Anda di halaman 1dari 34

CASE METHOD ( CBR,CJR,RI)

HIMPUNAN DAN REKURSIF :


ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DUNIA NYATA
DENGAN INKLUSI – EKSKLUSI DAN PRINSIP REKURSIF

DOSEN PENGAMPU : Dr. ASRIN LUBIS , M.Pd.


DISUSUN OLEH :

Nama : Givson Purba Tambak

Nim : (4202411016)

Kelas : PSPM 20 D

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas Case Method tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
”Himpunan dan rekursif”. selain sebagai tugas makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pemahaman dan pengetahuan pembaca tentang Materi tersebut.

Dalam penulisan Laporan ini ini,penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu Penulis juga berterimakasih kepada bapak Dr.Asrin
Lubis,M.Pd selaku dosen mata kuliah Matematika Diskrit yang sudah memberikan pengarahan
dan bimbingannya dan kepada kedua orang tua dan teman-teman yang memberi dukungan .

Selain itu penulis sadar bahwa makalah ini sebenarnya masih jauh dari kata sempurna maka dari
itu saya sebagai penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi untuk
kesempurnaan tulisan ini.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Medan , Oktober 2022

Givson Purba Tambak

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENGANTAR ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................................................. 2

BAB II REVIEW BUKU TERKAIT TEORI ATAU KONSEP PENDUKUNG .......................... 3

A. Identitas buku ....................................................................................................................... 3

B. Ringkasan Isi Buku .............................................................................................................. 3

C. Keunggulan Buku ................................................................................................................ 7

D. Kelemahan Buku .................................................................................................................. 7

E. Implikasi Buku ..................................................................................................................... 7

BAB III RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN PENDUKUNG.................................. 9

A. Keunggulan Artikel/hasil Penelitian .................................................................................. 20

B. Kelemahan Artikel/ Hasil Penelitian ................................................................................. 20

C. Implikasi Artikel/ Hasil Penelitian Terhadap .................................................................... 21

BAB IV ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIAL DARI PENYELESAIAN


KASUSNYA ................................................................................................................................. 22

A. ORIGINALITAS IDE ........................................................................................................ 22

B. KONTEKS SOSIALNYA ................................................................................................. 23

BAB V PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI


TERHADAP PENYELESAIAN KASUS .................................................................................... 24

A. Sejarah Teka-Teki Menara Hanoi ...................................................................................... 24

B. Aturan Permainan Menara Hanoi ...................................................................................... 24

C. Pemanfaatan Menara Hanoi Dalam Pembelajaran di SMA/K ........................................... 25

ii
BAB VI IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA ........................................................ 27

A. Peluang Keterwujudan ....................................................................................................... 27

B. Nilai-Nilai Inovasi ............................................................................................................. 27

C. Perkiraan Dampak .............................................................................................................. 27

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 28

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 28

B. Saran .................................................................................................................................. 29

KEPUSTAKAAN ......................................................................................................................... 30

iii
BAB I
PENGANTAR

A. Latar Belakang

Metode atau pendekatan studi kasus adalah studi kualitatif deskriptif. Penelitian ini
berfokus pada subjek tertentu sebagai studi kasus. Data studi kasus tersedia dari semua
pihak yang berkepentingan, dengan kata lain data dalam penelitian ini dikumpulkan dari
berbagai sumber (Nawawi, 2003). Sebagai studi kasus, data dikumpulkan dari berbagai
sumber dan temuan penelitian ini hanya berlaku untuk kasus yang diselidiki. Lebih lanjut
Arikunto (1986) berpendapat bahwa metode studi kasus, sebagai metode deskriptif,
adalah studi yang intensif, rinci dan mendalam tentang organisme (individu), lembaga
atau fenomena tertentu dalam bidang atau subjek yang terbatas.

Studi kasus atau studi lapangan bertujuan untuk menyelidiki konteks masalah, situasi
dan lokasi peristiwa yang sedang berlangsung, dan interaksi lingkungan dari unit sosial
tertentu. Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.
Studi kasus adalah studi mendalam tentang unit sosial tertentu, dan temuannya
memberikan gambaran luas dan mendalam tentang unit sosial tertentu. Subjek yang
dipelajari relatif terbatas, tetapi variabel dan fokus kajiannya sangat luas.

Pada penelitian ini kami melakukan studi kasus tentang masalah himpunan rekursif

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari kedua buku yang digunakan dalam
penelitian study kasus ini?
2. Apa saja keunggulan dan kekurangan pada artikel ilmiah/ jurnal yang digunakan
dalam penelitian study kasus ini?
3. Apa saja ide yang ditemukan dalam penyelesaiaan permasalahan yang timbul pada
study kasus tersebut?
4. Bagaimana ide turunan dan konteks sosial yang dihasilkan?
5. Apa saja perangkat inovatif yang dilakukan untuk menyelesaikan kasus tersebut?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pada buku yang digunakan sebagai
sumber dalam study tersebut
2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pada artikel ilmiah/jurnal yang
digunakan pada study kasus tersebut
3. Untuk mengetahui ide yang ditemukan dalam penyelesaiaan kasus yang timbul pada
study kasus tersebut
4. Untuk mengetahui ide turunan dan konteks sosial yang dihasilkan
5. Untuk mengetahui perangkat inovatif yang mampu menyelesaikan permasalahaan
pada study kasus tersebut

2
BAB II

REVIEW BUKU TERKAIT TEORI ATAU KONSEP PENDUKUNG

A. Identitas buku

Buku Utama
a) Judul Buku : Matematika Diskrit
b) Penulis : Dr. Asrin Lubis, M.Pd
c) Penerbit : Desanta Muliavisitama
d) Tahun Terbit : 2019
e) Kota Terbit : Banten
f) Tebal Buku : 266
g) Bahasa : Indonesia
h) Isbn : 978-623-7018-22-0

Buku Pembanding
a) Judul Buku : Introductory Discrete Mathematics
b) Penulis : B.K Balakhrisman
c) Penerbit : Prentice Hall, Englewood Cliffs, N.J
d) Tahun Terbit : 1991
e) Kota Terbit : New Jersey
f) Tebal Buku : 260
g) Bahasa : inggris
h) Isbn : 978-0-486-69115-2

B. Ringkasan Isi Buku

Himpunan dan Rekursif

1. Prinsip Inklusi-Eksklusi

Berapa banyak elemen dalam gabungan dua himpunan terhingga ? telah ditunjukkan
bahwa banyaknya elemen dalam gabungan dua himpunan A dan B adalah banyak dari
banyaknya elemen dalam kedua himpunan dikurang banyaknya banyaknya elemen dalam
irisan kedua himpunan tersebut, yaitu | | | | | | | |

3
Contoh :

Dalam kelas matematika diskrit terdiri dari mahasiswa prodi pendidikan matematika atau
matematika, atau keduanya. Banyak mahasiswa prodi pendidikan matematika (mungkin
bersama dengan prodi matematika) adalah 25; banyak mahasiswa prodi matematika
(mungkin bersama dengan prodi pendidikan matematika) adalah 13; dan banyak
mahasiswa prodi pendidikan matematika dan matematika adalah 8. Berapa banyaknya
mahasiswa di kelas ini?

