Anda di halaman 1dari 10

1.

PENDAHULUAN
Seorang ilmuwan bernama Johannes Kepler menemukan hukum yang mengatur
pergerakan bumi mengelilingi matahari, khususnya yang menyangkut perubahan jarak
bumi ke matahari. Hukum-hukum Kepler tentang peredaran bumi mengelilingi matahari
dapat dinyatakan sebagai berikut: pertama, bahwa lintasan setiap planet dalam sistem tata
surya ketika mengelilingi matahari membentuk ellips. Kedua, bahwa vektor radius akan
bergerak membentuk luasan yang sama untuk setiap waktu yang sama. Dan ketiga, bahwa
waktu mengorbit satu perioda putaran mengelilingi matahari memiliki relasi terhadap
sumbu semi mayor dari masing-masing planet yang besarnya konstan (Hidayat, 2006).
Pada era modern, hukum Kepler digunakan untuk mengaproksimasi orbit satelit dan
benda-benda yang mengorbit matahari, yang semuanya belum ditemukan pada saat Kepler
hidup (planet luar dan asteroid). Hukum ini kemudian diaplikasikan untuk semua benda
kecil yang mengorbit benda lain yang jauh lebih besar, walaupun beberapa aspek seperti
gesekan atmosfer (gerakan di orbit rendah), atau relativitas dan keberadaan benda lainnya
dapat membuat hasil hitungan tidak akurat dalam berbagai keperluan.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk topik planet mengelilingi matahari.
Hidayati (2010) meneliti pola lintasan gerak planet yang mengelilingi matahari. Penelitian
tersebut lebih ditekankan pada membuat (simulasi) pola lintasan gerak planet yang
mengelilingi matahari dan dilakukan dengan menggunakan program simulasi dengan
variasi nilai masukan banyaknya lintasan dan variasi jari-jari tengah antar lintasan. Supardi
(Tanpa Tahun) membuktikan bahwa hukum 2 Kepler pada lintasan setiap planet yang
mengelilingi matahari berbentuk ellips. Dan penelitian ang berkaitan dengan metode
Runge-Kutta orde empat juga telah banyak dilakukan, diantaranya seorang peneliti yang
bernama Rafiantika. Rafiantika (2012) membandingkan keakuratan antara metode Runge-
Kutta orde empat dengan metode Prediktor-Korektor orde tiga. Adapun hasil dari
penelitian tersebut adalah nilai kesalahan yang dihasilkan skema metode Runge-Kutta orde
empat lebih kecil dibandingkan dengan skema Prediktor-Korektor orde tiga. Sehingga,
metode Runge-Kutta lebih akurat dibandingkan dengan metode Prediktor-Korektor.
Metode Runge Kutta merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyelesaikan
persamaan diferensial secara numerik atau pendekatan sehingga mendapatkan penyelesaian
yang lebih signifikan daripada penyelesaian secara analitik. Metode Runge Kutta
merupakan salah satu algoritma pemecahan diferensial dengan prinsip deret Taylor.
Metode ini mencapai keakuratan dari suatu pendekatan Taylor tanpa memerlukan turunan-
turunan tingkat tinggi (Matthew dan Fink, 2004).
Metode Runge-Kutta dibuat untuk mendapatkan ketelitian yang lebih tinggi dan
kelebihan dari metode ini adalah bahwa untuk memperoleh hasil-hasil tersebut hanya
diperlukan nilai-nilai fungsi di titik-titik sembarang yang dipilih pada suatu interval bagian
(Wahyudin, 1987). Pada metode Runge Kutta, semakin tinggi ordenya semakin tinggi pula
tingkat ketelitian yang akan didapatkan. Di sisi lain, parameter yang diperlukan juga akan
lebih banyak. Pada umumnya, penyelesaian persamaan diferensial biasa akan
menggunakan metode Runge Kutta orde-4. Runge Kutta orde-4 membutuhkan satu nilai
awal untuk memulainya (y0) dan potongan dari empat perhitungan deret Taylor (Suparno,
2008).
Metode Runge-Kutta merupakan metode satu langkah yang memberikan ketelitian
hasil yang lebih besar dan tidak memerlukan turunan dari fungsi. Bentuk umum dari
metode Runge-Kutta yang sering digunakan untuk menyelesaikan persoalan persamaan
diferensial adalah
+1 = + ( , , )
dengan (, , ) adalah fungsi inkremen/pertambahan yang merupakan kemiringan
rerata pada interval . Fungsi inkremen/pertambahan dapat dituliskan secara umum:
= 11 + 22 + 33 + +
Metode Runge-Kutta yang sering digunakan adalah Runge-Kutta orde 4. Karena
metode ini memberikan ketelitian yang lebih akurat dibandingkan dengan metode Runge-
Kutta yang berorde dibawahnya. Metode ini mempunyai bentuk sebagai berikut:
1
r (t i 1 ) r (t1 ) (k1 2k 2 2k 3 k 4 )t
6
Dimana,
k1 f (t i , r (t i ))
1 1
k 2 f (t i t , r (t i ) k1 t )
2 2
1 1
k 3 f (t i t , r (t i ) k 2 t )
2 2
k 4 f (t i t , r (t i ) k 3 t )
Persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai mempunyai hubungan berurutan. Nilai 1
muncul dalam persamaan 2, yang keduanya juga muncul dalam persamaan 3 dan
seterusnya. Hubungan berurutan inilah yang membuat metode Runge-Kutta menjadi
efisien (Triatmodjo, 2002).

