Anda di halaman 1dari 31

TUGAS CRITICAL BOOK REVIEW

P3M
Dosen Pengampu: Prof.Dr.Bornok Sinaga, M.Pd

Oleh :

SOFYAN HUSEIN NASUTION

4183311051

Pend. Matematika 2018 E

PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga tugas Critical Book Report ini dapat diselesaikan dengan baik. Critical Book
Report ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengembangan Program
Pembelajaran Matematika.

Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas
ini. Saya menyadari bahwa CBR yang saya kerjakan ini masih memiliki banyak kekurangan baik
materi maupun teknik pengkajiannya. Oleh karena itu saya sangat berharap CBR yang saya
kerjakan dapat menambah wawasan kita semua tentang Pengembangan Program Pembelajaran
Matematika.

Semoga CBR ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan sekiranya CBR ini
dapat berguna bagi diri kami sendiri maupun orang yang membacanya. Akhir kata saya ucapkan
terima kasih atas perhatian pembaca dan saya mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang
dimengerti,saya berharap pembaca dapat memakluminya. Terima kasih.

Medan, November 2020

Sofyan Husein Nasution

ii
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR.......................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.......................................................................1
2. Tujuan....................................................................................1
3. Manfaat..................................................................................1
4. Identifikasi Buku....................................................................2

BAB II ISI BUKU

1. Rangkuman perbab buku Utama............................................4


2. Rangkuman Perbab buku Pembanding..................................19

BAB III PEMBAHASAN

1. Kelebihan...............................................................................24
2. Kelemahan.............................................................................24

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan............................................................................26
2. Saran......................................................................................26

Daftar Pustaka....................................................................................27

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Critical Book Report adalah penganalisisan,penilaian, pengevaluasian mengenai
keunggulan dan kelemahan buku, bagaimana isi arikel tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir
kita dan menambah pemanahaman kita terhadap kajian Esensi Globalisasi dan Teknologi,
Perkembangan Teknologi Informasi, Media dan Sumber Belajar. Melalui Critical Book Report
kita menguji pikiran penulis berdasarkan sudut pandang pengetahuan dan pengalaman yang kita
miliki.
Dengan mengetahui apa yang terkandung dalam Pengembangan Program Pembelajaran
Matematika, Esensi Globalisasi dan Teknologi, dan Media dan Sumber Belajar terdapat didalam
buku tersebut.Kita dapat melaksanakan pendidikan yang ada didalam teori tersebut.

Semoga CBR ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan sekiranya CBR ini
dapat berguna bagi diri kami sendiri maupun orang yang membacanya. Akhir kata saya ucapkan
terima kasih atas perhatian pembaca dan saya mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang
dimengerti,saya berharap pembaca dapat memakluminya. Terima kasih.

1.2 Tujuan
 Mengkritisi sebuah buku tentang kelengkapan bahasannya, dan gaya penulisannya dari buku
yang kita analisis.
 Agar mahasiswa dapat berpikir kritis pada buku yang telah dibaca
 Dan mahasiswa dapat menafsirkan kelemahan dan kelebihan dalam buku yang telah
dianalisis
1.3 Manfaat
 Agar mahasiswa dapat mengetahui isi-isi dari bab yang terdapat didalam buku
 Untuk melatih ketelitian dan mampu merumuskan ringkasan yang terdapat pada buku

1
1.4 Identifikasi Buku

Buku Utama

Judul Buku : Teknologi Dan Informasi Pendidikan


No.ISBN : 978-602-8768-34-4
Penulis : Dr.Muhammad Japar,M.Si
Penerbit : Laboratorium Sosial Politik Press
Tahun Terbit : 2018
Tebal Buku : 285 Halaman
Kota Terbit : Jakarta
Buku Pembanding

Judul Buku: Media dan Sumber Belajar Teori dan Prosedur

No.ISBN: 978-602-72411

Penulis: Dr.Ani Cahyadi,M.Pd

2
Penerbit: Laksita Indonesia

Tahun Terbit: 2019

Tebal Buku: 153 Halaman

Kota Terbit: Banjarmasin

BAB II
3
RINGKASAN ISI PERBAB

2.1 Rangkuman Perbab Buku Utama

Teknologi dan Informasi Pendidikan

a. Esensi Globalisasi Dan Teknologi

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran
teknologi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek
penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang
harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan
mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai
istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana
globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi,
sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan
hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia
dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan, dan dengan terbukanya satu negara
terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola
konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain. Konsep akan globalisasi menurut Robertson,
mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia,
yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini
penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi
kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi
memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang.
Globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan
budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker adalah bahwa
globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin
mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.
Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global. Menurut John Huckle, globalisasi

4
ialah suatu proses dengan kejadian, kegiatan dan keputusan di salah satu belahan dunia yang
berubah menjadi suatu konsekuensi yang signifikan untuk seluruh masyarakat di daerah yang
jauh sekalipun. Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari
kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Definisi Globalisasi
“Globalisasi”, aslinya dari bahasa Inggris “globalization”, yaitu dari kata “global” yang dekat
dengan “globe”. Sejak kecil kita sudah mengenal “globe” yaitu benda berbentuk bulat seperti
bola dengan peta dunia di bagian permukaannya. Global lazim diartikan sebagai “dunia”
atau “mendunia”, yang juga berarti “menyeluruh”. Namun kata ini sering diplesetkan menjadi
berarti “garis besar” atau “singkat”. Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya
ialah universal atau sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh alam jagad
raya. Secara ontologi globalisasi dapat kita mengerti dengan meningkatnya hubungan
internasional dan adanya keterkaitan di antara berbagai belahan dunia melalui terciptanya proses
politik, ekonomi, dan perubahan kebudayaandi dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
Karena globalisasi negara satu dan negara lainnya terjadi saling ketergantungan, membentuk
pergaulan internasional dan membentuk satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi
dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Pengertian yang saya berikan ini mungkin kurang tepat karena globalisasi bersifat multi-
dimensional dan tergantung cara pandang masing-masing. Secara aksiologi globalisasi dapat kita
lihat dari berbagai dampak positif yang ditimbulkannya.
Menurut Sztompka, globalisasi dapat diartikan sebagai proses yang menghasilkan dunia
tunggal sehingga masyarakat di seluruh dunia menjadi saling tergantung secara global.Sementara
menurut Jamiah, globalisasi dipandang sebagai suatu proses sosial yang akan membawa seluruh
bangsa dan negara semakin terikat satu sama lain, mewujudkan suatu tatanan kehidupan baru
dengan menyingkirkan batas–batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat.
Definisi lain mengatakan bahwa proses globalisasi merupakan suatu rangkaian proses
yang mengintegrasikan kehidupan global didalam suatu ruang dan waktu melalui
internasionalisasi perdagangan, internasionalisasi pasar dari produksi dan keuangan,

5
internasionalisasi dari komoditas budaya yang ditopang oleh jaringan sistem telekomunikasi
global yang semakin canggih dan cepat.
Intinya dari proses globalisasi yaitu terciptanya suatu jaringan kehidupan yang semakin
terintegrasi. Dari ketiga pernyataan diatas, peneliti berpendapat bahwa globalisasi ditandai
dengan adanya proses yang menghasilkan jaringan dunia tunggal dan tatanan kehidupan baru
yang didukung dengan sistem komunikasi yang canggih dan mendunia sehingga kehidupan
manusia semakin tergantung satu sama lain tanpa mengenal batas geografis, budaya dan
ekonomi masyarakat.
Sejarah Globalisasi
Era globalisasi dimulai pertengahan 1980-an yang dipersiapkan dan dipelopori oleh negara
ekonomi maju seperti beberapa negara anggota Uni Eropa, Amerika Serikat, dengan asumsi
bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat internasional terutama Negara miskin
diperlukan pembebasan regulasi yang dianggap menghambat masuknya modal asing. Dengan
tanpa hambatan dan masuknya modal asing ini diharapkan meningkatkan daya beli masyarakat
Negara miskin sehingga dapat mencapai standar hidup yang layak.
Tiga pilar penting globalisasi, yaitu: perlindungan hak atas kekayaan perorangan; konsentrasi
pasar; dan persaingan sehat, merupakan persyaratan keberhasilan suatu negara memasuki era
globalisasi. Ketiga pilar tersebut menggambarkan ciri peradaban baru abad ke-20 dimana negara
telah “dijauhkan campur tangan” terhadap pengelolaan kehidupan rakyatnya terutama di bidang
perdagangan.
Penyebab Terbentuknya Globalisasi
Globalisasi terbentuk karena beberapa faktor, adanya kebijakan Negara untuk berhubungan
dan menjalin kerja sama dengan negara lain. Kemudian sistem ekonomi internasional, adanya
migrasi penduduk ke berbagai Negara. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menjadi
penyebab terbentuknya globalisasi. Serta berkembang pesatnya perusahaan-perusahaan
transnasional. Globalisasi memiliki beberapa ciri yaitu, peningkatan interaksi kultural melalui
perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion,
literatur, dan makanan. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan
hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

6
Pengaruh Globalisasi terhadap Pendidikan
1. Globalisasi Pendidikan
Globalisasi memberikan banyak dampak di berbagai aspek kehidupan manusia salah satunya
dalam bidang pendidikan. Dengan adanya globalisasi pendidikan, setiap orang dapat menempuh
pendidikan dan memperoleh ilmu pengetahuan tanpa memandang batasan wilayah negara.
Proses globalisasi yang tidak dapat dirubah adalah semakin terkaitnya proses pendidikan di
berbagai pelosok tanah air dengan kondisi yang terjadi di mancanegara. Walaupun begitu
globalisasi pendidikan memberikan dampak positif dan negatif. Pengaruh globalisasi terhadap
dunia pendidikan paling tidak terlihat dalam 3 perubahan mendasar dalam dunia pendidikan
yaitu pertama, dalam perspektif neo – liberalisme, globalisasi menjadikan pendidikan sebagai
komoditas dan komersil dengan mencari pasar baru dan memperluas bentuk-bentuk usaha secara
berkesinambungan.
Kedua, globalisasi mempengaruhi kontrol pendidikan oleh negara yang semakin terbatas
dikarenakan kebijakan pemerintah lebih dipengaruhi oleh pasar. Ketiga, globalisasi mendorong
delokalisasi dan perubahan teknologi dan orientasi pendidikan di mana orang-orang belajar
dalam suasana yang sangat individual dan menghalanginya untuk berinteraksi dengan orang–
orang di sekitarnya.
Dari pernyataan yang berbeda tersebut, dapat disimpulkan bahwa globalisasi sangat
ditentukan oleh kompetisi global yang berpusat pada “pasar”. Kompetisi tersebut tidak akan
pernah lepas dari faktor ketangguhan sumber daya manusia (SDM) yang merupakan output dari
pendidikan. Oleh karena itu, hubungan antara pendidikan nasional dengan globalisasi tidak saja
dalam aspek dampak tetapi juga dalam segi tantangan.
Macam-Macam Globalisasi Pendidikan
Globalisasi merupakan sebuah proses yang tidak bisa diputar mundur dan terus bergulir
menantang dunia pendidikan. Walaupun dikatakan globalisasi tersebut memberikan dampak
negatif terhadap pendidikan namun globalisasi pendidikan tidak memberikan dampak yang
buruk terhadap sumber daya manusia. Dampak negatif tersebut masih bisa diatasi dan
diminimalisir.
Globalisasi mampu memberikan banyak dampak positif terhadap pendidikan yang membuat
kemampuan sumber daya manusia berkembang lebih pesat lagi. Globalisasi pendidikan dapat

7
menjawab kebutuhan pasar menjadi tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan
globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia.
Globalisasi pendidikan ini memberikan pengaruh kepada dunia pendidikan terutama di dalam
perkembangan teknologi. Berikut adalah beberapa teknologi yang dihasilkan dari globalisasi
pendidikan yaitu, :
1. Teknologi Pendidikan
Konsep teknologi pendidikan dilatarbelakangi oleh globalisasi yang terus mengalami
kemajua. Sehingga globalisasi ini berkembang menjadi teknologi pendidikan. Istilah “teknologi”,
yang berarti ilmu yang mempelajari tentang “techne” manusia. Tetapi pemahaman seperti itu
baru memperlihatkan satu segi saja dari kandungan kata “teknologi”.
Teknologi sebenarnya lebih dari sekedar penciptaan barang, benda atau alat dari manusia
selaku homo technicus atau homo faber. Teknologi bahkan telah menjadi suatu sistem atau
struktur dalam eksistensi manusia di dalam dunia. Teknologi bukan lagi sekedar sebagai suatu
hasil dari daya cipta yang ada dalam kemampuan dan keunggulan manusia, tetapi ia bahkan telah
menjadi suatu “daya pencipta” yang berdiri di luar kemampuan manusia, yang pada gilirannya
kemudian membentuk dan menciptakan suatu komunitas manusia yang lain.
Manfaat Teknologi
Teknologi memiliki manfaat yaitu dapat meningkatkan kinerja serta memungkinkan semua
kegiatan dapat terselesaikan dengan cepat, tepat, akurat dan meningkatkan produktifitas kerja
karena teknologi informasi menghasilkan informasi yang berkualitas dan sangat relevan baik
untuk keperluan pribadi, bisnis, kesehatan, hobi, dan rohani maupun pemerintahan. Sebagaimana
hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, kita kini dapat dengan
mudah saling berinteraksi dengan cepat menggunakan teknologi informasi yang memungkinkan
kita berinteraksi dengan orang lain di belahan bumi manapun.
Melalui internet kita dapat berinteraksi tanpa batasan jarak fisik, waktu, kelas ekonomi, ras,
negara atau jarak geografis. Teknologi informasi tidak bisa dipungkiri memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap kehidupan manusia. Mulai dari wahana teknologi informasi yang paling
sederhana berupa perangkat radio dan televisi, hingga internet dan telepon genggam dengan
protocol aplikasi tanpa kabel (WAP), informasi mengalir dengan sangat cepat dan menyeruak
ruang kesadaran banyak orang. Perubahan informasi kini tidak lagi ada dalam skala minggu atau
hari atau bahkan jam, melainkan sudah berada dalam skala menit dan detik.

8
Definisi Teknologi Pendidikan
Association of Education Communication & Technology (AECT) mengemukakan definisi
teknologi instruksional sebagai berikut: “Instructional technology is the theory and practice of
design, development, utilization, management, and evaluation of process and resources for
learning”3.
Berdasarkan definisi di atas Teknologi Pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar.
Hackbarth juga memberikan kontribusinya dalam pemahaman mengenai Teknologi Pendidikan
adalah konsep multidimensional yang meliputi4:
1. Adanya suatu proses sistematis yang melibatkan penerapan pengetahuan dalam upaya mencari
solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah-masalah belajar dan pembelajaran,
2. Adanya produk seperti buku teks, program audio, program televisi, software computer dan
lain-lain,
3. Adanya suatu profesi yang terdiri dari berbagai kategori pekerjaan; dan
4. merupakan bagian spesifik dari pendidikan.
Selain beberapa definisi di atas, AECT juga telah mengemukakan definisi teknologi
pendidikan yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia bahwa Teknologi Pendidikan adalah
studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan
menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang sesuai dan sumber daya
(Januszewski & Molenda). Definisi ini mengandung beberapa kata kunci di antaranya studi, etika
praktek, fasilitasi, pembelajaran, peningkatan, penciptaan, pemanfaatan, pengelolaan, teknologi,
proses, dan sumber daya.
Multimedia Pembelajaran
Multimedia dapat diartikan sebagai lebih dari satu media, yaitu dapat berupa kombinasi antara
teks, grafis, animasi, suara dan video. Perpaduan dan kombinasi dua atau lebih jenis media lebih
ditekankan kepada kendali komputer sebagai penggerak keseluruhan gabungan media itu.
Menurut Budi Sutedjo Dharma Oetomo yang dikutip Winarno, secara umum multimedia
diartikan sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara dan video. Aneka media
tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan kerja yang akan menghasilkan suatu informasi yang
tidak hanya dapat dilihat sebagai hasil cetakan, melainkan juga dapat didengar, membentuk

9
simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan minat dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi
dalam penyajiannya.
Media Dan Sumber Belajar
Media Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong adanya upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasilhasil teknologi dalam proses pembelajaran. Di era ini para
guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang yang dapat menunjang terwujudnya
pembelajaran yang lebih inovatif. Dalam melaksanakan tugasnya, guru diharapkan dapat
menggunakan alat atau bahan pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai
alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih
dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan membuat media
pembelajarannya sendiri.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif dalam
pembelajaran akan mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik di sekolah.
Pembelajaran yang edukatif diharapkan mampu mengarahkan pendidikan dalam mencapai tujuan
yang diharapkan. Hal ini menjadi tantangan bagi semua pihak khususnya guru untuk melakukan
persiapan dan pembenahan, diantaranya dalam mempersiapkan desain dan inovasi-inovasi dalam
pembelajaran. Seiring dengan perkembangan zaman, kini telah terjadi pergeseran paradigm
dalam pembelajaran kearah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa
pengetahuan tidak begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan
tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu sendiri.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan
bagian yang harus mendapat perhatian tenaga pendidik dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu tenaga pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar
dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Diharapkan dengan pemanfaatan sumber belajar berupa media pembelajaran, proses komunikasi
dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih menarikdan menyenangkan serta dapat
memberikan gambaran yang konkrit sehingga siswa dapat memahami materi dengan mudah.
Pengertian Media

10
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.48
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association Of Education and Communication
Technology/ AECT) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyalurkan pesan atau informasi. Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika (National
Education Association/NEA) seperti dikutip AECT mendefinisikan media dalam lingkup
pendidikan sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Pengertian di atas
sejalan dengan pendapat Santoso dalam Subana, yang mendefinisikan media secara umum
adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang sebagai penyebar ide/gagasan sehingga
ide/gagasan itu sampai pada penerima.
Pendapat lain dikemukakan oleh Gagne dalam Subana yang mengartikan media sebagai jenis
komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsang mereka untuk belajar.Jika
kita melihat pendapat yang dikemukakan oleh Gagne jelas bahwa media memiliki keterkaitan
dengan pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah.
Berdasarkan pengertian yang dijelasan beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
media merupakan bentuk peralatan yang berfungsi merangsang pemikiran, pengantar pesan
kepada sasaran dan dapat membangkitkan perasaan. Jika media tersebut tidak dapat berfungsi
sebagai penyalur pesan berarti media tersebut tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang
ingin disampaikan sumber ke penerima.
Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Dimyati dan Mudijono pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram
dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar.Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan
kegiatan belajar pada para peserta didiknya. Kegiatan belajar hanya berhasil jika si pembelajar
secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha
tenaga pendidik untuk membuat belajar para peserta didiknya yang dilaksanakan secara sengaja,
dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta yang
pelaksanaannya terkendali. Perlu ditegaskan bahwa dalam proses pendidikan sering kali
seseorang belajar tanpa disengaja, tanpa tahu tujuannya terlebih dahulu, dan tidak selalu
terkendalikan baik dalam artian isi, waktu, proses, maupun hasilnya.

11
Sementara itu, Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya.Sedangkan,
National Education Associaton mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandangan dan pendengaran.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam
pembelajaran pesan yang disalurkan melalui media ialah isi pelajaran yang disampaikan kepada
siswa. Media sebagai alat penyalur pesan harus dapat memberikan rangsangan bagi peserta didik
agar terjadi proses belajar yang efektif. Dalam proses belajar mengajar di kelas, media harus
dapat berfungsi untuk menyalurkan pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Berdasarkan
pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah komponen
integral dari sistem pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si
belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan
terkendali.
Sumber Pembelajaran
Pengertian sumber pembelajaran menurut Association for Education and Communication
Technology (AECT) adalah segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses belajar, termasuk
sistem pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan. Sumber pembelajaran tidak hanya
terbatas pada bahan dan alat, tetapi juga mencakup tenaga, biaya dan fasilitas, sehingga
mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau kompetensi yang harus
dicapainya. Menurut Yusufhadi Miarso sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang
meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara tersendiri maupun
terkombinasikan dapat memungkinkan terjadinya belajar.Dengan adanya penggunaan sumber
pembelajaran maka diharapkan kegiatan mengajar benar-benar membuahkan kegiatan belajar
pada diri setiap siswa. Hal ini dapat dilakukan jika guru berusaha menggunakan berbagai sumber
pembelajaran secara bervariasi dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa
untuk berinteraksi dengan sumbersumber pembelajaran yang ada.
Peranan sumber-sumber belajar (seperti: guru, dosen, buku, film, majalah, laboratorium,
peristiwa, dan sebagainya) memungkinkan individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari

12
tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil, dan menjadikan individu
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Jadi segala apa yang bisa
mendatangkan manfaat atau mendukung dan menunjang individu untuk berubah ke arah yang
lebih positif, dinamis, atau menuju perkembangan dapat disebut sumber pembelajaran.
Perkembangan Media Pembelajaran
Seiring dengan adanya perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini
berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga memberi dampak pada penggunaan
media pembelajaran pada bidang pendidikan. Semakin sadarnya tenaga pendidik mengenai
pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan sehingga pengelolaan
alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Pada awal perkembangannya, media
pembelajaran dianggap sebagai alat bantu guru dalam mengajar (teaching aids).Media yang
digunakan pada awalnya hanya merupakan alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek,
dan berbagai alat yang dapat memberikan pengalaman belajar yang konkret, sehingga mampu
memberikan motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.
Perkembangan media pembelajaran dimulai sekitar pertengahan abad ke-20 dimana
teknologi audio mulai dikenal sebagai alat bantu audio yang berguna sebagai penyalur pesan atau
informasi belajar. Kemudian terjadi perkembangan sehingga pada akhir tahun 1950 teori
komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual. Namun, pada saat ini
pengaruh penggunaannya masih terbatas pada pemilihan media saja. Faktor siswa yang menjadi
komponen utama dalam proses belajar belum mendapat perhaian.
Pada tahun 1960-1965 perhatian kepada siswa sebagai komponen yang penting dalam proses
pembelajaran mulai mendapat perhatian. Pada hal ini teori tingkah laku (behaviorism theory)
mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran.
Pada tahun 1965-1970, ditetapkan pendekatan system (system approach) yang mulai
menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan
ini mendorong digunakannya media sebagai bahan integral dalam proses pembelajaran.
Pemanfaatan Media dan Sumber Pembelajaran
Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi
terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai
alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan

13
abad ke - 20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga
lahirlah alat bantu audio-visual.
Menurut Nana Sudjana dalam Subana menjelaskan mengapa perlu adanya media
pembelajaran, diantaranya:
1. Menarik perhatian siswa terhadap materi yang disajikan.
2. Mengurangi verbalisme.
3. Membantu siswa untuk memperoleh pengalaman belajar.
4. Membatasi keterbatasn ruang, waktu, dan lingkungan.
5. Terjadi kontak langsung antara siswa-guru.
6. Membantu mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar belakang ekonomi
siswa.
Selain manfaat media pembelajaran yang telah dijelaskan di atas, terdapat beberapa manfaat
lain dari penggunaan media pembelajaran di bidang pendidikan, diantaranya:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. Dengan bantuan media pembelajaran,
penafsiran yang berbeda antar tenaga pendidik dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya
kesenjangan informasi diantara peserta didik dimanapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Media dapat menampilkan informasi
melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga
membantu tenaga pendidik untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak
monoton dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan media akan terjadinya komukasi dua
arah secara aktif, sedangkan tanpa media tenaga pendidik cenderung bicara satu arah.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga. Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai
secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Tenaga pendidik tidak harus
menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan
media, peserta didik akan lebih mudah
memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik. Media pembelajaran dapat membantu
peserta didik menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar
informasi verbal dari tenaga pendidik saja, peserta didik kurang memahami pelajaran, tetapi jika

14
diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media
pemahaman peserta didik akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media
pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat melakukan
kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang tenaga
pendidik. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di
luar lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dan proses belajar.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong peserta didik untuk mencintai
ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8. Mengubah peran tenaga pendidik ke arah yang lebih positif dan produktif Tenaga pendidik
dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian
pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar peserta didik,
pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.
Manfaat Sumber Pembelajaran
Dengan menggunakan sumber pembelajaran secara terencana, maka suatu kegiatan belajar
mengajar akan lebih efektif dan efisien, dalam usaha pencapaian tujuan instruksional. Sebab
sumber pembelajaran sebagai komponen penting dalam proses belajar mengajar mempunyai
manfaat yang cukup besar, diantaranya:
a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan
membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru
dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan
gairah.
b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a)
mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa
untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan
program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang
dilandasi oleh penelitian.
d. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber
belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih konkrit.

15
e. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara
pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b)
memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
f. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang
mampu menembus batas geografis.
Pengalaman dan pengetahuan siswa akan materi pelajaran yang dipelajari merupakan hal
yang sangat penting. Oleh karena itu, keberadaan sumber pembelajaran berfungsi untuk
mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa.
Jenis Media dan Sumber Pembelajaran
Jenis Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memilik kemampuan masingmasing, maka setiap guru
diharapkan menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhan pada saat proses belajar mengajar.
Djamarah mengelompokkan media berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis :
1. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti tape recorder.
2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual.
3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media
ini mempunyai kemampuanyang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis a.
audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide. b.
audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
Media Grafis
Media grafis termasuk media visual. Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima pesan. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Fungsi umum dari penggunaan media grafis diantaranya untuk menarik perhatian, memperjelas
sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat dilupakan atau diabaikan
bila tidak digrafiskan.
Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang
disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa

16
lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media audio yang dapat kita manfaatkan dalam
pembelajaran diantaranya:
a. Radio
b. Alat perekam (tape recorder)
c. Compact disk (CD)
d. Laboratorium bahasa
Media Audio Visual
Media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar.
Jika kita menggunakan media ini maka akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar
kepada siswa, selain itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran
dan tugas guru. Guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi, tetapi berubah menjadi
fasilitator. Contoh media audiovisual adalah program video/pendidikan, video instruksional dan
program slide suara (soundslide).
Media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan
suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio visual murni, seperti film gerak
(movie) bersuara, televisi, dan video. Jenis kedua adalah media audio visual tidak murni yakni
apa yang kita kenal dengan slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur
suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau suatu
proses pembelajaran sebagaimana akan dibahas pada bab berikutnya.
Jenis Sumber Pembelajaran
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang
secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar
yang tidak didesain khusus untukkeperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan,
diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Dari kedua jenis sumber belajar yang dijabarkan di atas, sumbersumber belajar dapat
berbentuk: (1) pesan: informasi, bahan ajar (cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya), (2)
manusia: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh

17
karier dan sebagainya; (3) bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang
untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat/perlengkapan: perangkat
keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor,
alat listrik, obeng dan sebagainya; (5) pendekatan/ metode/teknik: disikusi, seminar, pemecahan
masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan
sejenisnya; dan (6) lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar,
toko, museum, kantor dan sebagainya.
Peran Teknologi dalam Media Pembelajaran
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami
perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Efektivitas proses belajar mengajar
(pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor media pembelajaran yang digunakan.
Penggunaan media pembelajaran pada tiap satuan pendidikan saat ini sangat dianjurkan
bahkan diupayakan untuk ada pada tiap-tiap proses pembelajaran khususnya di tingkat satuan
pendidikan dasar. Media ini tentunya tidak hanya atas dasar ada saja, tetapi kesesuaian dan
ketepatan penggunaan dalam proses penyampaian pesan pembelajaran yang diberikan.
Salah satu peran teknologi dalam media pembelajaran adalah penggunaan multimedia dalam
pembelajaran. Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam kemasan yang menarik,
menyenangkan, mudah dimengerti dan jelas. Multimedia berbasis komputer sangat menjanjikan
jika digunakan dalam pendidikan.
Dalam pembelajaran penggunaan multimedia dapat digunakan dalam berbagai bentuk
pembelajaran yaitu multimedia presentasi, program multimedia interaktif, sarana simulasi dan
video pembelajaran. Selain itu, penggunaan internet juga sudah marak digunakan karena dengan
internet maka dapat terhubung antara komputer yang satu dengan komputer yang lain. Peserta
didik dapat mengakses berbagai macam informasi dan berita secara mudah dan cepat.
Pemanfaatan internet dalam media pembelajaran dapat mengkondisikan peserta didik untuk
belajar secara mandiri karena semua materi pelajaran dapat diperoleh melalui internet.
Keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab teknologi lahir dan
dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Sebagai suatu
produk teknologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran diantaranya:
radio, televisi, proyektor, OHP dan sebagainya. Sebagai sebuah proses teknologi pendidikan

18
bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang
kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan
mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia.
2.2 Rangkuman perbab Buku Pembanding
Media Sebagai Sumber Belajar
Belajar adalah proses aktif dan konstruktif melalui suatu pengalaman dalam memperoleh
informasi. Dalam proses aktiftersebut, media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber
belajar bagi pembelajar. Artinya, melalui media peserta didik memperoleh pesan dan informasi
sehingga membentuk pengetahuan baru pada diri peserta didik. Dalam batas tertentu, media
dapat menggantikan fungsi guru sebagai sumber informasi atau pengetahuan bagi peserta didik.
Media pembelajaran sebagai sumber belajar merupakan suatu komponen system pembelajaran
yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang dapat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. Dalam hal ini Edgar Dale memandang sumber belajar sebagai
pengalamanpengalaman yang pada dasarnya sangat luas. Pengalaman belajar bias dalam
berbagai bentuk seperti melalui membaca, searching internet, diskusi dan tanya jawab,
mendengarkan media audio, dan lain-lain.
Fungsi Semantik
Semantik berkaitan dengan “meaning” atau arti dari suatu kata, istilah, tanda atau simbol.
Saat seseorang mempelajari suatu arti dari kata baru, seseorang akan membutuhkan media
seperti kamus, glossary, aatau narasumber. Melalui media tersebut seseorang dapat menambah
perbendaharaan kata dan istilah. Begitupun saat belajar ilmu kimia, fisika, dan matematika,
seseorang akan menjumpai berbagai simbol, rumus, ataupun persamaan matematika. Simbol,
rumus, dan persamaan matematika tersebut biasanya dimaksudkan sebagai simplikasi dalam
merepresentasikan suatu keadaan atau benda.
Peran media pembelajaran, yaitu untuk memberikan pemahaman yang benar kepada peserta
didik. Berbagai jenis media dapat berfungsi semantik, seperti kamus, glosari, internet, guru,
kaset, radio, TV dan lain-lain. Dalam hal ini medi pembelajaran berfungsi mengkonkretkan ide
dan memberikan kejelasan agar pengetahuan dan pengalaman belajar dapat lebih jelas dan lebih
mudah dimengerti.
Fungsi Manipulatif

19
Fungsi manipulatif adalah kemampuan media dalam menampilkan kembali suatu benda atau
peristiwa dengan berbagai cara, sesuai kondisi, situasi, tujuan dan sasarannya. Manipulasi ini
seringkali dibutuhkan oleh para pendidik untuk menggambarkan suatu benda yang terlalu besar,
terlalu kecil, atau terlalu berbahaya serta sulit diakses mungkin karena letak dan posisinya yang
jauh atau prosesnya terlalu lama untuk observasi dalam waktu yang terbatas.
Fungsi Fiksatif (Daya Tangkap atau Rekam)
Fungsi fiksatif adalah fungsi yang berkaitan dengan kemampuan suatu media untuk
menangkap, menyimpan, menampilkan kembali suatu objek atau kejadian yang sudah lama
terjadi. Artinya, fungsi fiksatif ini terkait dengan kemampuan merekam (record) media pada
suatu peristiwa atau objek dan menyimpannya dalam waktu yang tidak terbatas sehingga
sewaktu-waktu dapat diputar kembali ketika diperlukan.
Peserta didik akan mudah memahami peristiwa-peristiwa yang direkam tersebut meskipun
mereka tidak mengalaminya secara langsung. Fungsi fiksatif media juga bias ditunjukkan dengan
kemampuan menyimpan file data secara rapid an aman. File-file data itu bias ditampilkan sesuai
kebutuhan.
Fungsi Distributif
Fungsi distributif memiliki dua fungsi di dalamnya yaitu mengatasi batas-batas ruang dan
waktu, juga mengatasi keterbatasan inderawi manusia. Contoh media yang memiliki fungsi
distributif adalah TV, TV memberikan informasi, hiburan, dan berbagai pengetahuan yang dapat
dilihat oleh berbagai orang di berbagai tempat dan kondisi yang berbeda. Seseorang dapat
mengetahui kejadian, berita, atau informasi dari tempat lain tanpa harus dating langsung ke
tempat tersebut, tetapi melalui tayangan televisi.
Fungsi Psikologis
a. Fungsi atensi
Media pembelajaran dapat mengambil perhatian (attention catcher) peserta didik terhadap
materi yang dibahas. Fungsi atensi juga mancakup selected attention yaitu memperhatikan
rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan lain yang mengganggu. Untuk optimalisasi
fungsi atensi ini, media harus memenuhi syarat dari sisi kemenarikan dan kejelasan pesan.
Media yang tidak menarik dan tidak jelas bagi peserta didik tidak akan memberikan hasil
yang optimal. Sehingga dalam merancang suatu media pembelajaran perlu dipertimbangkan
karakteristik peserta didik, tujuan pembelajaran dan materi yang dibahas.

20
b. Fungsi afektif
Fungsi afektif berkaitan dengan psikologis siswa, yang terpenting bagi seorang guru ialah
mampu menyiapkan media yang mampu membangkitkan minat dan membentuk sikap siswa
terhadap stimulus yang diberikan. Menggunakan media pembelajaran yang tepat dan menarik
dapat meningkatkan sambutan atau penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu. Sambutan atau
penerimaan tersebut berupa kemauan. Dengan adanya media pembelajaran, peserta didik
memiliki kesediaan untuk menerima abahan pelajaran yang ditampakkan pada perhatian tertuju
kepada pembelajaran diikutinya.
c. Fungsi kognitif
Fungsi kognitif dari suatu media dimaksudkan bahwa media tersebut memberikan
pengetahuan dan pemahaman baru kepada peserta didik tentang sesuatu hal. Hampir semua jenis
media pembelajaran memiliki fungsi kognitif, misalnya media visual seperti textbook, modul,
jurnal ilmiah, gambar, media audio seperti radio dan tape recorder, dan audiovisual seperti video
dan film.
d. Fungsi psikomotorik
Psikomotorik berhubungan dengan keterampilan yang bersifat fisik atau tampilan pada
seseorang. Aspek ini penting sebab belum lengkap apabila seorang peserta didik hanya memiliki
kemampuan secara teoritis namun tidak memiliki keterampilanpraktis. Untuk melatih
kemampuan psikomotorik anak guru dapat memanfaatkan media sesuai keterampilan yang
diharapkan pada siswa, misalnya keterampilan berbahasa asing dapat dilatih menggunakan
mediaaudio seperti tape recorder, sedangkan keterampilan memasak bagi siswa SMK diperlukan
media atau peralatan untuk memasak. Bagi siswa IPA keterampilan psikomotoriknya dapat
diasah dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium dan sebagainya.
e. Fungsi imajinatif
Menurut Caplin (1993, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, hal.38) imajinasi
adalah proses penciptaan suatu objek atau peristiwa tanpa memanfaatkan data sensoris dan
indera. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objekobjek baru sebagai rencana masa
mendatang. Potensi imajinatif peserta didik perlu ditumbuhkan sebab dari imajinasi tersebut
seringkalu melahirkan karya-karya kreatif dan inovatif. Berbagai media interaktif dan animasi
adalah contoh media yang sering digunakan untuk meningkatkan daya imajinasi siswa dalam
pembelajaran.

