Anda di halaman 1dari 23

PENDIDIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas “HADIST TARBAWI”

Dosen pengampuh Nur Eka Wahyuningsih, S.Pd.I, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelas MPI-4 Kelompok 7

1. Herna (181030110)
2. Asrida (181030)
3. Riska (181030)
4. Riski Dani Firmansyah

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karna telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal.

Dan berkat rahmat dan hidayahnya pula kami semua telah menyelesaikan tugas

makalah ini yang berjudul “PENDIDIK” dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan sempurna tanpa

bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

kami berterima kasih kepada dosen dan teman-teman kelompok 7 yang ikut

membantu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan maka dari itu

kami membutuhkan kritikan dan saran yang membangun untuk dijadikan pedoman

dalam penulisan makalah kearah lebuh baik lagi.

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Palu, 28 oktober 2019


Penyusun:

KELOMPOK 7

(tanpai
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 4

C. Tujuan................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Pendidikan Islam Masa Kerajaan Islam.................................. 5

B. Peran Kerajaan Islam Indonesia dalam Proses Pendidikan Islam di

Indonesia............................................................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 12

B. Saran .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

(tanpaii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

(tanpa3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Hakikat Pendidik

1. Pengertian Pendidik
Kata pendidik berasal dari didik, artinya memelihara, merawat dan
memberi latihan agar seseorang memiliki ilmu pengetahuan seperti yang
diharapkan (tentang sopan santun, akal budi, akhlak, dan sebagainya)
selanjutnya dengan menambahkan awalan pe- hingga menjadi pendidik,
artinya orang yang mendidik. Menurut pendapat lain pendidik adalah orang
dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada
anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah,
khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu
yang sanggup berdiri sendiri. Pendidik dapat pula berarti orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan dan kematangan aspek rohani dan
jasmani anak.

Menurut Ahmad Tafsir, bahwa pendidik dalam Islam adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya
mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa),
kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa). Sedangkan Abdul Mujib
mengemukakan bahwa pendidik adalah bapak rohani (spiritual father) bagi
peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan
akhlak mulia, dan meluruskan prilakunya yang buruk.

Secara umum dijelaskan pula oleh Maragustam Siregar, yakni orang yang
memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan lain-lain baik
di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di sekolah. Di dalam ilmu

(tanpa4
pendidikan, yang dimaksud pendidik adalah semua yamg mempengaruhi
perkembangan seseorang. Perlu kita ketahui bahwa guru atau pendidik adalah
pencerah alam semesta, pemberi cahaya bumi. Oleh karena itu pendidk atau
guru tidak boleh mogok, berhenti dan menyembunikan ilmu karena allah akan
murka jika ada orang yang mnyembunyikan ilmu sebagaimana hadis yang
telah di jelaskan di bawah ini:

Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu yang ia ketahui kemudian ia


menyembunyikannnya (tanpa menjawabnya) maka kelak ia dikendalikan di
hari kiamat dengan kendali yang terbuat dari api neraka (HR. Abu Daud dan
Tirmidzi).

Perkembangan tersebut meliputi seluruh potensi peserta didik, baik potensi


afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Potensi ini sedemikan rupa
dikembangkan secara seimbang sampai mencapai tingkat yang optimal.
Sebagai seorang pendidik disini harus memberikan contoh yangg baik agar
anak didiknya dengan mudah meniru apa yang dilakukan oleh pendidiknya.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidik
dalam Islam adalah orang yang mempunyai tanggung jawab dan
mempengaruhi jiwa serta rohani seseorang yakni dari segi pertumbuhan

(tanpa5
jasmaniah, pengetahuan, keterampilan, serta aspek spiritual dalam upaya
perkembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh seseorang tersebut sesuai
dengan prinsip dan nilai ajaran Islam sehingga menjadi insan yang
berakhlakul karimah.

2. Hakikat Pendidik
Hakikat pendidik sebagai manusia yang memahami ilmu pengetahuan
sudah barang tentu dan menjadi sebuah kewajiban baginya untuk
mentransferkan ilmu itu kepada orang lain demi kemaslahatan ummat.
Hakikat pendidik ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq (96) ayat 1-5
yang artinya : “Bacalah dengan menyebut nama Tuhan mu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. Dalam Al-Qur’an hakikat guru adalah Allah SWT, namun tidak
berarti manusia di dunia ini tidak mempunyai tugas sebagai khalifah di muka
bumi ini, tugas manusia salah satunya adalah mengajarkan ilmu yang telah
diperolehnya kepada orang lain, dengan kata lain dia sebagai seorang guru.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa guru dapat
diartikan sebagai sosok yang mempunyai kewenangan dan bertanggung
jawab sepenuhnya di kelas atau di sekolah untuk mengembangkan
segenap potensi peserta didik yang dimiliki sehingga mampu mandiri dan
mengembangkan nilai kepribadian sesuai ajaran Islam, dengan demikian
tujuan akhirnya adalah kedewasaan dan kesadaran untuk melaksanakan
tugasnya sebagai khalifah dan hamba Allah Swt. Oleh karena itu, setiap
guru hendaknya mempunyai kepribadian yang akan dicontoh dan
diteladani oleh anak didik, baik secara sengaja maupun tidak. Sudah pasti,
pekerjaan sebagai guru tidak sama dengan pekerjaan apapun, diluar itu
pengetahuan dan keterampilan yang akan diajarkan.

