Anda di halaman 1dari 2

Keterlambatan bicara atau speech delay merupakan suatu ketidaknormalan kemampuan dalam

berbicara pada seorang anak dibandingkan dengan anak normal lain di usianya (APA, 2015).

Umumnya sering terjadi keluhan pada orang tua mengenai keterlambatan berbicara pada anak mereka
di usia 2 tahun, hal tersebut tidak semua dibenarkan oleh sebagian dokter karena seorang anak di usia
2 tahun masih mengalami poses perkembangan yang sangat bervariasi

Menurut penelitian sebanyak 50% anak yang mengalami indikasi atau gejala keterlambatan bicara di
usia 2 tahun akan mengejar keterlambatan tersebut di usia 3 tahun apabila gangguan tersebut karena
keterlambatan perkembangan atau biasa disebut maturational delay (Pusponegoro, 2010).

Tahapan perkembangan bicara dan bahasa pada usia anak pra-sekolah menurut Sadock dkk, (2005)
sebagai berikut :

Usia 1 tahun : mampu mengenali nama sendiri, mengikuti perintah sederhana disertai gerakan tubuh
(mengucapkan kata bye-bye),

Usia 2 tahun : menikmati suatu permainan dan mampu menceritakannya kepada orang lain, mampu
menggunakan kata ganti (seperti : aku, kamu)

Usia 3 tahun : mampu menyusun kalimat sebanyak 3 sampai 4 kata, mampu berbicara yang dapat
dipahami oleh anggota keluarga, mampu mengikuti perintah yang diberikan dalam 2 instruksi.

Usia 4 tahun : mampu mengulang kembali kejadian yang pernah terjadi di masa lalu, mampu
memahami pertanyaan yang diberikan kepada dirinya, mampu menggunakan kata penghubung (seperti
: tetapi, karena, kalau).

Kriteria diagnosis gangguan berbahasa berdasarkan DSM-5 Angara lain :

1. Adanya kesulitan dalam memperoleh dan menggunakan bahasa seperti kosakata yang terbatas,
terbatasnya kemampuan untuk menyusun kata menjadi kalimat, adanya gangguan ketika
menggambarkan suatu peristiwa.

2. Memiliki keterbatasan dalam melakukan komunikasi yang efektif, rendahnya pencapaian akademik
maupun dalam melakukan tugas secara individual.

3. Awitan gejala terjadi pada periode perkembangan awal.

4.

Anda mungkin juga menyukai