Disusun Oleh : :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu Sekolah Dasar.
2. Untuk Mengetahui Cara Mengidentifikasi secara tepat masalah pada anak
SD.
3. Untuk Mengetahui kategori Masalah Pada Anak SD.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Perubahan Perilaku: Perubahan tiba-tiba dalam perilaku anak seperti
menjadi lebih tertutup, agresif, atau cenderung menarik diri dari interaksi sosial
dapat menjadi tanda masalah. Penurunan Prestasi Sekolah: Jika anak tiba-tiba
mengalami penurunan dalam prestasi akademisnya atau kesulitan dalam
memahami pelajaran yang sebelumnya bisa dia kuasai, ini bisa menjadi indikasi
masalah. Masalah Kesehatan Fisik atau Mental: Gangguan kesehatan fisik atau
mental seperti gangguan tidur, kecemasan, atau depresi dapat mempengaruhi
kinerja anak di sekolah.
3
perlu, mencari bantuan dari ahli kesehatan atau konselor untuk mengevaluasi dan
menangani masalah tersebut. Dalam banyak kasus, mendeteksi masalah lebih awal
dapat membantu anak mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi
tantangan tersebut.
4
sekolah yang bersangkutan. Bahan-bahan yang bersifat informal ini
dibutuhkan agar pengajaran itu lebih relevan dan aktual. Komponen ini
merupakan salah satu masukan yang tentunya perlu dipertimbangkan
dalam strategi belajar-mengajar.
5. Metode pengajaran. Ada berbagai metode pengajaran yang perlu
dipertimbangkan dalam strategi belajar-mengajar. Ini perlu, karena
ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk strategi belajar-mengajar.
6. Media pengajaran. Media, termasuk sarana pendidikan yang tersedia,
sangat berpengaruh terhadap pemilihan strategi belajar-mengajar.
Keberhasilan program pengajaran tidak tergantung dari canggih atau
tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan
media yang digunakan oleh guru.
7. Lingkungan Pendidikan, lingkungan yang tidak bertanggung jawab
secara langsung terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan
faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar
terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal adlam satu
lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada
dasarny lingkungan mencakup lingkungan didik, lingkungan budaya, dan
lingkungan sosial.
Masalah Siswa Sekolah Dasar pada umumnya terdapat empat jenis masalah
siswa pada jenjang pendidikan sekolah dasar:
1. Masalah Emosi
Gejala yang timbul akibat masalah tersebut yaitu mudah marah, mudah
tersinggung , mudah menangis yang menunjukkan emosinya ekstrim tapi cepat
kembali lagi seperti sedia kala,
2. Masalah Sosial
Masalah sosial biasanya yaitu terjadinya Bullying yang dialami oleh anak
SD yaitu suka mengolok olok temannya yang tidak merasa bermasalah apa apa,
5
karena penampilannya / pun fisiknya yang kurang sempurna. Yang akhirnya anak
tersebut depresi dan sulit untuk berteman dengan teman lainnya
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di
dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut
Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
1. Keluarga
6
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah, merupakan peletak
dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat
anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga
yang lain. Mengenai penanaman pandangan hidup keagamaan, masa kanak-kanak
adalah masa yang paling baik. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik
untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama. Dalam hal ini biasakanlah anak-
anak untuk pergi ke gereja/masjid untuk bersama-sama menjalankan ibadah,
mendengarkan khutbah-khutbah atau ceramah-ceramah agama. Jangan hendaknya
penanaman dasar-dasar hidup beragama ini ditunda-tunda, dinanti sampai anak
mencapai kedewasaan, dan dibiarkan memilih agama mana yang disukai.
2. Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam
keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Di sekolah, anak
bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang tidak ada hubungan kodrati.
Bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang bermacam-macam sifat dan
perangainya. Bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang mempunyai
hak-hak yang sama dengan dirinya. Di sekolah anak tidak mempunyai “hak-hak
istimewa” seperti halnya dalam keluarga di rumah. Semua anak mempunyai hak
yang sama. Semua anak mempunyai kewajiban yang sama. Semua anak
diperlakukan yang sama. Di sinilah anak diperkenalkan dengan prinsip-prinsip
kehidupan demokratis. Anak-anak dilatih untuk belajar hidup secara demokratis.
7
o Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik
serta menanamkan budi pekerti yang baik.
o Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat
yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
o Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya
mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
o Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan
benar atau salah, dan sebagainya.
3. Masyarakat
8
Maksud dari pendekatan ini sebagai suatu pemecahan masalah yang
berkaitan dengan rendahnya motivasi untuk berprestasi adalah dalam memberikan
sebuah pembelajaran hendaknya seorang guru mampu melakukan perintah kepada
para siswanya untuk dapat belajar secara optimal. Atau dengan kata lain perintah
yang dimaksud adalah ketika tidak memenuhi sebuah kewajiban belajar maka
akan mendapat teguran, baik oleh sekolah maupun orang tua sebagai penanggung
jawab pendidikan seorang anak.
Penerapan pendekatan jenis ini maksudnya adalah dalam setiap diri seorang
siswa sebenarnya terdapat berbagai potensi yang antara satu dengan lanilla tidak
sama. Seperti yang dikenal yaitu dengan kecerdasan majemuk, melalui
pendekatan motivasi inilah dapat digunakan untuk mengungkapkan setiap potensi
tersebut.
Pelaksanaan dari pendekatan ini adalah seorang siswa diajak untuk berfikir
sekaligus melakukan sebuah perencanaan tentang kehidupan masa mendatang
yang akan dilalui atau dilaksanakan.
4. Pendekatan Sosioemosional
Bentuk pendekatan ini dapat dilakukan dengan mengajak para siswa untuk
melakukan pembelajaran di luar kelas. Atau lebih dikhususkan pada kehidupan
manusia.
5. Pendekatan Kelompok
Sebenarnya hampir sama dengan jenis nomor 4 dan 5. Hanya saja pada
bagian ini lebih ditekankan pada bagaimana pola interaksi seorang siswa ketika
berada dalam sebuah kelompok. Hal ini dapat dilakukan oleh siswa dengan cara
aktif didalam organisasi yang berada disekolah.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, Untuk saran bisa
berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
11