Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN REKAYASA IDE

MK. TEORI BILANGAN


PRODI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

Skor Nilai :

BILANGAN PRIMA DAN TEOREMA FUNDAMENTAL

DOSEN PENGAMPU : Dra. KATRINA SAMOSIR, M.Pd.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5

ANNISA PUTRI KURNIAWAN (4203311083)

DINDA PUTRI NAMIRA HARAHAP (4203311065)

FADLI AZWANI (4203111023)

PATRICIA GLORIA BR SIAHAAN (4203111054)

SRI PUTRI PAJARIA (4203111108)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

APRIL 2021
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rekayasa Ide yang
berjudul “Bilangan Prima dan Teorema Fundamental”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Teori Bilangan di
Universitas Negeri Medan.
Dalam Penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen Pengampu kami yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Medan, April 2021

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................ 2


DAFTAR ISI ..................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ........................................................... 4
b. Tujuan ..................................................................... 5
c. Manfaat .................................................................... 5
BAB II ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIALNYA
a. Originalitas Ide ............................................................ 6
BAB III PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI
a. Materi Pembelajaran Yang Sudah Terorganisir ........................7
b. Sarana dan Prasarana Yang Dibutuhkan ................................7
c. Siswa Sebagai Pelaksana Ide Ini .........................................7
BAB IV IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA
a. Ide Turunan ................................................................8
b. Konteks Sosialnya .........................................................8
- Peluang Terwujud
- Nilai – Nilai Inovasi
- Perkiraan Dampak
BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan .................................................................. 12
b. Saran ......................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Tugas Rekayasa Ide adalah tugas berupa penyusunan karya ilmiah atau
artikel ilmiah atau artikel populer secara tertulis tentang aplikasi muatan
materi perkuliahan ( kurikulum ) dengan daya dukung referensi ( buku,
jurnal, karya ilmiah ) yang up to date. Rekayasa ide merupakan wahana
mahasiswa dalam berlatih menuliskan ide kreatif sebagai respon intelektual
atas persoalan aktual yang dihadapi masyarakat. Ide tersebut seyogyanya
unik, kreatif, bermanfaat sehingga idealisasi kampus sebagai pusat solusi
dapat menjadi kenyataan. Sebagai intelektual muda, mahasiswa umumnya
cenderung pandai mengungkapkan fakta sosial, namun melalui rekayasa ide
level nalar mahasiswa tidak hanya dituntut sampai sebatas mengekspos fakta
tetapi justru harus mampu memberi atau menawarkan solusi.
Pada tugas Rekayasa ide kali ini, akan menjelaskan tentang Bilangan
Prima dan Teorema Fundamental. Bilangan prima adalah bilangan yang sudah
kita kenal sekolah dasar, yaitu bilangan yang tidak mempunyai faktor selain
dari 1 dan dirinya sendiri, atau dengan kata lain bilangan prima adalah
bilangan yang hanya dapat di bagi dengan 1 dan dirinya sendiri. Bilangan
prima memegang peranan penting dalam matematika karena pada dasarnya
konsep apapun yang dibahas dalam ilmu teori bilangan selalu berkaitan
dengan bilangan prima.
Sebagai ilustrasi, jika ditanyakan banyak faktor positif dari 24 maka
biasanya dilakukan dengan mendaftar semua faktor tersebut yaitu
1,2,3,4,6,8,12,24 jadi ada 8 buah. Untuk bilangan 60 mempunyai sebanyak 12
faktor positif. Cara mendaftarkan satu per satu semua faktor seperti ini
tidaklah efektif khususnya untuk bilangan yang besar. Coba perhatikan
24=23⋅3 dan 60=22⋅3⋅5. Dengan menambahkan 1 pada setiap pangkat prima,
kemudian mengalikan mereka maka diperoleh banyaknya faktor prima. Untuk
bilangan 24 terdapat (3+1)×(1+1)=8 faktor, dan untuk 60 terdapat
(2+1)×(1+1)×(1+1)=12 faktor.
Teorema Fundamental Aritmatika
Definisi Bilangan Prima. Suatu bilangan bulat p>1 dikatakan prima jika
faktor positifnya hanyalah 1 dan p (dirinya sendiri). Bilangan bulat lebih dari
1 yang bukan prima disebut komposit.
Diantara 10 bilangan bulat pertama, bilangan-bilangan 2,3,5,7 adalah
prima, sedangkan 4,6,8,10 adalah komposit. Berdasarkan definisi ini hanya
ada satu bilangan prima yang genap yaitu 2. Bilangan 1 bukan prima dan
bukan komposit. Suatu bilangan p adalah komposit jika ada bilangan bulat a
dan b sehingga p=ab di mana 0<a,b<p.