Penyelesaian :

Misalkan A himpunan mahasiswa prodi pendidikan matematika di kelas dan B adalah


himpunan mahasiswa prodi matematika di kelas. Maka adalah himpunan
mahasiswa prodi matematika bersama prodi pendidikan matematika di kelas. Karena
setiap mahasiswa di kelas prodi pendidikan matematika atau matematika (atau
keduanya), diperoleh bahwa banyak mahasiswa di kelas adalah | | | | | |
| | , oleh karena itu ada 30 mahasiswa di kelas.

Sekarang akan dibangun formula untuk banyak elemen dalam gabungan himpunan
terhingga. Formula ini disebut prinsip inklusi-eksklusi. Konkritnya, sebelum membahas
gabungan n himpunan, dengan n adalah bilangan bulat positif, akan diturunkan formula
untuk banyaknya elemen dalam gabungan dari 3 himpunan A,B dan C. untuk
membangun formula ini, perhatikan bahwa | | | | | | adalah menghitung
banyaknya elemen yang ada di tepat satu dari tiga himpunan sekaligus, elemen-elemen
yang berada di tepat dua himpunan dua kali, dan elemen-elemen dalam semua tiga
himpunan tiga kali.

Untuk mengeluarkan kelebihan elemen dalam lebih dari satu himpunan, kurangi
banyaknya elemen di irisan dari semua pasanagan dari ketiga himpunan. Diperoleh :

| | | | | | | | | | | |

Dengan demikian,

| | | | | | | | | | | | | | | |

4
2. Aplikasi Inklusi-Eksklusi

Banyak masalah perhitungan dapat diselesaikan dengan menggunakan prisip inklusi-


eksklusi. Misalnya, prinsip ini dapat digunakan untuk menemukan banyak bilangan prima
kurang dari bilangan bulat positif. Banyak masalah dapat diselesaikan dengan
menghitung banyak fungsi onto dari satu himpunan yang terhingga untuk yang lainnya.
Masalah yang terkenal adalah masalah hatcheck dapat diselesaikan dengan menggunakan
prinsip inklusi-eksklusi. Masalah ini meminta probabilitas bahwa tidak ada orang yang
diberi topi dengan benar kembali kepada seorang hatcheck yang memberikannya topi
kembali secara acak.

3. Rekursif dan Induksi Struktural

Kadang-kadang sulit untuk mendefinisikan suatu objek secara ekspisit. Namun, mungkin
mudah untuk menentukan objek ini dalam sukunya sendiri. Proses ini disebut rekursif.
Misalnya, gambar asli diberikan. Kemungkinan secara berturut-turut dilakukan proses
melapiskan gambar yang lebih kecil dan ditengah pada atas gambar sebelumnya.

Ketika suatu himpunan rekursif didefinisikan, beberapa elemen awal pada langkah dasar
ditentukan terlebih dahulu dan berikan aturan untuk membangun elemen-elemen baru
dari yang sudah dimiliki pada langkah rekursif. Untuk membuktikan hasil dari himpunan
yang didefinisikan secara rekursif digunakan metode yang disebut induksi structural.

Contoh :

Misalkan f didefinisikan secara rekursif dengan ( ) ( ) ( ) Cari


() ( ) ( ) ( )

Penyelesaian :

Dari definisi rekursif berikut bahwa

( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )

5
Definisi rekursif memainkan peran penting dalam studi strin. Ingat bahwa string lebih
dari satu alphabet ∑ adalah barisan terhingga dari symbol ∑ ∑ dapat didefenisikan
sebagai himpunan string atas ∑ , secara rekursif.

Himpunan ∑ dari string atas alphabet ∑ didefenisikan secara rekursif oleh langkah
dasar : ∑ (dimana adalah string kosong yang tidak mengandung simbol-simbol)

Langkah rekursif : jika w ∑ dan ∑ , maka wx w ∑

Himpunan pohon berakar, dimana pohon berakar terdiri dari satu himpunan simpul yang
mengandung titik yang disebut akar, dan sisi yang menghubungkan simpul tersebut,
dapat didefinisikan secara rekursif dengan langkah-langkah berikut :

Langkah dasar : sebuah titik r tunggal adalah pohon berakar. Misalkan


adalah pohon berakar saling lepas dengan akar . Maka graf dibentuk dengan
dimulai dengan r akar, yang tidak pada salah satu pohon berakar , dan dengan
menambahkan sisi dari r ke masing-masing simpul , adalah juga pohon
berakar.

Validitas induksi structural mengkuti prinsip induksi matematika untuk bilangan bulat
non-negatif, untuk melihat ini, misalkan P (n) menyatakan bahwa klaim ini berlaku untuk
semua elemen dari himpunan yang dikembangkan dengan n atau lebih sedikit aturan
aplikasi dalam langkah rekursif dari definisi rekursif.

Induksi structural dapat digunakan untuk membuktikan bahwa semua anggota himpunan
yang dibangun secara rekursif memiliki sifat-sifat tertentu. Untuk setiap bukti, harus
melaksanakan langkah dasar yang tepat dan langkah rekursif yang sesuai.

Misalkan bahwa P (w) adalah fungsi proposisi atas himpunan string w ∑ . Untuk
menggunakan induksi structural dalam membuktikan bahwa P (w) berlaku untuk semua
string w ∑ , perlu untuk diselesaikan dengan langkah dasar dan langkah rekursif.

Langkah dasar : Tunjukkan bahwa P( ) adalah benar

Langkah rekursif : Asumsikan bahwa P (w) adalah benar, dimana w ∑ .


Tunjukkan bahwa jika x ∑ , maka P (wx) juga harus benar.

6
C. Keunggulan Buku

Pada buku utama topik dan subtopic yang dibahas dipaparkan dengan baik karena disetiap
topic yang dibahas selalu menggunakan definisi dan contoh soal yang disertai dengan
pembahasan sehingga soal yang diberikan di akhir dapat kita jawab dengan lebih mudah dan
di satu aspek pembaca tertarik untuk terus membaca dan mengikuti setiap defenisi dan materi
yang diberikan. Keterkaitan antara topic utama dengan subbab topiknya juga sangat baik dan
tidak kontradiksi. Kelayakan isi atau cakupan materi sudah dapat dikatakan lengkap dan
padat dikarenakan menggunakan sumber yang baik dan dapat dipercaya, bahasa yang
digunakan juga sudah menggunakan bahasa indonesia yang baku dan bahasa yang baik dan
benar. Beberapa penyajian juga dan teknik penyajian dalam buku juga sudah cukup mudah
untuk dipahami oleh para pembaca yang benar-benar fokus untuk memahami materi dalam
buku.

D. Kelemahan Buku

Pada buku utama memiliki kelemahan di bagian susunan bahasa yang masih sulit untuk
dipahami dan terdapat beberapa symbol matematika yang masih kurang jelas sehingga
membuat pembaca sulit untuk memahami, untuk kelengkapan sub bab dan topik. Bahasa
yang digunakan memang sudah baik namun masih terdapat bahasa yang pembaca tidak
mengetahui artinya karena bahasa tersebut merupakan bahasa yang baru didengar oleh
pembaca mungkin sebaiknya diberikan penjelasan untuk bahasa yang jarang didengar oleh
pembaca, jika sedikit mungkin tidak masalah namun apabila terlalu banyak bahasa yang
tidak dipahami tentu akan membuat pembaca tidak tertarik untuk melanjutkan.

E. Implikasi Buku

Implikasi buku (topic) bahasan buku ini tentunya membuat teori dan konsep dalam masalah
himpunan dan rekursif semakin baik contohnya seperti permasalahan Hatcheck yang terkenal
yang ternyata dapat diselesaikan dengan menggunakan materi rekursif ini. Sedangkan pada
pembangunan di indonesia mungkin akan terdapat teknologi yang diciptakan sesuai dengan
prinsif rekursif yaitu pengulangan tanpa batas, apabila suatu listrik dapat kita lakukan dan
kembangakan dengan memanfaatkan prinsif rekursif ini maka tentuknya akan tercipta suatu
sumber daya listrik yang tak terbatas yang dapat kita gunakan seumur hidup. Rekursif ini
juga digunakan dalam pemograman seperti pada youtube atau social media, teknologi akan

7
mengenali dan membaca halaman dan berita apa yang anda sukai dan itu dilakukan seperti
prinsif rekursif yang berulang tanpa batas sehingga IT tersebut akan merekomendasikan
halaman yang mungkin anda sukai dan bahkan akan anda sukai.

8
BAB III

RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN PENDUKUNG

RINGKASAN

Judul jurnal : INTRA-INDUSTRY INFORMATION RELEASES

A Recursive Systems Approach

Volume : 9 , Issue 1

Penulis : Greg J. Clinch dan Norman A. Sinclair

Tanggal Terbit : April 1987

Halaman : 98-106

1. Pendahuluan
Banyak penelitian empiris mengenai efek informasi di pasar modal berkaitan dengan
hubungan antara rilis informasi perusahaan dan harga sahamnya sendiri. Namun, studi
terbaru menyelidiki pemilihan rilis informasi satu perusahaan pada harga saham perusahaan
lain di industri yang sama. Efeknya disebut transfer informasi intra-industri dan penting
untuk alasan desain ekonomi dan eksperimental. Penelitian intra-industri memberikan
wawasan ke dalam ekonomi asimetri informasi dan perilaku penetapan harga yang
menyiratkan interpretasi yang lebih luas dari penetapan harga rasional di pasar modal
daripada yang telah dipertahankan oleh para peneliti sebelumnya. Secara eksperimental, jika
signifikansi ekonomi dan statistik dari transfer informasi intra-industri yang terkait dengan
rilis pendapatan digeneralisasikan ke sinyal pasar modal lainnya, itu akan mengacaukan
'studi peristiwa' yang memiliki frekuensi kronologis dan/atau representasi industri yang lebih
tinggi dari rata-rata Penelitian tentang transfer informasi intra-industri yang terkait dengan
pendapatan masih langka dan baru muncul. Sampai saat ini, hasilnya beragam, dengan dua
studi mendukung adanya transfer informasi [Firth (1976) menggunakan data Inggris, dan
Foster (1981) menggunakan data AS] dan satu tidak dapat mendukung keberadaan mereka
[Morris (1980) menggunakan Australia data]. Selain temuan yang kontradiktif, Foster (1981)

9
menambahkan dimensi lain pada masalah. Dia mencatat (hal. 229):
“Sebuah interpretasi alternatif dari hasil ... . adalah bahwa mereka muncul bukan dari
transfer informasi tetapi dari model pasar indeks tunggal yang digunakan dalam penelitian
ketika model multi-indeks menggambarkan generasi pengembalian keamanan.”
Lebih umum, masalahnya adalah bahwa transfer informasi yang jelas mungkin hanya
mencerminkan kovariasi pengembalian ekstra-pasar yang tidak tergantung pada rilis
pendapatan. Foster tidak dapat menolak penjelasan ini ketika tanggal pengumuman
pendapatan 'semu' memberikan hasil yang sama dengan yang diperoleh dengan
menggunakan tanggal yang sebenarnya. Makalah ini membahas transfer informasi intra-
industri yang terkait dengan rilis pendapatan perusahaan untuk sampel sekuritas industri
Australia. Makalah ini memberikan beberapa kontribusi. Pertama, ia melakukan tes yang
lebih kuat untuk keberadaan transfer informasi intra-industri daripada Morris (1980) dan
dengan demikian menghilangkan kontradiksi dalam temuan hingga saat ini. Kedua,
membahas penjelasan faktor yang dihilangkan Foster untuk menguji dampaknya pada tes
keberadaan transfer informasi. Akhirnya, ini memberikan bukti tambahan untuk mendukung
keberadaan transfer informasi intra-industri yang terkait dengan rilis pendapatan.

2. Hipotesis dan pemilihan sampel


Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini identik dengan hipotesis Foster (1981). Di
bentuk nol, hipotesis pertama menyatakan bahwa tidak ada pengembalian abnormal ke
ekuitas perusahaan non-pengumuman j terkait dengan rilis pendapatan dari mengumumkan
perusahaan i, jika i dan j berada dalam industri yang sama.
Menunjukkan ̃ sebagai metrik pengembalian residual untuk perusahaan j dan , sebagai
tindakan rilis pendapatan oleh perusahaan i, hipotesis ini dapat dinyatakan secara formal
sebagai:

Jika hipotesis non-directional ini ditolak, maka hipotesis yang lebih kuat dapat dibingkai
mengenai arah pengembalian abnormal yang dialami oleh announcing dan non-announcing
firm.* Hipotesis nol kedua yang diperiksa adalah bahwa tanda abnormal return yang
diharapkan untuk non-announcing firm j, tergantung pada rilis pendapatan dari announcing
10
firm i, tidak berhubungan dengan tanda dari i ekspektasi abnormal returnHipotesis
alternatifnya adalah bahwa pengembalian abnormal bersyarat yang diharapkan untuk
perusahaan non-pengumuman j adalah dalam arah yang sama dengan pengembalian
abnormal yang diharapkan dari perusahaan yang mengumumkan i bersyarat pada rilis
labanya sendiri. Hipotesis ini dapat dimulai secara formal sebagai :

Oleh karena itu hipotesis nol adalah bahwa besarnya pengembalian abnormal setiap
perusahaan yang mengumumkan pada tanggal rilis pendapatannya sendiri tidak terkait
dengan waktu relatif rilis dalam industri. Alternatifnya adalah bahwa besarnya pengembalian
abnormal setiap perusahaan pada rilis pendapatannya sendiri adalah fungsi penurunan dari
waktu relatif rilis dalam industri. Secara formal, hipotesis ini dapat dinyatakan sebagai :

Pemilihan sampel
Ada beberapa tahapan dalam pemilihan sampel akhir:
1. Sampel awal terdiri dari 23 industri yang terdiri dari kurang dari 10 perusahaan tidak
termasuk semua klasifikasi industri pertambangan, minyak dan diversifikasi.
2. Tanggal pengumuman laba untuk semua perusahaan di 23 industri diperoleh dari laporan
AASE Statex untuk periode Januari 1977 sampai Desember 1981. Ini diperiksa silang
dengan file perusahaan yang disimpan di Bursa Efek Melbourne untuk menetapkan hari
perdagangan yang tepat dari pengumuman pendapatan. Dalam setiap industri, 'kelompok
pelaporan industri' dibentuk, yang mewakili urutan waktu yang berisi satu rilis
pendapatan untuk setiap perusahaan dalam industri. Sebagai contoh, jika sebuah industri
berisi tiga perusahaan, perusahaan 1, 2, dan 3, yang merilis pendapatan interim (setengah
tahunan) sebagai berikut:

11
3. Australian Financial Review. Pengembalian harian dihasilkan untuk jangka waktu enam
puluh ditambah N hari perdagangan hingga dan termasuk tanggal pengumuman
pendapatan akhir di setiap grup pelaporan industri (di mana N adalah jumlah perusahaan
dalam grup).4 Persyaratan data ini menghasilkan 13 industri yang dieliminasi dari sampel
karena salah satu dari dua alasan: (a) tidak semua perusahaan dalam industri melaporkan
dalam periode acak enam puluh ditambah N hari perdagangan, atau (b) ada masalah non-
perdagangan yang signifikan bagi perusahaan dalam industri tersebut. 5 Sampel akhir
terdiri dari 47 perusahaan di 10 industri dengan total 328 pengumuman laba setengah
tahunan membentuk 86 independen dalam kelompok pelaporan industri.

3. Spesifikasi proses menghasilkan pengembalian


Studi sebelumnya tentang transfer informasi intra-industri menggunakan model pasar
indeks tunggal untuk memperkirakan pengembalian pada tanggal rilis pendapatan,
̃ ̃ ̃
̃ = periode t pengembalian sekuritas i;
̃ = periode t return pada indeks pasar yang representatif;
= parameter spesifik keamanan;
̃ = yang tidak dapat dijelaskan (abnormal) pada i periode t.

Asumsi yang cukup dibuat untuk menggunakan Ordinary Least Squares (OLS) untuk
memperkirakan (1). Penting untuk dicatat bahwa spesifikasi (1) tidak membatasi kovarians
antara El,, dan E,l. Namun bukti Ring (1966) Meyers (1973) dan Livingston (1977), antara
lain, menunjukkan bahwa cov(El,,, E,,) > 0 dalam skema klasifikasi industri yang diterima
secara luas. Kemungkinan ini menimbulkan dua masalah bagi penelitian intra-industri.
Pertama, masalah ketergantungan statistik yang umum muncul saat menggabungkan
statistik uji dalam penampang dan dalam waktu kalender. Masalah ini dikenal luas dan
beberapa teknik telah dikembangkan untuk mengatasinya seperti dimasukkannya indeks
industri dalam (1)' dan, baru-baru ini, dengan secara eksplisit memasukkan struktur kovarians
residual ke dalam statistik uji melalui Model Regresi Multivariat ( MVRM) framework.
Kedua, masalah identifikasi muncul untuk beberapa prosedur pengujian ketika residu
perusahaan yang mengumumkan digunakan sebagai proksi untuk komponen tak terduga dari

12
rilis pendapatan perusahaan yang mengumumkan. Penolakan hipotesis nol mungkin hanya
karena kovariasi residual cross-sectional terlepas dari efek pengumuman apa pun.
Untuk mengilustrasikan masalah ini, pertimbangkan hipotesis kedua yang disajikan pada
bagian 2:

Pendekatan studi ini untuk dua masalah ini adalah untuk memodelkan proses
menghasilkan kembali dalam setiap kelompok pelaporan industri sebagai sistem rekursif
seperti di Lee dan Lloyd (1976) dan Lloyd dan Lee (1976). Yaitu,
̃ ̃ ̃

̃ ̃ ̃ ̃

̃ ̃ ̃ ̃

Dimana mewakili koefisien pada N variabel endogen, a,, 6, mewakili parameter


khusus keamanan, dan diasumsikan bahwa
( ̃ ̃ ) untuk
untuk

4. Hasil: Pengujian spesifikasi


Tabel 1 berisi beberapa statistik deskriptif untuk model pasar dan sistem rekursif bersama
dengan hasil dua pengujian spesifikasi. Sayangnya, kekuatan kedua pengujian spesifikasi
bergantung pada asumsi bahwa residual model pasar terdistribusi normal dan dengan data
harian asumsi ini tidak mungkin berlaku. Untuk menilai masalah ini, korelasi peringkat
antara estimasi kurtosis dan probabilitas x2 untuk menolak korelasi nol dari nol dalam
residual model pasar dihitung.12 Koefisien korelasi peringkat Kendall di 86 kelompok
pelaporan adalah -0,3871 dan sangat signifikan. Ini menyiratkan tingkat kurtosis yang lebih
tinggi dikaitkan dengan probabilitas yang lebih tinggi untuk menolak hipotesis nol.
Pada tabel 1, statistik rasio kemungkinan 748,5 dengan 594 derajat kebebasan dihitung

13
dari korelasi intra-industri dalam residual model pasar. Probabilitas x2 dari statistik sebesar
ini kira-kira nol yang menunjukkan bahwa residual model pasar mengandung ketergantungan
cross-sectional yang signifikan dalam industri. Namun, dengan adanya leptokurtosis
tampaknya alasan dapat menyimpulkan bahwa tes ini bias ke atas.

Tabel 1 juga berisi hasil uji spesifikasi kedua berdasarkan daya penjelas tambahan dari
sistem rekursif selama model pasar. Statistik uji unit-normal = 4,8222 dengan probabilitas
terkait nol menunjukkan bahwa sistem rekursif memberikan peningkatan kekuatan penjelas
yang signifikan secara statistik atas model pasar. Ini konsisten dengan uji spesifikasi pertama
dan mendukung klaim bahwa mungkin ada kovariasi residual berbasis industri yang
signifikan dalam model pasar. Namun, perlu dicatat bahwa peningkatan absolut dalam daya
penjelas kecil di semua industri yang menyiratkan bahwa di (2) mendekati nol.
Namun demikian, hasil periode estimasi menunjukkan bahwa model pasar menghasilkan
residual yang berkorelasi positif secara marginal dalam penampang dalam beberapa industri
dan residual yang independen secara lintas-bagian yang diperoleh dari sistem rekursif akan
memfasilitasi pengujian untuk transfer informasi intra-industri. Sejauh mana korelasi residual
cross-sectional dari model pasar mengacaukan pengujian tersebut didokumentasikan di
bagian berikutnya.

14
5. Hasil: Transfer informasi non-arah
Tabel 2 berisi hasil dari uji parametrik dan nonparametrik dari hipotesis pertama
menggunakan model pasar dan sistem rekursif untuk menghasilkan pengembalian abnormal.
Hipotesis nol menyatakan bahwa perusahaan yang tidak mengumumkan mengalami
pengembalian abnormal nol terkait dengan rilis pendapatan perusahaan yang mengumumkan
dalam industri yang sama.
Untuk perusahaan yang tidak mengumumkan hasil uji parametrik di Z,, nilai 11.490
untuk model pasar dan 11.425 untuk sistem rekursif. Kedua nilai Z signifikan pada tingkat
kurang dari satu persen, menunjukkan bahwa perusahaan yang tidak mengumumkan
biasanya mengalami pengembalian abnormal yang signifikan secara statistik pada tanggal

15
pengumuman pendapatan perusahaan lain dalam industri yang sama. Yang paling penting
adalah kenyataan bahwa kedua spesifikasi proses pembangkitan kembali menghasilkan hasil
yang serupa berdasarkan uji parametrik Patell (1976). Karena uji parametrik tidak
dikondisikan pada residual perusahaan yang mengumumkan, masalah bias yang dibahas
dalam bagian 3 tidak muncul. Jadi hanya diharapkan antara dua 2 nilai ini disebabkan oleh
pengurangan ketergantungan cross-sectional rata-rata ketika menggabungkan statistik
perusahaan individu. Kesamaan nilai Z untuk model pasar dan sistem rekursif konsisten
dengan korelasi cross-sectional rata-rata mendekati nol dalam residual model pasar seperti
yang didokumentasikan dalam bagian 4.
Pada tabel 2, koefisien korelasi peringkat Kendall antara mengumumkan dan tidak
mengumumkan Announcing firm's average X,,'s from the market model adalah 0,4222 yang
signifikan secara marjinal. Koefisien korelasi peringkat sebanding untuk sistem rekursif
adalah 0,3778 yang tidak signifikan pada tingkat lima persen.
Tabel 3 berisi statistik directional Z Patell (1976) untuk perusahaan yang mengumumkan
dan yang tidak mengumumkan. Sekali lagi, pada dasarnya tidak ada perbedaan antara model
pasar dan hasil sistem rekursif untuk perusahaan yang mengumumkan. Pada tabel 3, nilai Z,,,
untuk non-announcing firm dengan menggunakan model pasar adalah 1,1768 ketika
abnormal return perusahaan announcing positif, dan -1,3788 ketika announcing firm
memiliki abnormal return negatif. Meskipun tanda-tandanya seperti yang diprediksi oleh
hipotesis kedua, tak satu pun dari statistik ini signifikan pada tingkat lima persen. Sebaliknya,
Z,, statistik dari sistem rekursif untuk perusahaan yang tidak mengumumkan adalah 2.000
ketika abnormal return perusahaan yang mengumumkan positif, dan -1,5833 ketika negatif

16
\
6. Analisis tambahan

17
Karena indeks yang lebih baik tidak tersedia, pendekatan sederhana untuk masalah ini
adalah dengan mereplikasi pengujian ketiga hipotesis menggunakan model yang disesuaikan
rata-rata yang menghilangkan variabel indeks pasar dari model pasar dan sistem rekursif.
Hasilnya dirangkum dalam tabel 4.
Untuk sistem rekursif yang disesuaikan rata-rata, hasilnya tidak sensitif terhadap
penghilangan indeks pasar dan kesimpulan yang dicapai berdasarkan uji parametrik tidak
berubah dari yang ada di tabel 2 dan 3 . rata-rata hasil yang disesuaikan juga memberikan
kesempatan untuk memeriksa masalah bias yang dibahas di bagian 3. Jika, rata-rata,
pengembalian perusahaan berhubungan positif

18
terhadap indeks pasar (seperti yang disarankan oleh teori penetapan harga aset) maka
rata-rata residual yang disesuaikan cenderung menunjukkan korelasi cross-sectional positif
yang signifikan. Hasil yang dilaporkan dalam tabel 4 konsisten dengan harapan bahwa uji
korelasi peringkat model pasar melebih-lebihkan signifikansi pengujian non-arah dan terarah
relatif terhadap sistem rekursif
Statistik Z nondirectional untuk perusahaan yang telah mengumumkan adalah sekitar
13,7 untuk kedua model tetapi hanya sekitar 2,4 untuk perusahaan yang belum diumumkan.
directional Z,, statistik disajikan dalam tabel 5 dan menunjukkan bahwa transfer informasi
intra-industri terarah paling menonjol dalam kelompok yang sudah diumumkan ketika
pengumuman positif
“Korelasi rata-rata antara residual yang disesuaikan rata-rata adalah 0,028 dengan standar
deviasi 0,161. Ini berbeda secara signifikan dari nol menggunakan uji normal kasar (2 =
4,239 dengan n = 594). dan secara signifikan lebih besar dari korelasi rata-rata residual
model pasar”

7. Kesimpulan
 Untuk sekuritas industri Australia dalam periode waktu 1977-1981 ada bukti yang sangat
signifikan dalam data pengembalian harian dari transfer informasi intra-industri yang
terkait dengan rilis pendapatan perusahaan.

19
 Ada hubungan terarah antara perubahan harga harian untuk announcing dan non-
announcing firm dan besarnya perubahan harga berkurang untuk announcing firm
berikutnya dalam industri yang sama selama periode pelaporan.
 Hasil yang diperoleh dengan menggunakan model pasar dan sistem rekursif serupa. Hal
ini disebabkan rendahnya tingkat kovariasi residual dalam sampel. Namun, ketika
kovariasi residual yang lebih tinggi hadir (seperti dengan model yang disesuaikan rata-
rata), hasilnya konsisten dengan adanya bias dalam pengujian berdasarkan model pasar
ketika transfer informasi intra-industri diuji tergantung pada residual dari pengumuman.
tegas. Pengamatan ini memberikan penjelasan yang mungkin untuk ketidakmampuan
Foster (1981) untuk membedakan hasil dari hasil yang dihasilkan oleh sampel rilis
pendapatan 'pseudo' daripada penghilangan faktor harga aset apa pun.

A. Keunggulan Artikel/hasil Penelitian

Jurnal yang berjudul “Rilis Informasi Intra-Industri Pendekatan sistem rekursif” ini
keterkaitan antar elem atau bagian sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari cara penulis
menyajikan hasil penelitiannya secara beruntut. Dimulai dari pendahuluan penulis
menjelaskan mengenai efek informasi di pasar modal berkaitan dengan hubungan antara
rilis informasi perusahaan dan harga sahamnya sampai kepada hasil penelitian yang
tersetruktur dijelaskan menggunakan tabel dari tahap ke tahap. Originalitas temuan pada
jurnal ini juga terbukti. Jurnal ini sudah cukup mutakhir dalam penyelesaian masalah
karena dalam jurnal ini sudah sangat jelas dalam memecahkan suatu masalah. Kohesi dan
Koherensi Isi Penelitian ini sudah cukup baik, dalam jurnal in semua pemaparan saling
berhubungan satu sama lain.
B. Kelemahan Artikel/ Hasil Penelitian

keterkaitan kegayutan antar elemen pada julnal ini terlihat bahwa tidak adanya
kelemahan/kekurangan terhadap penelitian ini, namun dalam pembahasan hasil jurnal ini
tidak seperti jurnal pada umunya dimana pada penelitian ini diuji kembali yang membuat
isi jurnal ini berbelit-belit. Penulis tidak menemukan kekurangan dalam originalitas
temuan pada jurnal ini. Pembahasan pada jurnal ini sudah mutakhir. Keterkaitan kohesi
dan kohersi isi penelitian ini saling berhubungan namun untuk memecahkan
permasalahan pada penelitian ini dibuktikan dengan memanipulasi menggunakan sistem

20
rekursif sehingga bagi para pembaca mengalami kendala dalam pehaman isi jurnal ini.

C. Implikasi Artikel/ Hasil Penelitian Terhadap

Teori dalam penelitian ini tidak memuat konsep matematika pada bagian pendahuluan
hanya berisi deskripsi mengenai penelitian ini namun pemecahan masalanya
menggunakan konsep matematika dengan menggunakan materi rekursif. Junal ini
memiliki implikasi dalam program pembangunan di indonesia dalam aspek pembangunan
pendidikan matematika di Indonesia Dimana jurnal ini membuktikan bagaimana
menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari kedalam bentuk matematika. Seperti
yang ada pada jurnal, yang mengangkat permasalahan yang ada dalam setiap negara yaitu
yang membahas mengenai efek informasi di pasar modal berkaitan dengan hubungan
antara rilis informasi perusahaan dan harga saham, dimana jurnal ini dapat menunjang
progam pembanguna di Indonesia. Sebagai mahasiswa jurusan pendidikan matematika
jurnal ini sangat bermanfaat bagi perkembangan mahasiswa sebagai penambah wawasan
dan mengubah pola pikir mahasiswa menjadi mahasiswa yang kreatif dengan
memecahkan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari menggunakan
matematika.

21
BAB IV
ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS
SOSIAL DARI PENYELESAIAN KASUSNYA

A. ORIGINALITAS IDE

Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam menentukan perkembangan


dan perwujudan diri pada setiap individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan
Negara. Pencapaian tujuan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan
melalui pendidikan. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia mulai dari jenjang
pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. Lembaga pendidikan sebagai bagian
dari sistem kehidupan telah berupaya mengembangkan struktur kurikulum, sistem
pendidikan, dan model pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan
sumber daya manusia yang berkualitas.
Pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas dilakukan secara berkesinambungan. Karena tanpa adanya pembelajaran
yang berkesinambungan, maka kualitas pendidikan tidak akan ada kemajuan. Kualitas
pembelajaran dapat dilihat dari interaksi mahasiswa dengan sumber belajar dan
pendidikan. Interaksi yang terjadi selama proses tersebut dipengaruhi oleh lingkungan
antara lain: mahasiswa, pendidik, dan materi ajar. Interaksi yang berkualitas adalah yang
menyenangkan dan dapat menciptakan pengalaman belajar. Proses belajar mengajar yang
baik maka akan diperoleh hasil belajar yang baik. Proses belajar mengajar di kelas akan
berlangsung dengan baik didukung dengan dua unsur yang sangat penting dalam
pembelajaran yaitu metode mengajar dan media untuk pengajaran.
Media pembelajaran yang dimaksud disini yaitu alat peraga yang digunakan
dalam menerangkan materi supaya mahasiswa dapat memahami dan melihat secara
langsung materi yang diajarkan oleh pendidik. Media pembelajaran memiliki fungsi
utama sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan oleh pengajar, sehingga media belajar sangat
mempengaruhi iklim belajar di suatu kelas, untuk meningkatkan suatu pembelajaran

