Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga Critical Book Report ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam
Critical Book Report ini adalah “Teori Graf”. Critical Book Report ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas wajib pada mata kuliah Matematika Diskrit.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Pengampu,
yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran selama penulis menyusun
Critical Book Report ini. Selanjutnya ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan doa dan dukungan moril
secara penuh sehingga penulis tetap bersemangat. Kemudian kepada teman-teman
seperjuangan kelas matematika nondik B 2017 dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian Critical Book
Report ini. Semoga budi baiknya mendapat imbalan dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa Critical Book Report ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan. Demikian Critical
Book Report ini disusun semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.

Medan, 19 November 2018

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................... 2

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 3
1.2. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
1.3. Manfaat Penulisan .................................................................................... 4

BAB II. ISI BUKU


2.1. Identitas Buku ........................................................................................... 5
2.2. Ringkasan Isi Buku .................................................................................. 5

BAB III. PEMBAHASAN


Kelebihan dan Kekurangan Buku .................................................................... 30

BAB IV. PENUTUP


4.1. Kesimpulan .............................................................................................. 31
4.2. Saran .... .................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 32

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Matematika Diskrit adalah salah satu ilmu yang memiliki banyak kegunaan
dalam berbagai bidang ilmu lainnya. Matematika Diskrit merupakan cabang
matematika yang mempelajari tentang obyek-obyek diskrit. Salah satu hal yang di
pelajari di Matematika Diskrit adalah Teori Graf.
Teori graf merupakan salah satu kajian matematika yang memiliki banyak
terapannya diberbagai bidang sampai saat ini. Dalam kehidupan sehari-hari, graf
digunakan untuk menggambarkan berbagai macam struktur yang ada. Tujuannya
adalah sebagai visualisasi objek-objek agar lebih mudah dimengerti. Beberapa
contoh aplikasi graf yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain
adalah struktur organisasi, bagan alir, peta rangkaian listrik, dan lain-lain.
Salah satu kelas graf yang mempunyai aplikasi pada bidang informatika
adalah graf pohon. Graf pohon memegang peranan penting bagi programmer
untuk menggambarkan hasil karyanya. Bagi seorang user, setiap kali berhadapan
dengan monitor untuk menjalankan program aplikasi selalu akan menelusuri
bagian – bagian dari graf pohon sebelum sampai pada program aplikasi yang
dimaksud.
Konsep dimensi partisi dan pewarnaan adalah dua konsep yang mendasari
lahirnya bilangan kromatik lokasi. Konsep dimensi partisi diperkenalkan oleh
Chartrand dkk, pada tahun 1998. Konsep ini merupakan bentuk lain dari konsep
dimensi metrik yang sebelumnya sudah diperkenalkan oleh Slater (1975) dan
Melter dkk. (1976).

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Memenuhi tugas Critical Book Report pada mata kuliah Matematika
Diskrit
2. Menganalisis isi buku yang berjudul “Discrete Mathematics And Its
Aplications oleh Kenneth H. Rosen dan buku diktat Matematika Diskrit

3
oleh Dr. Asrin lubis, M.Pd dan Faridawaty Marpaung, S.Si, M.Si dari sisi
ringkasan secara keseluruhan isi buku serta kelebihan dan kekurangan
buku.
1.3 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan makalah ini
sebagai berikut:
1. Bagi penulis, diharapkan dapat kritis dalam menganalisis informasi,
menghargai, pendapat, adaptif terhadap perubahan, komunikatif dalam
penyampaian informasi dan bertanggung jawab.
2. Bagi pembaca, diharapkan mampu memberikan informasi

4
BAB II

ISI BUKU
2.1. Identitas Buku
BUKU I
1. Judul Buku : Discrete Mathematics And Its Aplications
2. Penulis : Kenneth H. Rosen
3. Tahun Terbit : 2012
4. Penerbit : The McGraw-Hill Companies, inc
5. Kota Terbit : New York, America
6. Jumlah halaman: 900 halaman

BUKU II

1. Judul Buku : Matematika Diskrit


2. Penulis : Dr. Asrin lubis, M.Pd dan Faridawaty Marpaung, S.Si, M.Si
3. Tahun Terbit : 2018
4. Penerbit : Percetakan Unimed
5. Kota Terbit : Medan
6. Jumlah halaman: 315 halaman

2.2. Ringkasan Isi Buku

BUKU I
5.1. Pengertian Teori graf
Graf merupakan strukrur diskrit yang terdiri dari himpunan dari sejumlah
objek bergingga yang disebut simpul dan himpunan sisi yang menghubungkan
simpul-simpul tersebut. Graf di gunakan untuk mempresentasikan objek-objek
diskrit dan hubungan diantara objek-objek tersebut.
Defenisi 5.1 : sebuah Graf G = (V,E) terdiri dari satu himpunan tidak kosong dari
simpul(atau node) V dan satu himpunan sisi E. Setiap sisi memiliki
satu atau dua simpul yang terkait dengan itu, disebut titik ujung.
Sebuah sisi dikatakan Penghubung titik-titik ujung tersebut.

5
Dari defenisi graf, himpunan sisi (E) memungkinkan berupa himpunan
kosong. Jika graf tersebut mempunyai himpunan sisi yang merupakan himpunan
kosong maka graf tersebut dinamakan graf kosong.
Ada beberapa terminologi graf antara lain:
a. Bertetangga (adjacent)
Defenisi 5.2 : dua simpul u dan v dalam suatu graf disebut bertetangga dalam G
jika u dan v titik ujung dari suatu sisi e dari G. Sisi e disebut
bersisian dengan simpul u dan v dan e dikatakan penghubung u dan
v.
Defenisis 5.3: Himpunan dari semua tetangga simpul v dari G = (V,E) dinotasikan
dengan N(v), disebut dengan tetangga dari simpul v. Jika A adalah
himpunan bagian dari V, N(A) adalah himpunan semua simpul di
A. jadi, N(A) = Uv𝜖 A N(v).
b. Bersisian (Insidensi = incidency)
suatu sisi e dikatakan bersisian dengan simpul v1 dan simpul v2 jika e
menghubungkan kedua simpul tersebut, dengan kata lain e = (v1,v2)
c. Simpul Terpencil (Isolated Vertex)
jika suatu simpul tidak mempunyai sisi yang bersisian dengannya maka
simpul simpul tersebut dinamakan simpul terpencil.
d. Derajat simpul (Degree)
Untuk melacak berapa banyak sisi-sisi yang bersisian ke sebuah simpul,
didefenisikan sebagai berikut:
Defenisi 5.4. : Derajat dari simpul dalam suatu graf adalah banyak sisi yang
bersisian dengan simpul tersebut, kecuali loop pada simpul
dianggap menyyumbang dua kali untuk tingkat simpul tersebut.
Tingkat simpul V dilambangkan dengan deg(v).
Misalkan ,suatu simpul v mempunyai 3 buah sisi yang bersisian
dengannya maka dapat dikatakan simpul tersebut berderajat 3, atau dinotasikan
oleh deg(v) = 3.
Sebuah simpul berderajat nol disebut simpul terpencil. Sebuah simpul
disebut ring jika dan hanya jika simpul tersebut memiliki derajat satu. Akibatnya,
sebuah simpu; ring bertetangga dengan tepat satu simpul lainnya.

6
Apa yang didapatkan ketika derajat sebuah simpul dari graf G = (V,E)
ditambahkan? Masing-masing sisi menyumbang dua dengan jumlah dari derajat
simpul karena sisinya adalah bersisian dengan tepat dua simpul (mungkin sama).
Ini berarti bahwa jumlah derajat dari simpul adalah dua kali jumlah sisi.
Teorema 5.1 : Teorema jabat-tangan. Misalkan G = (V,E) menjadi sebuah graf
dengan m sisi. Maka 2m =∑𝑣𝜖𝑉 deg⁡(𝑣) (teorema ini berlaku juga
jika terdapat beberapa sisi dan loop).
Teorema 5.2 : Sebuah graf memiliki jumlah simpul genap dari simpul berderajat
ganjil.