2. Originalitas Ide dan Konteks Sosialnya


Gagasan mengenai solusi numerik dapat digunakan menyelesaikan permasalahan
matematika dan fisika muncul setelah mengikuti perkuliahan fisika komputasi. Solusi
numerik merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menyelesaikan soal-soal
dengan tingkat kesulitan yang tinggi den dengan ketelitian yang lebih tinggi serta
kompleks. Gerak planet merupakan salah satu topik yang sangat erat kaitannya dengan
matematis dan penyelesaian yang kompleks. Hukum Kepler adalah yang menjadi dasar
mengenai gerak dari planet. Kajian tentang lintasan dan gerak planet dapat disimulasikan
dengan metode komputasi. Simulasi ini akan menggambarkan bagaimana gerak yang
dihasilkan oleh planet meliputi kecepatan dan posisi setiap saat yang dialami oleh planet.
Salah satu hal yang menarik dari simulasi tersebut adalah membandingkan model gerak
planet dengan berbagai metode serta menganalisis aplikasi metode tersebut dalam simulasi
delapan planet yang saling berinteraksi satu sama lain dan dengan matahari.
Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil integrasi gerak planet
dalam tata surya dengan metode Euler, Leapfrog dan Runge-Kutta orde 4. Simulasi ini
dapat digunakan untuk mengetahui profil dari gerak planet melalui analisis solusi numerik
yang didapatkan dengan ketiga metode tersebut serta dapat memberikan informasi
mengenai metode terbaik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model gerak planet.
Kaitannya dengan konteks sosialnya adalah dengan solusi numerik dapat membantu
siswa, mahasiswa, dosen dalam menyelesaikan permasalahan mengenai gerak planet yang
lebih kompleks. Sehingga mereduksi pemikiran bahwa fisika itu sulit, fisika itu hanya
berisi-rumus-rumus semata. Dan juga proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menyenangkan, dan yang terlebih lagi siswa mendapat rasa kepuasan dalam mengikuti
pembelajaran.

3. Perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan inovasi dan konteks sosialnya.


Langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan skripsi ini adalah studi literatur
terlebih dahulu mengenai model gerak planet. Kemudian, menyelesaikan secara numerik
model gerak planet tersebut dengan Metode Runge-Kutta orde empat. Setelah
mendapatkan solusi numerik, langkah selanjutnya yaitu membuat program dari solusi
numerik yang telah didapatkan. Selanjutnya, mensimulasi program tersebut dengan
memvariasikan nilai parameter. Dan langkah terakhir adalah menganalisis hasil simulasi.
Secara sistematik, langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini:

Dari skema pada Gambar 3.1, langkah-langkah penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Studi literatur tentang model gerak planet.
Model gerak planet yang digunakan dalam skripsi ini berupa persamaan fungsi
kecepatan planet dalam mengitari matahari yang merupakan hasil penelitian Supardi
(Tanpa Tahun) dalam skripsinya. Dilihat dari varibel terikatnya, persamaan
dv y GMy
termasuk persamaan diferensial biasa linier orde satu. Sehingga persamaan
dt r
tersebut dapat diselesaikan secara numerik dengan Metode Runge-Kuta orde empat.
b. Penyelesaian secara numerik dengan Metode Runge-Kutta orde empat Persamaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan pada bagian (a). Pada proses ini,
persamaan tersebut dicari solusi numeriknya menggunakan metode runge-kutta orde
empat serta mendefinisikan variabel 1, 2, 3 dan 4 dengan cara sesuai skema umum
1
r (t i 1 ) r (t1 ) (k1 2k 2 2k 3 k 4 )t .
6
c. Pembuatan Program
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa Software yang akan
digunakan dalam pembuatan program adalah Software Matlab R2009a. Adapun
prosedur untuk membuat program analisis model gerak planet adalah sebagai berikut:
1) Penentuan nilai parameter
Penentuan parameter ini diambil dari beberapa literatur yang berkaitan dengan
pergerakan planet dalam mengelilingi matahari. Nilai-nilai parameter tersebut
diantaranya posisi awal , , konstanta gravitasi universal , massa planet , jarak
planet ke matahari , nilai eksentrisitas dan stabilitas lintasan planet .
2) Proses
Proses yang dimaksud disini adalah membuat program untuk metode Runge-Kutta
orde empat.
Berikut adalah skrip data untuk menyelesaikan maslah gerak planet menggunakan
Runge-Kutta:
clc; clear all;
close all;
ulang=0; p=0;
s1=0; s2=0;s3=0;s4=0;s5=0;s6=0;s7=0;
win1=figure(...
'units','points',...
'position',[50 100 490 335],...
'color',[.8 .8 .9],...
'menubar','none',...
'resize','off',...
'numbertitle','off',...
'name',' ');
%=========================================
hp = uipanel('parent',win1,...
'Title','Input','FontSize',12,...
'units','points',...
'fontweight','bold',...
'BackgroundColor',[.8 .8 .9],...
'Position',[13 105 155 145]);
hp = uipanel('parent',win1,...
'Title','Hasil','FontSize',12,...
'units','points',...
'fontweight','bold',...
'BackgroundColor',[.8 .8 .9],...
'Position',[13 88 155 105]);
hp = uipanel('parent',win1,...
'Title','output','FontSize',12,...
'units','points',...
'fontweight','bold',...
'BackgroundColor',[.8 .8 .9],...
'Position',[175 13 300 240]);
%========================================
label1=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[125 290 300 24],...
'style','Text',...
'string',' PROFIL GERAK PLANET ',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'fontname','Times New Roman',...
'fontsize',15,...
'fontweight','bold',...
'foregroundcolor',[.0 .0 .0]);
label1=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[170 0 1 260],...
'style','Text',...
'backgroundcolor',[.3 .3 .3],...
'foregroundcolor',[1 1 1]);
label1=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[0 260 700 1],...
'style','Text',...
'backgroundcolor',[.3 .3 .3],...
'foregroundcolor',[1 1 1]);
%============================================
label1=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[15 210 80 20],...
'style','Text',...
'string','Jari-Jari :',...
'HorizontalAlignment','left',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'fontname','Times New Roman',...
'fontsize',12,...
'fontweight','bold');
edit1=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[90 215 73 20],...
'style','edit',...
'string','0',...
'HorizontalAlignment','left',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'fontname','comic',...
'fontsize',10,...
'fontweight','bold');
label1=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[15 190 80 20],...
'style','Text',...
'HorizontalAlignment','left',...
'string','Eksentrisitas :',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'fontname','Times New Roman',...
'fontsize',12,...
'fontweight','bold');
edit2=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[90 195 73 20],...
'style','edit',...
'string','0',...
'HorizontalAlignment','left',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'fontname','comic',...
'fontsize',10,...
'fontweight','bold');
label1=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[15 150 80 20],...
'style','Text',...
'string','Perihelion :',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'HorizontalAlignment','left',...
'fontname','Times New Roman',...
'fontsize',12,...
'fontweight','bold');
edit5=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[90 155 73 20],...
'HorizontalAlignment','left',...
'style','edit',...
'string','-',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'fontname','comic',...
'fontsize',10,...
'fontweight','bold');
label1=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'HorizontalAlignment','left',...
'position',[15 133 80 20],...
'style','Text',...
'string','Aphelion :',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'fontname','Times New Roman',...
'fontsize',12,...
'fontweight','bold');
edit6=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[90 135 73 20],...
'style','edit',...
'HorizontalAlignment','left',...
'string','-',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'fontname','comic',...
'fontsize',10,...
'fontweight','bold');
label1=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[15 113 80 20],...
'HorizontalAlignment','left',...
'style','Text',...%'string','Beta :',...
'string','Sumbu Minor :',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'fontname','Times New Roman',...
'fontsize',12,...
'fontweight','bold');
edit7=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[90 115 73 20],...
'style','edit',...
'string','-',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'HorizontalAlignment','left',...
'fontname','comic',...
'fontsize',10,...
'fontweight','bold');
label1=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[15 93 80 20],...
'HorizontalAlignment','left',...
'style','Text',...%'string','Beta :',...
'string','Sumbu Mayor :',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'fontname','Times New Roman',...
'fontsize',12,...
'fontweight','bold');
edit8=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[90 95 73 20],...
'style','edit',...
'string','-',...
'backgroundcolor',[.8 .8 .9],...
'HorizontalAlignment','left',...
'fontname','comic',...
'fontsize',10,...
'fontweight','bold');
%============================================
proses=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[90 10 75 20],...
'style','Pushbutton',...
'callback','gerak',...
'string','Proses',...
'fontname','times new roman',...
'fontsize',12);
%============================================
pros11=uicontrol('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[13 10 75 20],...
'style','Pushbutton',...
'callback','LINTASAN',...
'string','Reset',...
'fontname','times new roman',...
'fontsize',12);
%============================================
grafik1=axes('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[10 265 90 70],...
'fontsize',8,...
'color',[1 1 1]);
olmat=imread('unej.jpg');
imshow(olmat);
set(win1,'CurrentAxes',grafik1);
grafik3=axes('parent',win1,...
'units','points',...
'position',[190 40 270 180],...
'fontsize',8,...
'color',[1 1 1]);
menu2=uimenu('parent',win1,...
'Label',' Tools ');
menu1_1=uimenu('parent',menu2,...
'Label','Zoom',...
'Callback','besar');
menu1_1=uimenu('parent',menu2,...
'Label','Pan',...
'Callback','geser');
menu2=uimenu('parent',win1,...
'Label',' Kecepatan ',...
'Callback','PLANET');
menu2=uimenu('parent',win1,...
'Label',' Keluar ',...
'Callback','close');
4. Ide Turunan dan Konteks Sosialnya
1. Peluang Keterwujudan
Peluang keterwujudan dari ide ini sangat besar untuk dapat dilaksanakan karena
dalam proses pengerjaannya tidak membutuhkan biaya yang besar. Hanya saja yang harus
menjadi bahan pertimbangan adalah bagaimana membuat bahasa pemogramannya.
Sehingga dibutuhkan banyak referensi yang mendukung. Selanjutnya adalah waktu yang
cukup banyak karena perlu untuk mengujicobakan program yang akan dibuat.