4
Teorema. Jika p prima dan p|ab maka p|a atau p|b.
Teorema ini menyatakan bahwa jika suatu bilangan prima p membagi
perkalian dua bilangan bulat maka p pasti membagi salah satu diantara
keduanya. Fakta ini dapat diperluas untuk bentuk perkalian beberapa
bilangan bulat.

b. Tujuan
 Mengetahui sifat – sifat bilangan prima
 Mengetahui jenis – jenis Teorema Fundamental
 Menemukan ide baru mengenai Bilangan Prima dan Teorema
Fundamental
 Mengetahui informasi yang terdapat diantara buku dan jurnal
 Melatih berpikir kritis terhadap suatu materi
 Mempelajari materi Teori Bilangan lebih dalam yaitu mengenai
Bilangan Prima dan Teorema Fundamental
 Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Bilangan Prima dan
Teorema Fundamental

c. Manfaat
 Membantu memahami lebih dalam mengenai bilangan seperti Bilangan
Prima dan Teorema Fundamental
 Meningkatkan pengetahuan mengenai Teori Bilangan
 Mempermudah mendapatkan informasi atau ilmu mengenai Teori
Bilangan
 Membantu para calon peserta didik dalam pembelajaran mengenai
Teori Bilangan

5
BAB II
ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIALNYA
a. Originilitas Ide
Yang dimaksud dengan Kurikulum adalah suatu perangkat pendidikan yang
menjadi jawaban terhadap berbagai kebutuhan dan tantangan di dalam
masyarakat atau Kurikulum dapat diartikan sebagai suatu perangkat mata
pelajaran maupun program pendidikan yang memuat rancangan berbagai jenis
pelajaran di Sekolah. Dengan adanya kurikulum maka proses belajar – menagajar
di Sekolah dapat berjalan dengan baik dan teratur. Kurikulum tentunya wajib
diterapkan di setiap sekolah yang ada di Indonesia sesuai dengan ketentuan dan
kebijakan yang berlaku. Dengan adanya kurikulum maka aktivitas dalam belajar –
mengajar yang dilakukan di Sekolah mampu memenuhi standar pendidikan.
Kurikulum juga harus digunakan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.
Kurikulum disusun, disiapkan dan dikembangkan untuk kepentingan
pendidikan, terutama untuk mempersiapkan pelajar atau siswa supaya mereka
dapat hidup di dalam masyarakat. Maksudnya di dalam masyarakat, jadi bukan
hanya menerapkan kemampuan atau skill saja tetapi siswa juga harus dapat
menerapkan nilai hidup serta norma yang baik di dalam masyarakat. Kurikulum
bukan hanya berisi tentang tujuan dan arah pendidikan saja tapi berisikan
pengalaman belajar yang perlu dimiliki siswa serta bagaimana cara menerapkan
pengalaman itu sendiri. Umumnya kurikulum berfungsi untuk pedoman atau
acuan guru dalam memberikan pendidikan kepada siswa atau muridnya. Jadi,
bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan proses
pembelajaran di sekolah. Bagaimana guru tersebut memaksimalkan kurikulum
yang sudah ditetapkan di sekolah tersebut, seorang guru harus memberikan yang
terbaik, memotivasi para siswa, dengan baik sehingga pembelajaran dapat
tersampaikan dengan baik. Memotivasi para siswa agar mau belajar lebih giat
lagi.

6
BAB III
PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI

Perangkat yang dilakukan untuk melakukan inovasi adalah sebagai berikut :


a. Materi yang terorganisasi
Para guru harus sudah mengerti materi dan konsepnya. Para guru juga harus
sudah menyusun materi serapi mungkin, semenarik mungkin agar para siswa
semangat pada pembelajaran kali ini. Para guru harus kreatif dalam menyusun
materi agar terorganisir dengan baik, seperti ketika seorang guru menggunakan
infocus sebagai salah satu saranan dalam pembelajaran kali ini maka ada baiknya
jikak menggunakan animasi dalam pembelajaran menggunakan infocus tersebut.
Karena bilanagn prima dan teori fundamental memuat banyak bilangan maka
alangkah baiknya jika guru menjelaskan menggunakan kapur tulis atau spidol
yang berwarna-warni. Membuat kelas semenarik mungkin dengan cara megajar
yang menyenangkan dan ceria.

b. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan


Memulai dari cahaya, udara, warna, sarana, dan sebagainya. Jika ruang kelas
kurang cahaya dan udara maka akan menyesakkan dada dan membuat mata
lelah. Kemudian untuk penentuan warna, usahakan pilih yang cerah. Jangan lupa
sertakan pajangan yang inspiratif, tokoh-tokoh hebat, kalimat motivasi, hasil
karya siswa, alat peraga, dan lainnya dalam sarana dan prasarana tersebut.

c. Siswa sebagai pelaksana


Siswa merupakan objek sekaligus subjek pada penelitian kali lini, maka dari
itu sebelum mengikuti pelajaran menggunakan metode ini, siswa diharapkan siap
dan mampu untuk mengikutinya.

7
BAB IV
IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA

a. Ide Turunan
Identifikasi dan analisis informasi terhadap kondisi subjek pembahasn yang
mencakup informasi tentang siswa, guru dan mata pelajaran yang sesuai dengan
model pembelajaran. Dari hasil observasi didapat bahwa sumber atau referensi
yang berkaitan dengan bilangan prima dan teori fundamental yang bebasir
kurikulum 2013 masih belum sesuai dengan harapan, antara lain :
1. Penguasaan guru tentang materi keterbagian bilangan prima yang berbasis
kurikulum 2013 di SD, SMP, dan SMA belum sepenuhnya maksimal, yang
berakibat pembelajaran yang diaplikasikan pada siswa juga masih ada yg salah
konsep dan belum runtut secara materi.
2. Nilai efektif sama sekali belum muncul dalam pembelajaran tersebut
3. Pelaksanaan pembelajaran hanya sesuai dengan kemampuan penguasaan guru
masing - masing
4. Penerapan pendekatan, metode maupun Strategi masih hampir sama dengan
pada Waktu gurunya menerapkan kurikulum KTSP
5. Tidak jarang siswa sudah mengeluh dahulu pada waktu pembelajaran
matematika khusus nya konsep bilangan prima dan teori fundamental.
Ide yang dapat diambil dari permasalahan diatas iyalah guru harus benar - benar
mengerti konsep pelajaran bilangan tersebut dan dapat membawakan kelas
dengan semenarik mungkin. Dan harus disesuaikan dengan konsep kurikulum
yang di jalan kan oleh sekolah tersebut seperti sekarang ini setiap sekolah sudah
menerapkan kurikulum 2013.

b. Konteks Sosial
Struktur kurikulum dalam kurikulum 2013 maupun KTSP tidak jauh berbeda.
Perbedaan nya, pengertian kurikulum 2013 tidak menyebutkan adanya standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Akan tetapi, dalam kurikulum 2013 nanti
terdapat kompetensi inti dan kompetensi dasar. Berdasarkan Pernmendikbud
Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Dasar Madrasah Ibtidaiyah, beban belajar di kelas I adalah 30JPL per minggu.
Kelas II adalah 32 JPL, kelas III adaah 34 JPI per minggu, kelas IV, V dan VI
adalah 36 JPL per minggu. Satu jam pelajaran memiliki durasi 35 menit.

8
Pelaksanaan pembelajaran di kelas I, II, III IV,dan V dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. Kelas IV, V dan VI adalah 36 JPL
per minggu. Satu jam pelajaran memiliki durasi 35 menit. Pelaksanaan
pembelajaran di kelas I. II. II, IV. dan V dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu. Khusus untuk kelas VI, beban belajar pada
semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak l6 minggu.
Penambahan jumlah alokasi waktu per minggu dimaksudkan untuk memberi
kesempatan kepada gurna dan peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan tematik.Perubahan kebijakan 2013 menyangkut empat elemen
perubahan kurikulum yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi
(SI), Standar Prases, dan Standar Penilaian. Sedangkan perubahan kebijakan
kurikulum 2013 berdampak pada empat hal yaitu model pembelajaran berupa
tematik – integratif, pendekatan saintifik, strategi aktif, dan penilaian autentik.
Perubahan kebijakan tersebut dalam rangka menyiapkan generasi masa depan
Indonesia yang kreatif, innovatif, produktif, dan afektif yang mampu membawa
bangsa Indonesia maju dan berperadapan di masa yang akan datang.
a. Peluang terwujudnya
Pada koteks ini peluang terwujudnya suatu model pembe lajaran yang
inovatif dan efektif akan sangat besar di sebabkan peranan guru bukan semata
-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memben
kemudahan belajar, agar proses belajar lebih memadai guru hertanggung jawah
untuk menciptakan situasi yang mendorong terjadinya prakarsa, motivasi belajar
peserta didik. Oleh karena itu dalam merancang kegiatan pembelajaran, peluang
terwudnya suatu model pembelajaran pada materi yang berkaitan di kurikulum
2013 sangat besar jika terselesaikan oleh prinsip sebagai herikut:
1. Berpusat pada siswa, Kegiatan belajar yang memusatkan perhatian pada siswa
dindikasikan oleh tingginya perhatian terhadap keragaman yang dimiliki siswa,
baik keragaman kemampuan, bakat, minat, sikap maupun latar belakang
ekonomi, sosial dan keluarga.
2. Melibatkan siswa secara aktif. Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar
siswa sehingga ia mau belajar. Oleh karena itu kegiatan belajar hanus dirancang
yang memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif, aktif mendengar, aktif
melihat, aktif bertanya, aktif menemukan informasi, aktif melakukan dan
aktivitas lainnya yang memungkinkan terjadi perubahan pada diri siswa.
3. Belajar dengan melakukan (learning by doing) Siswa tidak hanya dicekoki
dengan sejumlah informasi. tetapi harus Iebih banyak diberi kesempatan
tantanganuntuk menerapkan, mempraktekan konsep atau teori yang
diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengembangkan kemampuan sosial. Pemahaman siswa dalam penguasaan
kompetensi akan lebih meningkat, apabila diberi kesempatan dan peluang untuk
mengemukakan berbagai gagasannya terhadap siswa lain atau guru dengan cara
berdiskusi, saling bertanya, saling menjelaskan.

9
5. Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi. Rasa ingin tahu dan imajinasi
merupakan modal dasar untuk bersikap peka, kritis, mandiri dan kreatif, oleh
karena itu perlu dikembangkan dalam pembelajaran.
6. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Kegiatan bedajar
mengajar perlu dirancang agar mampu mendorong dan melatih siswa untuk
mampu mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
7. Mengembangkan kreativitas siswa. Kegiatan pembelajaran perlu dirancang
agar memberikan kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk berkreasi
secara berkesinambungan
8. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi. Kegiatan
pembelajaran perlu dirancang agar siswa mampu mamnfaatkan ilmu dan
teknologi yang terus berkembang secara dianamis.
9. Menumbuhkan kesadaran siswa sebagai warga negara yang baik. Kegiatan
pembelajaran perlu memberikan wawasan nilai moral dan sosial yang dapat
membekali siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, baik terhadap
lingkungan sosialnya maupun lingkungan alamnya.
10. Belajar Sepanjang Hayat. Kegiatan pembelajaran harus mampu membekali
siswa dengan keterampilan yang meliputi rasa percaya diri, keingntahuan,
kemampuan memahami orang lain, kemampuan berkomunikasi, kemampuan
bekerjasama, sehingga mendorong siswa untuk terus belajar , baik formal
maupun nonformal, baikdi dalam kelas maupun diluar kelas.

b. Nilai - Nilai Inovasi


Ide yang telah dikemukakan oleh penulis memiliki nilai-nilai inovasi sebagai
berikut:
1. Materi bilangan prima berdasarkan kurikulum 2013 dapat meningkatkan
pemahaman yang lebih dari siswa karena dalam kurikulum 2013 ini
menerapkan cara belajar yang adaptif dengan lingkungan dan kebutuhan
siswa itu sendiri, siswa akan lebih aktif dalam memahami dan mencari solusi
dalam masalah mengenai bilangan prima dan teorema fundamental. Siswa
dituntut untuk lebih terampil, kritis, aktif dan kreatif untuk mencari solusi
dalam masalah bilangan prima ini.
2. Siswa dituntut untuk lebih akif dalam belajar karena kurikulum ini menitik
beratkan masalah matematika tersebut terutama dalam materi keterbagian
bilangan prima ini kepada siswa itu sendiri. Artinya, siswa lebih banyak
mendapatkan materi dengan mandiri. Guru akan berperan sebagai
pendamping dan pembimbing dalam mempelajari materi bilangan prima dan
teorema fundamental. Dengan cara ini siswa dapat bekerja individu ataupun
bekerja secara kelompok sehingga pemahaman yang didapat siswa akan lebih

10
banyak karena ia akan berusaha mencari jawaban dari berbagai sumber,
seperti dari buku-buku yang tersedia, jurnal jumal, bahkan melalui internet.

C. Perkiraan Dampak
Setelah dipaparkan pada bagian yang mencakup peluang terwujudnya suatu
model pembelajaran pada materi yang berkaitan di kurikulum 2013, maka dapat
kita pahami bahwa setiap model pembelajaran memiliki dampak apabila model
pembelajaran itu dilaksanakan dalam konteks belajar mengajar dikelas.
Sehingga pada bagian ini akan dipaparkan tentang perkiraan dampak kurikulum
2013 terhadap materi bilangan prima dan teorema fundamental.
Perkiraan dampak postif yang akan dihasilkan yaitu:
1. Timbunya sikap ketertarikan atau rasa ingin tahu siswa terhadap materi
yang akan disampaikan, hal ini disebabkan karena adanya dorongan dari
pihak pengajar untuk membantu siswa dalam bepikir kritis dalam
menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada materi Bilangan Prima
dan Teorema Fundamental.
2. Meningkatnya respon dari siswa dalalm menanggapi pertanyaan pertany
aan yang diajukan oleh guru terhadap seluruh peserta didik dikelas.
3. Siswa juga mampu memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah
disiapkan orangtuanya untuk menambah keefektifitasan pembelajaran
matematika disekolah.

Sedangkan dampuk negatif yang akan dihasilkan yaitu:


1. Siswa yang tidak memiliki minat terhadap matematika akan terus
mengalami kemunduran dalam pembelajaran matematika, hal ini
dikarenakan siswa tersebut tertutupi dengan siswa - siswa yang memiliki
minat terhadap pelajaran matematika.
2. Siswa akan bosan apabila guru selalu melakukan metode pembelajaran
yang sama disetiap pertemuan, disini guru diharapkan lebih relatif agar
mampu menarik minat siswa terhadap pelajaran matematika.

11
BAB V
PENUTUP

a. KESIMPULAN
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia
pendidikan karena kurikulum ini digunakan oleh pakar-pakar pendidikan
terutama guru-guru sebagai landasan untuk mengembangkan proses pendidikan
yang lebih inovatif dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Sesuai dengan Kurikulum 2013, guru dituntut siap untuk melaksanakan
pendekatan saintifik dalam proses belajar mengajar. Pendekatan saintifik
merupakan proses belajar yang dirancarang agar anak didik aktif dan inovatif.
Dengan melihat lingkungan sekitamya siswa diharapkan mampu mengidentifikasi
dan menemukan masalah, merumuskan masalah, mengumpulkan data,
memproses data yang ditemukan, menemukan jawaban, dan mengomunikasikan
jawaban yang ditemukan. Pendekatan saintifik ini dilakukan dengan lima (5)
langkah yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi,
mengomunikasikan.

b. SARAN
Saran kami adalah kepada pemerintah agar membuat kebijakan di bidang
pendidikan yang lebih matang, sosialisasi yang memadai, dan pelatıhan kepada
guru dengan baik. Karena gurulah yang berhadapan langsung dengan siswa.
Melaksanakan Kurikulum 2013 karena pada dasarnya Kurikulum 2013 sangat baik
untuk mengembangkan spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan guru.
Guru diharapkan agar tetap terus berinovasi mengembangkan cara pengajaran
yang lebih efektif dan menyenangkan terutama dalam menggunakan metode
mengajar yang menekankan pendekatan saintifik. Terlebih lagi dalam
matematika pada konsep bilangan ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tung,K. 2008. Memahami Teori Bilangan Dengan Mudah dan Menarik. Jakarta:
Crasindo.
Riyanto, Zaki. 2017. Pengantar Teori Bilangan. Bagian 5 : UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai