Anda di halaman 1dari 5

Nama : Najwa Nurhaliza

NIM : 2271510444
Tugas : 2
Mata Kuliah : Komunikasi Massa

Banyak defenisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli
komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Namun, dari
sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada
dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak
dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari
pengembangan kata media of mass communication (media komukiasi massa). Media
massa apa? Media massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal
ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media massa yakni media
tradisional seperti kentongan, angklung, gamelan dan lain-lain. Jadi, disini jelas
media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam
komunikasi massa. Dalam komunikasi massa kita membutuhkan gatekeeper (penapis
informasi atau palang pintu) yakni beberapa individua tau kelompok yang bertugas
menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu yang lain melalui media
massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape, compact disk, dan buku).
Karateristik Komunikasi massa sebagai berikut :
1. Komunikasi Terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah
memahami bahwa komunikasi massa itu menggunkan media massa, baik media cetak
maupun elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa massa itu
melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks,
mari kita banyakan secara kronologis proses penyusunan pesan oleh komunikator
sampai pesan itu diterima oleh komunikan.
2. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan
untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh
karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat
berupa fakta dean peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang
terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa
yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik,
atau penting sekalipun menarik, bagi sebagian besar komunikan. Ada peristiwa yang
mempunyai ketegori penting, tetapi hanya penting bagi sekelompok orang. Peristiwa
tersebut tentu saja tidak sisampaikan melalui media massa. Misalnya berita pemilihan
lurah dikelurahan sukapada kotamadya bandung, apalagi jawa barat. Dengan
demikian, peristiwa pemilihan lurah itu tidak baik bagi media massa yang ada di
bandung. Lain halnya apabila pemilihan lurah sukapada itu mengandung sesuatu yang
khas, unik, dan dapat menarik perhatian orang banyak, maka perisstiwa itu dapat
dimuat dalam surat kabar atau ditanyangklan melalui telivisi atau disiarkan melalui
radio siaran.
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Pada
komunikasi antarpersona, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui
identitasnya, seperti: nama, Pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin
mengenal sikat dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator
tidak mengenal komunikan (anonym), karena komunikasinya menggunakan media
dan tidak tatap muka. Di samping anonym, komunikan komunikan komunikasi massa
adalah heteroge, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang
dapat dikelompokan berdasarkan factor: usia, jenis kelamin, Pendidikan, pekerjaan,
latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi.
4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya,
adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai nya relative banyak dan
tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara
serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Effendi
(1981) mengartikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak
dengan jumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikan dan penduduk
tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi
isi dan dimensi hubungan (mulyana, 2000:99). Dimensi isi menunjukan muatan atau
isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukan
hubungan pera peserta komunikasi itu. Sementara Rakhmat (2003) menyebutnya
sebagai proporsi unsur dan unsur hubungan. Dalam komunikasi antarpersona yang
diutamakan adalah unsur hubungan. Semakin saling mengenal antar pelaku
komunikasi, maka komunikasinya semakin efektif. Sebagai contoh, pembiaraan
sepasang suami istri diatas meja makan tentu tidak harus menggunkan sistematika
tertentu seperi pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Seorang istri akan memulai
pembicaraan diatas meja makan dengan topik pengalaman atau kegiatannya pada hari
itu. Pembicaraan mereka mengalir begitu saja, tidak diatur oleh waktu dan cara
penyampain. Sedangkan dalam konteks komunikasi massa, komunikator tidak selalu
kenal dengan mkomunikannya, dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana seorang
komuniktor menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya,
agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut.
6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Salain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan
dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan
kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan
komunikannya tidak dapat melakukan kontok langsung. Komunikator aktif
menyampaikan pesan, komunkian pun aktif menerima pesan, namun diantara
keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam
komunikasi antarpersona. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
Untuk memahami lebih jelas tentang sifat komunikasi massa yang satu arah, penulis
mengutip penjelasan rakhmat (1996) dalam buku psikologi komunikasi yang
membandingkan sistem komunikasi massa dengan komunikasi antarpersona. Dalam
hal pengendalian arus informasi.
7. Stimulasi Alat Indra Terbatas
Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat di anggap salah satu
kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Pada komunikasi
antarpesona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi,
komunikator dan komunikan, dapat di gunakan secara maksimal. Kedua belah pihak
dapat melihat, mendengarkan secara langsung, bahkan mungkin merasa. Dalam
komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada
surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman
audutiv, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita
menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan tidak Langsung (Indirect)
Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback
merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antar persona, komunikasi
kelompok, dan komunikasi massa. Efektivitas komukasi sering kali dapat di lihat dari
feedback yang di sampaikan oleh komunikan. Umpan balik sebagai respon
mempunyai volume yang tidak terbatas pada komunikasi atarpesona. Bila penulis
memberikan kuliah kepada anda secara tatap muka, penulis akan memperhatikan
bukan saja ucapan anda, tetapi juga kedipan mata, gerakan bibir, posisi tubuh,
intonasi suara, dan gerakan lainnya yang dapat penulis artikan.
Dalam Televisi sebagai salah satu bentuk media massa elektronik
keberadaannya sangat diperhitungkan dan mempunyai kedudukan yang sangat
penting bagi kehidupan manusia sekarang karena bentuk audio-visualnya. Setiap
acara yang disugukan mempunyai andil besar dalam menyampaikan ide, visi dan misi
para produsernya sehingga televisi terbukti dapat mempengaruhi opini public.
Jangan baper adalah suatu program baru berformat talk show
memadupadankan dengan konsep komedi. Jangan Baper dibawakan dengan gaya
santai. jangan baper merupakan salah satu program rangkaian Warna Warni Selebritri.
Program sketsa talk show yang menghadirkan tamu-tamu yang seru, unik, dan
menginspirasi. Program ini mengambil latar yang bisa berganti-ganti sebuah tayangan
yang menghibur dan penuh kejutan.
Jadi isi pesan dari program ini tidak selalu konsisten dengan nama program
mereka tersebut yaitu “Jangan Baper” dimana mereka tidak sering memainkan
adegan reka ulang (sketsa) padahal pada awal pembuatan konsep acara “jangan
baper”. reka adegan adalah salah satu unsur yang terlibat dalam proses produksi.
Seharusnya tetap menggunakan segmentsegment yang mendukung dari program
tersebut. Ini menjadi tanggung jawab produser selaku orang yang memiliki kendali
penuh acara saat produksi. Alur atau plot dari program ini dapat tertebak sangat
mudah dari opening sampai closing. Mereka lebih banyak mengkonsep talkshow ini
dengan cadaan dari pengisi acara dengan impersonate, chit-chat, sketsa reka ulang
adegan. Bahkan tagline mereka adalah “santuy aja kale” itu artinya mereka
menjalankan sesuai dengan isi yang mau disampaikan kepada bintang tamu dan
penonton maksud acara jangan baper.
Dalam komunikasi massa ini, isi pesan tersebut berdasarkan karakteristik
komunikasi massa adalah, Popularitas. Yang dimana, peliputan tentang tokoh,
organisasi, tempat dan waktu yang penting dan terkenal selalu menarik perhatian
khalayak. Semakin seorang popular maka ia selalu menjadi bahan berita yang
menarik. Apapun yang dilakukan oleh bintang film, penyanyi, presiden, menteri,
wakil rakyat, atlet, semuanya yang menarik untuk diberitakan baik yang berkaitan
dengan profesinya maupun urusan pribadi. Peliputan tentang tokoh, organisasi /
kelompok, tenpat, dan waktu yang penting dan terkenal akan menarik perhatian
khalayak. Suatu peampokan akan menjadi berita besar atau menarik perhatian
khalayak bila terjadi di rumah seorang mentri. Di samping itu media massa akan
mengulas peristiwa pada waktu-waktu penting, seperti peringatan Proklamasi
Kemerdekaan RI, lebaran, natal atau tahun baru. Juga peristiwa-peristiwa di tempat
terkenal lebih sering ditampilakan oleh media massa.

Anda mungkin juga menyukai