(tanpa6
Seorang pendidik merupakan manusia pilihan yang bukan hanya memiliki
kelebihan ilmu pengtahuan, melainkan juga memiliki tanggung jawab yang
berat dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai pendidik yang harus
menguasai ilmu dalam mengajar anak didiknya dengan cara yang profesional,
sabar dan tertuju pada pencapaian keberhasilan di dunia dan di akhirat.
Seorang pendidik harus memiliki syarat-syarat sebagai berkut :
a. Beriman kepada Allah dan beramal shaleh.
b. Menjalankan ibadah dengan taat.
c. Memiliki sikap pengabdian yang tinggi pada dunia pendidikan.
d. Ikhlas dalam menjalankan tugas pendidikan.
e. Profesional dalam menjalankan tugasnya.
f. Menguasai ilmu yang diajarkan kepada anak didiknya.
g. Tegas dan berwibawa dalam menghadapi masalah yang dialami anak
didiknya.
h. Mampu menggunakan metode mengajar yang bervariasi dan
menguasainya dengan baik.

Pendidik merupakan potensi pedagosis yang mengarahkan perkembangan


hidup anak didik. Pendidik memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
pelaksanaan pendidikan, karena pendidik adalah pihak yang bersentuhan
langsung dengan unsur- unsur yang ada dalam sebuah aktivitas pendidikan,
terutama anak didik. Sebagai wujud dari kedudukan yang sangat penting
tersebut, fungsi pendidik adalah berupaya untuk mengembangkan segenap
potensi anak didiknya, agar memiliki kesiapan dalam menghadapi berbagai
tantangan dalam kehidupannya.
Seorang pendidik harus bisa menguasai situasi dan kondisi agar tidak jenuh
dalam berlangsungnya proses pendidikan, maka dari itu ada beberapa hal
yang harus diperhatikan. Antara lain :

(tanpa7
a. Selalu berbicara dengan bahasa yang santun.
b. Selalu mendengarkan pendapat anak didiknya.
c. Mengarahkan dan mengembangkan minat dan bakat anak didiknya.
d. Berpakaian rapi dan sopan.
e. Selalu datang tepat waktu.
f. Memberikan pelajaran dengan metode yang tepat.
g. Senantiasa memberikan peluang dan kesempatan kepada anak didiknya
untuk bertanya.
h. Sabar dalam menghadapi kenakalan anak didiknya.
i. Memahami perkembangan mental dan emosional anak didiknya,
membimbing, mengarahkan dan memotivasi anak didiknya.
j. Menciptakan situasi untuk pendidikan. Situasi pendidikan yaitu suatu
keadaan dimana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan
baik dan hasil yang memuaskan.
Adapun peran pendidik dalam menyikapi tantangan globalisasi adalah
berusaha secara sadar untuk membimbing, mengajar, dan melatih siswa agar
dapat:
a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT yang telah
ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
b. Menangkal dan mencegah pengaruh negatif dari kepercayaan paham atau
budaya lain yang membahayakan dan menghambat perkembangan pola
pikir dan keyakinan siswa.
c. Memperkenalkan secara transparan contoh positif dan negatif dari
pengaruh iptek kepada anak.
d. Pendidik selalu mengontrol kepada anak didik dan sekaligus sebagai
agent of change dalam menggunakan iptek.
e. Menyalurkan bakat dan minatnya dalam mendalami bidang agama serta
mengembangkannya secara optimal, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi orang lain.

(tanpa8
B. Keutamaan Pendidik

1. Terbebas dari Kutukan Allah


َّ‫ُون ما َ فِيها َ إِآل‬
ٌ ‫إن ال ّد ْنيا َ َم ْلعُونَةٌ َم ْلع‬
َّ َ‫صلَّي هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل أآل‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
َ ‫ْت َرس‬ ِ َ‫ع َْن أ‬
ُ ‫بي هُ َر ْي َرةَ يَقُو ُل َس ِمع‬
‫ِذ ْك ُر هَّللا َوما َ َواآلَهُ َوعاَلِ ٌم أَوْ ُمتَ َعلِّ ٌم‬
Abu hurairah meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasullah bersabda,
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya dunia dan segala isinya terkutuk, kecuali
dzikir kepada Allah dan apa yang terlibat didialamnya, orang yang tahu
(guru) atau orang yang belaja.” (HR. At-Tirmidzi)
Dalam hadis ini ditegaskan bahwa orang yag tahu (guru atau pendidik)
adalah orang yang selamat dari kutukan Allah. Ini merupakan keutamaan yang
sangat berharga. Dari hadis ini dapat dipahami bahwa tidak semua yang
berpredikat guru, dijamin Rasulullah selamat dari kutukan. Guru yang beliau
maksudkan adalah guru yang berilmu, mengamalkan ilmunya, dan
mengajarkannya dengan ikhlas untuk mendapat keridhaan Allah.
2. Didoakan oleh Penduduk Bumi
Berkaitan dengan hal ini, terdapat hadis berikut.

