Anda di halaman 1dari 6

A.

Ruang Lingkup Komunikasi Masa


1. Pandangan Klasik
DeFleur & McQuail menyebut hanya lima jenis-jenis komass (The Big of Mass
Media), yaitu;
a. Surat kabar
b. Majalah
c. Radio
d. Televisi
e. Film

Catatan: Bertolak pada pandangan Astrid S. Susanto yang menyatakan bahwa


komass bisa juga berlangsung tanpa menggunakan media (media massa), berarti
ruang lingkup komass yang tergolong klasik dapat pula berupa retorika (kegiatan
berpidato di hadapan massa) dan/atau public speaking.

2. Pandangan modern
Perkembangan komass yang terjadi belakangan ini dan seiring dengan
perkembangan teknologi komunikasi-informasi yang demikian pesat, maka kini
orang-orang dapat menggunakan sarana komunikasi yang lebih modern dan lebih
canggih semacam media sosial (medsos), media online, dan internet. Media
komunikasi baik yang tergolong klasik maupun modern secara lebih detail dibahas
dalam mata kuliah jurnalistik.

B. Proses Komunikasi Masa


Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa komunikasi
melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain.
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri
pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa komunikasi itu
adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur
lingkungannya dengan :
1. Membangun hubungan antar sesama manusia
2. Melalui pertukatan informasi
3. Untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
4. Serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu

Suatu proses komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan


saja, namun di dalam suatu proses komunikasi harus mengandung pembagian ide,
pikiran, fakta ataupun pendapat dari satu orang kepada orang lain.

Untuk memahami proses pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan


secara efektif dapt dijelaskan dengan menjawab pertanyaan daru patadigma laswell yang
dikemukakan oleh Harold D. Laswell, yaitu : Who says what in which channel to whom
with what effect ?. Paradigma Laswell ini menunjukan bahwa ada lima unsur dasar dalam
proses komunikasi :

1. Who (siapa) : Komunikator, orang yang menyampaikan pesan


2. Says what (mengatakan apa) : Pesan, pernyataan yang diukung oleh lambang, dapat
berupanide atau gagasan.
3. In which channel (saluran) : media, srana, atau saluran yang mendukung pesan bila
komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
4. To whom (kepada siapa) : komunikan, orang yang menerima pesan.
5. With what effect (dampak) : Efek, dampak sebagai pengaruh dari pesan atau dapat
juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi.

Berdasarkan paradigma Laswell tersebut dapat dikaji model komunikasi yaitu :

- Sender : komunikator (pengirim informasi) yang menyampaikan pesan kepada


seseorang atau sejumlah orang.
- Message : saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada
komunikan.
- Receiver : komunikan (orang) yang menerima pesan dari komunikator
- Effect : perbedaan antar apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh
komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan.

- Feedback : Umpan balik, tanggapanbkomunikan apabila tersampaikan atau


disampaikan kepada komunikator.

C. Komponen Komponen Komunikasi Masa

Menurut Ardianto (2004:36), proses komunikasi massa sangat kompleks karena


setiap komponennya mempunyai karakteristik dan sifat tertentu. Salah satu pendapat
tentang elemen atau komponen komass tersebut meliputi; komunikator, pesan, media,
khalayak, dan filter (Soraya, 2010:6-7). Penjelasan dan ulasan tiaptiap komponen
diuraikan berikut ini.

1. Komunikator

Dalam komass produknya bukanlah merupakan karya langsung seseorang, dalam arti
komunikator melakukan sesuatu (memuat berita, menjadi penyiar, dan presenter) adalah
menjadi tanggung jawab lembaga atau medianya, di mana ia bekerja. Apa yang dia buat
adalah melalui usaha-usaha yang terorganisasikan dari beberapa partisipan, diproduksi
secara massal, dan didistribusikan kepada massa. Contoh; Wartawan A pada sebuah surat
kabar menulis dan memuat berita tentang masalah kriminal atau korupsi. Produk
pemberitaannya jelas bukan atas nama pribadi-pribadi melainkan sudah menjadi milik
organisasi/media.

Ketika banyak menuai komplin dan protes dari sumber-sumber yang mengaku harga
dirinya dirugikan, maka si wartawan A itu dapat “berlindung” dari surat kabarnya tempat
dia bekerja. Begitu pula seorang presenter B pada sebuah televisi, segala tanggung jawab
dalam kapasitasnya sebagai seorang presenter menjadi beban televisi bersangkutan,
kecuali yang bersangkutan salah ucap tatkala membaca beritanya. Misalnya, seharusnya
yang dibaca Joko Widodo lalu ia sendiri membaca Joko Wiwoho. Kalau ini yang terjadi
jelas menjadi tanggung jawab B sebagai seorang presenter yang kurang terampil
membaca nama orang secara tepat. Isi substansi berita yang dibacanya menjadi tanggung
jawab media/televisi bersangkutan.

2. Pesan

Sesuai dengan karakteristik informasi/pesan komass yaitu bersifat umum dan terbuka,
maka pesan tersebut harus diketahui oleh semua orang atau khalayak. Penataan pesan
sangat bergantung pada sifat media yang pada kenyataannya berbeda satu sama lain.
Pesan atau informasi yang disampaikan oleh media massa pada umumnya diusahakan
bersifat obyektif, aktual, lengkap, dan seimbang. Singkat kata, pesan yang disampaikan
mengandung sejumlah unsur seperti yang ada pada “Jukut Ares.” Istilah ini (Jukut Ares)
merupakan akronim dari; jujur, kreatif, umum, teliti, aktual, aman, reformis dan
seimbang. Jika hal ini (Jukut Ares) dapat terwujud dalam memilih pesan yang hendak
disampaikan, diyakini pesan-pesan tersebut tidak akan menuai komplain.

