Anda di halaman 1dari 15

KONFLIK PADA KELUARGA DI KUANTAN SINGINGI

(Studi Keluarga Yang Mempunyai Anak dan Tidak Mempunyai Anak Di Desa
Munsalo)
Hukma Hasana
1401122609
Pembimbing : Dra. Risdayati, M.Si
Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau, Pekanbaru
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp, Baru Pekanbaru
28293. Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRAK

Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu masyarakat. Sekarang ini sudah banyak
keluarga yang tidak mempunyai anak ntah itu diesbabkan oleh hal-hal tertentu yang membuat
keluarga tersebut tidak bisa mempunyai anak ataupun memilih untuk tidak mempunyai anak.
Sejatinya anak dalam keluarga sangat berperan dalam menentukan kelangsungan sebuah
hubungan keluarga, dimana dari beberapa asumsi orang bahwa anak bisa meminimalisir
terjadinya konflik dalam keluarga. Lalu bagaimana dengan pasangan keluarga yang tidak
mempunyai anak, apakah dalam keluarga mereka akan rentan terjadi konflik dan setiap
konflik yang terjadi akan membuat mereka rentan untuk mengakhiri hubungan mereka. sebab
tidak ada dasar yang akan menguatkan konsepsi mereka untuk saling mempertahankan rumah
tangganya. Maka dari itu penulis ingin melihat apakah benar anak dapat menyelamatkan
suatu hubungan keluarga dalam upaya meminimalisir konflik dalam keluarga. Penelitian ini
dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dan pengambilan sampel secara purposive
sampling. Sampel terdiri dari keluarga yang mempunyai anak dan keluarga yang tidak
mempunyai anak. Dalam penelitian ini, penulis mencoba menceritakan dan menjelaskan
bagaimana bentuk konflik yang terjadi pada keluarga yang mempunyai anak dan tidak
mempunyai anak. Selanjutnya, peneliti juga mengungkapkan factor-faktor yang
menyebabkan terjadinya konflik dalam keluarga tersebut di Desa Munsalo Kabupaten
Kuantan Singingi.

Kata kunci : konflik, keluarga yang mempunyai anak, dan tidak mempunyai anak

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 1


CONFLICT IN FAMILIES IN KUANTAN SINGINGI
(Family Study with Child and Non-Childhood in Munsalo Village)
HUKMA HASANA
1401122609

Advisor : Dra. Risdayati, M.Si

Program Study Sociology Faculty Of Social And Political Sciences


Riau University, Pekanbaru
Campus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12.5 Simpang Baru Pekanbaru

28293. Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRACT

The family is the smallest unit of a society. Nowadays, many families who do not have
children are ignored by certain things that make the family can not have children or choose
not to have children. Indeed, children in the family play a very important role in determining
the continuity of a family relationship, where from several assumptions that children can
minimize the occurrence of conflict in the family. Then what about a family couple who does
not have children, whether in their family will be vulnerable to conflict and any conflicts that
occur will make them vulnerable to end their relationship. Because there is no basis that will
reinforce their conception to maintain each other's household. Therefore the authors want to
see if true children can save a family relationship in an effort to minimize conflict in the
family. This research was conducted by qualitative descriptive method and sampling
purposive sampling. The sample consists of families who have children and families who do
not have children. In this study, the author tries to tell and explain how the form of conflict
that occurs in families who have children and do not have children. Furthermore, the
researchers also revealed the factors that caused the conflict in the family in the Village
Munsalo Kuantan Singingi.

Key Words : Conflict, family childhood, and no-childhood

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 2


Pendahuluan
Keluarga adalah kesatuan tersebut, misalnya dengan adanya
masyarakat terkecil yang merupakan inti kehadiran seorang anak dalam keluarga.
dari sendi-sendi masyarakat. Dalam Dari sinilah muncul suatu dilema,
kehidupan saat sekarang ini, kalau kita bagaimana dengan keluarga yang tidak
memandang kehidupan berkeluarga itu mempunyai anak, apakah pasangan
hanya disatu sisi saja itu rasanya tidaklah tersebut akan rentan terjadi konflik dalam
sesuai, sebab ternyata jika kita melihat sisi keluarganya? Dan apakah benar dengan
lain dari keluarga ini, juga banyak hal-hal adanya anak itu dapat meminimalisir
yang tidak diinginkan akan terjadi. Ini konflik yang terjadi pada orang tuanya
maksudnya kelangsungan hubungan suatu dalam keluarga mereka?. Akan tetapi
keluarga tidak akan selamanya berjalan ternyata jika kita telusuri masih ada juga
mulus. beberapa keluarga yang tidak mempunyai
Berbagai macam konflik atau anak, namun walaupun begitu mereka
pertentangan antara suami dan istri akan masih tetap bisa bertahan dan
dihadapi, yang tentunya akan membawa mempertahankan rumah tangganya
dampak buruk pada kelangsungan meskipun pasti ada masalah-masalah yang
hubungan keluarga, yang kemungkinan melanda rumah tangga mereka.
besar dengan hal semacam ini akan Sebagaimana dari latar belakang
berakibat pada kehancuran suatu diatas maka persoalan yang akan di bahas
hubungan yang telah dibentuk dalam dalam penelitian ini adalah, 1. Bagaimana
keluarga. bentuk konflik yang terjadi pada keluarga
Konflik antara para suami dan para yang mempunyai anak dan tidak
istri mempunyai dua asal-usul menurut mempunyai anak?, 2. Apa sajakah factor-
6X¶DGDK \DLWX VHEDJDL EHULNXW faktor yang menyebabkan terjadinya
Hancurnya konsepsi-kosepsi yang konflik dalam keluarga tersebut?. Melihat
dipegang oleh masing-masing pihak, dari rumusan permasalahan diatas maka
Perbedaan konsepsi idealistic tertentu dari dapat disebutkan bahwa penelitian ini
masing-masing pihak diperoleh dari bertujuan yaitu, 1. Untuk mengetahui
kemesraan hubungan perkawinan dan bentuk konflik yang terjadi pada keluarga
perjanjian yang mungkin hancur dalam yang mempunyai anak dan tidak
aktifitas-aktifitas yang lazim dari mempunyai anak, 2. Untuk mengetahui
kehidupan perkawinan setiap harinya. factor-faktor yang menyebabkan terjadinya
Namun tentu ada factor-faktor konflik dalam keluarga tersebut.
tertentu yang dapat meminimalisir konflik
Tinjauan Pustaka
Konflik Robbin (1996:431) dalam Dany
Secara sosiologis, konflik diartikan Haryanto mengatakan konflik dalam
sebagai suattu proses sosial antara dua RUJDQLVDVL GLVHEXW VHEDJDL ³WKH
orang atau lebih (bisa juga kelompok) FRQIOLFWSDUDGRNV´ \DLWX SDQGDQJDQ EDKZD
dimana salah satu pihak berusaha disisi konflik dianggap dapat
menyingkirkan pihak lain dengan cara meningkatkan kinerja kelompok, tetapi
menghancurkannya atau membuatnya disisi lain kebanyakan kelompok dan
tidak berdaya. Soerjono Soekanto organisasi berusaha untuk
(1977:168), menjelaskan bahwa konflik meminimalisasikan konflik. Pruit dan
adalah proses sosial dimana orang Rubin (2011:56) dengan mengutip
perorangan atau kelompok manusia Webster menyebutkan bahwa konflik
berusaha memenuhi tujuannya dengan berarti persepsi mengenai perbedaan
jalam menentang pihak lain (lawan) kepentingan atau kepercayaan bahwa
dengan ancaman atau kekerasan.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 3


aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dicapai secara simultan.
Bentuk-bentuk konflik berdasarkan berarti struktur dan fungsi, artinya manusia
posisi pelaku yang berkonflik yaitu : memiliki peran dan fungsi masing-masing
Konflik vertical merupakan konflik antar dalam tatanan struktur masyarakat
komponen masyarakat didalam satu
structural yang memiliki hierarki. Konflik Metode Penelitian
horizontal merupakan konflik yang terjadi Lokasi Penelitian
antar individu atau kelompok yang Lokasi penelitian yaitu di
memiliki kedudukan yang relative sama. kenegerian Kopah Desa Munsalo,
Konflik diagonal merupakan konflik yang Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten
terjadi karena adanya ketidak adilan Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Perlu
alokasi sumber daya ke seluruh organisasi diketahui peneliti mengambil lokasi ini
sehingga menimbulkan pertentangan yang dengan beberapa pertimbangan dan alasan,
ekstrim yang mana dari hasil observaso langsung
yang peneliti lakukan bahwa ada beberapa
Teori Pertukaran Sosial keluarga yang sering ribut, didukung juga
Teori pertukaran sosial menurut dari wawancara peneliti dengan tokoh
Azizi dkk (2005:15) pada intinya agama desa setempat bahwa di daerah ini
memandang individu sebagai makhluk memang ada beberapa keluarga yang
yang rasional. Setiap aktivitas individu sering ribut dan banyak yang mengadu
dikaitkna dengan tujuan untuk sama beliau, masyarakat sekitar juga
memaksimumkan penghargaan dan banyak tau tentang hal tersebut. Serta
meminimalkan biaya. Penghargaan bisa realisasi peneliti didaerah itu sangat
bersifat fisik seperti materi dan ekonomi, mendukung. Juga biaya dan waktunya
dan bersifat non fisik seperti emosi atau sudah peneliti pertimbangkan. Penelitian
perasaan, teori ini percaya bahwa setiap ini bertujuan untuk mendeskripsikan
interaksi sosial mendatangkan biaya. mengenai konflik pada keluarga yang
Biaya paling mnimal adalah waktu mempunyai anak dan keluarga yang tidak
dan tenaga yang lainnya adalah uang dan mempunyai anak.
emosi negative seperti marah, frustasi, dan
depresi. Interaksi sosial juga Subyek Penelitian
mendatangkan penghargaan seperti rasa Konflik pada keluarga di
tenang, pandangan yang positif mengenai kenegerian Kopah Desa Munsalo,
hidup, perasaan berguna dan dibutuhkan, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten
teori ini memandang bahwa konflik terjadi Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Dalam
karena masing-masing pihak merasakan penelitian ini subyek penelitiannya adalah
lebih besarnya biaya yang dikeluarkan keluarga yang mempunyai anak, dan
dibandingkan manfaat yang diperolehnya. keluarga yang tidak mempunyai anak.
Sedangkan jumlah subyek yang akan
Teori Struktural Funsional menjadi informan belum bisa peneliti
Menurut teori ini masyarakat cantumkan dan tetapkan dalam proposal
merupakan suatu sistem sosial yang terdiri rencana penelitian ini, sebab dalam
atas bagian-bagian atau elemen yang penelitian ini menggunakan pendekatan
saling berkaitan dan saling menyatu dalam kualitatif, jadi jumlah infoman akan
keseimbangan perubahan yang terjadi pada didapat setelah peneliti melakukan
suatu bagian akan membawa perubahan penelitian kelapangan, karena jumlah
pula terhadaop bagian yang lain. Teori subyek tergantung dengan kondisi
structural fungsional berkaitan erat dengan lapangan yang bisa peneliti temui saat
sebuah struktur yang tercipta dalam dilapangan nanti.
masyarakat. Structural-fungsional yang

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 4


Informan Munsalo, Kecamatan Kuantan Tengah,
Informan adalah objek penting Kabupaten Kuantan Singingi.
dalam sebuah penelitian, informan adalah
orang-orang dalam latar yang Wawancara
dimanfaatkan untuk memberikan informasi Wawancara yaitu proses
tentang situasi dan kondisi latar penelitian memperoleh keterangan untuk tujuan
maka informan dalam penelitian ini dipilih penelitian dengan cara tanya jawab sambil
secara purposive sampling (dengan bertatap muka antara pewawancara dengan
memiliki criteria inklusi) purposive subyek. Wawancara ini dilakukan secara
sampling yaitu pengambilan sampel terbuka, dengan kata lain peneliti akan
berdasarkan penilaian peneliti mengenai menanyakan hal-hal yang perlu dan
siapa-siapa saja yang pantas atau memberikan sepenuhnya kepada subyek
memenuhi persyaratan untuk dijadikan untuk menjawab pertanyaan peneliti tanpa
sampel. Untuk mendapatkan informasi dipengaruhi. Data yang diperlukan dalam
mengenai informan yang akan diambil wawancara penelitian ini adalah mengenai
dalam penelitian ini maka peneliti bentuk-bentuk konflik yang terjadi baik
menggunakan key-informan. pada keluarga yang mempunyai anak dan
keluarga yang tidak mempunyai anak, juga
Key-informan penyebab terjadinya konflik dalam
merupakan informan kunci dimana keluarga tersebut.
mereka yang mengetahui dan memiliki
informasi pokok mengenai data yang Jenis dan Sumber Data
peneliti perlukan. Key-informan dalam Data Primer
penelitian yaitu tokoh agama. Berdasarkan Data primer adalah data yang
bahasan diatas maka criteria informan dikumpulkan dari subyek yang berguna
dalam penelitian ini yaitu keluarga yang menjawab permasalahan yang ada, data
mempunyai anak dan keluarga yang tidak primer diperoleh langsung dari lapangan
mempunyai anak adalah sebagai berikut : yang terdiri dari nama subyek, identitas
Penduduk asli Desa Munsalo Kopah subyek, factor-faktor lain yang mendukung
Kecamatan Kuantan Tengah, keluarga permasalahan yang dibahas. Serta
yang mempunyai anak dengan usia informasi dari pihak-pihak yang terlibat
pernikahan 10 tahun keatas sampai baik secara langsung maupun tidak
sekarang, sudah mempunyai anak, sering langsung dengan subyek.
terjadi pertengkaran dalam keluarganya.
Keluarga yang tidak mempunyai anak usia Data Sekunder
pernikahan 10 ahun ke atas sampai Data sekunder adalah data yang
sekarang, suaminya tidak menikah lagi diperoleh peneliti dari sumber-sumber
(istri dua). yang ada guna mendukung informasi yang
diperoleh dari lapangan. Sumber data
Teknik Pengumpulan Data sekunder diperoleh dari buku referensi,
Observasi buku-buku dari perpustakaan, internet dan
Observasi adalah kemampuan berbagai dokumen yang terkait dengan
seseorang untuk menggunakan pembahasan mengenai konflik pada
pengamatannya melalui hasil kerja panca keluarga baik yang mempunyai anak dan
indra mata serta dibantu panca indra keluarga yang tidak mempunyai anak.
lainnya. Pengamatan ini dilakukan
dibeberapa keluarga yang tidak Analisis Data
mempunyai anak, dan keluarga yang Analisis data adalah tahap akhir
mempunyai anak. Yang terdapat dilokasi dari sebuah penelitian, yaitu suatu proses
penelitian yaitu di kenegerian Kopah, Desa pengorganisasian dan mengurutkan data

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 5


penelitian kedalam pola, kategori. Analisis ajaran agama sehingga menganggap laki-
data dalam penelitian ini yaitu laki boleh menguasai perempuan. Dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif begitu sehingga suami sebagai superior
yaitu data yang diperoleh dari subyek akan merasa berkuasa atas istri yang
dalam bentuk teks dan dianalisa kembali berada di bagian imperior .
oleh peneliti.
Keluarga yang Mempunyai Anak
Hasil dan Pembahasan Setiap pasangan pasti akan
Bentuk-bentuk Konflik mengalami konflik dimana dengan posisi
Konflik yang dimaksud dalam keduanya yang sama mereka tentu tidak
penelitian ini adalah bentuk konflik yang akan mau kalah demi mempertahankan
terjadi dalam keluarga baik itu yang ego masing-masing yang membuat mereka
mempunyai anak maupun keluarga yang sulit untuk menjalin korelasi yang baik.
tidak mempunyai anak. Seperti apa Yang mana pada keluarga ini mereka akan
bentuk-bentuk konflik yang terjadi pada saling menyalahkan satu sama lain, namun
keluarga yang mempunyai anak dan disini kondisinya ada anak ditengah-
seperti apa pula bentuk konflik yang tengah pasangan ini yang dapat dikuasai,
terjadi pada keluarga yang tidak tetapi anak disini bisa sebagai pereda
mempunyai anak itu bahkan bisa sebagai pemicu konflik nya.
. Seperti tindak perlakuan suami
Konflik Horizontal terhadap istrinya dalam sehuah rumah
Konflik horizontal merupakan tangga yang dialami oleh subyek kedua
konflik yang terjadi antar individu atau dan keempat yang penulis temui yang
kelompok yang memiliki kedudukan yang berupa perlakuan tidak baik secara psikis
relativ sama. Dalam hal ini keluarga, dan verbal terhadap dirinya. Dimana
dimana dimata hukum kedudukan suami tindakan ini bisa disebut kekerasan psikis,
dan istri itu sama tidak ada yang ini menurut Naning (2010:58), merupakan
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi salah satu bentuk dari tindakan kekerasan
ataupun rendah posisi kedua elemen itu dalam rumah tangga. Kekerasan psikis
sama. Maka ketika terjadi masalah merupakan salah satu kekerasan dalam
keduanya akan mempertahankan rumah tangga dalam bentuk kekerasan
pendapatnya masing-masing dan saling psikologis dan emosional. Dibawah ini
egois dan tidak mau kalah. Akan tetapi adalah hasil wawancara penulis dengan
disini pada suatu keluarga dalam subyek kedua dan keempat sebagai berikut
pelaksanaannya antara suami dan istri itu ³VXDPL saya sering membentak
ada yang sebagai superior dan ada yang saya dan mengucapkan kata-kata
diposisi imperior, dimana suami yang kasar terhadap saya dan suami saya
berada diposisi superior sedangkan istri ini selalu membesar-besarkan
pada posisi imperior. Hal ini terjadi karena masalah, Intinya saya ini tidak bisa
adanya anggapan masyarakat secara umum membagi waktu mana untuk
bahwa suami lebih tinggi kedudukannya mengurus keluarganya dan mana
dibanding sang istri pada kondisi sosial untuk mengerjakan urusan yang
budaya kita yang cenderung menempatkan lainnya karena saya juga bekerja
kaum perempuan dalam keluarga dibagian GLOXDU UXPDK ´
yang lemah salah satunya seperti yang Berdasarkan pernyataan dari
dikemukakan oleh G. Triadi (2005:55) subyek dapat kita lihat bahwa seorang
sebagai berikut : Budaya patriarki yang suami yang selalu membentak istrinya dan
mendudukkan laki-laki sebagai makhluk memarahi istrinya dikarenakan menurut
superior dan perempuan sebagai makhluk anggaapannya bahwa istrinya tidak becus
imperior, pemahaman yang keliru tentang

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 6


melakukan pekerjaan rumah dan hanya ini berarti mereka tidak mempunyai
sibuk dengan dirinya sendiri. kesepakatan yang saling menguntungkan
Sebagaimana menurut Humans mereka.
dalam teori pertukaran sosialnya bahwa
manusia bertindak mengharapkan imbalan Keluarga Yang Tidak Mempnyai Anak
yang sesuai dengan biaya yang Seperti yang telah dibahas pada
dikeluarkannya agar terjadi keseimbangan, bagian sebelumnya yang pada kedua
akan tetapi disini halnya terjadi pertukaran keluarga ini hampir sama saja namun
yang tidak seimbang antara suami dan istri berbeda dalam hal pelaksanaan konfliknya
yang menimbulkan persoalan diantara sebab disini kondisinya tidak adanya anak
mereka dimana si istri yang sudah ditengah-tengah pasangan tersebut yang
melakukan atau mengeluarkan biaya untuk ketiadaan anak itu bisa saja menjadi
kebahagiaan suami dan keluarganya pemicu keributan antara keduanya
namun imbalan yang diterimanya dari sang sehingga pasangan ini lebih rentan terjadi
suami tidak sesuai, karena sang suami perceraian dari pada keluarga sebelumnya
selalu tidak mempercayainya dan yang mempunyai anak Dimana jika kita
menganggapnya tidak becus juga tidak lihat dengan keluarga ini bahwa antara
menghargai usaha istrinya yang bekerja suami dan istri dengan posisi yang sama,
diluar rumah demi keluarganya. yang mereka sama-sama bersalah namun
Kemudian berikut ini adalah hasil antara mereka tidak mau saling menyadari
wawancara dari subyek keempat yang dan memperbaiki diri atas kesalahannya,
menyatakan : yang lebih mementingkan ego masing-
³'LVLQL VXDPL VD\D MXJD VHODOX masing sehingga menimbulkan kesalah
menyalahkan saya dia hanya bisa pahaman yang membuat komunikasi
menyalahkan saya saja selalu antara keduanya tidak lancar.
memaki-maki saya dengan nada Seperti yang dialami oleh subyek
WLQJJL ´ kelima dan keenam yang sering terjadi
Dalam teori pertukaran sosial, diskomunikasi dalam hubungan mereka.
perkawinan digambarkan sebagai Berikut hasil wawancara dengan subyek
pertukaran antara hak dan kewajiban serta kelima :
penghargaan dan kehilangan yang terjadi ³<DK FXPD PDVDODK-masalah biasa
antara suami istri. Sebuah perkawinan saja seperti pernah saya diam-
membutuhkan kesepakatan-kesepakatan diaman dengan suami saya
bersama dalam mendukung proses diamkan saja dia tanpa ada
pertukaran tersebut. Jika terdapat suatu pembicaraan diantara kami. Kalau
ketidakseimbangan dalam proses dia mau makan, yah makanlah
pertukaran tersebut berarti adanya salah ambil sendiri dan lain-lainnya
satu pasangan yang diuntungkan ataupun ambillah sendiri saya biarkan
dirugikan serta akhirnya tidak mempunyai suami saya melakukan aktifitas nya
kesepakatan yang memuaskan kedua belah dirumah dengan sendiri tanpa ada
pihak. saya layani, pernah saya diamkan
Dimana pada kasus diatas suami dia selama dua hari tanpa tegur
yang tidak menjalankan kewajibannya sapa dengan suami saya, kami
sebagai seorang ayah sehingga terjadi sering seperti itu saat ada yang
ketidakseimbangan sehingga salah satu tidak saya suka selalu saya
pihak yang dirugikan yaitu istri yang GLDPNDQ GDQ GLD SXQ VHSHUWL LWX ´
seharusnya untuk mengurusi anak mereka Kemudian dalam teori pertukaran
harus mempunyai kesepakatan tentang Homans juga menjelaskan andaikan
kewajiban yang harus dilakukan baik itu komunikasi itu tidak berjalan, maka ini
oleh suami maupun oleh istri kalau seperti akan dapat memicu terjadi konflik internal

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 7


dalam membangun rumah tangga yang dan pihak istri yang diuntungkan itu tentu
harmonis. Dalam kasus diatas dimana akan merasa bersalah karena tidak bisa
pasangan suami istri tersebut sering diam- melayani suaminya dengan baik
diaman tanpa ada pembicaraan, nah ini
artinya terjadi komunikasi yang tidak Konflik Diagonal
berjalan. Maka kedua pasangan tersebut Konflik diagonal merupakan
akan sulit untuk menyelesaikan suatu konflik yang terjadi karena adanya ketidak
permasalahan diantara mereka jika mereka adilan alokasi sumber daya ke seluruh
sering tidak berbicara kalau ada masalah, organisasi sehingga menimbulkan
kalau seperti ini akan sulit bagi mereka pertentangan yang ekstrim. Yang mana
untuk menciptakan hubungan yang jika dikaitkan dengan keluarga seorang
harmonis dalam rumah tangga mereka. istri yang merasa suami nya tidak adil pada
Kemudian dibawah ini adalah hasil dirinya atau sebaliknya sehingga sang istri
wawancara penulis dengan subyek keenam menjadi berontak yang membuat sang
³<DK ZDODXSXQ DGD PDVDODK- suami melakukan tindakan yang akan
masalah sedikit tapi itu hanya menyakitinya.
masalah kecil saja, misalnya saya
terlambat masak, dan suami saya Keluarga Yang Mempunyai Anak
marah, lalu selama beberapa hari Pada keluarga ini dimana istrinya
kami diam-diaman tanpa ada merasa sang suami tidak adil pada dirinya
berbicara yah masalah-masalah dan si anak dalam hal harta gono gini yang
biasa seperti itu lah yang sering membuat istri menjadi kesal lalu berontak
terjadi diantara kami kaena kami serta memicu suami bertindak yang diluar
KDQ\D WLQJJDO EHUGXD ´ pemikiran. Sebagaimana pada kasus
Mengenai hal diatas Homans dalam dibawah ini istrinya mendapat perlakuan
SHUWXNDUDQ VRVLDO PHQ\DWDNDQ DGDQ\D ³WKH tidak baik yang menyakitinya secara fisik
UXOH RI GLVWULEXWLYH MXVWLFH´ DUWLQ\D DGDQ\D atau bisa disebut juga tindak kekerasan
harapan bahwa rewards (imbalan) pada fisik. Kasus kekerasan fisik yang dialami
masing-masing orang yang berhubungan oleh subyek pertama berikut ini pernyataan
akan proporsional dengan biaya yang dari subyek pertama :
dikeluarkan oleh masing-masing orang ³VHPDNLQ ODPD VXDPL VD\D VXGDK
tersebut, sehingga hasil yang akan mulai berani berbuat kasar dengan
diperoleh dari masing-masing orang itu saya dan tidak jarang juga suami
akan proporsional dengan investasinya saya bahkan tega memukuli saya
dalam hubungan tersebut. Apabila ketika bertengkar. Setelah anak
peraturan ini dilanggar, maka orang-orang kami ini mulai sekolah
yang dirugikan akan marah dan orang- perlakuannya sama saya makin
orang yang diuntungkan akan merasa bertambah parah tidak hanya
bersalah. dirumah saja dia berani memukul
Disini yang dirugikan adalah pihak saya bahkan ditempat umum dia
suami yang mengeluarkan biaya untuk PHQDUHN VD\D GHQJDQ SDNVDDQ ´
kebutuhan rumah tangganya, dan sebagai Dalam kasus yang terjadi diatas
pihak yang diuntungkan yaitu pihak istri mengenai tindakan kekerasan yang dialami
yang hanya bekerja dirumah dan dalam rumah tangganya. Homans
seharusnya mengerjakan pekerjaan rumah menjelaskan tentang proposisi stimulus
dengan baik demi menyenangkan hati dimana jika respon pada suatu stimulus
suami namun malah sebaliknya sehingga mampu mendatangkan keuntungan, maka
suami yang merasa dirugikan dengan hasil respon tersebut akan cenderung diulang
yang ia peroleh tidak proporsional dengan terhadap stimulus yang sama. Oleh
investasinya sehingga suaminya marah, tindakan yang pernah terjadi atau pernah

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 8


dilakukan dimasa lalu ganjaran atau mengabdikan kehidupannya untuk sang
memperoleh kepuasan untuk suami dan juga keluarganya, akan tetapi ia
melampiaskan emosinya maka tidak mendapatkan imbalan yang
kemungkinan besar tindakan yang serupa semestinya.
tersebut akan ia lakukan kembali dimasa
yang akan datang. Penyebab Terjadinya Konflik
Mengapa disebut masuk kedalam Keluarga Yang Mempunyai Anak
proposisi stimulus, dikarenakan ketika Adanya Campur Tangan Orang Ketiga
seorang suami melakukan tindakan (mertua)
kekerasan terhadap istrinya, dan dengan Campur tangan keluarga disini
tindakannya itu sang suami merasa emosi terjadi karena akibat dari berjalan extended
dan amarahnya terlampiaskan kepada family (keluarga luas), kehidupan rumah
istrinya, maka kemungkinan besar sang tangga yang dijalankan dengan masih
suami tersebut akan melakukan tindakan mempertahankan kehidupan dua keluarga
yang sama seperti itu jika mengalami suatu besar akan mudah terjadi konflik.
kondisi yang serupa tadi. Kehadiran pihak ketiga misalnya mertua
ini ataupun family yang lainnya, yang juga
Keluarga Yang Tidak Mempunyai ikut dan masuk dalam hubungan yang
Anak telah dijalani, dimana pihak keluarga
Pada keluarga semacam ini konflik kadangkala juga bisa menjadi sumber
juga kerap kali terjadi yang penyebabnya munculnya konflik antara suami istri
itu adalah anak dimana seorang suami dalam keluarga.
yang merasa terjadi ketidak adilan pada Dalam hal ini konflik wajar terjadi,
dirinya yang mana istri tidak dapat hubungan yang baru saja dimulai belum
memberikan keturunan untuknya. sehingga mempunyai pegangan yang begitu teguh,
mereka mengalami pertentangan- dan pasangan masih dalam tahap adaptasi
pertentangan yang tak kunjung usai karena (penyesuaian) sebagai suami-istri, jika
keduanya tidak bisa saling menoleransi dalam hubungan ini peran pihak ketiga
kekurangan pasangannya.. Seperti hal dari awal sudah masuk, akan membawa
yang dialami oleh subyek yang ketiga dampak dalam hubungan ini. Adapun
yang penulis temui, berikut hasil seperti halnya yang terjadi atau yang
wawancaranya.´ dialami oleh subyek yang kedua. Yang
³VD\D VHODOX GLVLQGLU GDQ GLFDFL penulis temui berikut ini adalah hasil
ROHK PHUWXD VD\D LQL ´ wawancara penulis dengan beliau :
Kasus yang dialami oleh subyek ³6HODPD OLPDEHODV WDKXQ VD\D
diatas, dimana bagi seorang perempuan menikah dan hampir selama itu
(istri) itu akan sangat sulit untuk bisa jugalah mertua saya itu selalu saja
menerima sebuah kenyataan pahit apabila menjelek-jelekan saya didepan
ia tidak dapat untuk memberikan suami saya, dibilangnya saya tidak
keturunan pada sumainya itu. Namun bisa ini tidak bisa itu, tetapi suami
dikarenakan telah mandeknya proses saya menganggap bahwa selalu
negosiasi antara pasangan suami istri mertua saya untuk merawat anak-
tersebut hingga akhirnya berakibat pada DQDN GDQ PHQJXUXV XUXVDQ UXPDK ´
pasangan suami istri tersebut sudah tidak Setiap struktur dalam sistem harus
bisa lagi menghasilkan kesepakatan yang menjalankan peran dan fungsinya masing-
akan memuaskan masing-masing masing agar sistem tetap berjalan dengan
pasangan, yang mana pasangan tersebut baik. Namun jika dilihat pada kasus di atas
seolah-olah tidak dapat lagi mencari jalan bahwa ada beberapa peran serta fungsi
keluar yang terbaik untuk mereka berdua. yang kurang berjalan dalam rumah
Padahal seorang istrinya yang telah tangganya yaitu fungsi afeksi (kasih

