Anda di halaman 1dari 29

Tugas Rutin

HAKEKAT MANAJEMEN
PENDIDIKAN DI SEKOLAH

PRODI S1 PENDIDIKAN
MATEMATIKA

Nama Mahasiswa :

1. Irind Dara Octavianita (4193311014)


2. Mia Riski Idaroyanni Siregar (4193311007)
3. Fransiskus Joui Pangomoan Sinaga (4193111081)
4. Indah Lestari (4193111094)
5. Yuni Samosir (4193311039)
6. Sabrina Aisyah Putri Barus (4193311022)

Kelompok :5

Dosen Pengampu : Lidia Simanihuruk, S.Si., M.Pd.

Mata Kuliah : Profesi Kependidikan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menganugerahkan rahmatnya kepada kita
semua, khususnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas Rutin untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah Profesi Kependidikan. Dalam Penulisan makalah ini
penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis har apkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua.

Medan, April 2020

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat .......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3

2.1 Ruang Lingkup Administrasi dan Manajemen Pendidikan.........................................3


2.2 Peran Guru dalam Administrasi dan Manajemen Pendidikan.....................................5
2.2.1 Peran Guru dalam Manajemen Kelas................................................................6
2.2.2 Tugas Guru dalam Manajemen Perilaku Siswa.................................................7
2.2.3 Peran Guru dalam Pengaministrasian...............................................................8
2.2.4 Peran Guru dalam Administrasi Pendidikan.....................................................9
2.2.5 Peran Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran.................................................15

BAB III PENUTUP.......................................................................................................24

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................24

3.2 Saran..........................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 L A T A R B E L A K A N G
Manajemen sekolah merupakan prosedur tindakan untuk menertibkan sekolah
agar proses pembelajaran berjalan lancar. Sudah berarti tentu sekolah yang tertib adalah
bersifat relatif. Dalam arti, sekolah yang tertib untuk siswa kelas satu, akan berbeda
dengan kelas dua, atau kelas lainnya. Sekolah yang tertib untuk suatu daerah belum
tentu dianggap tertib di daerah yang lainnya. Ini semua tergantung pada perspektif
kultural yang dibawa oleh masing-masing guru atau instruktur dan siswa suatu daerah.
Pemahaman terhadap ketertiban sekolah menuntut pemahaman kultural di suatu
masyarakat, dalam hal ini peran guru sangatlah penting di dalam manajememen sekolah
untuk senantiasa menjaga ketertiban sekolahnya.

Guru mempunyai banyak tugas, bak yang terikat oleh dinas maupun di luar
dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat jenis tugas guru,
yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam kemasyarakatan.
Guru merupakan profesi/ jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sebarang orang di luar bidang
pendidikannya, walaupun kenyataannya nasih dilakukan orang di luar kependidikan.
Itulah sebabnya jenis profesi ini paling mudah terkena pencemaran.

1.2 R U M U SA N M A SAL AH
1. Apa saja ruang lingkup administrasi dan manajemen pendidikan?
2. Apa saja peran guru dalam administrasi dan manajemen pendidikan?
3. Apa saja tugas guru dalam manajemen perilaku siswa?
4. Apa saja peran guru dalam pengaministrasian?
5. Apa saja peran guru dalam administrasi pendidikan?
6. Apa saja peran guru dalam pengelolaan pembelajaran?

1
1.3 TUJUAN
Tujuan dari tugas ini yaitu untuk mengetahui apa apa saja hakekat
manajemen pendidikan di sekolah.

1.4 MANFAAT
1. Untuk mengetahiu apa saja ruang lingkup administrasi dan manajemen
pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa saja peran guru dalam administrasi dan
manajemen pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa saja tugas guru dalam manajemen perilaku siswa.
4. Unruk mengetahui apa saja peran guru dalam pengaministrasian.
5. Untuk mengetahui apa saja peran guru dalam administrasi pendidikan.
6. Untuk mengetahui apa saja peran guru dalam pengelolaan pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RUANG LINGKUP ADMINISTRASI PENDIDIKAN


Administrasi pendidikan memberikan pedoman tentang bagaimana wawasan
yang diperoleh dari pemahaman tersebut untuk bersentuhan langsung dengan
masyarakat pemakai jasa pendidikan. Administrasi pendidikan mempunyai hubungan
yang erat dengan psikologi pendidikan, sosiologi pendidikan, antropologi, ilmu
komunikasi, dan bimbingan. Ilmu ini memberikan dasar dalam pengelolaan murid yang
menjadi bidang garapan administrasi pendidikan. Karena administrasi pendidikan
menyangkut urusan pengelolaan sumberdaya manusia dalam upaya meningkatkan
kualitasnya. Guru sebagai tenaga profesional kependidikan dalam mengajar dan
menjalankan fungsi administrasi pembelajaran, mengetahui tugasnya dalam murid, dan
kegiatan pembelajaran lainnya yang dilakukan disekolah.
Ruang lingkup pembahasan administrasi pendidikan di fokuskan pada kegiatan
administrasi pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pelaksana kegiatan
pembelajaran dengan fokus utama pelayanan belajar dipihak lainnya kegiatan
administrasi pendidikan difokuskan pada profesionalisme pengelolaan pendidikan
dilihat dari segi kelmbagaan pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan
terhadap masyarakat maupun satuan pendidikan atau sekolah pada semua jenjang dan
jenis sebagai institusi yang memberikan jasa pelayanan belajar kepada masyarakat.
Untuk dapat mengukur kualitas pendidikan perlu didukung oleh profesionalisme
pengajaran baik yang disediakan oleh sekolah maupun yang disediakan oleh pemerintah
dilihat dari manajemen pembelajaran, hal ini sebagai bagian yang terintegr
Ruang lingkup administrasi pendidikan di sekolah terdiri dari:
1.      Administrasi Pengajaran
2.      Administrasi Kesiswaan
3.      Administrasi Personalia
4.      Administrasi Keuangan
5.      Administrasi Peralatan pengajaran

3
6.      Gedung dan Perlengkapan Sekolah
7.      Administrasi hubungan sekolah dan masyarakat.

Selain itu ada pula yang mengelompokan ruang lingkup kerja Administrasi
pendidikan itu menjadi sebagai berikut:
1. Administrasi Kurikulum, yang terpecah menjadi 4 pokok:

 Kegiatan yang berhubungan dengan kesiswaan.


 Kegiatan kelas berhubungan dengan guru.
 Kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
 Kegiatan ekstra kurikuler.

2. Administrasi Murid
Masalah pembinaan siswa itu secara intensif misalnya menyangkut masalah
pemahaman tentang hak dan kewajibannya sebagai seorang murid yang di lengkapi
dengan segala fasilitas yang mendukdung.

3. Administrasi Personel.
Administrasi personalia memberikan layanan penataan dalam memilih,
mengangkat, menempatkan, membimbing dan mengawasi bahkan sampai pada
proses pemberhentian, mutasi dan promosi pegawai baik itu guru, atau karyawan tata
usaha sekolah.

4. Administrasi material.
Semua alat dan perlengkapan yang ada baik yang langsung digunakan dalam
proses belajar mengajar (sarana) maupun yang bersifat pendukung dan tidak
langsung digunakan dalam PBM (prasarana).

Menurut sifatnya material ini dapat diklasifikafikan menjadi:


a.      Barang tidak habis pakai seperti meja, kursi, mesin ketik, papan tulis dan lain-lain.
b.      Barang habis pakai seperti: Kapur tulis, tinta, kertas dan sebagainya.

4
Dalam administrasi material yang harus di jaga adalah bagaiman memelihara
barang-barang itu, menambah maupun menggantikan barang-barang yang sudah tidak
dapat dipakai lagi sesuai dengan kebutuhan yang ada.Beberapa daftar yang diperlukan
dalam kegiatan administrasi material (perlengkapan) adalah :
-          Buku penerimaan alat-alat
-          Buku inventaris
-          Buku keluar masuk alat
-          Buku berita acara penghapusan barang, dan lain-lain.

5. Administrasi Keuangan Sekolah.


Administrasi keuangan sekolah ini merupakan langkah pengelolaan keuangan
sekolah mulai dari penerimaan sampai dengan bagaimana mempertanggungjawabkan
keuangan yang digunakan secara obyektif dan sistematis. Semua kebutuhan baik di
bidang personalia, material kesiswaan, dan lain-lain akan mudah terpenuhi apabila
suatu organisasi memiliki biaya yang cukup. Adapun keuangan yang menjadi
garapan Administrasi sekolah adalah:
-          Anggaran belanja untuk biaya rutin
-          Anggaran belanja pembangunan
-          Dana dari SPP
-          Tabungan anak-anak dan lain-lain.

2.2 PE R A N G U R U D A L A M A D M INIST RA SI DAN M ANAJ E M E N PE NDID IK AN

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.


Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar
berarti mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti
mengembangkan ketrampilanketrampilan pada siswa.

Tugas guru seagai seorang pengajar memliki konsekuensi untuk memiliki


peran-peran tertrntu dalam kaitannya dengan manajemen sekolah. Pera tersebut

5
meliputi peran guru dalam proses belajar mengajar yang sering disebut dengan
manajemen kelas, peran guru dalam pengadministrasian, peran guru secara pribadi
dan peran guru secara psikologis.

2.2.1 PERAN GURU DALAM MANAJEMEN KELAS

Peranan dan kompetensi guru dalam proses pembalajaran meliputi banyak hal
sebagaimana dikemukakan oleh Adam & Decey dalam Basic Principles of Student
Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur
lingkungan, partisipan, perencana, supervisor, motivator, dan konselor.

