Anda di halaman 1dari 13

Makalah Aljabar Linear Dasar Materi Ke-4 Kelompok 9

MATRIKS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Aljabar Linear Dasar

Dosen Pengampu : Drs. Yasifati Hia, M. Si

Oleh :

Kelompok : Sembilan (9)

Kelas : PSPM E 2019

Nama Kelompok :

1. Robby Rahmatullah (4193311048)

2. Amalia Whidah Rambe (4193311030)

3. Dina Ulpa Pasaribu (4193311031)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Berkat dan Rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah aljabar linear
dasar tentang Sifat-sifat fungsi determinan dan Ekspansi Kofaktor : Aturan Cramer.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terutama kepada dosen pengampu kami yaitu bapak Drs.
Yasifati Hia, M. Si yang sudah membimbing kami dalam proses pembelajaran Aljabar
Linear Dasar.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasa dalam makalah kami. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.   

Akhir kata kami berharap makalah mengenai ini dapat bermanfaat dan
menginspirasi bagi pembaca dan masyarakat luas.

Medan, Maret 2021

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2
2.1 Sifat-Sifat Fungsi Determinan.........................................................................................2
2.2 Ekspansi Kofaktor : Aturan Cramer..............................................................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Istilah “determinant” pertama kali digunakan oleh C.F. Gauss (1777-1855) dalam
Disquisitiones arithmeticae (1801), tetapi masih dalam pembahasan bentuk-bentuk
kuadrat dengan menggunakan determinan. Dalam matriks, sifat-sifat determinan matriks
sangat bermanfaat ketika menghitung matriks-matriks dengan karakteristik khusus.
Seperti matriks dengan elemen nol, matriks segitiga atas/bawah, dan matriks dengan
baris sebanding.

Perhitungan determinan merupakan perhitungan yang sering digunakan dalam


menyelesaikan masalah matematika dan cara penyelesaiannya pun beraneka ragam.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menentukan determinan dari suatu matriks,
diantaranya yaitu ekspansi Kofaktor, reduksi baris(OBE), aturan segitiga, Kondensasi
Chio, dan Kondensasi Dodgson. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam
makalah ini akan dibahas mengenai sifat-sifat determinan matriks dan bagaimana cara
menghitung determinan matriks dengan ekspansi kofaktor: Aturan Cramer.

I.1 Rumusan Masalah

1. Apa sajakah yang menjadi sifat-sifat fungsi determinan matriks?

2. Bagaimana cara menghitung determinan matriks dengan ekspansi kofaktor:


Aturan Cramer?

I.2 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami sifat-sifat fungsi determinan matriks.

2. Mengetahui dan memahami cara menghitung determinan matriks dengan


ekspansi kofaktor: Aturan Cramer.

1
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Sifat-Sifat Fungsi Determinan

Pada bagian ini akan dibahas tentang sifat dari fungsi determinan, dari sifat fungsi
determinan tersebut diharapkan wawasan mengenai hubungan antara matriks persegi
dan determinannya. Salah satunya adalah ada tidak suatu invers matriks persegi dengan
menguji determinannya.

Perhatikan teorema dibawah ini

TEOREMA 2.3.1 Misal A, B dan C adalah matriks persegi berukuran n x n yang


berbeda di salah satu barisnya, misal di baris ke-r yang berbeda. Pada baris ke-r
matriks C merupakan penjumlahan dari matriks A dan B, maka

det(C) = det(A) + det(B)

Begitu juga pada kolomnya.

