Anda di halaman 1dari 15

KEDUDUKAN DAN KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN

KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Pada Mata Kuliah Bimbingan Konseling Di Sekolah Menengah

Dosen Pengampu:
Sri Ayatina Hayati, M. Pd

Oleh

Ahmad Yasir 19220049


Fauzan Azhim 19220014
Yuwanda 19220073

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB BANJARMASIN
TAHUN 2020

i
KATA PEGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesehatan, kekuatan, dan bimbingan sehingga kami penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik untuk memenuhi mata kuliah
“Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah”.

Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita terutama sebagai calon
pendidik yang bertugas untuk mengarahkan peserta didik kepada tujuan
pendidikan yaitu mencerdaskan anak bangsa. Memang makalah ini masih jauh
dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER------------------------------------------------------------------------------- i
KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------- ii
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I PENDAHULUAN---------------------------------------------------------- 1
1.1 Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------- 1
1.2 Tujuan Penulisan---------------------------------------------------------------- 1
BAB II PEMBAHASAN----------------------------------------------------------- 2
2.1 Apa Itu Sekolah Menengah? -------------------------------------------------- 2
2.2 Kedudukan dan Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menengah------------------------------------------------------------------------ 3
2.3 Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah----------------- 4
2.4 Sasaran dan Lingkup Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah------ 6
BAB III PENUTUP----------------------------------------------------------------- 11
3.1 Kesimpulan---------------------------------------------------------------------- 11
DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------- 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN.

1.1 Rumusan Masalah


1) Apa itu Sekolah Menengah?
2) Kedudukan dan Konsep Dasar Bimbingan Konseling di Sekolah
Menengah
3) Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah
4) Sasaran dan Lingkup Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah

1.2 Tujuan Penulisan


1) Untuk Mengetahui Apa itu Sekolah Menengah
2) Untuk Mengetahui Kedudukan dan Konsep Dasar Bimbingan Konseling di
Sekolah Menengah
3) Untuk Mengetahui Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menengah
4) Untuk Mengetahui Sasaran dan Lingkup Bimbingan Konseling di Sekolah
Menengah

1
BAB II
PEMABAHASAN

2.1 Apa itu Sekolah Menengah?

Sekolah Menengah adalah lanjutan dari Sekolah Dasar (SD). Ada dua jenis
sekolah menegah yaitu :

- Sekolah Menengah Pertama (SMP)


Sekolah Menengah Pertama adalah jenjang pendidikan dasar pada
pendidikan formal di Indonesia yang ditempuh setelah lulus sekolah dasar.
Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari
kelas 7 sampai kelas 9.

- Sekolah Menengah Atas (SMA)


Sekolah Menengah Atas, adalah jenjang pendidikan menengah pada
pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama.
Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas
10 sampai kelas 12.

2
2.2 Kedudukan dan Konsep Dasar Bimbingan Konseling di Sekolah
Menengah

Penyelenggaraan pendidikan nasional pasti tak lepas dari peranan


bimbingan konseling di sekolah. Hal ini tak lepas dari peranan Bimbingan dan
Konseling atau konselor sekolah dalam pembentukan pribadi siswa.

Eksistensi dan Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah sudah sejak lama
diatur pemerintah dalam dunia pendidikan hal ini selaras dengan tujuan
pendidikan nasional termaktup dalam UU Pendidikan Nasional UU. No. 20
Tahuan 2003.

BK (Bimbingan dan Konseling) di Sekolah sangatlah berguna Bimbingan


dan konseling merupakan suatu bagian dari keseluruhan program di sekolah,
mempunyai tujuan tertentu sejalan dengan tujuan pendidikan di sekolah yang
bersangkutan. Secara umum bimbingan bertujuan untuk membantu individu
dalam mencapai tujuan, tujuan tersebut yaitu :

1) Kebahagiaan hidup pribadi


2) Kebahagiaan yang efektif
3) Kebahagiaan kesanggupan hidup bersama dengan orang lain
4) Keserasian antara cita-cita anak didik dengan kemampuan yang
dimilikinya.

Eksistensi dan Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah bertujuan


memudahkan proses pembelajaran yang efektif. Menurut Winkel ada beberapa
tujuan Eksistensi dan Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah sebagai
berikut :

1) Fungsi penyaluran, yaitu membantu siswa mendapatkan yang terbaik,


dan siswa dibantu untuk memilih antar alternatif yang tersedia  (decision making),
misalnya memilih kegiatan ekstrakulikuler sesuai dan memilih program
studi  yang sesuai.

 2) Fungsi penyesuaian, yaitu membantu siswa menemukan cara


menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapi
(adjustment). 

3) Fungsi pengadaptasian, yaitu mengarahkan rangkaian kegiatan


pendidikan dan pengajaran supaya sesuai dengan kebutuhan siswa.

3
2.3 Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah

Dalam sistem pendidikan di Indonesia, saat ini pendidikannya lebih difokuskan


pada pendidikan karakter yang diterapkan dalam K13. Dalam K13 tersebut,
terdapat kompetensi inti (KI)  yang semua jenjang pendidikan harus
menerapkannya, mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini, hingga tingkat
pendidikan sekolah menengah atas.

Hubungan dari KI dan BK ini adalah sama-sama memuat aspek


perkembangananak yang wajib dikembangkan sehingga anak didik mampu
menjalankan kehidupannya sesuai dengan apa yang diharapkan dari tujuan
pendidikan karakter itu ditetapkan. Berbicara lebih jauh masalah penerapan BK di
sekolah, sebelum menerapkannya alangkah lebih baik memahami terlebih dahulu
fungsi penerapan BK di sekolah sehingga penerapannya benar-benar terlaksana
secara efektif dan efisien. Berikut fungsi BK di sekolah :

- Fungsi Pemahaman, Dalam hal ini, diharapkan peserta didik memiliki


pemahaman tentang dirinya serta pemahaman tentang lingkungan
sekitarnya. Diharapkan dari pemahaman ini anak didik mampu
mengoptimalkan potensi yangada pada dirinya serta mampu menempatkan
dirinya pada situasi apapun yang terjadi dilingkungan kehidupannya

- Fungsi Preventif, Dalam fungsi ini, diharapkan anak didik mendapakan


arahan tentang ancaman atau bahaya-bahaya yang berpotensi menyerang
dirinya. Ancaman atau bahaya dalam hal ini adalah seluruh ancaman
yangdapat membahayakan atau merugikan anak didik dalam menjalani
kehidupannya. Seperti arahan tentang bahayanya   mendekati atau
menggunakan narkoba da masih banyak lagi ancaman lainnya.

- Fungsi Pengembangan, Fungsi pengembangan ini hampir sejalan dengan


fungsi pemahaman, namun fokusnya disini adalah focus pada membantu
anak didik dalam mengembangkan aspek perkembangannya. Sesuai
dengan fungsinya, ada beberapa teknik yang digunakan dalam menunjang
pengembangan anak didik tersebut. Di antaranya adalah diskusi kelompok,
curah pendapat atau brain stormin,karya wisata dan lainnya.

4
- Fungsi Penyembuhan, Fungsi penyembuhan di sini bukan berarti
menyembuhkan penyakit layaknya seorang dokter, melainkan
menyembuhkan masalah-masalah perkembangan yang telah atau yang
sedang dijalani anak didik seperti masalah pribadi, social, serta belajar.
Contohnya masalah dalam memahami salah satu mata pelajaran, ini dapat
dibantu dengan mengkomunikasikan pada guru BK kemudian guru BK
dapat menindak lanjuti dengan meminta guru mata pelajaran tersebut
mengganti metode dalam pengajaran mata pelajaran tersebut.

- Fungsi Penyaluran, Dalam fungsi ini, guru sebagai konselor membantu


anak didik dalam memilih kegiatan ekstra di sekolah, memilih jurusan atau
program studi yang di inginkan anak didik sesuai dengan minat bakat,
keahlian yang dimilikinya. Dalam memenuhi tugas ini, guru BK tidak
boleh jalan sendirian, harus bekerja sama dengan guru yang lain ataupun
bekerja sama dari lembaga lain yang berkaitan.

- Fungsi Adaptasi, Dalam fungsi ini, guru BK dapat membantu guru-guru


lainnya dalam menyusun program pembelajaran yang disesuaikan dengan
minat, kemampuan, serta kebutuhan anak didik.

- Fungsi Perbaikan,Fungsi BK dalam hal ini membantu anak didik sehingga


dapat memperbaiki kekeliruan berpikirnya, mampu memperbaiki
kesalahan dalam nalar perasaannya, serta mampu memperbaiki kesalahan
anak didik dalam bertindak. Bukan hanya memperbaiki, tapi juga guru BK
sebagai pengarah untuk anak didik agar senantiasa memiliki pola pikir
yang positif sehingga mempengaruhi anak didik dalam bertindak posititf
pula.

- Fungsi Pemeliharaan, Dalam hal ini, guru BK membantu anak didik dalam
menjaga suasana yang kondusif yang telah tercipta pada diri anak didik,
sehingga aman dari segala gangguan yang mengancam suasana kondusif
tersebut.

5
2.4 Sasaran dan Lingkup Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah

A.      Sasaran  Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Sasaran bimbingan dan konseling di sekolah adalah tiap-tiap pribadi siswa secara
perorangan. Dalam artian mengembangkan apa yang ada pada diri tiap-tiap
individu secara optimal agar masing-masing individu dapat sebesar-besarnya
berguna bagi dirinya sendiri, lingkungannya, dan masyarakat pada umumnya.
Sasaran pengembangan pribadi tiap-tiap siswa melalui pelayanan bimbingan dan
konseling melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut diantaranya yakni :

1)         Pengungkapan, Pengenalan dan Penerimaan Diri

Berkenaan dengan pengungkapan, pertanyaan yang bisa diajukan adalah mengapa


harus diungkap? Apa yang mesti diungkap? Siapa yang diungkap? dan bagaimana
cara mengungkapnya ? Tiap individu  diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa
dibekali dengan potensi-potensi tertentu, namun tidak semua individu mampu
mengungkap potensi dirinya. Dalam kondisi demikian, individu harus dibantu
untuk mengungkap potensi-potensinya. Demikian juga setiap siswa pasti memiliki
masalah, tetapi kompleksitasnya berbeda satu dengan yang lain. Tidak semua
individu mengenal atau mengetahui masalah dirinya. Oleh sebab itu, individu
tersebut harus dibantu untuk mengenali masalahnya. Selanjutnya, yang mesti
diungkap dari individu adalah potensi-potensi diri dan masalah yang dihadapinya,
sedangkan yang diungkap adalah semua siswa yang menjadi sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling. Cara mengungkap potensi-potensi dan masalah
individu bisa dilakukan melalui konseling atau cara lainnya seperti tes, observasi,
angket, wawancara, sosiomentri, catatan pribadi, kunjungan rumah, dan lain-lain.

Pribadi dewasa yang mantap dan berkembang secara baik adalah apabila individu
yang bersangkutan benar-benar memahami dirinya. Kesadaran tentang diri sendiri
akan tercapai apabila kemampuan pengungkapan diri dapat berkembang secara
baik. Tidak semua individu mampu mengungkap potensi dirinya seperti
kecakapan, kemampuan, bakat dan potensi-potensi lainnya serta mampu
mengungkap berbagai persoalan yang dihadapinya. Kemampuan pengungkapan
diri tidak serta merta timbul pada diri seseorang, melainkan memerlukan bantuan
orang lain atau alat-alat tertentu seperti melalui tes intelegensi, tes bakat, minat,
alat pengungkapan ciri-ciri kepribadian, dan lain sebagainya dengan perkataan
lain melalui pelayanan bimbingan dan konseling.    

6
Seseorang harus mengetahui batas kemampuannya sendiri, hal yang ia mampu
dan tidak mampu, harus mengetahui bakat dan minatnya, harus mengetahui
keadaan jasmani dan rohaninya, dan lain-lain. Hasil pengungkapan diri yang
objektif melalui pelayanan bimbingan dan konseling, merupakan dasar yang sehat
untuk mengenal diri sendiri sebagaimana adanya dan selanjutnya menjadi dasar
bagi penerimaan diri sendiri sehingga terwujud pribadi yang sehat. Pribadi yang
sehat adalah sosok pribadi yang mampu menerima diri sebagaimana adanya dan
mampu mewujudkan hal-hal positif sehubungan dengan penerimaan diri tersebut.
Misalnya apabila seseorang siswa mengenal dirinya kurang berprestasi
dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, maka hendaknya ia tidak
berputus asa, tidak rendah diri, dan sebagainya, melainkan justru hendaknya lebih
memacu semangatnya untuk berprestasi lebih tinggi. Sebaliknya, mereka yang
mengetahui bahwa dirinya dalam satu hal lebih baik daripada teman-temannya,
hendaklah tidak menjadi sombong ataupun tidak berusaha. Keadaan jasmani yang
kurang sempurna atau kurang menguntungkan, hendaknya tidak menjadi alasan
untuk bersedih, merasa rendah diri, putus asa, menyalahkan orang lain, atau
bahkan menyalahkan Tuhan.

2)         Pengenalan Lingkungan

Individu hidup di tengah-tengah lingkungan, yang tidak hanya dituntut mengenal


dirinya sendiri, melainkan juga mengenal lingkungannya. Seperti pada
penerimaan diri sendiri, individu pun hendaknya menerima lingkungannya
sebagaimana adanya. Tidak berarti individu tunduk saja pada lingkungannya,
namun dituntut mampu mewujudkan sikap positif terhadap lingkungannya.
Lingkungan yang kurang menguntungkan bagi individu, hendaknya tidak
membuat putus asa, melainkan ia terima secara wajar dan berusaha
memperbaikinya. Agar dapat mewujudkan sikap positif terhadap lingkungan, atau
individu berperilaku sesuai dengan tuntutan lingkungannya, maka individu yang
bersangkutan harus diperkenalkan dengan lingkungannya. Siswa yang tidak
mengenal lingkungan sekolahnya dengan baik, maka perilakunya akan bermasalah
seperti pelanggaran disiplin. Upaya memperkenalkan individu terhadap
lingkungannya dapat melalui pelayanan bimbingan dan konseling sehngga
terwujud pribadi yang sehat dalam arti pribadi yang mampu bersikap positif
terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.

3)         Pengambilan Keputusan   

Setelah mengenal potensi dirinya, mengenal masalah yang dihadapinya dan dapat
menerima dirinya apa adanya sesuai potensinya, serta mengenal lingkungannya
secara baik (mampu mewujudkan sikap positif terhadap lingkungannya), maka
tahap berikutnya adalah pembinaan kemampuan untuk mengambil keputusan.

7
 Pengambilan keputusan yang menyangkut diri sendiri, sering kali amat berat
dilakukan, terlebih apabila terjadi pertentangan antara realitas tentang diri sendiri
dengan lingkungannya. Disinilah peranan bimbingan dan konseling untuk-
membantu penampilan secara objektif dua unsur, yaitu diri sendiri dan
lingkungan. Dengan kata lain, pengungkapan, pengenalan, penerimaaan diri dan
pengenalan lingkungan yang telah dilalui siswa dalam tahapan di atas, akan
menjadi dasar pengambilan keputusan bagi individu itu sendiri dalam membentuk
perilaku dan mengembangkan potensi dirinya.

Pengambilan keputusan hendaknya dilakukan oleh individu itu sendiri, atau


setidak-tidaknya apabila pengambilan keputusan itu diprakarsai oleh orang lain,
misalnya pembimbing atau konselor, keputusan itu hendaknya disetujui oleh
individu yang dibimbing. Tujuan bimbingan dan konseling dalam konteks ini
adalah agar individu yang dibimbing mampu mengambil keputusan untuk dirinya
sendiri. 

4)         Pengarahan Diri

Kemampuan mengambil keputusan, hendaknya diwujudkan dalam bentuk nyata.


Karena keputusan, tanpa bentuk kegiatan nyata tidak akan ada manfaatnya.
Seseorang harus berani menjalani keputusan yang telah dipilihnya. Misalnya
seorang siswa telah memutuskan bahwa ia harus menjumpai atau menghadap wali
kelas untuk membicarakan rencana kegiatan libur akhir semester, maka ia harus
berani melaksanakan keputusan itu, yaitu menghadap wali kelas. Contoh lain
misalnya seorang siswa yang memutuskan bahwa ia harus membuat jadwal
belajar dan melaksanakannya secara konsisten untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, maka ia harus berani dan konsekuaen melaksanakan keputusan yang
telah diambilnya, yaitu membuat jadwal belajar dan melaksanakannya.

5)         Eksistensi Diri (Perwujudan Diri)

Dalam konteks ini, tujuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah membantu
siswa agar mampu mewujudkan diri secara baik di tengah-tengah lingkungannya.
Setiap individu hendaknya mampu mewujudkan diri sendiri sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan dasar, dan karakteristik kepribadiannya. Perwujudan diri
individu hendaknya dilakukan tanpa paksaan dan tanpa ketergantungan pada
orang lain. Serta hendaknya normatif dalam arti sesuai norma-norma dan nilai-
nilai yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Apabila kemampuan
mewujudkan diri benar-benar telah dimiliki seseorang, maka ia akan mampu
berdiri sendiri dengan pribadi yang bebas dan mantap. Individu seperti ini
terhindar dari keragu-raguan dan ketakutan serta penuh dengan hal-hal positif

8
dalam dirinya, seperti kreativitas, semangat, sportivitas, dan lain-lain. Individu
seperti ini biasanya juga mampu mengatasi masalah-masalahnya sendiri.     

Tidak semua individu atau siswa dapat eksis secara baik di tengah-tengah
lingkungannya. Dengan kata lain, tidak semua individu atau siswa dapat
melakukan perwujudan diri secara baik. Penyaluran bakat dan kreativitas yang
salah dan perilaku bermasalah di kalangan siswa, merupakan bukti eksistensi diri
atau perwujudan diri yang tidak tepat. Untuk itu agar dapat melakukan eksistensi
diri secara baik, individu atau siswa harus memperoleh pelayanan bimbingan dan
konseling.