‫لَّ َم َر ُجالَ ِن‬u‫ ِه َو َس‬u‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬u‫ص‬ َ ِ ‫ول هَّللا‬ ِ u‫ال ُذ ِك َر لِ َر ُس‬ َ َ‫ع َْن أَبِي أُ َما َمةَ ْالبَا ِهلِ ِّي ق‬
‫ ُل‬8‫ض‬ ْ َ‫لَّ َم ف‬u‫ ِه َو َس‬u‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬u‫ص‬
َ ِ ‫و ُل هَّللا‬u‫ال َر ُس‬u َ uَ‫الِ ٌم فَق‬uu‫ ُر َع‬u‫أَ َح ُدهُ َما عَابِ ٌد َواالَ َخ‬
‫ ِه‬8‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬8‫ص‬َ ِ ‫و ُل هَّللا‬8‫س‬ ُ ‫ا َل َر‬88َ‫ا ُك ْم ثُ َّم ق‬88َ‫ضلِي َعلَى أَ ْدن‬ ْ َ‫ا ْل َعالِ ِم َعلَى ا ْل َعابِ ِد َكف‬
‫ضينَ َحتَّى النَّ ْملَةَ فِي ُج ْح ِرهَا‬ ِ ‫ت َواأْل َ َر‬ ِ ‫س َم َوا‬ َّ ‫ َوأَ ْه َل ال‬8ُ‫سلَّ َم إِنَّ هَّللا َ َو َمالَئِ َكتَه‬
َ ‫َو‬
‫ رواه الترمذى‬.‫س ا ْل َخ ْي َر‬ ِ ‫صلُّونَ َعلَى ُم َعلِّ ِم النَّا‬ َ ُ‫َو َحتَّى ا ْل ُحوتَ لَي‬

Artinya: 
“Abu Umamah alBahiliy berkata:diceritakan kepada Rasulullah saw
. dua orang lakilaki,  yang satu 'abid (orang yang banyak  beribadah)  dan y
ang satu lagi 'alim (orang yang banyak ilmu). Maka Rasulullah saw. bersa
bda: kelebihan seorang alim daripada orang yang beribadah adalahbagaik

(tanpa9
an kelebihanku  daripada seorang kamu yang paling rendah. Kemudian Ras
ulullah saw. berkata  (lagi):  Sesungguhnya Allah, malaikatNya, penduduk la
ngit dan bumi sampai semut  yang  berada dalam sarangnya serta ikan bers
elawat (memohon rahmat) untuk  orang yang mengajarkan kebaikan kepada 
manusia (pendidik,  guru).”(HR. At-Tirmidzi)
Informasi dalam hadis diatas mencakup bahwa Allah memberikan
rahmat dan berkah kepada guru. Selain itu, malaikat juga penduduk langit dan
bumi termasuk semut yang berada dalam sarang ikan yang berada dalam laut
mendoakan kebaikan untuk guru yang mengajar orang lain. Ini semua adalah
keutamaan yang diberikan oleh-Nya kepada guru.
3. Mendapat Pahala yang Berkelanjutan
Sehubungan dengan keutamaan ini ditemukan hadis sebagai  berikut:
َ  ِ ‫هَّللا‬ ‫ َرسُو َل‬ ‫أَ َّن‬ َ‫هُ َر ْي َرة‬ ‫أَبِي‬ ‫ع َْن‬
 ‫ثَالَثَ ٍة‬ ‫ ِم ْن‬ َّ‫إِال‬ ُ‫ َع َملُه‬ ‫ا ْنقَطَ َع‬  ُ‫ا ِال ْن َسان‬  َ‫ َمات‬ ‫إِ َذا‬ ‫قَا َل‬ ‫ َو َسلَّ َم‬ ‫ َعلَ ْي ِه‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫صلَّى‬
‫والبيهق‬ ‫والترمذى‬ ‫النسائي‬ ‫وأحمد‬ ‫مسلم‬ ‫رواه‬ .ُ‫لَه‬ ‫يَ ْدعُو‬ ‫ح‬ َ  ‫ َو َولَ ٍد‬ ‫بِ ِه‬ ‫يُ ْنتَفَ ُع‬ ‫ َو ِع ْل ٍم‬ ‫اريَ ٍة‬
ٍ ِ‫صال‬ ِ ‫ َج‬ ‫ص َدقَ ٍة‬
َ  ‫ِم ْن‬
 ‫ى‬

Artinya: 
“Abu Hurairah meriwatkan bahwa Rasulullah saw  bersabda: “Apab
ila manusia telah  meninggal  dunia  terputuslah amalannya kecuali tiga hal, 
yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoa
kannya”. (HR.Muslim, Ahmad, An-Nasa’i, At-Tirmidzi, dan Al-Baihaqi)
Dalam hadis diatas terdapat informasi bahwa ada tiga hal yang selalu
diberi pahala oleh Allah pada seseorang, kendatipun ia sudah meninggal
dunia. Tiga hal tersebut, yaitu (a) sedekah jariah (wakaf yang lma
kegunaanya), (b) ilmu yang bermanfaat, dan (c) doa yang dimohonkan oleh
anak yang sholeh untuk orang tuanya. Sehubungan dengan pembahasan ini
adalah ilmu yang bermanfaat. Artinya ilmu yang diajarkan oleh seseorang
(alim atau guru) kepada orang lain dan tulisan (karangan) yang dimanfaatkan

(tanpa10
orang lain. Pahala yang berkelanjutan merupakan salah satu keutamaan yang
akan diperoleh oleh pendidik (guru).
Keutamaan ini diberikan kepada guru karena ia sudah memberikan
sesuatu yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Al-Ghazali
mengemukakan bahwa Hasan Al-Bashri berkata, “Kalau sekiranya orang-
orang berilmu tidak ada, niscaya manusia akan bodoh seperti hewan. Karena
hanya dengan mengajar, para ulama dapat menaikkan orang banyak dari
tingkat kehewanan ke tingkat kemanusiaan.

C. Sifat Keperibadian dan Kedudukan Pendidik


1. Sifat Kepribadian Pendidik
ada beberapa hal harus di teladani oleh pendidik baik orang tua maupun
pendidikdi sekolah sebagaimana akan di jelakan di bawah ini.
1. Al-amanah (dapat dipercaya)
Al-amanah meurut bahasa adalah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan
atau kejujuran. Maksudnya adalah sikap dan pribadi yang setia, tulushati
dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang di percayakan kepadanya,
baik berupa harta benda, rahasia, perkataan, maupun tugas dan kewajiban.
Pelaksanna amanah dengan baik di sebut al-amin, yang berarti yang dapat
dipercaya, yang jujur, yang setia, dan aman.
Ketika seorang pendidik mendapatkan seorang pesrta didik, maka ia
adalah seorang yang harus di jaga dan di berikan pendidikan dengan baik
sebagai amanah, dan amanah harus dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab. Sebagimana firman allah SWT. Berikut ini.

Sesungguhnya allah menyuruhmu menyampaikan amanah kepada


yang berhak menerimanya… (Q.S AN-NISA: 58)

(tanpa11
Untuk menciptakan anak yang berkualitas, hendaknya pendidik harus
melaksanakan amnah dengan baik, amanahsebgai pemilik ilmu yang haru
di amalkn kepda para pesrta didik dengan penuh keikhlasan keridhaan,
dan kesungguhan sehingga mampu menciptakan anak-anak yang amanah
yang dapat di percaya jujur dan setia.

2. As-shidiq (jujur)
As-shidiq yang dimaksud di sini adalah belaku jujur dan benar didalam
perkataan maupun perbuatan. Berlaku jujur dan benar dalam perkataan
maupun perbuatan. Berlaku jujur dan benar kebahagiaan. Apabila
seorang selalu berkata jujur maka semua orang akan merasa senang dan
puas berhadapan dan bergaul, karena tidak khawatir tertipu dan
terperdaya
Pendidik harus senantiasa menananmkan kejujujuran kepada peserta
didikd dengan memberikan teladan dan sifat jujur dari diri mereka.
Berkata jujur dan benar kepada semua orang, tidak mengatakan dusta
kepada anak. Sifat jujur dari pendidik akan memberikan pengaruh baik
kepada anak utuk selalu berkata jujur dan benar, sehinnga perilaku dan
perkataan anak selalu jujur dan benar sesuai dengan yang diharapkan
dalam islam.
Hal tersebut sebagaimana di perintahkan dalam firman Allah SWT.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada allah, dan hendak


kamu bersama orang-orang yang benar (Q.S AT-Taubah: 199).

3. Al-ukhuwah (rasa persaudaraan)

(tanpa12
Hubungan pendidik dan peserta didik seperti hubungan orang tua
dengan anak, hubungan ini lebih dari hubungan persaudaraan. Pada
hakikatnya semua umat islam adalah bersaudara. Karena persaudaraan
dalam islam tidak terkait oleh suku, bangsa, ras, dan jenis kelamin. Hal
ini sebagaimana firman allah SWT.

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah bersaudara, maka


demikianlah antara saudaramu dan bertakwalah kepada allah supaya
kamu mendapat rahmat (Q.S Al-hujurat: 10)
Pendidk harus menjaga hubungan baik dengan peserta didik,
orang tua dan masyarakat sekitar, sehingga tumbuh sifat kasih sayang
antara mereka itulah hakikat dari persaudaraan yang di kehendaki oleh
allah SWT.

4. AL-Adl (adil)
Pendidk yang adil adalah tidak berlaku zalim kepada peserta didik atau
memberikan hak-hak mereka seperti pendidikan dan pengajaran, atau
memberikan sesuatu dengan cara adil kepada semua peserta didiknya
tanpa memandang status sosial mereka. Guru adalah cintoh yang baik
kepada muridnya. Seorang guru harus bersikap adil pada
muridnya.adil dalam pengertian tidak membeda-bedakan anka dan
memberi hak kewajiban secara merta. Sebagaimana hadis nabi yang
bersandar pada Abu Hurairah menyatakan bahwa berperilaku pada
anak didik laksana bapaknya.