CONTOH 2.3.1 Perhatikan matriks-matriks

Perhatikan, hanya pada baris ketiga saja yang berbeda. Dengan menggunakan Teorema
2.3.1, maka

2
Contoh diatas adalah penjumlahan dari suatu determinan dengan syarat tertentu,
sekarang, bagaimana dengan perkalian.

Perhatikan lemma dibawah ini

LEMMA 2.3.2 Jika matriks persegi A dan matriks dasar E dengan ukuran yang
sama,maka berlaku:

det(EB) = det(E)det(B)

Bukti:

Telah dipelajari pada modul sebelumnya, bahwa matriks dasar E, jika dikalikan dengan
suatu matriks, maka seolah matriks tersebut dilakukan dengan OBE yang sama, jadi

~
B OBE B’ = EB

dalam hal ini ada beberapa kasus, yang pertama, jika OBEnya adalah mengalikan salah
satu baris dengan k, maka

det(EB) = det(E)det(B) = kdet(B)

sedangkan kasus yang lain, menukarkan baris atau menambah pada baris yang lain akan
menghasilkan seperti kasus pertama.

3
Perhatikan teorema dibawah ini

TEOREMA 2.3.3 Suatu matriks persegi A mempunyai invers jika dan hanya jika det(A)
≠ 0.

Bukti:

Dengan memperhatikan, bahwa suatu matriks persegi jika dilakukan OBE, maka
ada dua kemungkinan yaitu mengandung baris yang nol semua atau matriks identitas.
Jika matriks elementer dikalikan dengan suatu matriks persegi hasil sama dengan
matriks tersebut dilakukan satu OBE. Dan suatu matriks jika mengandung baris atau
kolom yang nol semua, maka determinan matriks tersebut adalah nol. Jadi yang
mempunyai invers pasti nilai determinannya tidak nol.

Perhatikan teorema dibawah yang mendukung Lemma 2.3.2, yaitu TEOREMA 2.3.4
Jika A dan B dua matriks persegi berukuran sama, maka:

det(AB) = det(A)det(B)

Bukti: Dengan mengasumsikan salah satu matriks tersebut sebagai perkalian dari
matriks elementer, misal matriks A, yaitu

A = E1E2E3 …..Er

Sedangkan dengan menggunakan Lemma 2.3.2, menjadi:

A = E1E2E3 …..ErB

Maka jadi det(AB) = det(E1)det(E2)det(E3) …… det(Er)det(B)

det(AB) = det(A)det(B)

CONTOH 2.3.3 Pandang matriks dibawah ini

4
dengan menghitung, maka:

det(A) = -1; det(B) = -7; maka det(AB) = 7 sesuai dengan Teorema 2.3.4

Dari beberapa teorema diatas, jika dihubungkan akan menghasilkan teorema berikut
TEOREMA 2.3.5 Jika matriks persegi A mempunyai invers, maka

1
det ( A−1 ) =
det ⁡( A)

Bukti:

Karena A−1 A=I, maka det ( A−1 A ¿=det(I), sedangkan menurut teorema 2.3.4, maka
det( A−1 ¿ det ( A )=det ⁡(I )dan det(A)≠ 0 ,sehingga teorema tersebut terbukti.

II.2 Ekspansi Kofaktor : Aturan Cramer

Pada tulisan sebelumnya sudah pernah dibahas tentang cara menghitung determinan
menggunakan Metode Operasi Baris dan Metode Sarrus yang sering digunakan. Maka
pada tulisan kali ini akan dibahas cara menghitung determinan menggunakan metode
Kofaktor atau disebut juga Aturan Cramer.

Untuk menghitung nilai kofaktor terlebih dulu kita harus menghitung nilai Minor
dari setiap elemen matriks. Minor disimbolkan dengan huruf M. Minor untuk setiap
elemen matriks dinyatakan sebagai Mij dan didefinisikan sebagai determinan dari
submatriks yang tersisa setelah baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan/dicoret dari
matriks tersebut.Bilangan (-1)i+j Mij dinyatakan sebagai Cij dan disebut sebagai Kofaktor
dari entri aij.