2. Nilai-nilai inovasi
Nilai-nilai inovasi akan muncul dengan menggunakan program ini. Hal itu akan
dapat dilihat dari tampilan program yang dibuat. Program ini dapat dikembangkan untuk
gerak planet diluar tata surya. Yang diperlukan adalah penggunaan persamaan-persamaan
yang lebih kompleks untuk mencari berbagai kemugkinan tentang berbagai aktivitas
planet-planet, dengan demikian referensi-referensi sangat dibutuhkan dalam hal ini.

3. Perkiraan Dampak
Perkiraan hasilnya adalah siswa akan merasa tertarik dalam mengikuti
pembelajaran, siswa akan memiliki tujuan belajar yang jelas karena setiap siswa dituntut
aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini akan terwujud karena didukung
dengan hasil karya mereka sendiri, sehingga siswa merasa setiap yang dikerjakannya
sangat dibutuhkan oleh siswa lainnya.

5. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan: dengan menggunakan solusi numerik dengan program Matlab
diharapkan dapat membantu siswa, mahasiswa maupun dosen dalam memecahkan suatu
persoalan yang bersifat kompleks. Program ini tidak terbatas pada satu bidang saja, namun
dapat digunakan untuk semua kalangan.
Saran: dibutuhkan rancangan yang jelas dan detail dalam pembuatan program
matlabnya. Terutama bagi kalangan yang bukan ahli di bidang pemograman. Sehingga
dibbuuhkan referensi baik dari buku, internet maupun ahlinya untuk menyelasaikan
persoalan-persoalan matematis yang ada dengan solusi numerik.
Daftar Pustaka
Fadhila, Nur., Arman, Yudha., Boni Pahlanop Lapanporo. 2014. Model Sederhana Gerak
Meteor di Atmosfer yang Jatuh Tegak Lurus Terhadap Permukaan Bumi. PRISMA
FISIKA, Vol. II, No. 3 (hal. 85 91)

Sulthon, Baits Mohammad. 2013. Analisis Solusi Numerik Model Gerak Planet Dengan
Metode Runge-Kutta. Jember: Universitas Jember

Suraina, Arman., Yudha., Boni Pahlanop Lapanporo. 2015. Simulasi Orbit Planet dalam
Tata Surya Dengan Metode Euler, Leapfrog dan Runge-Kutta. PRISMA FISIKA, Vol.
III, No. 2 (hal. 69 74)

Anda mungkin juga menyukai