Dari hasil riset yang digelar sekitar tahun 1980-an, secara ringkas dapat
dijelaskan dapat dijelaskan mengenai faktor mayor (major factor) atau area
ketrampilan terpaut dengan manajemen kelas yang efektif. Kelima faktor meliputi

1. Pengembangan solidaritas pemahaman personal atau psikologis siswa dan


kebutuhankebutuhan belajar.
2. Pemapanan hubungan positif antara guru dan siswa serta antar siswa untuk
membantu menemukan kebutuhan dasar psikologis siswa.
3. Pengimplementasian metodologi pengajaran yang memfasilitasi belajar
optimal dengan jalan memberi respon kebutuhan-kebutuhan akademik siswa
dan kelompok
4. Penggunaan metode organisasi dan pengelolaan kelompok yang dapat
memaksimalkan perilaku tugas (on task behavior) siswa.
5. Penggunaan metode-metode konseling dan penataan perilaku yang diperluas
untuk membantu siswa yang tidak tepat dalam menjawab soal-soal ujian atau
mengalami misperilaku.

Hampir seluruh hasil survei mengenai keefektifan guru melaporkan


bahwa keterampilan manajemen kelas menduduki posisi primer dalam
menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang diukur dari evektifitas
proses belajar siswa atau peringakt yang dicapainya. Dengan demikian,
keterampilan manajemen kelas sangat krusial dan fundamental dalam

6
mendukung proses pembelajaran. Guru – guru yang rendah keterampilannya
dalam bidang manajemen kelas, barangkali tidak dapat menyelesaikan banyak
hal yang menjadi tugas pokoknya. Pendapat ini dikemukakan oleh Brophy
dan Evertson dalam Learning Form Teaching, tahun 1976. Menurut Julia
Sanford dkk, konsep manajemen kelas dan menata lingkungan kerja menjadi
produktif bagi proses pendidikan pembelajaran.
Hasil penelitian yang lebih kontemporer mengenai urgensi dan esensi
manajemen dipublikasikan oleh Good dan Brophy pada tahun 1994 dalam
karya tulis mereka yang berjudul Looking in classroom. Menurut dua pakar
ini, temuan penelitian menunjukan bahwa guru yang mendekati manajemen
kelas sebagai proses pemapanan dan pemeliharaan lingkingan belajar efektif
cenderung lebih sukses daripada guru – guru yang memposisikan atau
memerankan diri sebagai figur otoritas atau penegak disiplin belaka. Kinerja
manajemen kelas yang efektif memungkinkan lahirnya roda penggerak bagi
pemahaman diri, evaluasi diri, dan internalisasi kontrol diri pada kalangan
siswa.

2.2.2 T U G A S GURU DALAM MANAJEMEN PERILAKU SISWA


Dalam keseharian tugas dinasnya bahwa siswa paling banyak berhubungan
dengan guru dan demikian juga sebaliknya merupakan perwajahan sekolah yang
dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam tugas kesehariannya, guru berhadapan
dengan siswa yang tinggi, sedang, atau rendah prestasi akademiknya. Dia pun
berhadapan dengan siswa yang baik-baik dan santun, arogan, cuek, pengganggu
bahkan siswa pernah melakukan tindakan kriminal. Juga siswa yang kuat, sedang
atau lemah fisiknya. Belum lagi manakala keragaman itu dilihat dari perspektif
sosial, ekonomi, kultur, kebiasaan, agama, kepedulian dan derajat kohesivitasnya,
dan sebagainya.

Keadaan negatif yang dirasakan guru ini benar-benar terasa mengganggu


mereka. Ini seperti dilaporkan oleh Gump (1967), lebig dari separuh waktu

7
sekolah digunakan oleh guru untuk mengajar. Selebihnya, waktu sekolah
digunakan untuk menjalankan fungsi manajemen, seperti mengorganisasi dan
menata siswa untuk kegiatan belajar (23%), menangani siswa yang berperilaku
menyimpang (14%) dan selebihnya (12%) menangani siswa bermasalah secara
individual.

Untuk menangani permasalahan siswa tersebut sekolah seharusnya


menciptakan iklim yang kondusif. Seperti memperkuat kinerja dan misi akademik
sekolah, menetapkan tata aturan dan prosedur disiplin yang jelas dan standar,
melembagakan dan memberi keteladanan mengenai norma-norma etik yang
menjadi pemandu hubungan antar subjek di lingkungan sekolah.

2.2.3 P E R A N G U R U DALAM P E NG ADM INIST R ASI AN


Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat
berperan sebagai berikut:

a. Pengambilan inisiatif, pengarah dan penilaian kegiatan – kegiatan pendidikan. Hal


ini berarti guru turut serta memikirkan kegiatan – kegiatan pendidikan yang
direncanakan serta nilainya.
b. Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota
masyarakat Guru harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam
arti yang baik.
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggung jawab untuk
mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.
d. Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.
e. Pelaksana administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar, gurupun
bertanggung jawab akan kelancaran pendidikan yang harus mampu melaksanakan
kegiatan – kegiatan administrasi.
f. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru.
Guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk
menjadi anggota masyarakat yang dewasa.

8
g. Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan
segala perkembangan kemajuan dunia sekitar pada masyarakat, khususnya
masalah – masalah pendidikan.

2.2.4 PERAN GURU DALAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN


1. Pengertian Administrasi Sekolah

Administrasi sekolah merupakan perpaduan dari dua kata yakni “administrasi”


dan “sekolah” yang masing-masing memiliki makna tersendiri. Ditinjau dari segi
kata, administrasi mempunyai arti sempit dan arti luas.

Dalam arti sempit, administrasi diartikan sebagai kegiatan pencatatan data, surat-
surat, informasi secara tertulis serta penyimpanan dokumen sehingga dapat
dipergunakan kembali bila diperlukan. Dalam hal ini kegiatan administrasi meliputi
pekerjaan tata usaha, yaitu melayani dan membantu pimpinan organisasi dalam
mempersiapkan surat-menyurat, mencatat dan menyimpan arsip-arsip, data dan
bahan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan.

Dalam arti luas, administrasi menyangkut kegiatan manajemen atau pengelolaan


terhadap keseluruhan komponen organisasi untuk mewujudkan tujuan atau program
organisasi.

Administrasi sekolah merupakan bagian dari administrasi pendidikan.


Administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan pendidikan di suatu negara atau bahkan pendidikan pada umumnya.
Sedangkan administrasi sekolah kegiatan-kegiatannya terbatas pada pelaksanaan
pengelolaan pendidikan di sekolah sehingga kita mengenal adanya administrasi
sekolah dasar, administrasi sekolah lanjutan, administrasi perguruan tinggi, dan
sebagainya.

Dari beberapa pernyataan yang dikemukakan di atas maka, administrasi sekolah


dapat diartikan sebagai segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-

9
sumber (personel maupun materiil) secara efektif, efisien dan sistematik guna
menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.

Dari pengertian administrasi sekolah dapat kita kemukakan bahwa tujuan


administrasi sekolah adalah agar semua kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan
pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang digunakan dalam dunia
pendidikan diusahakan mencapai tujuan pendidikan.

2. Peran Guru dalam Administrasi Sekolah

Guru merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan yang memiliki
peran yang sangat besar dalam pencapaian tujuan pendidikan. Peran guru bukanlah
hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Namun jika
dilihat secara luas guru juga berperan sebagai administrator pendidikan. Administrasi
adalah suatu kegiatan atau usaha untuk membantu melayani, mengarahkan, atau
mengatur semua kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Administrasi pendidikan
adalah segenap proses pengerahan segala sesuatu baik personel, spiritual, maupun
material yang bersangkutan dengan pencapaian tujuan pendidikan.

Jika guru mampu melaksanakan tugasnya dalam pendidikan serta mampu


berperan sebagai administrator di sekolah maka dapat dikatakan guru tersebut
mampu memenuhi tuntutan profesionalisme seorang guru. Bagi guru, memahami
administrasi pengembangan kurikulum akan sangat membantu dalam
menerjemahkan kurikulum menjadi pengalaman belajar siswa. Pemahaman tentang
administrasi kesiswaan akan sangat membantu mereka dalam menjalankan tugas
memproses siswa menjadi lulusan yang bermutu tinggi.

Pemahaman tentang pengelolaan personel akan membantu upaya pengembangan


pribadi dan profesionalnya, pemahaman pengelolaan prasarana dan sarana membantu
memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam merencanakan,
menggunakan, mengevaluasi prasarana dan sarana yang ada sehingga prasarana dan
sarana yang tersebut dapat dimanfaatkan dengan optimal. Pemahaman tentang seluk
beluk administrasi keuangan membantu guru dalam menetapkan prioritas
pelaksanaan tugasnya karena pada akhirnya dana untuk menunjang kegiatannya juga

10
terbatas. Pemahaman tentang hubungan sekolah dan masyarakat akan membantu
guru dalam usaha mereka menjadikan sekolah bagian yang tidak terpisahkan dari
masyarakat, sehingga terjalin kerjasama yang baik diantara keduanya.

Adapun peranan guru dalam Administrasi pendidikan di sekolah yang sesuai


dengan klasifikasinya yaitu :

a) Administrasi Kurikulum

Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu sistem


pendidikan yang berperan sebagai penuntun dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah.

Guna melancarkan dan mensukseskan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di


sebuah instansi pendidikan. Guru berperan dalam administrasi kurikulum, yaitu
menyusun sebuah kurikulum sebagai pedoman proses kegiatan belajar mengajar
dalam sebuah instansi pendidikan. Dalam melaksanakan kurikulum, tugas guru
adalah mengkaji kurikulum tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok
(dapat dengan sesama guru di satu sekolah, dengan guru di sekolah lain atau dengan
kepala sekolah dan personel pendidikan lain seperti pengawas). Dengan demikian
guru dan kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan.

b). Administrasi Kesiswaan

Administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang


berkaitan dengan siswa disuatu sekolah mulai dari perencanaan siswa baru,
membimbing siswa baru dalam masa orientasi, pembinaan selama siswa berada di
sekolah, mendata hasil prestasi siswa di kelas, sampai siswa menamatkan
pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya
Proses Belajar Mengajar.

Tugas guru dalam administrasi siswa adalah :

1. Menyeleksi siswa baru,

2. Menyelengarakan pembelajaran,

11
3. Mengontrol kehadiran siswa,

4. Melakukan uji kompetensi akademik atau kejuruan,

5. Melaksanakan bimbingan karier serta penelusuran lulusan.

c). Asministrasi Kepegawaian (Personel)

Adapun peran guru dalam administrasi personal adalah:

1. Membuat buku induk pegawai

2. Membantu memperlancar kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam kepegawaian


seperti kenaikan pangkat (promosi), kepindahan (mutasi) , pemberhentian
(pensiun), pemberhentian (pemecatan), Karpeg, cuti, dan sebagainya.

3. Membuat inventarisasi semua file kepegawaian, baik kepala sekolah, guru,


maupun tenaga tata administrasi.

4. Membuat laporan rutin kepegawaian harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.

5. Membuat laporan data sekolah dan pegawai.

6. Mencatat tenaga pendidik yang akan mengikuti penataran.

7. Mempersipkan surat keputusan Kepala Sekolah tentang proses KBM, surat tugas,
surat kuasa, dan lain – lain.

d). Administrasi Keuangan

Adapun peran guru dalam administrasi keuangan adalah :

1. Membuat file keuangan sesuai dengan dana pembangunan.

2. Membuat laporan data usulan pembayaran gaji atau rapel ke Pemerintah Kota.

12
3. Membuat pembukuan penerimaan dan penggunaan dana pembangunan.

4. Membuat laporan dana pembangunan pada akhir tahun anggaran.

5. Membuat laporan Rancangan Anggaran Pendapatan Bantuan Sekolah


( RAPBS ).

6. Membuat laporan tribulan dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ).

7. Menyetorkan pajak PPN dan PPh.

8. Membagikan gaji atau rapel.

9. Menyimpan dan membuat arsip peraturan keuangan sekolah.

e). Administrasi Prasarana dan Sarana Pendidikan

Adapun peranan guru dalam administrasi prasarana dan sarana adalah


perencanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan, serta pengawasan penggunaan
prasarana dan sarana yang dimaksud.

1) Perencanaan

Perencanaan pengadaan barang menuntut keterlibatan guru karena semua barang


yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar harus sesuai dengan rancangan
kegiatan belajar mengajar. perencanaan pengadaan barang yang menuntut
keterlibatan guru diantaranya adalah pengadaan alat pengajaran dan media
pengajaran.

2) Pemanfaatan dan pemeliharaan

13
Guru harus dapat memanfaatkan segala sarana seoptimal mugkin dan
bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan pemakaian sarana dan prasarana
pengajaran yang ada.

3) Pengawasan penggunaan

Apabila sarana dan prasarana pendidikan itu digunakan oleh siswa yang ada
dikelasnya, maka tugas guru adalah melakukan pengawasan atau memberikan
arahan agar siswa dapat menggunakan atau memakai sarana dan prasarana
pendidikan sebagaimana mestinya.

f). Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat


untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan
pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam
peningkatan dan pengembangan sekolah.

Peranan guru dalam hubungan sekolah masyarakat. Guru merupakan kunci


penting dalam kegiatan husemas di sekolah menengah. Ada beberapa hal yang
dapat dilakukan guru dalam kegiatan husemas itu, yaitu :

1. Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik-teknik husemas.

2. Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat.

3. Dalam melaksanakan semua itu guru harus melaksanakan kode etiknya (kode
etik guru).

g). Administrasi Layanan Khusus

14
Proses belajar mengajar memerlukan dukungan fasilitas yang tidak secara langsung
dipergunakan di kelas. Fasilitas yang dimaksud antara lain adalah pusat sumber belajar,
unit kesehatan siswa dan kafetaria sekolah.

2.2.5 PERANAN DAN TUGAS GURU DALAM PENGELOLAAN


PEMBELAJARAN

1. Peranan guru dalam pengelolaan pembelajaran

a. Guru sebagai Pendidik.

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungan. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas
pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.

Berkaitan tanggung jawab; guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma
moral, dan sosial, serta berusaha berprilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan
norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya
dalam pembelajaran di sekolah, dan di dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Guru sebagai pengajar.

Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dan dengan guru, kemampuan verbal, tingkat
kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-
faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar
dengan baik.

c. Guru sebagai pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan


pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu.
Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga

15
perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dan
kompleks.

Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan


waktu perjalanan, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang
ditempuhmenggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesui
dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

d. Guru sebagai pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan baik


intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai
pelatih. Pelatihan dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan
materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta
didik dan lingkungan.Untuk itu, guru harus banyak tahu, merskipun tidak
mencakup semua hal secara sempurna, kerena hal itu tidaklah mungkin.

e. Guru sebagai penasehat.

Guru adalah sebagai penasehat bagi peserta didiknya. Bahkan bagi orang tua,
meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat khusus sebagai
penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.

Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat


keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Peserta didik akan
menemukan sendiri dan secara mengherankan, bahakan mungkin menyalahkan apa
yang ditemukannya, serta akan mengadukan kepada guru sebagai orang
kepercayaannya.

f. Guru sebagai pembeharu.

Guru memerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang


lebih bermakna bagi peserta didik.Unsur yang hebat dari manusia adadal
kemampuan untuk belajar dari pengalaman orang lain. Kita menyadari bahwa
manusia normal dapat menerima pendidian, dengan memiliki kesempatan yang

16
cukup, ia dapat mengambil bagian dari pengalaman yang bertahun-tahun, proses
belajar serta prestasi manusia dan mewujudkan yang terbaik dalam suatu
kepribadian yang unik dalam jangka waktu tertentu.

g. Guru sebagai model dan teladan

Sebagai teladan, tentu saja peribadi dan apa yang dilakukan guru akan
mendapat sorotan pesrta didik serta oarang di sekitar lingungannya yang
menganggap atau mengakuinya sebagai guru. misalnya seperti;

1). Sikap dasar; postur yang aan nampak dalam masalah-masalah penting,
keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran, hubungan antara
manusia, agama pekerjaan permainan dan diri.

2). Bicara dan gaya bicara; penggunaan bahasa sebagi alat berfikir.

3) Kebiasaan bekerja ; gaya seseorang yang dipakai seseorang dalam bekerja


yang ikut mewarnai kehidupannya.

4) Sikap melalui pengalaman dan kesalahan ; pengertian hubungna antara


luasnya pengalaman dan nilai serta tidak munginnya mengelak dari
kesalahan.

h. Guru sebagai pribadi

Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki


kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik.Ujian berat dalam hal ini adalah
rangsangan yang merangsang emosi.

Sebagai pribadi yang hidup ditengah-tengan masyarakat, guru perlu juga


memiliki kemampuan berbaur dengan masyarakat dengan kemampuannya, antara
lain kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan.

i. guru sebagai peneliti

Pembelajaran adalah seni yang dalam pembelajarannya memerlukan


penyesuaian-penyesuaian dengan kondosi lingkungan. Untuk itu diperluan

17
berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru.oleh karena itu guru adalam
seorang pencari atau peneliti.

j. Guru sebagai pendorong kreativitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru
dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukan proses kreativitas tersebut.
Kreativitas merupakan suatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek
dunia kehidupan disekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan
menciptakan suatu yang sebelumnya tidak adan dan tida dilakukan seseorang atau
adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.

k. Guru sebagai pembangkit pandangan

Dunia ini panggung sandiwaran yang pennuh dengan berbagai kisah mulai
dengan kisah nyata sampai yang direkanyasa.Dalam hal ini guru dituntut untuk
memberikan dan memelihara pandangan tetentang peserta didiknya. Mengenban
fugsi ini guruharus trampll dalam berkomuni asi dengan peserta didik di segala
umur, sehinggaa setiap langkah dri proses pendididkan yang dikelolanya
dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini. Guru tahu bahwa iya tidak dapat
menbangkitkan pandangan tentang kebesaran kepada peserta didik jika iya sendiri
tidak memilinya oleh karena itu, para guru perlu dibekali dengan ajaran tentang
hakikat manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula kebesaran alah.

l. Guru sebagai rutin

Guru bekerja dengan ketrampilan dan kebiasan tertentu serta kegiatan rutin
yang amat diperlukan dan sering kali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak
dikerjakan dengn baik, maka bisa bisa mengurangi atau merusak keefetifan guru
pada semua peranannya.Disamping itu, jka kegiatan rutin tersebut idak disukai, bisa
merusak dan merubah sikap umumnya terhadap pembelajaran.sebagai contoh,
dalam setiap egiatan pembelajaran guru harus membuat persiapan tertulis, jika guru
membenji atau tidak menyenangi atau tidak menyenangi tugas ini makan akan
merusak pembelajaran

18
m. Guru sebagai pemindah kemah

Hidup ini selalu perubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka
memindah-mindahkan, dan membantu peserta didik meninggalkan hal lama menuju
sesuatu yang baru yang bisa mereka alami.