Contoh 1 :

3 1 −4
Misalkan A= 2 5 6
1 4 8 [ ]
Maka:

5
Minor ada entri a11 adalah

3 1 −4
|
M11 = 2 5 6
1 4 8 |
M11 =|54 68| = (5) (8) –(4)(6) =16
Demikian juga minor dari entri a32 adalah

3 1 −4
|
M32 = 2 5 6
1 4 8 |
M32 =|32 −46 | = (3) (6) –(2)(-4) =26
Kofaktor dari a11 adalah

C32 = (-1)3+2 M32 = - M32 = -26

Perhatikan bahwa kofraktor dan minor dari suatu elemen a ij hanya berbeda pada tanda ,
dimana Cij = ±Mij . satu cara tepat menetukan apakah tanda + atau – yang digunakan
adalah dengan menggunakan fakta bahwa tanda yang berkaitan dengan Cij dan Mij
berada dalam baris ke - i dan Kolom ke – j dari sususnan “ papan catur “ berikut

−¿+¿ ⋯

[ +¿−¿+¿−¿+¿−¿+¿−¿+¿ +¿−¿ ⋯ −¿+¿−¿ ⋮ ⋮ ⋮ +¿−¿ ⋯ ⋮ ⋯


−¿+¿ ⋯
¿ ]
Sebagai Contoh

C11 = M11 , C21 = M21, C32 = M32, C43 = -M43, dan seterusnya

Berdasarkan defenisi maka dapat dituliskan dalam bentuk berikut

Det (A) = a11 M11 +a21 (-M21)+ a32 M32

= a11 C11 +a12 C12+ a13 C13

6
Teorema 1. Ekspansi Kofaktor

Determinan dari matriks A, n x n, dapat dihitung dengan mengalikan entri-entri pada


sebarang baris (atau kolom) dengan kofaktor- kofaktornya dan menjumlahkan hasil kali-
hasilkali yang diperoleh, dimana untuk setiap  1 ≤ i≤ n dan 1≤ j ≤ n.

det (A) = a1j C1j +a2j C2j+…..+ anj Cnj

(ekspansi kofaktor sepanjang kolom – j) dan,

det (A) = a1l C1l +ai2 C12+…..+ ain Cin

(ekspansi kofaktor sepanjang kolom –i)

7
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Sifat-sifat fungsi determinan diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Misal A, B dan C adalah matriks persegi berukuran n x n yang berbeda di


salah satu barisnya, misal di baris ke-r yang berbeda. Pada baris ke-r matriks
C merupakan penjumlahan dari matriks A dan B, maka

det(C) = det(A) + det(B)

b) Jika matriks persegi A dan matriks dasar E dengan ukuran yang sama,maka
berlaku:

det(EB) = det(E)det(B)

c) Suatu matriks persegi A mempunyai invers jika dan hanya jika det(A) ≠ 0.

−1 1
d) Jika matriks persegi A mempunyai invers, maka det ( A ) = , dan
det ⁡( A)
sebagainya.

2. Untuk menghitung nilai kofaktor terlebih dulu kita harus menghitung nilai
Minor dari setiap elemen matriks. Minor disimbolkan dengan huruf M. Minor
untuk setiap elemen matriks dinyatakan sebagai Mij dan didefinisikan sebagai
determinan dari submatriks yang tersisa setelah baris ke-i dan kolom ke-j
dihilangkan/dicoret dari matriks tersebut.Bilangan (-1)i+j Mij dinyatakan sebagai
Cij dan disebut sebagai Kofaktor dari entri aij.

III.2 Saran

Semoga makalah dapat bermanfaat dan dapat memberikan informasi kepada


pembaca dan kepada kami juga tentunya. Adapun dalam pembuatan makalah ini masih

8
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kepada pembaca agar
kiranya memberikan kritik dan saran yang dapat membangun perbaikan makalah ini
menjadi lebih baik lagi.

1.

9
DAFTAR PUSTAKA

Masrudi, Marjono. 2012. Aljabar Linier. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Zahara,Yulia. 2018. Aljabar linier. Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai