Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PRAKTIKUM BK PRIBADI SOSIAL

Dosen Pengampu :
Sri Murni, S.Pd., M.Pd

Oleh
HENDRA CIPTA
15110003.P

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP PGRI) BANDAR LAMPUNG
2016

Menurut Drs. Dewa Ketut Sukardi Bidang Bimbingan Pribadi-Sosial Dapat


Dirinci Menjadi Pokok-Pokok Berikut:
Rincian Materi Pokok Bimbingan Pribadi

;
;
;
;
;
;
;

Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam


beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran
dan pengembangannya melalui kegiatan yang kreatif dan produktif.
Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha
penanggulangannya.
Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang
telah diambilnya.
Pemantapan dalam perencanaan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara
jasmaniah maupun rohaniah.
Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri.

Rincian Materi Pokok Bimbingan Sosial

;
;
;

;
;

Pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melaui lisan maupun tulisan


secara efektif.
Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta
beragumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif.
Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan social baik
dirumah, disekolah maupun dimasyarakat luas dengan menjunjung tinggi
tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai agama.
Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan
teman sebaya baik disekolah, luar sekolah maupun dimasyarakat
umumnya.
Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya
pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab.
Orientasi tentang hidup berkeluarga.

Fungsi Bimbingan Pribadi-Sosial


Fungsi dalam bimbingan pribadi-sosial yang diungkapkan oleh Totok (Rima
Puspita, 2007:47-49), yaitu :
1; Berubah menuju pertumbuhan. Pada bimbingan pribadi-sosial, konselor
secara berkesinambungan memfasilitasi individu agar mampu menjadi
agen perubahan (agent of change) bagi dirinya dan lingkungannya.
Konselor juga berusaha membantu individu sedemikian rupa sehingga
individu mampu menggunakan segala sumber daya yang dimilikinya
untuk berubah.
2; Pemahaman diri secara penuh dan utuh. Individu memahami kelemahan
dan kekuatan yang ada dalam dirinya, serta kesempatan dan tantangan
yang ada diluar dirinya. Pada dasarnya melalui bimbingan pribadi sosial
diharapkan

individu

mampu

mencapai

tingkat

kedewasaan

dan

kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang diharapkan, sehingga


individu tidak memiliki kepribadian yang terpecah lagi dan mampu
mengintegrasi diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh, selaras,
serasi dan seimbang.
3; Belajar berkomunikasi yang lebih sehat. Bimbingan pribadi sosial dapat
berfungsi sebagai media pelatihan bagi individu untuk berkomunikasi
secara lebih sehat dengan lingkungannya.
4; Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat. Bimbingan pribadi-sosial
digunakan sebagai media untuk menciptakan dan berlatih perilaku baru
yang lebih sehat.
5; Belajar untuk mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. Melalui
bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu dapat dengan spontan,
kreatif, dan efektif dalam mengungkapkan perasaan, keinginan, dan
inspirasinya.
6; Individu mampu bertahan. Melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan
individu dapat bertahan dengan keadaan masa kini, dapat menerima
keadaan dengan lapang dada, dan mengatur kembali kehidupannya dengan
kondisi yang baru.

7; Menghilangkan gejala-gejala yang disfungsional. Konselor membantu


individu dalam menghilangkan atau menyembuhkan gejala yang
menggangu sebagai akibat dari krisis.

Daftar Pustaka
Surya, M. (1988). Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling). Depdikbud Dirjen Dikti
PPLPTK Jakarta.

Winkel, W. S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:


Gramedia.
Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Prayitno. (1987). Profesional Konseling dan Pendidikan Konselor. Padang: FIP
IKIP.
Nayak, A. (1997). Guidance and Counseling. New Delhi: Aph Publishing
Corporation.
Nurihsan, J. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.
Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Muqodas, I. (2011). Efektivitas Model Service Quality Untuk Meningkatkan
Kualitas Layanan Bimbingan dan Konseling. Tesis pada Program Studi
Bimbingan dan Konseling UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Sudjana, N & Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru.
Ketut, D dan Made, D. (1990). Pedoman Praktis Bimbingan Penyuluhan di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Nicole A. Healy, Tammy H. Scheidegger, Amy L. Ridley Meyers, and Karen
Friedlen. (2009). The Relationship Between Psychological Birth Order and
Romantic Relationships. American Counseling Association Annual Conference
and Exposition, March 19-23, Charlotte, North Carolina. [online]. Tersedia:
http://.sagepub.com/cgi/relationship/ /2009/3/19-23.
Schneiders, A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York:
Rinehart & Winston.
http://bkkonselor.weebly.com/bimbingan-pribadi-sosial.html
http://mooduto.blogspot.co.id/2013/01/bidang-sosial-dan-bidang-pribadi.html

Anda mungkin juga menyukai