Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH IDENTIFIKASI DAN ASSESMEN

KEBERBAKATAN INDIVIDU, PROGRAM DAN LINGKUNGAN


BELAJAR

MATA KULIAH KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN

PENYUSUN:
Farisa Nur Amarina 17010664130
Salma Maimunah 17010664
Yustika Dwi Rahayu 17010664

KELAS 2017-B

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PSIKOLOGI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan jumlah
penduduk yang cukup pesat, terutama dalam mengenal perkembangan
teknologi yang semakin canggih. Adanya pengaruh tersebut secara tidak
langsung juga mempengaruhi pola berfikir masyarakat Indonesia sebagai pelaku
atau penggerak pembangunan bagi Negara Indonesia. Dengan masuknya
perkembangan yang semakin modern diharapkan keterlibatan seluruh
masyarakat Indonesia dengan bijak dalam memanfaatkan kemajuan tersebut,
terutama dalam bidang penddikan. Pendidikan sendiri menjadi sebuah aspek
penting bagi suatu negara. Menurut Megawanti (2015) pada penelitiannya
pendidikan menjadi sebuah prioritas negara menjadi negara yang hebat, karena
dengan adanya pendidikan dapat menjadi alat pengentas kemiskinan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk memanfaatkan hal tersebut
diperlukan adanya dukungan dari berbagai pihak termasuk individu itu sendiri
baik secara internal atau eksternal.

Dukungan secara internal dapat ditandai dengan adanya kemauan yang


besar dari individu tersebut sebagai pelaku pendidikan, mereka di haruskan
untuk lebih keatif dan mampu dalam memanfaatkan setiap perubahan sekecil
apapun dari pengaruh teknologi yang ada menjadi inovasi atau “sesuatu” yang
baru. Terutama bagi para pelajar di Indonesia sebagai generasi penerus bangsa
dan sebagai agen perubahan. Di sisi lain keberhasilan yang mereka lakukan
tidak terlepas dari adanya kecerdasan atau intelegensi yang telah mereka miliki.
Namun menurut Goleman (dalam Purnama 2016), menjelaskan bahwa taraf
intelengsi tidak dijadikan sebagai faktor utama penentu keberhasilan seseorang,
melainkan kecedarsan emosional yang memiliki pengaruh lebih yaitu adanya
kemampuan mengatur dan mengtrol diri dengan baik. Kesuksesan individu
dalam memanfaatkan setiap hal yang mereka temui menjadi “sesuatu” yang
positif terjadi karena individu tersebut memiliki bakat khusus yang dimilikinya
sehingga menjadikan individu tersebut menjadi lain dari individu lainnya
dengan bakat serta kreativitas yang mereka miliki untuk dapat memanfaatkan
dan mengimbangi setiap peluang dan perubahan yang ada menjadi lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Anak Berbakat

Idaho (dalam Brown, 2007) mendefinisikan anak berbakat merupakan siswa


yang telah diidentifikasi memiliki kemampuan atau potensi yang menunjukan
bukti bahwa ia memiliki kinerja yang tinggi dalam bidang intelektual, kreatif,
akademik, seni, atau bahkan visual yang membutuhkan layanan ataupun
kegiatan yang biasanya jarang disediakan di sekolah guna mengembangkan
kemampuan siswa tersebut. Georgia (dalam Brown, 2007) mendefinisikan bahwa
siswa berbakat merupakan siswa yang memperlihatkan tingkat intelektual dan
atau kemampuan berfikir kreatif yang tinggi, memperlihatkan tingkat motivasi
yang tinggi, sangat unggul pada bidang akademik tertentu, dan membutuhkan
3
pengajaran atau layanan khusus untuk memperoleh tingkat yang setara dengan
kemampuan yang dimilikinya.

