilayah Lainnya)

Dari hasil analisis diatas dapat dilihat bahwa skor PPH yang tertinggi adalah pada
wilayah perikanan, yaitu 50,1 dibandingkan dengan wilayah pertanian (34,2) dan wilayah
lainnya (44,0).

Skor PPH Berdasarkan Karakteristik Ekonomi


a. Wilayah Maju

b. Wilayah Sedang

c. Wilayah Tertinggal
Berdasarkan Karakteristik Ekonomi dari tabel diatas dapat dilihat bahwa skor
PPH yang tertinggi adalah pada wilayah sedang, yaitu 52,0 dibandingkan dengan
wilayah maju (44,0) dan wilayah tertinggal (36,4).

Anda mungkin juga menyukai