3. Media

Media yang dimaksud dalam komass yaitu media yang memiliki ciri khas dan
mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak
(simultaneous) dan secara serentak (instananeous). Pada Harian Kompas, misalnya, ia
sangat terkenal dari dulu sebagai media yang mampu memikat pembacanya berkat
artikel-artikel opininya yang merupakan bacaan kelas menengah ke atas. Di samping itu,
orang sering merasa ketagihan untuk membaca isi kolom atau rubrik “Pojok” yang suka
memojokkan pejabat, pengusaha, tokohtokoh, dan lain-lain yang bermasalah.

Untuk ukuran Buleleng/Singaraja, Radio Guntur-FM memiliki daya pemikat lewat


program/mata acara “Round Up” yang memuat berita-berita aktual, terpercaya, dan
bersifat investigatif. RRI Singaraja, sangat dikenal dengan program unggulan “Interaktif
Hai Bali Kenken” dan/atau “Sudang Lepet Jukut Undis/SLJU” yaitu suatu wadah
pembinaan kearifan lokal berupa Makakawin dan Mawirama. Surat kabar Harian Bali
Express (Grup Radar Bali/Jawa Pos) tampaknya mengunggulkan berita kisah (features)
tentang “Perselingkuhan” secara bersambung. Beda halnya dengan Radio Pesona Bali
yang berlokasi di Singaraja, yang sering mengumandangkan lagu-lagu bernafas Irama
Sungai Gangga (India). Begitu juga Radio Citra Bali sangat kental dengan suguhan
lagulagu daerah Balinya.

4. Khalayak

Khalayak yang dituju oleh komass adalah massa atau sejumlah besar khalayak.
Disebabkan jumlah khalayak yang sangat besar yang justru bersifat anonim dan
heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan siapa sesungguhnya
khalayak itu. Siapa pembacanya, siapa pendengarnya, siapa pemirsanya, dan siapa pula
yang menjadi pelanggannya. Pengelola media dalam keinginannya untuk mengetahui
karakteristik khalayak tersebut sering melakukan survei dengan jalan mengajukan angket
atau kuesioner kepada khalayak, terutama para pelanggan media (media cetak). Dengan
jalan seperti itu mata acara atau rubrik-rubrik yang hendak diasuh oleh media dapat
menyesuaikan diri atau memenuhi harapan khalayak.

Radio Republik Indonesia (RRI) Singaraja menempatkan bidang pendidikan


sebesar 10% dikalahkan oleh bidang pemberitaan yang 30% disebabkan oleh hasil
penelitian yang dikerjakan oleh para ahli riset di pusat (Jakarta) dengan objek sasaran
adalah para pendengar (khalayak). Data ini didapat ketika salah seorang dari 32 orang
mahasiswa Jurusan Tekonologi Pendidikan (TP) FIP Undiksha mengadakan studi
observasi lapangan (SOL), mengajukan pertanyaan kepada staf pimpinan RRI Singaraja,
Selasa 15 Desember 2015. Rubrik-rubrik media massa cetak juga sering berganti-ganti
disebabkan oleh keinginan khalayak berdasarkan hasil angket yang diajukan pihak
pengelola media.

5. Filter

Dalam komass, pesan yang disampaikan media pada umumnya ditujukan kepada
massa (khalayak) yang amat heterogen. Khalayak yang heterogen ini akan menerima
pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama,
usia, dan latar belakang budaya. Oleh karenanya, pesan tersebut akan disaring (difilter)
oleh khalayak penerima. Contoh, khalayak yang tergolong remaja begitu mendengar
lagu-lagu keroncong yang disuguhkan oleh media radio atau televisi segera mengubah
channel ke mata acara yang lain atau media lain yang menjadi kegemarannya. Contoh
lain, pemirsa yang sangat getol memantau keadaan terkini lewat sebuah pemberitaan, di
daerahnya atau daerah lain (nasional), tentu akan menginginkan munculnya berita-berita
aktual dan bukannya memburu acara sinetron yang umumnya digandrungi oleh sebagian
remaja dan ibu-ibu rumah tangga.

6. Umpan Balik

Umpan balik (feedback) merupakan satu komponen komunikasi, termasuk


komunikasi massa. Setiap berlangsungnya komunikasi biasanya diiringi dengan hasil
(output) dan melalui hasil tersebut sangat dimungkinkan terjadi arus balik atau umpan
balik. Fungsi dan manfaat umpan balik adalah sebagai kontribusi atau pemberian
masukan bagi komunikator mengenai pesan-pesan yang telah disampaikan atau
didistribusikan kepada khalayak.

Umpan balik yang paling nyata dan sejak dahulu disediakan oleh pengelola media
cetak, yaitu lewat saluran “Surat Pembaca.” Kendati balikan masih bersifat tertunda
(tidak langsung mendapat jawaban) melalui “Surat Pembaca,” namun substansi dan
tujuan yang diinginkan tetap dirasakan sebagai balikan demi kesempurnaan program-
program media bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai