2. Pandangan modern
Perkembangan komass yang terjadi belakangan ini dan seiring dengan
perkembangan teknologi komunikasi-informasi yang demikian pesat, maka kini
orang-orang dapat menggunakan sarana komunikasi yang lebih modern dan lebih
canggih semacam media sosial (medsos), media online, dan internet. Media
komunikasi baik yang tergolong klasik maupun modern secara lebih detail dibahas
dalam mata kuliah jurnalistik.
1. Komunikator
Dalam komass produknya bukanlah merupakan karya langsung seseorang, dalam arti
komunikator melakukan sesuatu (memuat berita, menjadi penyiar, dan presenter) adalah
menjadi tanggung jawab lembaga atau medianya, di mana ia bekerja. Apa yang dia buat
adalah melalui usaha-usaha yang terorganisasikan dari beberapa partisipan, diproduksi
secara massal, dan didistribusikan kepada massa. Contoh; Wartawan A pada sebuah surat
kabar menulis dan memuat berita tentang masalah kriminal atau korupsi. Produk
pemberitaannya jelas bukan atas nama pribadi-pribadi melainkan sudah menjadi milik
organisasi/media.
Ketika banyak menuai komplin dan protes dari sumber-sumber yang mengaku harga
dirinya dirugikan, maka si wartawan A itu dapat “berlindung” dari surat kabarnya tempat
dia bekerja. Begitu pula seorang presenter B pada sebuah televisi, segala tanggung jawab
dalam kapasitasnya sebagai seorang presenter menjadi beban televisi bersangkutan,
kecuali yang bersangkutan salah ucap tatkala membaca beritanya. Misalnya, seharusnya
yang dibaca Joko Widodo lalu ia sendiri membaca Joko Wiwoho. Kalau ini yang terjadi
jelas menjadi tanggung jawab B sebagai seorang presenter yang kurang terampil
membaca nama orang secara tepat. Isi substansi berita yang dibacanya menjadi tanggung
jawab media/televisi bersangkutan.
2. Pesan
Sesuai dengan karakteristik informasi/pesan komass yaitu bersifat umum dan terbuka,
maka pesan tersebut harus diketahui oleh semua orang atau khalayak. Penataan pesan
sangat bergantung pada sifat media yang pada kenyataannya berbeda satu sama lain.
Pesan atau informasi yang disampaikan oleh media massa pada umumnya diusahakan
bersifat obyektif, aktual, lengkap, dan seimbang. Singkat kata, pesan yang disampaikan
mengandung sejumlah unsur seperti yang ada pada “Jukut Ares.” Istilah ini (Jukut Ares)
merupakan akronim dari; jujur, kreatif, umum, teliti, aktual, aman, reformis dan
seimbang. Jika hal ini (Jukut Ares) dapat terwujud dalam memilih pesan yang hendak
disampaikan, diyakini pesan-pesan tersebut tidak akan menuai komplain.
3. Media
Media yang dimaksud dalam komass yaitu media yang memiliki ciri khas dan
mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak
(simultaneous) dan secara serentak (instananeous). Pada Harian Kompas, misalnya, ia
sangat terkenal dari dulu sebagai media yang mampu memikat pembacanya berkat
artikel-artikel opininya yang merupakan bacaan kelas menengah ke atas. Di samping itu,
orang sering merasa ketagihan untuk membaca isi kolom atau rubrik “Pojok” yang suka
memojokkan pejabat, pengusaha, tokohtokoh, dan lain-lain yang bermasalah.
4. Khalayak
Khalayak yang dituju oleh komass adalah massa atau sejumlah besar khalayak.
Disebabkan jumlah khalayak yang sangat besar yang justru bersifat anonim dan
heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan siapa sesungguhnya
khalayak itu. Siapa pembacanya, siapa pendengarnya, siapa pemirsanya, dan siapa pula
yang menjadi pelanggannya. Pengelola media dalam keinginannya untuk mengetahui
karakteristik khalayak tersebut sering melakukan survei dengan jalan mengajukan angket
atau kuesioner kepada khalayak, terutama para pelanggan media (media cetak). Dengan
jalan seperti itu mata acara atau rubrik-rubrik yang hendak diasuh oleh media dapat
menyesuaikan diri atau memenuhi harapan khalayak.
5. Filter
Dalam komass, pesan yang disampaikan media pada umumnya ditujukan kepada
massa (khalayak) yang amat heterogen. Khalayak yang heterogen ini akan menerima
pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama,
usia, dan latar belakang budaya. Oleh karenanya, pesan tersebut akan disaring (difilter)
oleh khalayak penerima. Contoh, khalayak yang tergolong remaja begitu mendengar
lagu-lagu keroncong yang disuguhkan oleh media radio atau televisi segera mengubah
channel ke mata acara yang lain atau media lain yang menjadi kegemarannya. Contoh
lain, pemirsa yang sangat getol memantau keadaan terkini lewat sebuah pemberitaan, di
daerahnya atau daerah lain (nasional), tentu akan menginginkan munculnya berita-berita
aktual dan bukannya memburu acara sinetron yang umumnya digandrungi oleh sebagian
remaja dan ibu-ibu rumah tangga.
6. Umpan Balik
Umpan balik yang paling nyata dan sejak dahulu disediakan oleh pengelola media
cetak, yaitu lewat saluran “Surat Pembaca.” Kendati balikan masih bersifat tertunda
(tidak langsung mendapat jawaban) melalui “Surat Pembaca,” namun substansi dan
tujuan yang diinginkan tetap dirasakan sebagai balikan demi kesempurnaan program-
program media bersangkutan.