Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga
Laporan Praktikum III ini berhasil diselesaikan. Judul dalam Laporan Praktikum III ini adalah
“Hukum Distributif”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas wajib pada mata
kuliah Praktikum Media Pembelajaran.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Pengampu, Dra. Nurliani
Manurung, M.Pd, yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran selama penulis
menyusun laporan ini.Selanjutnya ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayahanda
dan Ibunda yang telah memberikan doa dan dukungan moril secara penuh sehingga penulis
tetap bersemangat. Kemudian kepada teman-teman seperjuangan kelas Matematika DIK-C
2017 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini.Semoga budi baiknya mendapat imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktikum III ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran sangat diharapkan. Demikian laporan ini disusun semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Medan, 12 Maret 2019


Hormat Kami,

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
A. Latar Belakang .................................................................................................... 4
B. Pengertian Alat Peraga yang Dipakai ................................................................. 4
C. Tujuan Alat Peraga yang Dipakai ....................................................................... 5
D. Kelebihan dan Kekurangan Alat Peraga ............................................................. 5
E. Teori Alat Peraga ................................................................................................ 5
F. Materi Bahasan .................................................................................................... 6
G. Alat dan Bahan ................................................................................................... 8
H. Proses Pembuatan ............................................................................................... 8
I. Cara Penggunaan .................................................................................................. 9
J. Dampak Alat Peraga ..........................................................................................10
K. Nama Aslab ......................................................................................................12
L. Nama Dosen ......................................................................................................12
M. Saran ................................................................................................................12
N. Kesimpulan .......................................................................................................13
O. Daftar Pustaka...................................................................................................13

3
A. Latar Belakang
Matematika merupakan subyek yang sangat penting dalam sistem pendidikan
di seluruh dunia. Media pembelajaran dipandang mempunyai peran strategis dalam
upaya mendongkrak keberhasilan proses belajar terutama dalam bidang matematika.
Media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar yang akan meningkatkan tercapainya
kompetensi pembelajaran.
Salah satu ilmu cabang matematika adalah operasi perhitungan. Sebagian
siswa SD dan SMP mengalami kesulitan dalam mengoperasikan perhitungan dalam
berbagai bentuk. Siswa dituntut untuk mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
ada dalam materi tersebut, sedangkan pada kenyataannya mereka tidak memahami
konsep dasar pada materi yang mereka pelajari. Oleh karena itu, dengan adanya
media pembelajaran ini dapat membantu siswa yang kesulitan dalam memahami
operasi dalam perhitungan.

B. Pengertian Alat Peraga yang dipakai


Alat peraga dapat membuat siswa mampu menguasai konsep-konsep
matematika yang bersifat abstrak, sehingga dalam membelajarkan matematika kepada
siswa masih diperlukan alat peraga. Ketika proses pembelajaran berlangsung sudah
seharusnya menggunakan model atau benda nyata yaitu alat peraga yang dapat
digunakan sebagai jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak yang berkaitan dengan
topik-topik tertentu yang dapat membatu pemahaman terhadap siswa, pada bab ini
kami akan menggunakan alat peraga yang bernama atribut blok.
Blok aljabar adalah sebuah alat peraga yang berupa papan-papan berbentuk
bangun datar persegi panjang. Blok aljabar merupakan suatu alat peraga yang berupa
karton ataupun triplek yang berbentuk bangun datar persegi panjang yang bentuk dan
ukurannya berbeda-beda. Media pembelajaran dengan menggunakan alat peraga akan
mempermudahkan siswa memahami materi yang diberikan, materi yang sering
menggunakan alat peraga blok aljabar adalah operasi perhitungan (hukum distributif)
dalam penjumlahan dan perkalian. Hukum distributif adalah operasi pperhitungan
yang sifatnya menyebar.

4
C. Tujuan Alat Peraga yang dipakai
1. Memahami sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
2. Membuktikan berlakunya hukum distributif pada penjumlahan dan pengurangan.
3. Mengetahui cara membuat blok aljabar untuk mengetahui penjumlahan dan
perkalian.
4. Mengetahui bentuk atau konsep penjumlahan dan perkalian hukum distributif dari
alat peraga.
5. Mengetahui cara menerapkan alat peraga untuk mengetahui konsep penjumlahan
dan perkalian hukum distributif.

D. Kelebihan dan kekurangan alat peraga


Kelebihan alat peraga yaitu :
1. Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik.
2. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami
konsep penjumlahan dan perkalian hukum distributif.
3. Dengan adanya alat peraga tersebut, metode mengajar akan lebih bervariasi
sehingga siswa tidak akan mudah bosan.
4. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati,
melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
5. Menjadikan konsep belajar siswa sesuai teori Bruner yaitu pembelajaran siswa
menjadi lebih bermakna, dan siswa tidak diajak untuk menghapal.

Kekurangan alat peraga yaitu:


1. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru untuk
mendemonstrasikannya.
2. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan menggunakan alat peraga
tersebut.
3. Perlu kesediaan berkorban secara materiil.

E. Teori Alat Peraga


Alat peraga adalah segala sesuatu yang dipergunakan oleh guru dari berbagai
alat untuk membantunya memberikan pengertian kepada anak didik, bagi sesuatu
pelajaran baru yang sulit pemahamannya. Pada dasarnya anak belajar melalui benda
5
konkrit. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda konkrit
(riil) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui
tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan, orang dewasapun yang pada
umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak pada keadaan tertentu sering
memerlukan visualisasi. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika kita sering
menggunakan alat peraga. Dengan menggunakan alat peraga maka :
1. Proses belajar mengajar termotivasi baik siswa maupun guru, terutama
siswa minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dan karena itu
akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.
2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk kongkrit dan karena itu
lebih dapat dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat
yang lebih rendah.
3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam
sekitar akan dapat dipahami.
4. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam
bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian maupun
sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru menjadi bertambah banyak

F. Materi Bahasan
Hukum Distributif
Pengertian Hukum Distributif (Penyebaran)
Perkalian dapat didistribusikan pada operasi penjumlahan ataupun pengurang.
Dengan cara satu bilangan yang sifatnya dapat dioperasikan pada beberapa bilangan
yang ada dalam satu operasi soal.
a) Sifat distributif pada penjumlahan. Hasil perkalian bilangan pertama dengan
bilangan kedua dijumlahkan dengan hasil perkalian bilangan pertama dengan
bilangan ketiga. Secara umum dapat ditulis a x ( b + c) = a x b + a x c
b) Sifat distributif pada pengurangan. Hasil perkalian bilangan pertama dengan
bilangan kedua dikurang dengan hasil perkalian bilangan pertama dengan
bilangan ketiga. Secara umum dapat ditulis a x ( b - c) = a x b - a x c (Maryam :
Vol 2(2))

6
Ada beberapa operasi hitung yang dapat dikenakan pada bilangan. Operasi-operasi
tersebut adalah: (1) penjumlahan; (2) pengurangan; (3) perkalian; (4)
pembagian. Operasi-operasi tersebut memiliki kaitan yang sangat erat sehingga
pemahaman konsep dan keterampilan melakukan operasi yang satu akan
mempengaruhi pemahaman konsep dan keterampilan operasi yang lain (Muchtar
A. Karim, 1996: 99).
Operasi penjumlahan pada dasarnya merupakan suatu aturan yang mengaitkan
setiap pasang bilangan dengan bilangan lain. Operasi penjumlahan ini mempunyai
beberapa sifat yaitu: sifat pertukaran (komutatif), sifat identitas, dan sifat
pengelompokan (asosiatif).
Operasi pengurangan merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan, tetapi
operasi pengurangan tidak memiliki sifat yang dimiliki operasi penjumlahan.
Operasi pengurangan tidak memenuhi sifat pertukaran, sifat identitas, dan sifat
pengelompokan (Hudoyo : 2001).
Operasi perkalian dapat didefinisikan sebagai penjumlahan berulang.
Misalkan pada perkalian 4 x 3 dapat didefinisikan sebagai 3 + 3 + 3 + 3 = 12
sedangkan 3 x 4 dapat didefinisikan sebagai 4 + 4 + 4 = 12. Secara konseptual,
4 x 3 tidak sama dengan 3 x 4, tetapi jika dilihat hasilnya saja maka 4 x 3 = 3 x 4.
Dengan demikian operasi perkalian memenuhi sifat pertukaran (Muchtar A. Karim,
1996: 101).
Operasi perkalian memenuhi sifat identitas. Ada sebuah bilangan yang jika
dikalikan dengan setiap bilangan, maka hasilnya tetap bilangan itu sendiri.
Bilangan tersebut adalah 1. Jadi jika a x 1 = a (Muchtar A. Karim : 1996).
Operasi perkalian juga memenuhi sifat pengelompokan. Untuk setiap
bilangan a, b, dan c berlaku: (a x b) x c = a x (b x c). Misalkan untuk operasi
bilangan cacah (2 x 3) x 4 = 2 x (3 x 4). Selain sifat-sifat tersebut, operasi
perkalian masih mempunyai satu sifat yang berkaitan dengan operasi penjumlahan.
Sifat ini menyatakan untuk bilangan a, b, dan c berlaku: a x (b + c) = (a x b) + (a x
c). Sifat ini disebut dengan sifat penyebaran atau distributif (Muchtar A. Karim,
1996: 102).

7
G. Alat dan Bahan
Alat
NO. NAMA ALAT JUMLAH
01. Gunting 1 buah
02. Penggaris 1 buah
03. Pulpen 1 buah
04. Pensil 1 buah

Bahan

NO. NAMA BAHAN JUMLAH


01. Kertas Karton 3 gulungan
02. Lem 1 buah
03. Double tape 1 buah

H. Proses Pembuatan
1. Membentuk sebuah persegi panjang dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2
cm pada kertas karton berwarna kuning

2. Membentuk sebuah persegi panjang dengan ukuran panjang 3 cm dan lebar 2


cm pada kertas karton warna merah

3. Membentuk sebuah persegi panjang dengan ukuran panjang 8 cm dan lebar 2


cm pada kertas karton warna biru. Mebagi panjangnya menjadi dua bagian,
bagian sebelah kiri 5 cm dan sebelah kanan 3 cm, lalu buatlah garis pembatas

8
4. Melakukan seperti dengan langkah- langkah diatas dengan mengubah ukuran
persegi panjang : kuning (3 x 4 cm) ; merah (5 x 4 cm ) dan biru (8 x 4 cm)

5. Melakukan lagi seperti langkah – langkah di atas dengan mengubah ukuran


persegi panjang : kuning (12 x 5 ) cm ; merah (8 x x5) cm ; dan biru (20 x 5 )
cm.

6. Mengganti ukuran lebar sebagai a, dan panjang persegi panjang kuning


sebagai b dan merah sebagai c

I. Cara Penggunaan
1. Menunjukkan persegi panjang kuning dengan ukuran (2 x 5) cm dan
memerintahkan siswa untuk menghitung luasnya
2. Menunjukkan dan menempelkan persegi merah dengan ukuran 2 x 3 cm di
sebelah persegi panjang kuning, kemudian memerintahkan siswa untuk
menghitung luasnya.
3. Menunjukkan persegi panjang kuning dan merah (meletakkan di sebelah
bawah) kemudian memerintahkan siswa untuk menghitung luasnya
4. Meletakkan persegi panjang kuning dan merah diatas persegi panjang putih
5. Mengulangi langkah 1,2,3,4 dengan menggunakan persegi panjang yang
berukuran (3 x 4) cm; (5 x 4) cm; dan (8 x 4) cm

9
6. Mengulangi langkah 1,2,3,4 dengan menggunakan persegi panjang yang
berukuran (a x b), (a x c), (a x (b + c ))
7. Memerintahkan siswa untuk menarik kesimpulan dari alat peraga yang telah
diberikan.

J. Dampak Alat Peraga

ASPEK KOGNITIF
Berdasarkan aspek kognitif, maka dampak yang ditimbulkan dari penggunaan
media pembelajaran ini adalah sangat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Hal
ini disebabkan pembelajaran menggunakan blok aljabar (sesuai dengan teori belajar
Bruner) mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri faktor-faktor dari suatu soal
dan mendapatkan konsepnya. Pengalaman menyusun blok-blok untuk mendapatkan
solusi dari suatu pemfaktoran menjadi landasan konsep yang kuat bagi siswa
dibandingkan hanya sekedar mendapatkan konsep dari penjelasan guru. Selain itu,
saat penggunaaan blok aljabar (sesuai dengan Teori Piaget), kemampuan berfikir
siswa dirangsang untuk bekerja, dan proses penemuan hasil itu yang lebih penting
daripada hasil itu sendiri. Serta setiap peserta didik saat mulai menyusun blok untuk
mendapatkan jawabannya memiliki cara yang berbeda-beda dengan siswa yang
lainnya, dan kecepatan mereka untuk berpikir bagaimana cara menyusun blok yang
tepat juga akan terlihat sehingga lebih memudahkan guru untuk mengatur kegiatan
kelas pada pertemuan berikutnya. Blok aljabar mengharuskan siswa untuk mengingat
kembali pelajaran bangun datar yang pernah dipelajarinya. Hal ini mengharuskannya
mengaitkan pembelajaran saat ini dengan pembelajaran bangun datar yang pernah ia
pelajari, sehingga ia akan merasakan manfaat dari salah satu materi matematika yang
pernah ia pelajari dan pastinya akan memaknai pelajaran yang sedang ia pelajari saat

10
ini dengan beranggapan suatu hari materi ini juga akan bermanfaat baginya.
Anggapan seperti ini akan membuat siswa memaknai pelajarannya dan yakin
pelajarannya akan bermanfaat bukan hanya sekedar menghafal semata.

ASPEK SOSIAL
Berdasarkan aspek sosial, maka dampak yang ditimbulkan dari penggunaan
media pembelajaran ini kepada siswa adalah dapat memberikan pengalaman belajar
melalui kegiatan eksplorasi dan diskusi secara sungguh-sungguh. Siswa yang pandai
dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Melatih siswa untuk bekerja sama dan
saling tolong menolong. Selain itu, Media Pembelajaran ini juga dapat meningkatkan
aktifitas atau keterlibatan belajar antar siswa, kedisiplinan siswa untuk belajar, dan
efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Pada akhirnya, media
belajar ini akan mampu merubah cara pandang siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan lebih menyenangkan karena alat peraga ini mampu
menkonkritkan materi matematika yang bersifat abstrak. Sehingga alat peraga juga
dapat memberikan motivasi pada siswa dan akan meningkatkan minat belajar siswa.
Hal ini nantinya akan terlihat dari respon siswa yang sangat baik terhadap
pembelajaran menggunakan blok aljabar.

ASPEK KETERAMPILAN
Berdasarkan aspek keterampilan, maka dampak yang ditimbulkan dari
penggunaan media pembelajaran Blok Aljabar kepada siswa adalah dapat
meningkatkan kemampuan siswa khususnya pada tingkatan pertama (P1) yaitu
menirukan dengan maksud bahwa siswa mampu memposisikan (warna) secara baik
khususnya dalam membedakan warna antara nilai positif dengan nilai negatif.
Adapun aspek keterampilan lainnya juga terdapat pada tingkatan kedua (P2) yaitu
memanipulasi dengan maksud bahwa siswa mampu merancang kerapihan dalam
membuat bangun, serta siswa memiliki ketepatan dalam membuat ukuran dan bentuk
bangun datar.Gambar atau alat peraga yang diikutsertakan dalam sebuah proses
pembelajaran dapat membuat ranah afektif/keterampilan siswa bangkit dan
meningkat.

11
ASPEK SPIRITUAL
Berdasarkan aspek spiritual, maka dampak yang ditimbulkan dari penggunaan
media pembelajaran Blok Aljabar kepada siswa adalah dapat meningkatkan rasa
syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dengan cara siswa mampu menyadari
kemampuan dan potensi diri sehingga terlihat dari sikap siswa yang tertarik dan
antusias selama proses pembelajaran ketika menggunakan alat peraga blok aljabar.
Selain itu, alat ini juga mampu meningkatkan rasasyukur siswa ketika berhasil
mengerjakan langkah-tiap langkah dalam penggunaan alat peraga ini sehingga terlihat
ketika siswa merespon dengan baik dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan
selama proses pembelajaran.

K. Nama Aslab :
1. Anastasia Caroline Sitorus
NIM : 4161111006
2. Asfrida Juwita Tanjung
NIM : 4163111006

L. Nama Dosen :
Dra. Nurliani Manurung, M.Pd
NIP : 196203051987032003

M. Saran
Minat siswa dan penggunaan alat peraga memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil
belajar siswa, oleh karena itu mengembangkan minat dan menggunakan alat peraga
sebagai alat bantu dalam belajar perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak baik
para pendidik, orang tua maupun siswa. Sehingga anak akan merasa senang belajar
matematika dan tidak lagi merasa membosankan dan merasa ketakutan pada saat
pembelajaran matematika berlangsung.
Selain itu, dengan menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran dapat
membantu siswa dalam berfikir kreatif dan siswa dituntut untuk lebih mencari tahu
tidak hanya menerima konsep pemberian guru.

12
N. Kesimpulan
1. Pembelajaran dengan menggunakan blok aljabar ini ternyata dapat meningkatkan
pemahaman konsep operasi perhitungan untuk sifat distributif, pembelajaran ini
dimulai dari awal yaitu pemberian motivasi, dan tujuan pembelajaran.
2. Pengenalan alat peraga beserta cara menggunakannya, pembentukan kelompok
untuk menyelesaikan beberapa contoh soal kemudian mempersentasikannya
kedepan dengan menggunakan alat peraga
3. Adanya peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa dimana prestasi
belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan alat peraga blok aljabar lebih
baik daripada prestasi belajar siswa tanpa menggunakan alat peraga.

O. Daftar Pustaka

Hudoyo. 2001. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika. Malang:


Universitas Negeri Malang.
Muchtar, Dkk. 2000. Pendidikan Matematika 1. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Maryam, M. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together
(NHT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V
SD NEGERI 1 PINRANG. Jurnal Publikasi Pendidikan. Vol 2 (2)

13

Anda mungkin juga menyukai