Sesungguhnya aku bagimu adalah seperti orang tua kepada


anaknya. (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Dan Ibnu Hiban).

(tanpa13
Dari Ali Ra,.. ia berkata : “ rasulullah Saw. Selalu memberikan
kepada setiap orang yang hadir di hadapan beliau, hak-hak mereka
(secara adil), sehingga di antara mereka tidak ada yang merasa paling
di istimewakan” (HR. Tirmidzi).
Keteladanan dalam berbuat adil bagi seorang pendidik adalah
keharusan dalam memberikan pendidik keadilan kepada semua peserta
didiknya. Jangan pernah mengharapkan anak berlaku adil sedangkan
pendidiknya sendiri tidak berlaku adil kepada pesrta didik.
Oleh karena itu, berbuat adil di perintahkan oleh allah SWT. Dalam
ayat:

Sesungguhnya allah memerintahkan kamu berlaku adil dan


berbuat kebaikan serta memberi kepada kaum kerabat, dan allah
melarang kamu dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agae kamu dapat mengambil
pelajaran. (Q.S AN-Nahl : 90)
Pendidik pasti mengharapkan anak-anaknya mampu berlaku
adil bagi diri, keluarga, dan masyarakatnya. orang tua harus
memberikan teladan sifat ini dihadapn anak-anak mereka, agar tercipta
anak-anak yang berkualitas, yaitu mampu bersikap dan berlaku adil
bagi diri, keluarga dan masyrakat.

5. AL-Afwu (pemaaf)

(tanpa14
Adalah sifat keikhlasan untuk memberikan maaf kepada orang yang
telah menyakitinya. Sifat pemaaf ini perlu di teladankan kepada
peserta didik, karena manusia harus menyadari bahwa dirinya adalah
malaikat yang sempurna yang tidak pernah berbuat salah atau keliru
kepada makhluk lain. Menjadi manusia.
Seorang anak pasti selalu berbuat kesalahan, yang terkadang
kesalahan tersebut sangat menjengkelkan para pendidik, sehingga
mengharuskan mereka menjadi marah. Dalam hal ini penduduk harus
menujukan sikap teladan afwu (pemaaf) kepada mereka, agar pada diri
anak selalu terbentuk sikap memberikan maaf kepada orang lain.

6. Al-haya (malu)
Malu adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan keenganan
melakukan sesuatu yang rendah atau kurang sopan. Sifat malu harus
ditanamkan kepada anak agar anak enggan melakukan sesuatu yang
rendah atau kurang sopan. Agar sifat malu ini tertanam dalam diri
peserta didik, hendaknya pendidik senantiasa memberikan teladan
sikap malu sejak dini, seperti malu membuka aurat dihadapan anak
dan lain sebagainya.

7. Ar-rahman (kasih sayang)


Pada dasarnya, sifat kasih sayang merupakan fitrah yang di
anugrahkan allah kepada semua makhluk yang bernyawa. Kasih
sayang merupakan perasaan halus dan belas kasiahan di dalam hati,
yang mendorong pelakunya berbuat amal baik, memberi maaf dan
belaku baik terhadap sesama.
Pendidk sudah pasti menyayangi para peserta didiknya, begitu
juga sebaliknya. Namun kasih sayang mereka bisa saja hilang jika
seorang pendidik selalu marah dan kasar kepada anak-anaknya. Oleh

(tanpa15
karena itu kasih-mengasihi sayang menyayangi antara pendidik dan
peserta didik sangat penting.

8. As-shabar (sabar)
Sabar bukan menyerah tanpa syarat, tetapi harus berusaha dengan hati
yang tetap berikhtiar sampai cita-cita dapat berhasil dan saat menerima
cobaan dari allah wajib rudha dengan hati yang ikhlas dan benar
ketika beramal tidak lupa kepada allah, tidak ria, dan takabur. Apabila
mendapatkan musibah, terimalah dengan kesabaran dan berserah diri
kepada allah dan ikhtiar.

Hai orang-orang yang beriman jaikanlah sabar dan shalat


sebagai penolongmu, sesungguhnya allah beserta orang-orang yang
sabar (Q.S-Al-baqarah :153)

Dalam mendidik anak yang berkualitas tentunya membutuhkan sifat


sabar, kareana jika pendidk tidak mampu bersabar, maka akan terjadi
kekakcauan dalam keluarga sehingga gagal mendidik anak yang
berkualitas. Oleh karena itu, sifat sabar harus di miliki oleh para
pendidik dalam memberikan pendidikan kepada peserta didik mereka.

9. At-tawun (tolong-menolong)
Ta’awun adalah ciri kehalusan budi pekerti, kesucian jiwa ketinggian
akhlak dan membuahkan cinta antara teman, penuh solidaritas yang
senang memberikan pertolongan kepada orang lain maka langkahnya
akan di permudah dan orang lainpun akan senang memberikan
pertolongan padanya.

(tanpa16
Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan
janganlah tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan…
(Q.S AL-maidah: 2)

Disamping itu pendidik juga harus memberikan peneladanan


sikap tolong menolong kepada peserta didik. Sebagimana contoh yang
ada di bawah.
1. Guru adalah contoh dan model hidup bagi murid.
2. Memberi motivasi dan kabar gembira.
3. Belajar dan mengajar adalah motivasi bagi anak untuk terus
memperbarui semangat berilmu.
4. Belajar mengjar harus berbekat ketenangan, kesopanan dan
tawadhu, SAYIIDINA ALI mengatakan bahwa ilmu itu adalah
cerdas, modal, sabar, sarana, petunjuk guru, dan perlu waktu.

(tanpa17
4.      Kedudukan Pendidik
1.      Sebagai Orang Tua
Menurut Rasulullah pendidik berkedudukan sebagai orangtua. Sehubungan
dengan ini terdapat hadis sebagai berikut:
‫الوالِ ِد أُ َعلِّ ُم ُك ْم فَإ ِ َذاأَتَى‬
َ ‫ع َْن أَبِى هُ َر ْي َرةَ قَا َل َرسُو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم إِنَّ َما أَنَا لَ ُك ْم بِ َم ْن ِزلَ ِة‬
ْ
ِ ‫ه َو َكانَ يَأ ُم ُر بِثَاَل ثَ ِة أَحْ َج‬uِ ِ‫أَ َح ُد ُك ْم الغَائِطَ فَاَل يَ ْستَ ْقبِ ِل القِ ْبلَةَ َواَل يَ ْستَ ْدبِرْ هَا َواَل يَ ْستَ ِطبْ بِيَ ِمين‬
‫ار َويَ ْنهَى‬
‫ث َوال ِّر َّم ِة‬
ِ ْ‫َع ِن الرَّو‬

Abu hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “sesungguhnya


aku menempati posisi orangtuamu. Aku akan mengajarmu. Apabila salah seorang
kamu mau buang hajat, maka janganlah ia menghadap atau membelakangi kiblat,
janganlah ia beristinja’ (membersihkan dubur sesudah buang air) dengan tangan
kanan. Beliau menyuruh beristinja’ (kalau tidak dengan air), dengan tigabatu dan
melarang beristinja’ dengan kotoran (najis) dan tulang.HR. Abu Dawud)

Hadis diatas dengan jelas mengatakan bahwa rasulullah saw bagaikan orangtua
dari sahabatnya. Pengertian bagaikan orangtua adalah mengajarkan, membimbing,
dan mendidik anak-anak seperti yang umumnya delakikan oleh orangtua. Beliau
mengajarkan kepada sahabat bagaimana adab buang hajat. Sebenarnya, persoalann ini
adalah persoalan orangtua. Akan tetapi, nabi yang tidak diragukan lagi bagi umat
islam, sebagai mahaguru dan pendidik ulung juga mau mengajarkan hal itu.
Pendidik (guru di sekolah) perlu menyadari bahwa ia melaksanakan tugas yang
diamanahkan oleh Allah dan orang tua peserta didik. Mendidik anak harus didasarkan
pada rasa kasih sayang. Oleh sebab itu, pendidik harus memperlakukan peserta
didiknya bagaikan anaknya sendiri. Ia harus dengan ikhlas agar peserta didik dapat
mengemban potensinya secara maksimal. Pendidik tidak boleh merasa benci kepada
peserta didik karena sifat-sifat yang tidak disenanginya.

2.      Sebagai pewaris nabi

(tanpa18
Sehubung dengan kedudukan ini, terdapat sabda nabi SAW seperti berikut ini.
‫ ِه‬u‫ا يَ ْبتَ ِغى فِ ْي‬uuَ‫لَكَ طَ ِر ْيق‬u‫و ُل َم ْن َس‬uuُ‫لم يَق‬uu‫ْت َرسُو َل هللا صلى هللا عليه وس‬ ُ ‫ع َْن أَبِى الدَّرْ دَا ِء قَا َل َس ِمع‬
ْ ‫ب ال ِع ْل ِم َوإِ ْن ال َع‬
‫ال ِم‬u َ ‫ض ُع أَجْ نِ َحتَهَا ِر‬
ِ ِ‫ال‬uَ‫ا َء لِط‬u‫ض‬ َ َ‫الجنَّ ِة َوإِ ْن ال َماَل ئِ َك ِة لَت‬
َ ‫ِعل ًما َسلَكَ هللا بِ ِه طَ ِر ْيقَا إِلَى‬
‫ ِد‬uِ‫الِ ِم َعلَى ال َعاب‬uu‫الح ْيتَانُ فِي ال َما ِء َوفَضْ ُل ال َع‬ ِ ‫ض َحتَّى‬ ِ ْ‫ت َو َم ْن فِى األَر‬ ِ ‫لَيَ ْستَ ْغفِ ُر لَهُ َم ْن فِى ال َّس َم َوا‬
َ ‫وا ِد ْين‬uuُ‫ا َء لَ ْم يُ َورِّ ث‬uuَ‫ةُاألَ ْنبِيَا ِء إِ َّن األَ ْنبِي‬uuَ‫ا َء َو َرث‬uu‫ب ِإ َّن ال ُعلَ َم‬
‫ارا‬uuَ َ ‫ائِ ِر ال َك‬uu‫ر َعلَى َس‬uu
ِ ‫وا ِك‬uu ِ ‫ ِل القَ َم‬uu‫ض‬ ْ َ‫َكف‬
‫َواَل ِدرْ هَ َما إِنَّ َما َو َّرثُوا ال ِع ْل َم فَ َم ْن أَ َخ َذ بِ ِه أَ َخ َذ بِ َحظِّ َوافِ ِر‬
Abu ad-darda’ berkata, “aku mengdengar Rasulullah SAW bersabda, “siapa yang
menempuh jalan mencari ilmu, akan dipermudah Allah jslsn untuknys ke surga.
Sesungguhnya, malaikat merentangkan sayapnya karena senang kepada pencari
ilmu. Sesungguhnya, pencari ilmu dimintakan ampun oleh orang yang ada dilangit
dan bumi, bahkan ikan yang berada didalam air. Keutamaan orang yang berilmu
dari orang yang beribadah adalah bagaikan keutamaan bulan diantara semua
bintang. Sesungguhnya, ulama adalah pewaris nabi. Mereka tidak mewariskan emas
dan perak, tetapi ilmu. Siapa yang mencari ilmu, hendaklah ia mencari sebanyak-
banyaknya. HR At-tirmidzi,ahmad,albaihaqi,abu dawud,dan Ad-darimi).
Dalam hadis diatas dikemukakan beberapa hal penting. Hal yang berkaitan erat
dengan tema ini adalah ulama adlah pewaris para nabi. Pendidik, dalam hal ini
terutama guru, adlah orang yang berilmu pengetahuan. Dengan demikian, ia termasuk
kategori ulama. Jadi, ia adalh pewaris para nabi. Sebagai pewaris para nabi, tentu
guru tidak dapat mengharapkan banyak harta karena mereka tidak mewariskan harta.
Akan tetapi, rasulullah saw tidak pernah melarang orang yang berilmu, termasuk
pendidik, untuk mencari harta kekayaan selama proses itu tidak mengurangi upaya
pengambiilan warisan beliau yang sebenarnya, yaitu ilmu pengetahuan.

(tanpa19
D. Pendidik dalam Keluarga

Pendidikan dalam Keluarga adalah tanggungjawab orang tua, dengan peran


Ibu lebih banyak. Karena Ayah biasanya pergi bekerja dan kurang ada di rumah,
maka hubungan Ibu dan anak lebih menonjol. Meskipun peran Ayah juga amat
penting, terutama sebagai tauladan dan pemberi pedoman. Kalau anak sudah
mendekat dewasa peran Ayah sebagai penasehat juga penting, karena dapat
memberikan aspek berbeda dari yang diberikan Ibu. Oleh karena hubungan Ayah
dan anak terbatas waktunya, terutama di hari kerja, maka Ayah harus
mengusahakan agar pada hari libur memberikan waktu lebih banyak untuk
bersama dengan anak

Jika penghasilan keluarga tergantung pada penghasilan Ayah yang kurang


memadai untuk kehidupan keluarga dapat menimbulkan persoalan pendidikan
yang tidak sedikit. Ada pendapat berbeda tentang pendidikan dalam keluarga,
yaitu tentang pemberian kebebasan kepada anak. Ada yang berpendapat bahwa
sebaiknya sejak permulaan diberikan kebebasan maksimal kepada anak. Dalam
hal ini faktor pendidikan kepada anak sudah berakhir sebelum anak itu dewasa.
Dalam kenyataan terbukti bahwa keluarga yang menerapkan pendidikan keluarga
dapat menghasilkan pribadi-pribadi anak yang menjadi baik. Pendidikan dalam
Keluarga dapat memberikan pengaruh besar terhadap karakter anak. Sebab itu
kunci utama untuk menjadikan pribadi anak menjadi baik yang terutama terletak
dalam pendidikan dalam keluarga.

Dan karakter yang ditumbuhkan adalah faktor yang amat penting dalam
kepribadian anak, karena banyak mempengaruhi prestasi dalam berbagai bidang.
Ilmu pengetahuan dan kemampuan teknik adalah penting untuk pencapaian
keberhasilan, tetapi tidak akan mampu mencapai hasil maksimal kalau tidak
disertai karakter. Hal itu terutama karena pada waktu ini faktor karakter kurang
menjadi perhatian dalam penyelenggaraan pendidikan. Ini semua harus menjadi
salah satu hasil penting usaha pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga,
pendidikan sekolah maupun pendidikan dalam masyarakat. Akan tetapi karena
pendidikan pada anak paling dulu dilmulai dalam pendidikan dalam keluarga,
maka pendidikan dalam keluarga yang seharusnya memberikan dasar yang
kemudian diperkuat dan dilengkapi dalam pendidikan sekolah dan pendidikan
dalam masyarakat.

Akhirnya memang tergantung pada para orang tua sendiri apakah pedoman itu
dilaksanakan atau tidak. Akan tetapi karena secara alamiah orang tua ingin

(tanpa20
anaknya menjadi baik dan sukses, maka banyak kemungkinan orang tua akan
berusaha menerapkan pedoman itu dalam hidup mereka.

E. Pendidik dalam Masyarakat

Secara awam diketahui bahwa kegiatan mendidik merupakan salah satu kegiatan
yang telahberlangsung berabad, abad lamanya di masyarakat. Bahkan kegiatan
mendidik ini diyakini berlangsung sejak manusi ada dalam rangka mengenal diri
sendiri dan lingkungannya demi menjauhkan peradaban. Keberadaan pendidikan
merupakan khas yang hanya pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh
manusia tanpa manusia pendidikan tidak pernah ada, Human life is just the mother
of education. Kebradaan kegiatan mendidik tersebut tidak hanya menembus dimensi
waktu akan tetapi juga menembus dimensi tempat, dalam arti pendidikan telah
berlangsung di segala waktu dan tempat. Oleh karenanya, kegiatan pendidikan dapat
dikatakan bersifat fundemental, universal, dan fenmenal.
Fundamentalitas pendidikan ini dapat ditemukan dari kedudukan pendidikan sebagai
salah satu instrument utama dan pentig dalam menigkatkan segenap potensi anak
menjadi sosok kekuatan sumber daya manusia (Human resource) yang berkualitas
bagi suatu bangsa. Tanpa melalui pendidikan seorang anak di yakini tidak akan
mendapat menjadi manusia yang bermanfaat dan bermartabat, yakni menjadi sosok
manusia utuh ( a fully functioning person). Unversitas pendidikan dapat dilihat dari
proses hirup pikuk pendidikan yang telah dilakukan umat manusia dalam sejarahnya
yang amat panjang yakni sejak adanya manusia dalam dimensi waktu maupun
tempat. Pada waktu kapan pun dan dimana pun pendidikan selalu saja
diselenggarakan. Sedang fenomenalitas pendidikan terlihat dari gejala berubah –
ubahnya penyelenggarakaan dari sisi orientasi, strategi, pendekatan, dan manajemen
dari waktu ke waktu antara masyarakat satu ke masyarakat yang lain.
Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan memahami makna atas realitas yang
dipelajari. Kegiatan tersebut menuntut sikap kritis dari para pelaku yaitu peserta didik
dan pendidik. Dengan bantuan pembimbingan dan pendampingan oleh pendidik,
peserta didik dituntut secara aktif dan kreatif memahami makna dari realitas dunia
untuk perbaikan kehidupannya. Dalam hal ini, ada tiga unsur dasar didalam proses
pendidikan yaitu : pendidikan, subyek didik, dan realitas dunia. Pendidikan dan
peserta didik adalah subyek yang sadar sedangkan realitas dunia adalah subyek yang
tersadari atau disadari. Maka pendidik menuntut kesadaran dari peserta didik untuk
terlibat secara penuh dalam memahami realitas dunia, tidak sekedar mengumpulkan
pengetahuan dan menghafalkannya, yang dilestarikan sebagai pembeljaran model
Bank.

ARTI PENDIDIKAN

(tanpa21
Secara etimologis atau kebahasaan, kata “PENDIDIKAN” berasal dari kata
dasar“didik” yang berarti membentuk anak untuk menguasa aneka penegtahuan,
terampil, sikap, dan nilai yang diwariskan dari kluarga dan masyarakatnya.Bangsa
jerman melihat pendidikan sebagai yang setara dengan yaitu dengan membangkitkan
kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Pendidikan
diartikan sebagai pelatihan dan pembelajaran. Sedangkan dalam bahasa Indonesia
pendidik diartikan sebagai proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui proses pengajaran dan
pelatihan.

URGENSI ILMU PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT

Kegiatan mendidik dilakukan banyak orang dib banyak tempat, lebih – lebih
kegiataan ini secra natural telah dilakukan oleh para orang tua terhadap anaknya
praktek kegiatan mendidik yang telah berlangsung jutaan Tahun lamanya yang
dilakukan oleh umat manusia di muka bumi ini terkadang terjadi secra berulang dan
kurang mendapat evaluasi yang cukup oleh para pelakunya, termasuk orang yang
menanamkan dirinya sebgai pendidik sekalipun. Sebagian dari mereka melakukan
praktek ini dari hari kehari, minggu ke minggu, bulan ke bulan dan tahun ke tahun
yang relative sama, padahal yang di didik sudah berubah dan berganti, lebi – lebih
lingkungan juga sudah berubah.
Potret pendidikan di Indonesia masih menyedihkan bila dilihat dari presentasinya
secra agregat. Meskipun banyak dari pesrta didik yang memengkan sebagai lomba
tingkat internasional bidang kecakapaan akademik, misalnya pada olimpiade
matematika dan lain – lain hal tersebut tidak seluruhnya mencerminkan keberhasilan
pendidikan di sekolah pada umumnya. Endidikan sekolah pada umumya masih
banyak kekuranga di sana sini dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan sekolah
sebagaimana yang telah di amanatkan oleh UU. Untuk itu, pendidikan disekolah
memerlukan upaya yang lebih gigih melalalui banyak cara dalam rangka
mewujudkan tujuan yang diharapkan.
Salkah satu upaya meningkatkan prestasi pendidikan di sekolah adalah melalui
penguasaan secara mendalam ilmu mendidik bagi para pendidik nya disekolah.

(tanpa22

Anda mungkin juga menyukai