B.       Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Pelayanan bimbingan konseling disekolah dan madrasah mempunyai ruang


lingkup yang luas dan dapt dilihat dari berbagai segi, yaitu:

Pertama, segi fungsi. Dari segi fungsi ruang lingkup BK di sekolah dan


Madrasah mencakup fungsi-fungsi: 1) pencegahan, 2) pemahaman, 3)
pengentasan, 4) pemeliharaan, 5) penyaluran, 6) penyesuaian, 7) pengembangan,
dan 8) perbaikan.

Kedua, segi sasaran. Dilihat dari segi sasarannya ruang lingkup BK di sekolah


dan madrasah diperuntukan bagi semua siswa dengan tujuan agar siswa secara
individu mencapai perkembangan yang optimal melalui kemampuan: pengenalan
penerimaan diri, pengenalan lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan dri,
dan perwujudan diri.

Ketiga, segi layanan. Dilihat dari segi layanan BK di sekolah dan madrasah


meliputi layanan: 1) pengumpulan data, 2) pemberian informasi, 3) penempatan,
4) konseling, 5) alih tangan kasus, dan 6) penilaian dan tindak lanjut.

Keempat, segi masalah. Dilihat dari segi masalah, ruang lingkup layanan BK


disekolah dan madrasah meliputi: 1) bimbingan pendidikan, 2) bimbingan karier,
3) bimbingan pribadi social.

9
Lingkup layanan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah menuju kepada
pelayanan bimbingan konseling pola 17 yang mencakup: 

Pertama, bimbingan dan konseling sebagai bentuk pemberian bantuan. 

Kedua, bidang bimbigngan dan konseling mencakup bidang: 1) pribadi, 2) belajar,


3) social, 4) karier. 

Ketiga,  bidang layanan bimbingan dan konseling mencakup: 1) orientasi, 2)


informasi, 3) penempatan atau penyaluran, 4) pembelajaran, 5) konseling
perorangan, 6) konseling kelompok, 7) bimbingan kelompok. Keempat, kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling mencakup: 1) instrumentasi, 2) himpunan
data, 3) konferensi kasus, 4) kunjungan rumah, 5) alih tangan kasus.

Adapun ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling 17 plus adalah. 

Pertama, keterpaduan yang mantap tentang pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, dan


asas serta landasan bimbingan dan konseling.

Kedua, bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi: 1) bidang


pengembangan pribadi, 2) pengembangan social, 3) pengembangan kegiatan
belajar, 4) pengembangan karier, 5) pengembangan kehidupan berkeluarga, 6)
pengembangan kehidupan beragama.

Ketiga, jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling: 1) layanan orientasi, 2)


layanan informasi, 3) layanan penempatan dan penyaluran, 4) layanan penguasaan
konten, 5) layanan konseling perorangan, 6) layanan bimbingan kelompok, 7)
layanan konseling kelompok, 8) layanan konsultasi, 9) layanan mediasi.

Keempat, kegiatan pendukung bimbingan dan konseling: 1) aplikasi


instrumentasi, 2) himpunan data, 3) konferensi kasus, 4) kunjungan rumah, 5) alih
tangan kasus.

Kelima, format layanan: 1) format individual, 2) format kelompok, 3) format


klasikal, 4) format lapangan, 5) format politik.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kedudukan BK di Sekolah sangat penting dengan fungsi-fungsinya memberikan


layanan-layanan untuk membantu siswa-siswi mencapai tujuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_menengah_atas

https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_menengah_pertama

https://analisnews.co.id/2020/09/eksistensi-dan-kedudukan-bimbingan-konseling-
di-sekolah-oleh-nursaiti-mahasiswa-jurusan-ilmu-sosial-politik-fakultas-ilmu-
sosial-universitas-negeri-padang.html

https://www.kompasiana.com/sabariah209/5a9d2c715e137316e3294df7/fungsi-
penerapan-bk-di-sekolah#:~:text=Penyelenggaraan%20BK%20di%20sekolah
%2Dsekolah,%2C%20social%20serta%20moral%20spiritual).

https://raihanatunnisa.blogspot.com/2015/12/sasaran-dan-lingkup-pelayanan-bk-
di.html?m=1

http://auliaholfi.blogspot.com/2014/10/lingkup-pelayanan-bimbingan-dan.html

12

Anda mungkin juga menyukai