1. Jenis-jenis graf
a. Graf sederhana (simple graph)
graf sederhana merupakan graf tak berarah yang tidak mengandung gelang
maupun sisi ganda.
b. Graf ganda (multigraph)
graf ganda merupakan graf tak berarah yang tidak mengandung gelang
(loop)
c. Graf semu (pseudo graph)
graf semu merupakan graf yang boleh mengandung gelang (loop)
d. Graf berarah
Defenisi 5.5 : Graf berarah (atau Digraph) (V,E) terdiri dari satu set tidak kosong
dari simpul V dan satu set sisi berarah (atau busur) E. Setiap sisi
berarah dikaitkan dengan sebuah pasangan simpul. Sisi berarah
dikaitkan dengan pasangan berurut (u,v) yang menyatakan mulai
dari u dan berakhir di v.
e. Graf lengkap (Complete Graph)
Graf lengkap merupaka graf sederhana yang setiap simpulnya terhubung (
oleh satu sisi) ke semua simpul lainnya. Dengan kata lain, setiap simpulnya
bertetangga. Graf lengkap dengan n buah simpul dilambangkan dengan Kn.
Jumlah sisi pada sebuah graf lengkap yang terdiri dari n buah simpul adalah
𝑛(𝑛−1)
sisi.
2

7
f. Graf melingkar (Cycle graph)
Graf melingkar merupaka graf sederhana yang setiap simpulnya berderajat
dua. Graf melingkar dengan n simpul dilambangkan dengan Cn.
g. Graf Roda (Wheels Graph)
Graf roda merupakan graf yang diperoleh dengan cara menambahkan satu
simpul pada graf melingkar Cn. Dan simpul baru tersebut terhubung dengan
semua simpul padaa graf melingkar tersebut.
h. graf teratur (Regular graph)
Graf teratur merupakan graf yang setiap simpulnya mempunyai derajat
yang sama. Apabila derajat setiap simpul pada graf teratur adalah r, maka graf
tersebut dinamakan graf teratur berderajat.
i. Graf Bipartit (Bipartite Graph)
Sebuah graf sederhana G dikatakan graf bipartit, jika himpunan simpul
pada graf tersebut dapat dipisah menjadi dua himpunan tak kosong atau disjoint,
misalkan V1 dan V2, sedemikian sehingga setiap sisi pada G menghubungkan
sebuah simpul pada V1 dan sebuah simpul pada V2 . dengan demikian, pada graf
bipartit tidak ada sisi yang menghubungkan dua simpul pada V1 dan V2 .graf
bipartit dinotasikan dengan G(V1,V2).
j. Graf berbobot (weighted Graph)
Graf bebobot adalah graf yang setiap sisinya diberi sebuah harga (bobot).

2. Penyajian Graf
Ada banyak cara yang diguanakan untuk mewakili suatu graf.
a. Mendaftar sisi graf
salah satu cara untuk mewakili graf yang tidak memiliki sisi ganda adalah
dengan mendaftar semua sisi graf tersebut.
b. Mendaftar simpul Adjacency (Simpul bertetangga)
Cara lain untuk mewakili graf yang tidak memiliki sisi ganda adalah
dengan mendaftar semua simpul yang bertetangga ke masing-masing simpul dari
garf. Cara ini disebut dengan Mendaftar simpul Adjacency (Simpul bertetangga).

8
c. Matriks Adjacency
Menyajikan graf dengan mendaftar sisi, atau dengan mendaftar simpul
adjacency dapat menjadi rumit jika ada banyak sisi pada suatu graf. Untuk
mempermudah perhitungan, suatu graf dapat di sajikan dengan menggunakan
matriks.
Matriks adjency juga dapat digunakan untuk mewakili graf dengan loop
dengan sisi ganda. Sebuah lingkaran di smpul v diwakili oleh 1 pada posisi
matriks Adjacency(i,i). Ketika beberapa sisi menghunbungkan pasangan vertex vi
dan vj yang sama, atau beberapa loop pada simpul yang sama, disajikan , maka
matriks adjacency tidak lagi menjadi matriks nol-satu. Karena matriks entri (i,j)
ini sama dengan jumlah sisi yang terkait untuk {vi,vj}. Semua graf, termasuk graf
ganda dan graf semu, memiliki matriks Adjacency simetris.
d. Matriks Insidensi
cara lain yang umum untuk mewakili graf adalah dengan menggunakan
matriks insidensi. Misalkan G = (V,E) merupakan sebuah graf. Misalkan v1,
v2,.....,vn adalah simpul dan e1,e2,.....en adalah sisi G. Maka matriks insidensi
yang berhubungan dengan urutan V dan E ini adalah n x m matriks M = [mij],
dimana
1⁡𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎⁡𝑠𝑖𝑠𝑖⁡𝑒𝑗⁡𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ⁡𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖𝑠𝑖𝑎𝑛⁡𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛⁡𝑣1
mij = {
0⁡𝑠𝑒𝑏𝑎𝑙𝑖𝑘𝑛𝑦𝑎
matriks insidensi juga dapat digunakan untuk mewakili beberapa sisi dan
loop. Beberapa sisi diwakili dalam matriks insidensi dengan menggunakan kolom
dengan entri identik, karena sisi ini bersisian dengan pasangan simpul yang sama.
Loop diwakili menggunakan kolom dengan tepat satu entri sama dengan 1, sesuai
dengan simpul insiden dengan lingkaran ini.

3. Garaf Isomorfik
Kadang-kadang, dua graf memiliki bentuk yang sama persis, dalam arti
bahwa ada korespodensi antara himpunan simpul mereka satu-satu yang
melindungi sisi. Dalam kasusu seperti itu, dua graf dikatakan isomorfik.
Penentuan apakah dua graf isomorfik merupaka maslah penting dari teori graf.
Defenisi 5.6 : Graf sederhana G1 = (V1,E1) dan G2(V2,E2) dikatakan isomorfik jika
berdekatan di G1, jika dan hanya jika f(a) dan f(b) adalah

9
berdekataan di G2 untuk semua a dan b di V1 . fungsi f sedemikian
disebut isomorfik. Dua graf sederhana yang tidak isomorfik disebut
non-isomorfik.
Dua buah graf dikatakan isomorfik apabila memenuhi 3 syarat berikut yaitu:
1. Mempunyai jumlah simpul yang sama
2. Membpunyai jumlah sisi yang sama
3. mempunyai jumlah simpul yang sama berderajat tertentu.
Sebuah graf yang terjaga isomomorfiknya disebut graf invarian. Misaknya,
graf sederhana isomorfik harus memiliki jumlah simpul yang sma, karena ada
karena ada korespondensi satu-satu antara himpunan simpul dari graf-graf
tersebut.
Jumlah simpul, jumlah sisi, dan jumlah simpul dari setiap derajat adalah
semua invarian bawah isomorfisma. Jika salah satu jumlah ini berbeda dalam dua
graf yang sederhana, graf ini tidak dapat isomorfik. Namun, ketika invarian ini
sama, itu tidak berarti bahwa dua graf isomorfik.
Misalkan G2 (V2,E2) di peroleh dari G1 (V1,E1) dengan menambahkan
simpul pada sebuah sisi atau lebih pada graf tersebut, maka graf G1 = (V1,E1) dan
graf G2 (V2,E2) dinamakan homeomorfik.

4. Lintasan (path)
Lintasan dari suatu simpul awal v0 kesimpul tujuan v1 di dalam suatu graf
G merupakan barisan dari sebuah sisi atau lebih (x0,x1),(x1,x2),(x2,x3),........,(xn-
1,xn), pada G, dimana x0 = v0 dan xn = vT. Lintasan ini dinotasikan
oleh:x0,x1,x2,x3......, xn
Lintasan ini mempunyai panjang n karena lintasan ini memuat n buah sisi,
yang dilewati dari suatu simpul awal, v0 ke simpul tujuan vT di dalam suatu graf
G.
5. Graf Terhubung
Defenisi 5,7 : suaatu graf dikatakan terhubung jika ada lintasan antara setiap
pasangan simpul yang berbeda dari graf.sebuah garaf yang tidak
terhubung disebut terputus. Dikatakan memutuskan sebuag graf

10
ketika beberapa simpul atau sisi, atau keduanya, dihapus untuk
menghasilkan graf terputus.
Suatu komponen terhubung dari graf G adalah sub garaf G yang bukan
merupakan sub graf dari sub graf terhubung lain dari G. Artinya, komponen
terhubung dar graf G adalah sub graf terhubung maksimal dari G. Graf G yang
tidak terhubung memiliki dua atau lebih komponen terhubung yang saling lepas.
Terkadang pengahapusan suatu simpul da semua sisi insiden dari graf akan
meghasilkan sub garf dengan komponen yang lebihh terhubung. Sempul tersebut
disebut cut simpul (atau titik artikulasi). Pengahpusan cut simpul dari graf terhung
menghasilkan sub graf yang tidak terhubung. Secara analogi, penghapusan sisi
akan menghasilkan graf dengan komponenn yang lebih terhubung daripada graf
aslinya disebut cut sisi atau jembatan.
Tidak semua graf memiliki cut simpul. Mislanya, graf lengkap Kn dimana
n≥3, tidak memiliki cut simpul. Ketika sebuah simpul dari Kn dihapus dan semua
sisi insidennya, graf yang dihasilkan adalah graf lengkap Kn-1, sebuah graf
terhubung. Graf terhubung tanpa cut simpul disebut graf non-separable, dan dapat
dianggap sebagai lebih terhubung dengan cut simpul. Gagasan ini dapat diperluas
dengan mendefinisikan ukuran graf terhubung yang lebih halus berdasarkan
jumlah simpul minimum yang dapat dihapus untuk memutuskan graf.
Banyak simpul minimum dalam suatu cut simpul disebut Konektivitas
simpul.
Cut-set dari suatu graf terhubung G adalah himpunan sisi yang jika dibuang dari
G menyebabkan G tidak terhubung. Jadi, cut-set selalu menghasilkan dua buah
sub graf.

5.2 Pohon
Pohon yang digunakan sejak tahu 1857, ketika matematikawan inggris
arthur Cayley menggunakannya untuk menghitung beberapa jenis senyawa kimia.
Sejak saat itu, pohon-pohon telah di gunakan untuk memecahkan masalah dalam
berbagai disiplin ilmu.
Defenisi 5.8 : Pohon ialah graf terhubung yang tidak memiliki sirkuit sederhana.
Karena pohon tidak memiliki sirkuit sederhana, maka pohon tidak

11
memiliki sisi ganda atau loop. Oleh karena itu suatu pohon haruslah
menjadi graf sederhana.
Teorema 5.3 : Jika T pohon, maka untuk setiap dua titik u dan v yang berbeda di T
terdapat tepat satu lintasan (path) yeng menghubungkan kedua titik
tersebut
Bukti : Misalkan ada suatu lintasan (path) berbeda yang menghubungkan titik u
dan v di T, katakanlah e1 dan e2, dengan e1≠ e2, maka e1 dan e2, akan
menghubungkan titik u dan titik v, sehingga ad dua lintasan yang
terhubung pada kedua titik tersebut dan membentuk sirkuit.
Berdasarkann defenisi, T tidak memiliki sirkuit. Denngan demikian,
haruslah e1= e2. Hal ini bertentangan dengan pemisslan bahwa e1≠ e2.
Jadi terbukti bahwa setiap dua titik yang berbeda di T memiliki tepat satu
lintasan yang menghubungkan kedua titik tersebut.
Teorema 5.4 : Banyaknya titik dari sebuahh pohon T sama dengan banyaknya sisi
ditambah satu atau ditulis : jika T pohon ,maka |V(T)| = |E(T)|+1
Defenisi 5.9 : Hutan adalah garf tanpa sirkuit
Defenisi 5.10 : Misalkan G adalah sebuah graf. Sebuah poho di G yang memuat
semua titik G disebut Pohon Merentang (Spanning Tree) dari G.
Teorema 5.5 : Graf terhubung jika dan hanya jika G memuat pohon merentang.
Defenisi 5.11 : Pohon Berakar adalah graf berarah(digraf) T yang mempunyai dua
syarat :
1. Bila arah sisi pada T diabaikan, hasil graf tidak berarahnya
merupakan sebuah pohon
2. Ada titik tunggal R sedemikian rupa sehingga derajat masuk R
adalah 0 dan derajat masuk sembarang titik lainnya adalah 1. Titik
R disebut akar dari pohon berakar itu.
Teorema 5.6 : Pada pohon berakar dengan akar R :
a. Banyak titik lebih satu dari banyak sisi berarah
b. Tidak ada sirkuit berarah
c. Ada path sederhana berarah yang tunggal dari R ke setiap titik
lain

12
Defenisi 5.12 : Pohon jumlah graf G adalah pohon (yang dibentuk dengan
menggunakan sisi dan titik graf (G) yang memuat semua titik
graf G.
Jika grag G merupakan pohon, maka pohon jumlah satu-satunya adalah G
itu sendiri. Suatu graf dapat memiliki lebih dari satu pohon jumlah. Ada beberapa
cara untuk memperoleh pohon jumlah suatu graf. Salah satunya dengan
menghapus sebuah sisi dari setiap sirkuit. Metode ini digunakan untuk
menentukan sistem fundamental sirkuit dalam jaringan kerja listrik.
Metode algoritma pencari pertama Melebar. Alngkah-langkahnya sebagai berikut:
1.(Untuk memulai pada sebuah titik). Ambil titik U dan berikan pada U label 0.
Misalkan L = {U}, T =, dan K=0.
2. (L memiliki n titik). Jika L memuat semua titik G, berhentilah; sisi-sisi di T
dan titik-titik di L membentuk pohon jumlah untuk G.
3. (L memiliki titik kurang dari n). Jika L tidak memuat semua titik G,
tenntukan titik yang tidak berada di L yang berdekatan dengan titik di L
yang label terbesarnya k. Jika tidak ada titik seperti itu, G tidak memiliki
phon jumlah.
Algoritma lain untuk memperoleh pohon jumlah adalah algoritma pencari pertama
kedalam. Langkah-langkahnya adalah sebgaia berikut :
1. (mulai berdekatan). Ambil titik U dan berikan pada U label 1. Misalkan L =
{U}, T =0, dan k=1
2. (titik berdekatan). Jika titik tertentu di L berdekatan dengan titik di L,
lanjutkan ke langkah 3. Jika tdak demikian, berhenti.
3. (tentukan titik berikutnya) Andaikan V adalah titik dengan label terbesar
yang berdekatan dengan titik W yang tidak di L. Tambahkan 1 pada k, beri
W label k,masukkan pada V dan W di T, dan lanjutkan ke langkah 2.
Pohon jumlah minimal di dalam sebuah graf berbbot adalah pohon jumlah
yang bobotnya sekecil mungkin. Untuk menentukan pohon jumlah minimal
dilakukan dengan cara coba-coba. Untuk graf berbobot dengan titik dan sisi yang
banyak sekali, pendekatan ini tidak praktis.

13
Algoritma untuk mendapatkan pohon jumlah minimal lainnya di temukan oleh
kruskal. Dalam agoritma kruskal ini, S adalah himpunan titik dan T adalah
himpunan sisi.

14
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan dan Kekurangan Buku
 Kelebihan
Buku I
 Merupakan diktat dalam bentuk Hardcopy
 Menggunakan bahasa Indonesia
Buku II
 Terdapat materi Menghasilkan Permutasi dan Kombinasi
 Buku lebih bewarna dan bahasa yang digunakan bahasa Internasional
 Pembuktian Teorema dituliskan secara jelas
 Latihan-latihan soalnya terlampir langsung setelah penjabaran materi
 Hampir setiap sub bab materi diawali dengan Pengantar.

 Kekurangan
Buku I
 Tidak terlampir latihan-latihan soal disetiap subbab
 Materi hanya sampai Generalisasi Permutasi dan Kombinasi
 Buku hanya merupakan Terjemahan dari buku II
 Terdapat beberapa kesalah pengetikkan rumus dan tanda baca.
Buku II
 Buku dalam bentuk Softcopy
 Buku menggunakan bahasa Internasional dsehingga membutuhkan
waktu lebih banyak untuk mentafsirkannya

15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa kedua buku
menjelaskan mengenai manusia Kaidah Dasar Perhitungan secara fokus dan
terperinci. Dari hasil yang kami temukan, hampir semua isi buku II di ambil dari
buku I. buku II seperti versi bahasa Indonesia buku I

4.2. Saran
Hal yang dapat kami sarankan adalah pada dasarnya kedua buku ini baik
digunakan sebagai pedoman ataupun bahan rujukan dalam pembelajaran, karena
keduanya berisi materi yang sama dan membahas hal yang sama.

16
DAFTAR PUSTAKA
Rosen.Kenneth, (2012), Discrete Mathematics And Its Aplications, The McGraw-
Hill Companies, inc: New York.
Tim Dosen Pengampu, (2018), Matematika Diskrit, Percetakan Unimed: Medan

17

Anda mungkin juga menyukai