22
maka dibutuhkan alat peraga yang membantu meningkatkan rasa keingintahuan dan
minat belajar mahasiswa. Keterbatasan mahasiswa terletak pada bagaimana mahasiswa
memahami materi pelajaran, maka dari itu media di buat lebih menarik agar mahasiswa
lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
Oleh sebab itu, guna mendukung proses belajar, maka dibutuhkan suatu alat
peraga atau media belajar sebagai sarana pendukung, selain transformasi belajar secara
konvensional atau ceramah di dalam kelas. Untuk itu penulis mencoba untuk
mengembangkan media alat peraga “Menara Hanoi” yang akan ditujukan kepada
mahasiswa untuk lebih memahami materi relasi rekursif. Alat peraga ini diharapkan dapat
membantu mahasiswa menemukan pola, membuat generalisasi, dan menentukan relasi
rekursif dari suatu permasalahan.

B. KONTEKS SOSIALNYA

Alat peraga menara hanoi terdiri dari lempengan-lempengan berbentuk lingkaran


dengan diameter yang berbeda-beda dan terdiri dari tiga tiang. Fungsi alat peraga menara
Hanoi adalah untuk menemukan barisan bilangan dengan cara bermain. Cara
penggunaanya adalah: Pindahkan susunan cakram dari satu tiang ke tiang yang lain
dengan susunan seperti semula dengan aturan: Pindahkan hanya satu cakram pada setiap
pemindahan serta cakram yang lebih besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang
lebih kecil. Pada penelitian ini, penggunaan alat peraga nantinya dapat mempermudah
mahasiswa memahami konsep dan menentukan pola yang terbentuk serta menyelesaikan
permasalahan tentunya berkaitan dengan relasi rekursif.

23
BAB V
PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN
UNTUK MELAKUKAN INOVASI TERHADAP PENYELESAIAN KASUS

Guna mendukung proses belajar, maka dibutuhkan suatu alat peraga atau media belajar sebagai
sarana pendukung, selain transformasi belajar secara konvensional atau ceramah di dalam kelas.
Maka penulis mengembangkan alat peraga “Menara Hanoi” yang ditujukan kepada mahasiswa
untuk memahami materi relasi rekursif.

A. Sejarah Teka-Teki Menara Hanoi

Menara Hanoi merupakan salah satu diantara berbagai teka-teki dalam matematika. Teka-teki
ini ditemukan ditemukan oleh Edouard Lucas, ahli matematika Perancis di tahun 1883.
Teka-teki ini berdasarkan pada sebuah cerita legenda tentang candi Indian atau menara
Benares di India yang memiliki tiga tiang dan salah satu tiangnya terdapat 64 tumpukan
cakram emas. Para pendeta mendapat tugas untuk memindahkan cakram emas itu ke tiang
yang lain sesuai dengan suatu aturan. Konon, Dewa Brahma menciptakan tiga tiang pada
candi tersebut. Pada salah satu tiang terdapat tumpukan cakram emas sebanyak 64 keping,
dengan urutan keping yang terbesar terletak di bawah, makin ke atas makin kecil.
Selanjutnya Dewa Brahma memerintahkan para pendeta untuk memindahkan keping-keping
emas itu dengan suatu aturan tertentu yang tidak boleh dilanggar(aturan matematis) dan
dunia akan berakhir apabila dewa Brahma selesai memindahkan cakram-cakram emas
tersebut.
B. Aturan Permainan Menara Hanoi

Seperti yang dikisahkan pada sejarah menara hanoi, peraturan permainan menara hanoi sama
juga seperti apa yang dikisahkan diatas. Untuk lebih jelasnya mungkin kita coba jelaskan
kembali.

24
Pindahkan susunan cakram dari tiang A ke tiang B atau C dengan aturan:
1. Setiap kali memindah cakram hanya diperbolehkan mengangkat satu cakram.
2. Setiap cakram yang lebih besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang lebih kecil.

Petunjuk kerja:
1. Percobaan dapat dimulai dari 1 buah cakram, 2 buah cakram, 3 buah cakram, dan
seterusnya...
2. Setiap pemindahan satu cakram dari satu tiang ke tiang yang lain diperhitungkan sebagai
satu langkah perpindahan.
3. Total pemindahan adalah banyaknya pemindahan minimal.

C. Pemanfaatan Menara Hanoi Dalam Pembelajaran di SMA/K

Aspek : Aljabar
Standar Kompetensi : 4. Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 4.2 Menggunakan notasi sigma dalam deret dan induksi matematika
dalam pembuktian
Pada pembelajaran di SMA, setelah siswa melakukan percobaan dengan alat peraga menara
hanoi guna menemukan barisan bilangan dan menduga pola bilangannya, siswa diminta
untuk mengamati secara seksama langkah demi langkah pemindahan.
Tujuannya untuk memperoleh dasar penalaran adanya proses rekursif dalam kegiatan
tersebut. Kemudian, minta siswa menyatakan rumus deret dengan menggunakan notasi
sigma. Tahap selanjutnya, siswa diminta membuktikan rumus hasil dugaan dengan rumus
deret berdasarkan analisa dengan menggunakan induksi matematika. Permainan Menara
Hanoi sering digunakan dalam penelitian psikologis dalam hal pemecahan masalah. Selain
itu, juga sering digunakan dalam pengajaran algorima rekursif bagi pelajar pemrograman.

25
Permainan ini juga digunakan sebagai ujian ingatan oleh ahli psikolog syaraf dalam berupaya
mengevaluasi amnesia.
Secara keseluruhan dapat kita simpulkan alat peraga menara hanoi dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran untuk:
1. Melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving)
2. Menemukan barisan bilangan dengan cara bermain
3. Menemukan rumus pola bilangan
Alternatif pemanfaatan dalam pembelajaran dapat Anda lakukan. Permainan ini juga dapat
ditandingkan dalam kegiatan PORSENI sekolah seperti pertandingan lainnya.
Mungkin itu dulu cerita kita tentang menara hanoi, kalau kita kembali ke legenda menara
hanoi ini, Anda sudah dapat menemukan jawaban untuk pertanyaan "Jika untuk
memindahkan 1 keping dibutuhkan waktu 1 detik, berapa lama waktu yang diperlukan para
pendeta tersebut untuk memindahkan ke-64 keping cakram ke tiang yang lain?".