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 9


sayang) dimana seharusnya dalam seorang anak sangat ditunggu-tunggu oleh
keluarga terjadi hubungan sosial yang masing-masing pasangan suami istri.
penuh dengan kemesraan, hubungan afeksi Sebagaimana kasus yang terjadi pada
ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta subyek yang keempat yang telah penulis
kasih yang menjadi dasar perkawinan wawancarai, berikut ini pernyataan dari
seseorang dan hubungan ini harus selalu subyek keempat :
dijaga karena hal ini sangat menentukan ³VHPHQMDN DQDN NDPL VHNRODK GDQ
keberlanjutan sebuah hubungan yang telah bermain bersama teman-temannya
di jalani (perkawinan). saya selalu ribut dengan suami saya
Salah satu kebutuhan dasar karena anak saya yang nakal,
manusia adalah kebutuhan akan kasih suami saya selalu menyalahkan
sayang atau rasa dicintai. Misalnya, saya, selalu membentak saya, dia
menunjukkan rasa kasih sayang suami sering memaki-maki saya sebagai
kepada istri melalui dorongan atau LEX \DQJ WLGDN EHFXV ´
dukungan moral dan materil. Dukungan Dari kejadian yang dialami subyek
moral yaitu seperti memberikan perhatian diatas dimana dengan kondisi anak nya
dan dukungan materil seperti membiayai yang sangat nakal membuat hubungannya
segala keperluannya. Suami tidak boleh dengan suami sering ribut, apalagi si istri
memihak pada satu pihak saja meskipun hanya mengurusi anak sendirian
itu orang tuanya sendiri, dia harus sedangkan suaminya tidak tau menau,
mendengarkan kebenaran dari istrinya, taunya hanya memberi nafkah materi dan
agar tidak terjadi kesalahan pemahaman hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri.
hingga tidak memunculkan pertikaian Maka disini ada fungsi serta peran yang
dalam hubungan rumah tangga mereka tidak berfungsi dalam suatu struktur
berdua. hingga menghambat jalannya suatu system
secara keseluruhan. Dalam hal ini fungsi
Masalah Anak yang kurang berjalan yakni fungsi afeksi.
Dimana ada sebagian pria (suami) Pada fungsi Afeksi (kasih sayang),
yang mungkin tidak mau sama sekali yang merupakan salah satu kebutuhan
direcoki dengan urusan soal anak ini, dasar manusia adalah kebutuhan akan
mereka menganggap bahwa dalam kasih sayang atau rasa dicintai. Mengenai
mengurusi rumah tangga dan anak adalah fungsi afeksi ini seorang psikiatrik
tugas tunggal seorang istri. Anggapan- berpendapat bahwa penyebab utama
anggapan semacam ini sampai hari ini gangguan emosional mental (perilaku dan
terus terinternalisasi para suami dalam kesehatan fisik) terbesar adalah ketiadaan
keluarga enggan untuk membantu istri cinta (kehangatan dan hubungan kasih
dalam hal mengurusi sang anak, sejatinya sayang), kenakalan serius adalah ciri khas
mengurus anak adalah tanggung jawab anak yang tidak mendapat perhatian dan
kedua orang tua karena seorang istri itu kasih sayang,. Jika dikaitkan dengan kasus
tidak akan mampu jika mengurusi diatas maka anaknya nakal bisa jadi karena
semuanya sendirian, istri memerlukan kurangnya kasih sayang serta perhatian
kerja sama dengan suami apalagi soal dari sang ayah yang selalu sibuk dengan
pengurusan anak. urusannya, padahal mungkin dia sangat
Nah hal semacam ini dapat membutuhkan sosok ayah nya dalam
menimbulkan ketegangan-ketegangan mencari jati dirinya. Ayah yang sekaligus
dalam sebuah rumah tangga. Ternyata dari berperan sebagai kepala rumah tangga
banyak kasus keluarga, kehadiran seorang harus mampu menjalankan peran dan
anak juga bisa menjadi factor pemicu fungsi, selain sebagai pencari nafkah juga
keributan antara pasangan suami dan istri sebagai teladan yang nantinya akan di ikuti
meskipun, setelah menikah kehadiran oleh anak-anaknya.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 10


Pada structural fungsional juga menikah dan mempunyai anak perempuan,
menyebutkan bahwa setiap struktur dalam setelah bercerai suaminya menikahi
sistem sosial adalah fungsional terhadap dirinya dan memiliki anak laki-laki, nah
yang lain, tetapi disini lain halnya, sebab karena budaya orang daerah disitu bahwa
salah satu struktur dalam sistem yaitu sang jika ada anak perempuan maka dialah yang
ayah tidak fungsional (disfungsi) terhadap akan mendapatkan semua harta kalaupun
yang lain (anaknya) maka memunculkan ada bagian untuk anak laki-laki itu hanya
ketidakseimbangan hingga memicu sebagian kecilnya saja maka dari itu
terjadinya konflik. subyek ini merasa risau.
Disini fungsi yang kurang berjalan
Harta Gono Gini dengan baik yaitu fungsi afeksi mengapa
Harta sering dikatakan sebagai dikatakan fungsi ini kurang berjalan pada
aspek kebahagian, tetapi tidak bisa juga keluarga subyek diatas, sebab dari sikap
dipungkiri bahwa harta sering membawa suaminya yang bertindak sewenang-
putusnya hubungan persaudaraan, wenang terhadap istrinya seolah-olah
renggangnya hubungan suami dan istri dan sudah hilangnya perasaan cinta terhadap
sirnanya hubungan silaturrahmi, yang istri dalam dirinya, sehingga selalu
lebih parah kalau konflik rumah tangga menghadapi istrinya dengan amarah dan
berakar dari harta tersebut ini akan mampu keegoisan yang dikarenakan masalah harta
mengakhiri sebuah hubungan/ikatan gono gini.
perkawinan. Padahal seharusnya harta
bisa memberikan sumbangan yang cukup Keluarga Yang Tidak Mempunyai
besar dalam mencapai kebahagian Anak
terutama dalam keluarga. Seperti yang Urusan Rumah Tangga
terjadi pada subyek pertama yang Topik pertengkarannya mengenai
mengalami persoalan serupa. Sebagaimana urusan atau pekerjaan rumah tangga, yah
pernyataan yang disampaikannya dari hasil semua pekerjaan dirumah mulai dari
wawancara adalah berikut : mencuci piring, mencuci pakaian,
³VXDPL VD\D LQL VHODOX PHQFDUL-cari menyetrika memasak, serta belanja
alasan. Persoalan ini membuat saya membersihkan kamar dan mngurus
dan suami sering ribut, dan setiap pekerjaan rumah lainnya. Pasti sering
saya bertengkar dengan suami saya diributkan oleh pasangan suami istri
dia selalu menyuruh saya pergi dari dimana para suami sering protes dengan
UXPDK ´ pekerjaan yang dikerjakan istri, suami
Pada kasus yang dinyatakan oleh merasa sering tidak senang dengan hasil
subyek ini bahwa dirinya yang telah kerja istri serta juga istri yang kadang
dijanjikan oleh suaminya setelah menikah lambat berberes-beres, lambat memasak
akan diberikan rumah atas nama anaknya, misalnya. Ini memang cukup sering
namun ternyata setelah menikah dan memicu atau memunculkan konflik
mempunyai anak sang suami mengalami diantara kedua pasangan.Seperti halnya
kendala dalam hal itu, ntah apa sebabnya, yang dialami oleh subyek keenam yang
sehingga menjadi persoalan diantara telah penulis wawancarai, berikut
mereka. Sebenarnya jika kita tinjau lebih pernyataan subyek keenam :
dalam yang menjadi penyebab disini ³\DK ZDODXSXQ DGD PDVDODK-
bukan lah persoalan harta tetapi adanya masalah sedikit tapi itu hanya
kecemburuan sosial pada diri subyek yang masalah kecil saja, misalnya saya
mana dia ketakutan jika sewaktu-waktu terlambat masak, atau mengerjakan
suaminya meninggal anaknya tidak akan pekerjaan rumah lainnya yang
mendapatkan apa-apa dari hartanya. kurang rapi, atau kurang bersih,
Kronologi nya sang suami sudah pernah maka suami saya sering marah, lalu

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 11


selama beberapa hari kami diam- diskomunikasi dalam beberapa hari, hal ini
GLDPDQ WDQSD DGD EHUELFDUD ´ merupakan karena tidak adanya perantara
Kalau kita lihat dari pernyataan (anak), yang akan membuat mereka bisa
subyek diatas bahwasannya dalam kasus saling berbicara hingga tidak akan terjadi
ini ada peran-peran dari salah satu diskomunikasi yang berkepanjangan.
anggotanya yang kurang berfungsi dengan
baik. Yakni dimana seorang istri yang Kecemburuan
kurang mampu menjalankan perannya Soal cemburu sesungguhnya adalah
dengan sempurnah sebagai ibu rumah hal yang sangat wajar dan bermanfaat.
tangga yang mengatur seluruh urusan Namun akan menjadi masalah ketika
rumah tangga, akan tetapi istrinya selalu seseorang sudah tidak mampu mengontrol
mengecewakan sang suami kadang, perasaan cemburunya itu, dalam
terlambat masak, pekerjaan rumah lainnya kehidupan berumah tangga. Persoalan
yang kurang rapi dan lain sebagainya. cemburu memang kerap kali menjadi
maka sang suami menjadi kurang pemicu konflik antara pasangan. Ketika
puas dengan hasil kerja istrimya yang perasaan cemburu tidak dapat
seharusnya sebagai perempuan (istri) hal dikendalikan oleh seseorang, maka akan
itu sudah tidak asing lagi bagi kita serta cepat memunculkan konflik dalam rumah
sudah menjadi tugas kita pada umumnya, tangganya. Seperti yang dialami oleh
apalagi jikalau istri hanya mengurusi subyek kelima, yang penulis wawancarai
urusan domestik rumah tangga dan tidak memberikan pernyataan sebagai berikut :
bekerja diluar rumah seharusnya hal ³<DK FXPD PDVDODK-masalah biasa
semacam ini bukanlah menjadi persoalan saja seperti pernah saya diam-
yang akan merenggangkan hubungan diaman dengan suami dikarenakan
suami istri. Dan lagi-lagi disini juga masalahnya suami saya ini yang
terdapat fungsi penting dalam keluarga sering pulang malam karna
yang tidak berjalan atau berfungsi yaitu keasikan main serta bercerita-cerita
fungsi reproduksi. Masalah reproduksi diwarung bersama teman-temannya
inilah yang menjadi salah satu fungsi yah saya merasa cemburu dan
keluarga sebagai sarana penyalur fungsi curiga lah jika dia sering pulang
reproduksi yang legal dalam masyarakat. kemalaman kan sebab dia lebih
Fungsi ini merupakan dasar memilih menghabiskan waktu
kelangsungan hidup masyarakat. Sebagian diluar bersama teman-temannya
besar masyarakat cenderung menjadikan dari pada saya, saya diamkan saja
keluarga sebagai media reproduksi atau dia tanpa ada pembicaraan diantara
melanjutkan keturunan, meskipun secara NDPL ´
teoritis ada kemungkinan lain untuk Dari hasil wawancara dengan
melakukan reproduksi anak melalui cara- subyek diatas dapat kita lihat bahwa disini
cara tertentu (bayi tabung, inseminasi).Nah kurang berjalannya fungsi afeksi (kasih
jika fungsi reproduksi tidak berfungsi itu sayang). pada kasus ini dimana sang suami
artinya anggota keluarga tidak lengkap, kurang memberikan perhatian kepada
sebab keluarga pada umumnya terdiri dari istrinya, dimana suaminya lebih sering
ayah, ibu dan anak. menghabiskan waktu diluar rumah, hingga
Untuk itu kaitannya dengan waktu bersama istrinya lebih sedikit, dan
permasalahan yang dialami subyek diatas istrinya tentu merasa kurang mendapatkan
dimana karena kurang terampilnya si istri perhatian dan kasih sayang yang
dalam urusan rumah tangga sehingga sepenuhnya dari suaminya.
memunculkan permasalahan dalam Kemudian pada subyek ini juga
hubungannya dengan sang suami yang terdapat fungsi keluarga yang tidak
karena itu diantara mereka sering terjadi berjalan yakni fungsi reproduksi, hal ini

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 12


hampir serupa dengan yang dialami dan fungsi reproduksi yang legal dalam
dibahas pada subyek sebelumnya. Yang masyarakat.
mana disini juga hampir sama dengan Fungsi ini merupakan dasar
subyek sebelumnya, diantara pasangan kelangsungan hidup masyarakat. Salah
suami istri ini tidak ada perantara (anak) satu fungsi dari keluarga yaitu fungsi
yang akan membuat mereka bisa saling reproduksi yang kita bahas ini, dimana
berkomunikasi dengan lancar, karena pada fungsi reproduksi merupakan hakikat
keluarga subyek ini juga tidak memiliki untuk kelangsungan hidup manusia dan
keturunan sebagai dasar kehidupan sosial manusia
dan bukan hanya sekedar kebutuhan
Masalah Anak biologis saja. Fungsi ini didasarkan atas
Kehadiran sang buah hati memang pertimbangan sosial yaitu dapat
sangat diidam-idamkan oleh setiap melanjutkan keturunan, dapat mewariskan
pasangan setelah menikah. Tetapi lain hal harta kekayaan, serta pemeliharaan pada
nya ketika kehadiran si buah hati yang hari tuanya. Itulah yang menyebabkan
ditunggu-tunggu tak kunjung datang. mengapa keturunan dalam sebuah keluarga
Ketidak hadiran seorang anak ditengah- sangat penting.
tengah keluarga ini juga sering Nah sedangkan dalam hal ini lain
menimbulkan konflik berkepanjangan halnya, yang mana si istri tidak bisa hamil
antara pasangan suami istri. Seperti hal dan memberikan keturunan untuk sang
nya dengan yang dialami oleh subyek suami serta keluarganya, sehingga pihak
ketiga, yang memberikan pernyataan suami merasa ada yang tidak lengkap
sebagai berikut : dalam keluarganya, sebab setiap pasangan
³'DODP EHEHUDSD WDKXQ usia yang telah menikah sesuatu yang
pernikahan kami, kami belum ditunggu-tunggu itu adalah kehadiran
mendapat keturunan dan maka seorang buah hati, namun sekarang
mertua saya selalu saja bilang istrinya tidak bisa memberikan keturunan
kalau saya ini adalah perempuan hingga akhirnya memunculkan konflik
yang tidak bisa memberikan atau persoalan dalam hubungan rumah
keturunan untuk anaknya. Kami tangga mereka.
selalu bertengkar karena tidak
DGDQ\D DQDN ´ Kesimpulan
Pada kasus yang dialami subyek Setelah melakukan beberapa
diatas jika dikaitkan dengan Structural- pembahasan diatas maka dapat penulis
fungsional yang berarti struktur dan tarik kesimpulan dari hasil penelitian yang
fungsi, artinya manuasia memiliki peran telah dilakukan bahwasannya bentu-bentuk
dan fungsi masing-masing dalam tatanan konflik yang terjadi baik itu pada keluarga
struktur jika salah satu atau dua individu yang mempunyai anak maupun pada
tidak dapat menjalankan fungsi dan keluarga yang tidak mempunyai anak
perannya dengan baik, maka akan sangat tidaklah jauh berbeda, keduanya hampir
menganggu sistem kehidupan. Nah dalam sama namun tidak serupa dalam
kasus yang dialami subyek ini fungsi yang pelaksanaannya, yang membedakan kedua
tidak berjalan dalam keluarganya yang jenis hal ini hanya dari segi rupa
memunculkan konflik antara si istri dan konfliknya saja yakni:
suaminya yaitu fungsi reproduksi. konflik horizontal, pada keluarga
Dimana masalah reproduksi ini yang mempunyai anak, yang mana disitu
diatur dalam masyarakat melalui ada anak yang menjadi perantara sebagai
pembentukan keluarga. Pengaturan fungsi pereda konflik sementara. Pada keluarga
reproduksi inilah yang menjadi salah satu yang tidak mempunyai anak, pasangan
fungsi keluarga sebagai sarana penyalur keluarga ini akan lebih rentan terjadi

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 13


perceraian karena hanya ada dua pihak sekalipun dengan ketidakhadiran seorang
suami dan istri tapi tidak adanya anak yang anak dalam keluarga ini ada juga yang
dapat menjadi pereda ketegangan antara berhasil dalam mempertahankan rumah
keduanya. Dan konflik diagonal, pada tangganya. Maka ada atau tidaknya anak
keluarga yang mempunyai anak, adanya tidak menjamin keluarga akan bahagia
perlakuan serta tindakan yang tidak adil atau tidaknya.
dari suami ke pada istri sehingga yang
mendapat ketidak adilan merasa kecewa DAFTAR PUSTAKA
dan menimbulkan pertentangan. Pada Sumber Buku :
keluarga yang tidak mempunyai anak, FX, Suwarto. 2007. Metode dan Teknik
terjadi ketidakadilan pada pihak suami Penelitian Sosial. ANDI : Yogyakarta.
dimana istrinya yang tidak bisa Hammersley, Martyn. 2004. Metodologi
memberikannya anak sehingga suami Penelitian Sosial. Jawa Pos Press :
merasa kurang senang dan kecewa maka Surabaya.
timbullah keributan. Haryanto, Dany & Nugrohadi Edwi. 2011.
Serta dari penyebabnya yang Pengantar Sosiologi Dasar. PT
sedikit berbeda antara kedua sisi keluarga Prestasi Pustaka Raya : Jakarta.
ini yakni: keluarga yang mempunyai anak, Henslin, James M. 2006. Sosiologi
adanya campur tangan orang ketiga Dengan Pendekatan Membumi Edisi
(mertua), masalah anak, soal harta gono 6 Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
gini. Pada keluarga yang tidak mempunyai Homans, George. 1967. Social Behavior .
anak, soal urusan rumah tangga, its Elementary Forma. Harcouti
kecemburuan, dan masalah anak. berace and world : New York..
Dari beberapa uraian diatas Horton, Paul B dan Chester L. Hunt. 1984.
ternyata kehadiran anak dalam suatu Sosiologi Jilid I Revisi 5. Erlangga :
keluarga tidak juga dapat kita katakan bisa Jakarta.
membuat hubungan orang tuanya menjadi Ihromi, T.O. 2004. Bunga Rampai
tentram dan bahagia. Dan ketidakhadiran Sosiologi Keluarga. Yayasan Obor
seorang anak dalam keluarga juga tidak Indonesia : Jakarta.
bisa menjamin kehidupan keluarga yang Moelong, Lexy. J. 1989. Metode
sejahtera atau berantakan. Sebab mengapa Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin :
penulis mengatakan demikian karena Yogyakarta.
orang-orang berkeluarga yang sudah Muhammad, Farouk & Djaali. 2005.
mempunyai anak tetap saja sering terjadi Metodologi Penelitian Sosial Edisi
konflik karena banyaknya persoalan yang Revisi. PTIK Press & Restu Agung :
akan dihadapi dengan kehadiran seorang Jakarta.
anak itu yang akan ditanggung bahkan Pranoto, Naning. 2010. Sejarah
tidak jarang kehadiran seorang anak ini Perjalanan Paydara. Kanisius :
ditengah-tengah keluarga juga bisa Yogyakarta
menjadi pemicu konflik antara kedua Pruitt DG, Rubin JZ. 2001. Teori Konflik
orang tuanya. Sosial, Alih Bahasa Soetjipto HP
Lalu kalau kita lihat lagi pada dan Soetjipto SM. Pustaka Pelajar :
keluarga yang tidak mempunyai anak, Jakarta.
keluarga seperti ini juga sering berkonflik Rabo, Bernard. 2007. Teori Sosiologi
meskipun tidak ada beban yang berat yang Modern. Prestasi Pustaka : Jakarta
harus dihadapi jika ada anak, bahkan Sasmita, Dkk. 1996. Fungsi Keluarga
ketidak hadiran anak juga memicu konflik Dalam Meningkatkan Kualitas
dalam keluarga dan banyak juga keluarga Sumber Daya Manusia Didaerah
semacam ini yang tidak berhasil dalam Riau. Proyek Pengkajian dan
membangun rumah tangganya, dan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 14


Pembinaan Nilai-nilai Budaya Riau :
Riau.
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu
Pengantar. PT. Raja Grafindo :
Jakarta.
Soeroso, Andreas. 2008. Sosiologi 1 SMA
Kelas X. Yudhistira
Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi:
Mengenali Fenomena Sosial Di
Masyarakat. PT Setia Purna Inves :
Bandung.
Nella Regar. 2016. Konflik Lahan Antara
Masyarakat Dengan PT. Inti
Kamparindo Sejahtera (Studi Kasus
Pada Lokasi Didesa Danau Lancang
Kecamatan Apung Hulu Kabupaten
Kampar). Universitas Riau :
Pekanbaru

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 15

Anda mungkin juga menyukai