Dehaan & Havighurst (1962, dalam Fitriani 2015) Individu yang memiliki
bakat atau individu berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan yang
termasuk dalam suerior san mampu memberikan kontribusi yang luar biasa
pada kesejahteraan serta peningkatan pada kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan Coleman mengatkan individu yang diidentifikasikan sebagai anak
yang mampu mencapai prestasi tinggi dikarenakan memiliki kemampuan yang
diatas rata-rata. Baik kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik
khusus, kemampuan berfikir kreatif, kemampuan memimpin, kemampuan
dalam bidang seni, serta kemampuan dalam psikomotor (Fitriani, 2015). Serta
Renzulli (1978) mengatkan keterbakatan terdiri dari tiga karakter dasar yang
dimilki oleh individu antara lain kemampuan umum yang diatas rata-rata,
kreativitas diatas rata-rata, serta tingginya nilai komitmen mereka atas tugas
yang mereka miliki (Fitriani, 2015)

Stenberg (dalam Murtadlo, 2004) mengatakan memiliki kemampuan dalam


memahami suatu masalah dengan pemikiran yang lebih kritis daripada orang
lain disebut dengan berbakat. Hal ini terjadi karena orang berbakat memiliki
kemampuan dalam membedakan informasi mana yang relevan dan tidak yaitu
mampu selektif dalam mensitesiskan informasi yang diperoleh.

B. Identifikasi Anak Berbakat

Terdapat beberapa tokoh yang mengemukakan cara atau teknik untuk meng
identifikasi anak yang memiliki bakat istimewa, yaitu Stenberg, Renuzulli, dan
Dacey. Menurut Stenberg (dalam Murtadlo, 2004) dalam mengukur aspek
dalam keterbakatan ada beberapa hal, antara lain:

1. Pengukuran kepemimpinan, hal ini diperoleh dengan adanya nilai


keteladana yang dimiliki oleh personal seseorang yang bermartabat. Hal lain
yang dapat ndiamati dari individu ini adalah mereka mampu mengitegrasi
berbagai informasi yang mereka miliki seta mampu menangkap dan
memaknai suatu situasi dalam suatu konteks tertentu.

2. Identifikasi bakat seni, hal ini merupakan suatu keunggulan yang dimiliki
oleh individu dalam mengekspresikan artistik yang dapat dinikmati oleh
panca indera manusia.

3. Pengukuran kreativitas, Rogers mengatakan hal yang ditekankan dalam


dalam produktivitas kreativitas adalah munculnya ide yang diperoleh
melalui interaksi yang dilakukan oleh individu dengan berbagai pengalaman
yang dimiliki oleh individu.

4
Selain itu Menurut Renuzulli (dalam Sobur, 2003) dalam mengidentifikasi
anak berbakat terdapat beberapa cara yaitu :

1. Pendekatan psikometri

Pendekatan psikometri merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk


menilai dan mengukur aspek psikis, yaitu dengan cara tes kecerdasan atau
intelegensi, tes prestasi belajar, serta tes bakat dan minat. Penyusunan alat-
alat tersebut harus sudah melalui uji coba dan penelitian, sehingga validitas
dan reabilitasnya cukup baik, dan untuk menggunakan alat tersebut akan
efektif jika digunakan dengan benar, bertanggung jawab dan digunakan oleh
orang-orang yang sudah professional dan memiliki kewenangan.

2. Hal-hal yang terlihat dalam perkembangan

Proses identifikasi dapat dilakukan oleh guru ataupun orang tua yang
mengamati dan melakukan pencatatan jika terdapat perkembangan yang
berbeda dari pada umumnya, karena perkembangan anak berbakat
cenderung lebih cepat. Dalam perkembangan, terdapat peningkatan
kecepatan pada masa perkembangan yang sesuai dengan keadaan dan
kematangannya. Peningkatan kecepatan perkembangan yang ada pada
individu yang memiliki bakat luar biasa akan cenderung lebih cepat
dibandingkan perkembangan individu pada umumnya, hal ini bayak
diketahui sebagai prekositas (precocity, yang memiliki arti; cooked too soon).
Prekositas ini sendiri menyangkut beberapa aspek perkembangan seperti
aspek fisik, dan aspek mentalnya.

3. Penampilan yang meliputi prestasi dan perilaku

Dalam teknik ini untuk mengidentifikasi individu yang memiliki bakat luar
biasa akan lebih mudah dilihat melalui prestasi formal berupa angka-angka
yang telah dicapainya. Selain itu, individu yang memiliki bakat liar biasa
akan dapat diamati melalu perilaku-perilaku yang nampak yang terkadang
secara mendadak ia memunculkan kualitas berpikir yang luar biasa. Namun
tidak mudah untuk memberikan nilai yang objektif dalam mengamati setiap
perilaku yang nampak, karena pengaruh penilaikan subjektif masih
sangatlah besar khususnya pada orang tua.

4. Pendekatan sosiometri

Untuk melakukan identifikasi pada anak yang memiliki bakat luar biasa
dapat dilakukan dengan cara yang tidak formal yang dilakukan oleh
lingkungan sosialnya yang mengamati dan memberikan penilaian pada anak
yang memunculkan tanda-tanda bahwa dirinya memiliki bakat luar biasa.

5
Selanjutnya menurut Dacey (1989, dalam Murtadlo 2004) mengemukakan
terdapat langkah-langkah dalam mengidentifikasi anak berbakat, antara lain:

1. Pengayaan, tujuan utama mengidentifikasi potensi kreatif yang ada dalam


diri seseorang adalah karena adanya kreativitas menjadi hal yang sangat
bermakna dalam hidup individu, masyarakat, terutama bagi orang tua serta
guru.

2. Perbaikan, untuk menemukan serta mengenali dan membedakan mana yang


termasuk kreatif rendah, bermacam-macam,untuk suatu pemecahan masalah.

3. Bimbingan kejuruan, untuk mmbantu individu dalam menemukan potensi


yang ada dalam dirinya serta dapat menentukan karir yang tepat untuk
individu.

4. Evaluasi pendidikan, hal ini untuk mengukur seberapa efektif program yang
telah dilakukan untuk dilanjutkan atau tidak.

5. Pola perkembangan kreativitas, hal ini dilakukan untuk menetukan mana


program yang cocok untuk mampu membuat potensi yang ada pada
individu mau keluar dan berkembang.

C. Asesmen Anak Berbakat

Menurut Pangestuti (2017) administrasi serta interpretasi yang berdasarkan


langkah-langkah formal serta informal dan memberi anak mengenai
pemahaman yang lebih jelas tentang abilities, keterampilan, prestasi, kebutuhan,
serta kepentingan merupakan hal-hal yang ada dalam suatu asesmen. Anak
berbakat perlu dilakukan asesmen untuk mengetahu penempatan dan
penyaluran karir yang tepat untuk sang anak.

Menurut Farke (1989, dalam Fitriani 2015) asesmen memilki langkah dan alat
ukur yaitu:

Langkah Tujuan Alat Ukur

Screening - Menemukan potensi serta - Nominasi silakukan


indikator yang ada pada oleh guru, orang tua,
kemampuan individu serta individu

- Memperoleh data - Tes IQ kelompok

- Menetapkan kelompok potensi - Tes prestasi


yang dimiliki individu
- Tes prestasi

6
- Menentukan proram yang - Ranking &
cocok untuk penghargaan
kebutuhanmengembangkan
potensi

Identifikasi - Mengumpulkan data lebih - Kriteria mengacu


mendalam pada tes IQ
individual
- Menyesuaikan individu dengan
program - Portofolio, audisi

- Menetapkan penempatan

Perencanaan Menentukan tentang “apa” dan - Observasi, tes


Program “bagaimana”dari pengajaran penempatan

- Inventori gaya belajar


& minat

Evaluasi Mengukur keberhasilan program dari - Hasil tes, survei


individu
- Wawancara,
observasi

D. Program dan Lingkungan Belajar Anak Berbakat

Menurut Semiawan (1992, dalam Fitriani 2015) individu berbakat memiliki


berbagai program yang diselenggarakan untuk mereka, antara lain:

1. Akselerasi, yaitu program dengan mempercepat waktu belajar yang siswa


milki baik untuk mata pelajaran tertentu ataupun secra keseluruhan.

2. Memberi jangkauan yang luas untuk pengalaman serta pengetahuan dengan


memperkenalkan bahan yang tidak diberikan pada anak biasa.

3. Memberi kesempatan untuk mendalami mata pelajaran yang disukai dan


diminari oleh sang anak

4. Mengembangkan keterampilan serta pemecahan masalah secara kreatif


supaya dapat menjadi seseorang yang memiliki dan mampu mengeluarkan
ide, bukan hanya menikmati ide.

Ward dalam Mangunsong(dalam Fitriani, 2015) individu berbakat


memerlukan pendidikan yang berdiferensiasi sesuai dengan minat sera
kemampuan intelektual yang mereka miliki. Dengan adanya program ini
individu berbakat akan memperoleh pengayaan materi, proses belajar serta
produk belajar (Hawadi, 2010 dalam Fitriani 2015). Kurikulum ini mengacu

7
untuk meningkatkan mental melakui kreativitas serta pengalaman belajar
tingkat tinggi. Komponen kurikulum ini yaitu :

a. Materi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreativitas.

b. Terjadi peningkatan secara dinamis mengenai tindakan kreatif yang mereka


miliki

c. Berorientasi pada proses, kegiatasn aktif dan penerapan tugas dan memberi
peluang pada individu yang memilih kegiatan belaj yang mereka minati

d. Komponen berrsifat teknis seperti fasilitas guru serta metode pembelajaran


yang variatif.

E. Asesmen dan Identifikasi Keberbakatan

Untuk mempelajari mengenai kualitas pendidikan banyak dipengaruhi


dengan proses mendidik yang berhubungan dengan kebutuhan
mengembangkan dan membina bakat tertertentu, atau yang bisa disebut dengan
keberbakatan kreatif. Standart pertanggung jawaban yang berlaku yang
dibentuk oleh sistem dan proses yang berlaku sampai memperlihatkan hasil.
Pada hal ini alat identifikasi yang digunakan untuk keberbakatan dan
pendekatan yang digunakan juga akan berpengaruh. Dalam mempelajari
mengenai keberbakatan terdapat dua pendekatan yang dpaat digunakan yaitu
kuantitatif dan kualitatif, namun dalam penelitian mengenai kebebakatan
ataupun pendidikan bisa mencakup proses kegiatan yang saling terkait
(Cresswell, dalam Semiawan 2009). Jadi bukan suatu hal yang mustahil jika
didalam penelitian mencakup dua metode sekaligus yaitu kuantitatif dan
kualitatif.

Dalam buku tulisan Semiawan (2009) dalam mengembangkan pembelajaran


mengenai keberbakatan kreatif penulis menggunakan pendekatan kualitatif
karena pendekatan ini akan memunculkan kemungkinan untuk mendapatkan
informasi mengena isu-isu yang sesuai dan selektif. Salah satu alat yang
digunakan dalam pendekatan ini adalah portofolio. Salah satu alat yang paling
sering digunakan untuk mengasesmen keberbakatan kreatif adalah portofolio
(Semiawan, 2009). Portofolio sendiri merupakan beberapa data dan informasi
yang telah dikumpulkan yang ungkapannya memiliki sifat terbuka (open-ended)
dan memiliki dasar, karakteristik, dan tahapan. Tahapan dari penyusunan
portofolio ini sendiri terdiri dari mengumpulkan data-data dan informasi,
analisis data, dan hasil analisisnya. Untuk mendapatkan hasil yang mendalam
(in-depth), komprehensif dan mencakup keseluruhan yang memiliki sudut
pandang masa depan yang jelas memiliki kaitan disetiap komponennya.
Hubungan yang mencakup denga beberapa komponennya didasari denga
kerangka acuan yang memiliki sifat holistic yang hubungannya ditanyai dengan

8
konteks yang memiliki makna sehingga tidak fragmentaris. Jangka waktu
portofolio sendiri bergantung pada focus tujuan penelitian tersebut.

Selain itu Munandar (2009) membedakan terdapat beberapa kategori bidang


dari keberbakatan seseorang, seperti:

1. Bakat intelektual umum

Keberbakatan tersebut berhubungan dengan tingkat intelegensi


atau IQ yang dimilikinya, dan yang mana dari IQ tersebut dibagi menjadi
dua yaitu intelegensi kelompok dan intelegensi individual. Tes intelegensi
kelompok merupakan sallah satu cara yang digunakan untuk mengukur
taraf intelegensi seseorang mengguakan alat tes psikologi yang dilakukan
secara berkelompok, pada tes ini proses identifikasi dan penilaian pada
seseorang akan kurang maksimal karena mencakup banyak orang pada
pelaksanaannya, sedangkan tes intelegensi individual termasuk salah satu
cara yang digunakan untuk mengenali kemampuan intelektual seseorang
dan biasanya menggunakan beberapa alat tes psikologi yang diberikan
khusus untuk anak-anak seperti tes Stanford binet dan tes Wechsler
intelligence scale for children. Dalam tes tersebut, akan dapat diamati
berbagai tingkah laku anak dalam menanggapi tersebut seperti berbaga
macam respon yang dimunculkan sekaligus akan melayih anak dalam
membagi konsentrasinya.

2. Bakat akademik khusus

Bakat khusus dibidang akademik merupakan salah satu hasil dari


adanya prestasi akademik. Seseorang yang memiliki prestasi belajar
tentu mempunyai pengukuran IQ yang tinggi melalui pengukuran
dengan tes prestasi akademis yang tujuannya untuk mengkur
pengetahuan dan kemampuan seseorang memhami fakta dan prinsip
yang mereka harus gunakan dalam situasi tertentu sebegai penyelesaian.
Keberhasilan seseorang mengetasi hal tersebut menandakan dirinya
memiliki bakat khusus tersebut dari orang lainnya.

3. Bakat kepemimpinan

Seseorang yang memiliki bakat kepemimpinana lebih cenderung


akan memiliki poin lebih dari orang lain pada umumnya, mereka akan
unggul dalam hal kapasitas, tanggung jawab, prestasi, status, peran serta
dan situasi. Maksudnya adalah dari beberapa kelebihan tersebut
seseorang akan merasa lebh menjadi dirinya sendiri dan adapat dengan
mudah beraktivitas dengan lingkungannya dengan menggunakan
kemampuannya memimpin dalamkehidupan sehari-harinya.

9
4. Bakat visual dan pertunjukan

Bidang visual dan pertunjukan merupakan salah satu bidang taleta


yang tidak semua orang mampu menguasainya. Pada umumnya
seseorang yang menguasai bidang tersebut cenderug memiliki
kemampuan intelegensi dan kreatifitas yang tinggi dan tidak semua
orang mampu melakukan hal tersebut. Menurut observasi yang telah
dilakukan oleh para seniman dahulu, seseorang yang memiliki bakat seni
pertunjukan dan visual, mereka cenderung memiliki inovasi yang lebih
dan produktif dalam banyak bidang kesenian atau secara keselurahan.

5. Bakat psikomotor

Bakat psikomotor menjadi salah satu bakat yang banyak orang


dapat mengamatinya dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. Untuk
mengidentifikai bakat psikomotor memerlukan banyak aspek untuk
mengukur kemampuan khusus yang berkaitan dengan kemampuan
berpikir kreatif dan kemampuan intelektual yang baik karena
berhubungan dengan inovasi yang akan dilakuknnya dalam mengolah
dirinya dalam hal menjaga stabilitas tubuh sepert kekuatan, kelenturan,
dan kecepatan. Alat tes psikolgi yang dapat membantu seseorang dalam
mengidentifikasinya yaitu WISC pada bagian IQ verbal yang dihasilkan
akan cenderung tinggi pada performance mengenai pengorganisasian
visual dan persepsi serta koordinasu visual motoris.

6. Bakat kreatif

Bakar kreatif dapat dikatakan sebagai bakat majemuk karena


memiliki harus menekankan pada konsep berikir yang diibangi dengan
aksi atau tindakan. Torrancedan Guilford (dalam Munandar 2009)
memberikan konsep khusus untuk mengukur bakat kreatif yang
keduanya memiliki perbedaan konsep. Torrance mengutakan pada
kemampuan berpikir yang melibatkan orsinilitas, kelancaran, elaborasi,
dan kelenturan, sedangkan Guilford mengukur menggunakan
kemampuan yang menuntut seseorang agar dapat memberikan respon
khusus terhadap banyak stimulus yang diberikan yang tujuannya untuk
mengetahui kemampuan khusus dari struktur intelektualnya.

Pendekatan untuk menemukan bakat menurut Munandar (2009):

1. Mengenali konsepsi bakat yang terbagi menjadi tiga tingkat yaitu,:

1. Keberbakatan, pembawaan, kapasistas, kemampuan atau aptitude.


Tingkat pertama ini merupakan bagian dari pembawaan dan termasuk
aspek penting yang mempengaruhi kinerja seseorang mejadi unguul

10
2. Pelatihan, coaching, pengajaran, keterampilan, kerja keras. Tingkat kedua
ini memberikan arah bahwa adanya bakat pembawaan perlu dilakuan
pelatihan dan dikembangkan dengan kerja keras agar dapat terwujud.

3. Talenta, keunggulan, kinerja. Tingkat ketiga merupakan bagian dari bakat


itu sendiri berupa talenta untuk menjadi luar biasa.

2. Menggunakan model untuk megidentifikasi keberbakatan

1. Model reaktif. Pengggunaan model reaktif dilakukan menggunakan tes


psikologis dan trs prestasi yang dilakukan oleh guru untuk mengenali
bakat siswa yang belum terlihat, setelah tahap identifikasi dn siswa
mengenali bakat yang mereka kuasai masing-masing maka akan dibentuk
program keberbakatan tersebut yang sesuai dengan berbagai macam
bakat yang ada sebagai sarana untuk siswa dapat mengembangkan diri..

2. Model proaktif. Program ini dimulai dengan memberikan program


pembelajaran berdiferensiasi atau mengelompokkan secara lebih khusus
untuk semua siswa, setelah itu akan terlihat siswa yang mememiliki
respon lebih terhadap program tersebut menandakan siswa tersebut
memiliki bakat khusus sesuai dengan perilaku yang ditampilkan.

Melalui kedua cara tersebut menjadi sebuah cara yang efektif untuk
mengenali bakat siswa, adanya kurikulum berdiferensiasi maupun
kurikulum reguler yang dimodifikasi dapat membantuk tenaga pedidik
untuk menggali bakat siswa dengan berbagai jenis bakat dan minat,
lanjutnya tenaga pendidik dapat melayani atau mengembangkan bakat
tersebut melalui pembelajaran di kelas dan dengan dilakukan pengontrolan.

11
BAB III
SIMPULAN

Anak berbakat merupakan seorang anak yang memiliki potensi


lebih dari anak lainnya yang ditandai dengan adanya kemampuan lebih di bidang
intelektual, akademik, kekreativitasan, sosial maupun kegiatan lain yang bersifat
membangun dan dapat memiliki pengaruh pada lingkungan sekitarnya. Selain itu
sebutan anak berbakat dan keberbakatan itu sendiri dibedakan oleh beberapa aspek
salah satunya adalah adanya pengukuran kepemimpinan yang di tandai dengan
kemampuan individu secara personal dapat mempersepsikan segala situasi dengan
tenang. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi seorang
anak berbakat yaitu, melalui individu itu dan juga melibatkan orang lain. Salah satunya
yang dilakukan oleh tenaga pendidik atau orang tua yang mampu mengontrol dalam
hal perkembangan dan kemajuan yang dimiliki anak. Karena dalam perkembangan itu
sendiri juga mencakup aspek fisik dan mental, yang perlu adanya pemantauan secara
intens agar bakat anak akan tetap terlatih. Asesmen yang perlu dilakukan untuk
mengukur bakat anak yaitu screening sebagai tahap penemuan bakat anak yang
lanjutkan tahap identifikasi bakat anak untuk disesuaikan dengan program yang akan
diberikan dan terakhir adalah tahap evaluasi untuk mengukur keberhasilan perlakuan
atau program. Agar bakat anak dapat bertahan ataupun lebih berkembang diharuskan
anak dapat beraktivitas sesuai dengan lingkungan yang mendukung.

12
DAFTAR PUSTAKA
Pangestuti, R. W. (2017). Strategi layanan perencanaan individual bagi anak berbakat
akademik. Prosiding seminar nasional peran bimbingan dan konseling dalam penguatan
pendidikan karakter. 159-172
Fitriana, D. (2015). Individu berbakat (giftedness):tinjauan psikologi pendidikan. Jurnal
Psikologi Islam: Al-Qalb, 7(1), 53-61
Murtado. (2004). Pendidikan anak berbakat dengan teknik inklusif dan pendidikan khusus.
Surabaya: Unesa University Press
Sobur, A. (2003). Psikologi umum (cetakan ke-5). Bandung: CV Pustaka Setia
Brown, W.S., Renzulli, E., Joseph, S., Siegle, D., Zhang, W., Chen, C.H. (2007).
Assumptions underlying the identification of gifted and talented students.  Gifted Child
Quarterly. 49 (1), 68-79
Semiawan, C.R. (2009). Kreativitas dan keberbakatan. Jakarta: PT. Indeks

13

Anda mungkin juga menyukai