26
BAB VI

IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA

A. Peluang Keterwujudan

Dengan adanya alat peraga menara Hanoi yang dirancang oleh para Mahasiswa dan juga
terdiri dari lempengan-lempengan berbentuk lingkaran yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan, penulis merasa bahwa peluang terwujudnya minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran akan semakin meningkat. Mengingat bahwa dengan melakukan kegiatan
tersebut mereka tidak akan merasa jenuh atau bosan seperti sebelumnya yaitu yang hanya
dengan mendengar, menulis lalu mengerjakan.

B. Nilai-Nilai Inovasi

Menurut penulis, nilai-nilai inovasi yang terkandung dalam rekayasa ini sudah cukup baik.
Karena selain meningkatkan ketertarikan para siswa dalam belajar, hal ini juga dapat
meningkatkan kualitas dan kreativitas si guru sendiri. Guru akan terus berusaha mencari tahu
hal apa yang harus dilaukan untuk menarik minat para siswanya dan siswanya juga tidak
akan merasa bosan dengan melakukan inovasi-inovasi pembuatan alat

C. Perkiraan Dampak

Dengan melakukan inovasi ini, dampak yang penulis perkirakan adalah akan terjalin
hubungan yang lebih erat lagi antara guru dengan siswanya. Dan dengan semakin eratnya
hubungan ini, proses pembelajaran juga akan terasa lebih menyenangkan. Jika ada yang ingin
bertanya, maka si siswa tidak akan merasa canggung lagi karena telah terjalin keakraban
diantara mereka.
Selain itu, inovasi ini juga akan membantu dalam mengembangkan kreativitas si siswa dan
juga akan meningkatkan minat belajar para siswa.

27
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Menurut kajian yang dilakukan, buku utama topik dan subtopic yang dibahas dipaparkan
dengan baik karena disetiap topic yang dibahas selalu menggunakan definisi dan contoh soal
yang disertai dengan pembahasan sehingga soal yang diberikan di akhir dapat kita jawab
dengan lebih mudah dan di satu aspek pembaca tertarik untuk terus membaca dan mengikuti
setiap defenisi dan materi yang diberikan. Kelayakan isi atau cakupan materi sudah dapat
dikatakan lengkap dan padat dikarenakan menggunakan sumber yang baik dan dapat
dipercaya, bahasa yang digunakan juga sudah menggunakan bahasa indonesia yang baku dan
bahasa yang baik dan benar.

Pada jurnal yang diteliti diperoleh kesimpulan bahwa, Peneliti menjelaskan keterkaitan antar
elemen atau bagian sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari cara penulis menyajikan hasil
penelitiannya secara beruntut. Dimulai dari pendahuluan penulis menjelaskan mengenai
efek informasi di pasar modal berkaitan dengan hubungan antara rilis informasi perusahaan
dan harga sahamnya sampai kepada hasil penelitian yang tersetruktur dijelaskan
menggunakan tabel dari tahap ke tahap. Originalitas temuan pada jurnal ini juga terbukti.
Jurnal ini sudah cukup mutakhir dalam penyelesaian masalah karena dalam jurnal ini sudah
sangat jelas dalam memecahkan suatu masalah. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian ini
sudah cukup baik, dalam jurnal in semua pemaparan saling berhubungan satu sama lain.
Disamping itu terdapat beberapa kelemahan yaitu pembuktian dari pemecahan masalah pada
penelitian ini dibuktikan denhan manipulasi menggunakan sisten rekursif sehingga para
pembaca mengalami kendala dalam memahami isi jurnal tersebut.

Ide yang ditemukan pada study pada topic Himpunan Rekursi kasus ini adalah media alat
peraga “Menara Hanoi”. Alat peraga ini diharapkan dapat membantu mahasiswa menemukan
pola, membuat generalisasi, dan menentukan relasi rekursif dari suatu permasalahan.

Fungsi dari penggunaan alat peraga “Menara Hanoi” ini adalah untuk menemukan barisan
bilangan dengan cara bermain. Cara penggunaanya adalah: Pindahkan susunan cakram dari

28
satu tiang ke tiang yang lain dengan susunan seperti semula dengan aturan: Pindahkan hanya
satu cakram pada setiap pemindahan serta cakram yang lebih besar tidak boleh diletakkan di
atas cakram yang lebih kecil. Pada penelitian ini, penggunaan alat peraga nantinya dapat
mempermudah mahasiswa memahami konsep dan menentukan pola yang terbentuk serta
menyelesaikan permasalahan tentunya berkaitan dengan relasi rekursif.

Ide turunan dan konteks sosial yang diperoleh ada 3 yaitu :

1. Peluang keterwujudan
2. Nilai-nilai inovasi
3. Perkiraan dampak

B. Saran

Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi penyusunan kata, bahasa,
maupun segi lainnya. Oleh karena itu, apabila terdapat kesalahan, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun agar makalah dan laporan ini selanjutnya dapat
menghasilkan sebuah karya yang lebih baik lagi dimasa mendatang. Saran untuk para
pembaca agar lebih banyak lagi membaca referensi yang lainnya untuk dapat memperluas
lagai dan memperdalam materi terutama pada materi Himpunan Rekursif

29
KEPUSTAKAAN

Balakhrisman, V.K. 1991. Introductory Discrete Mathematics. Prentice-Hall International, Inc.


Lubis Asrin. 2019. Matematika Diskrit. Desanta Muliavisitama, Banten.
Greg j. dkk (1987). Intra-Industry Information Release A Recursive Systems Approach. Journal of
Accounting and Economics, Volume 9 Issue 1. 98-106.
Fitriyah, Nur Indraswari & Siti Zakiyah. 2020. Identification of Student Algebraic Reasoning in
Solving Recursif Relation Problem Using Hanoi Tower Props Based on Learning Style.
BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan. Vol 14. No. 4. E-ISSN: 2615-3017.

Nasaruddin. 2015. “Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika”. Vol. 3. No. 2.

30

Anda mungkin juga menyukai