21
f. Fungsi motivasi
Menurut Dwyer (1978, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, hal.39), cara
berkomunikasi memperngaruhi daya ingat peserta didik. Komunikasi verbal tanpa menggunakan
media sama sekali daya ingatnya dalam waktu 3 jam 70%. Apabila menggunakan media visual
tanpa komunikasi verbal, daya ingat peserta didik masing-masing sekitar 72%. Jika digunakan
keduanya, verbal dan visual maka daya ingatnya 85%. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui
bahwa penggunaan media dapat meningkatkan daya ingat peserta didik. Hal ini dapat disebabkan
meningkatnya perhatian dan motivasi peserta didik terhadap materi pembelajaran yang dibahas
menggunakan pemanfaatan media pembelajaran.
Fungsi Sosio-Kultural
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mengatasi hambatan sosio-kultural antar
peserta didik. Peserta didik dalam jumlah besar dengan adat, kebiasaan, lingkungan dan
pengalaman yang berbeda-beda sangat mungkin memiliki persepsi dan pemahaman yang tidak
sama tentang suatu topic pembelajaran.
Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaankegunaan
sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
Selain itu ada beberapa manfaat media pembelajaran menurut para ahli. Sudjana & Rivai
(1992) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, antara lain:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh
siswa dan memungkinkannya menguasai serta mencapai tujuan pembelajaran
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran

22
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian
guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan,
dan lain-lain.
Pemilihan Media Pembelajaran
Secara umum beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran, yaitu (Raharjo):
1. Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran. Apakah
pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar
hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok
atau individu dan apakah sasarannya siswa masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan.
2. Karakteristik Media Pembelajaran (familiaritas media), Setiap media pembelajaran
mempunyai karakteristiktertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan maupun cara
penggunaannya.
3. Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan.
Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih,
jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.

23
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan
Untuk Kelebihan Buku Utama::
 Untuk materi yang dipaparkan sudah sesuai dan refrensinya termasuk kedalam ketelitian
yang bagus dan mempunyai banyak pendapat para ahli.
 Covernya sangat rapid dan bisa menarik para pembaca, layout yang ada di tulisan pun
tidak berantakan, tata bahasa yang mereka gunakan juga mudah dipahami dan tidak
terlalu baku.
 Pemabahasan yang ada dibuku sangat sesuai dengan kejadian yang ada dikehidupan
nyata yaitu dikelas.
Buku Pembanding:
 Untuk materi yang dipaparkan juga salig keterkaitan tidak ada yang diluar dari topic
pembahasan dan juga ada pendapat para ahli didalam materi.
 Covernya bagus menarik minat para pembaca yang dibarengi dengan animasi yang
sangat unik, layout juga bagus dan tertata rapi, tata bahasa yang mereka gunakan dapat
dipahami dan gaya bahasanya juga tidak terlalu kaku dan monoton.
 Pembahasannya juga tidak diluar dari topik yang ingin dibahas dan sesuai dengan
keadaan real
3.2 Kelemahan
Untuk Kelemahan Buku Pembanding:
 Sebenarnya pada cover sudah sangat mencolok, namun alangkah baiknya ditambah
animasi seperti buku pembanding agar pembaca yang berminat bukan hanya kalangan
dewasa dan orang tua.
 Contoh yang mereka paparkan juga terlalu banyak, sehingga inti sari yang dipaparkan
terlalu singkat.
 Terlalu banyak juga pembanding dari teori dari para ahli yang membuat para pembaca
memerlukan focus yang tinggi untuk menemukan inti dari isi buku.
Untuk Kelemahan Buku Pembanding:

24
 Pertama kali membaca buku ini sangat bingung karena diakhir perbab selalu ada daftar
pustaka yang seharusnya diletakkan diakhir dari buku, sebaiknya daftar pustaka perbab
diubah tata letaknya.
 Terdapat topik yang tidak berhubungan didalam buku ini sebaiknya tidak ditambahkan.

25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Globalisasi
terbentuk karena beberapa faktor, adanya kebijakan Negara untuk berhubungan dan menjalin
kerja sama dengan negara lain. Kemudian sistem ekonomi internasional, adanya migrasi
penduduk ke berbagai Negara. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menjadi
penyebab terbentuknya globalisasi. Globalisasi memberikan banyak dampak di berbagai aspek
kehidupan manusia salah satunya dalam bidang pendidikan. Dengan adanya globalisasi
pendidikan, setiap orang dapat menempuh pendidikan dan memperoleh ilmu pengetahuan tanpa
memandang batasan wilayah negara.
Seiring dengan adanya perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini
berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga memberi dampak pada penggunaan
media pembelajaran pada bidang pendidikan. Semakin sadarnya tenaga pendidik mengenai
pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan sehingga pengelolaan
alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Sumber pembelajaran tidak hanya terbatas
pada bahan dan alat, tetapi juga mencakup tenaga, biaya dan fasilitas, sehingga mempermudah
peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau kompetensi yang harus dicapainya.
4.2 Saran
Dengan adanya penggunaan sumber pembelajaran maka diharapkan kegiatan mengajar
benar-benar membuahkan kegiatan belajar pada diri setiap siswa. Dengan guru dapat membuat
media pembelajaran yang menarik dapat membantu peserta didik menyerap materi belajar lebih
mandalam dan utuh.

26
DAFTAR PUSTAKA
Japar, Muhammad.2018.Teknologi Dan Informasi Pendidikan.Laboratorium Sosial Politik
Press.Jakarta.ISBN:978-602-8768-34-4
Cahyadi, Adi. 2019.Pengembangan Media dan Sumber Belajar: Teori dan Prosedur.Laksita
Indonesia.Banjarmasin.ISBN:978-602-72411

27

Anda mungkin juga menyukai