Guru berusaha geras untuk mengetahui asal peserta didik, kepercayaan, dan
kebiasaan yang menghalangi kemajuan, serta membantu menjauhi dan
meninggalkan untuk mendapatkan cara-caraa baru yang lebih sesuai.

Untuk menjalan kan fungsi ini guru harus memahami mana yang tidak
bernmanfaan dan barang kali membahayakan perkembangan peserta didik dan
memeahami mana yang bermanfaat.

Guru dan peserta didik bekerja sama mempelajari cara baru, dan meningalkan
kepribadian yang telah membantunya mencapai tujuan dan menggantinya sesuai
dengan tutuntan masa kini. Proses ini menjadi suatu transaksi bagi guru dan peserta
didik dalam pembelajaran.

n. Guru sebagai pembawa cerita

Sedah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan keberadaan
serta bagaima perubahan dari keberadaan itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya
muncul dalm lingkunganya, dan berhubungan ddengan lingkungan tanpa
mengetahui asal usulnya, ia benar-benar ingi tahu tentang awal keberadaannya.
Serta ingintahu apa, bagai manan dan mengapa ia terjadi di dunia ini. Semua ini
diperoleh melalui cerita.

Cerita berlangsung secara lisan hingga mencapai era kristalisasi kata kata yang
tertulis, telah memberikan keberhasilan generasi baru dan generasi berikutnya, serta
dengan kesabaran melengkapi manusia dengan catatan tentang pewarisnya.

Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan
cerita manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan

19
yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan
oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka.

o. Guru sebagai aktor

Sebagi seorang aktor, guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang
telah di susun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada
penonton. Penampilan yang bagus dari seorang aktor akan mengakibatkan para
penonton tertawa, mengikuti dengan sungguh sungguh, dan juga bisa menangis
terbawa oleh penampilan sang aktor. Untuk bisa berperan sesuai dengan tuntutan
naskah, ia harus menganalisis dan melihat kemampuanya sendiri, persiapanya,
memperbaiki kelemahan, menyempurnakan aspek aspek baru dari setiap
penampilan, mempergunakan pakaian, tatarias sebagaimana yang diminta, dan
kondisinya sendiri untuk menghadapi ketegangan emosinya dari malam kemalam
serta mekanisme fisik yang harus ditampilkan.

p. Guru sebagai emansipator

Dengan kecerdikanya, guru mampu memahami potensi peserta didik,


menghormati setiap insan dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan
“budak” stagnasi kebudayaan.Ketika masyarakat membicarakan rasa tidak senang
kepada peserta didik tertentu, guru harus mengenal kebutuhan peserta didik. Dia
tahu bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta
didik dari “ self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan, dan dari perasaan
tertolak dan rendah diri. Dalam hal ini, guru harus mampu melihat sesuatu yang
tersirat disamping yang tersurat, serta mencari kemungkinan pengembanganya.

q. Guru sebagai evaluator

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling komplek,


karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang

20
mempuyai arti apabila berhubungan dengan kontek yanghampir tidak mungkin
dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa
penilaian karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar,
atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta
didik.

Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip prinsip dan dengan
teknik yang sesuai, mungkin tes atau nontes. Teknik apapun yang dipilih, penilaian
harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu :
persiapan, pelaksanaaan, dan tindak lanjut.

r. Guru sebagai pengawet

Salah satu tugas pendidikan adalah mewariskan kebudayaan dari generasi


kegenerasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang
bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun masa depan. Hal ini
disebabkan oleh keberhasilan tugas pendidikan yang lain, yaitu pembekalan
individu agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat dan mampu memberikan
sumbangan bagi kehidupan dimasa depan.

s. Guru sebagai kulminator

Tidak ada manusia yang mengetahui kapan kehidupan dimulai dan kapan di
akhiri, demikian pula dengan kegiatan belajar. Beberapa pertanyaan di ajukan,
misalnya, apakah kehidupan dimulai sejak sebelum konsepsi atau sejak manusia
dilahirkan ?Dalam hal belajar, kita tidak tahu kapan seorang anak belajar berjalan,
berbicara dan sebagainya.Kita juga tidak tahu persis, kapan kita memahami suatu
konsep, dan kapan belajar membuat suatu kesimpulan.

Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga
akhir (kulminasi). Dengan rancanganya peserta didik akan melewati tahap kulminasi,
suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan
belajarnya. Disini peran sebagi kulminator terpadu dengan peran sebagi evaluator.

21
2. Tugas guru dalam pengelolaan proses pembelajaran di sekolah

Tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks,
tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif didalam kelas, yang lazim
disebut proses belajar mengajar. Guru juga bertugas sebagai administrastor, evalator,
konselor, dan lain-lain sesuai dengan sepuluh kompetensi (kemampuan) yang
dimilkinya. Namun uraian kali ini kami batasi masalah proses belajar mengajar
sebagaimana telah tertuang dalam topik bahasan.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan disekolah. Agar tujuan
pendidikan dan pengajaran berjalan dengan benar, maka perlu pengadministrasian
kegiatan-kegiatan belajar mengajar, yang lazim disebut administrasi kurikulum.Bidang
pengadministrasian ini sebenarnya merupakan pusat dari semua kegiatan di sekolah (M.
Moh. Rifai, 1986: 114). Menurut James B. Brow seperti yang dikutip oleh Sardiman
A.M. (1990:142), mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai
dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran
sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.

Tugas guru dalam proses belajar mengajar meliputi tugas paedagogis dan tugas
administrasi. Tugas paedagogis adalah tugas membantu, membimbing dan memimpin.
(Moh. Rifai, 1989:135) mengatakan bahwa:

Di dalam situasi pengajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggung jawab penuh
atas kepemimpinan yang dilakukan itu.Ia tidak melakukan instruksi-instruksi dan tidak
berdiri dibawah instruksi manusia lain kecuali dirinya sendiri. Setelah masuk dalam
situasi kelas.

Jadi setelah masuk kelas tugas guru adalah sebagai pemimpin dan bukan semata-mata
mengontrol atau mengkritik.

Mengenai tugas guru dalam pengelolaan pengajaran dalam buku Petunjuk Pelaksanaan
Proses Belajar Mengajar Kurikulum 1984 Pendidikan Kejuruan disebutkan sebagai
berikut:

a. Membuat program pengajaran.

22
b. Mengorganisasi kelas dan siswa, meliputi:

1) Mengetur ruangan dan perabot pelajaran di kelas.

2) Mengatur siswa dalam belajar.

3) Memilih metode belajar mengajar.

c. Menggunakan sarana dan lingkungan sebagai sumber belajar (1985: 22)

Sementara Guru, seperti dikutip Hadari Namawi, merumuskan tugas guru dalam
pengelolaan pengajaran sebgai berikut:

a. Merumuskan tujuan instruksional.

b. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar.

c. Mampu memilih, menyusun dan menggunakan prosedur instrusional yang


relevan dengan materi dan muid.

d. Mampu melaksanakan program belajar mengajar yang dinamis.

e. Mengenal dan memahami kemampuan anak didik.

f. Mampu merencanakan dan melaksanakan program remedial (Hadari Namawi,


1982: 124)

23
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Tugas guru seagai seorang pengajar memliki konsekuensi untuk memiliki


peran-peran tertrntu dalam kaitannya dengan manajemen sekolah. Pera tersebut
meliputi peran guru dalam proses belajar mengajar yang sering disebut dengan
manajemen kelas, peran guru dalam pengadministrasian, peran guru secara pribadi
dan peran guru secara psikologis.

Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat


berperan sebagai berikut:

h. Pengambilan inisiatif, pengarah dan penilaian kegiatan – kegiatan pendidikan. Hal


ini berarti guru turut serta memikirkan kegiatan – kegiatan pendidikan yang
direncanakan serta nilainya.
i. Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota
masyarakat Guru harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam
arti yang baik.
j. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggung jawab untuk
mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.
k. Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.
l. Pelaksana administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar, gurupun
bertanggung jawab akan kelancaran pendidikan yang harus mampu melaksanakan
kegiatan – kegiatan administrasi.
m. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru.
Guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk
menjadi anggota masyarakat yang dewasa.
n. Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan
segala perkembangan kemajuan dunia sekitar pada masyarakat, khususnya
masalah – masalah pendidikan.

24
3.2 SARAN
1. Hendaknya para guru memiliki kemampuan memanajemen/mengatur sekolah
karena guru juga ikut berperan serta dalam pengembangan sekolah.
2. Sebagai calon guru perlu diadakannya bimbingan bagaimana menjadi seorang
manajer sekolah yang baik.
3. Guru sebaiknya meningkatkan ketrampilannya dan menajamkan ilmunya demi
majunya pendidikan di Indonesia

25
DAFTAR PUSTAKA

Drs.M,Ngalim Purwanto, MP.2009. Administrasi dan Supervise Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Drs.Moh.Uzer usman.2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2003. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka cipta.

26

Anda mungkin juga menyukai