Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar adalah bimbingan
bagi anak cerdas berbakat. Pelaksana bimbingan anak cerdas berbakat
merupakan amanah rakyat yang dituangkan dalam GBHN 1993 dan UU
nomor 2 Tahun 1998 tentang sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu,
pemahaman tentang siapa anak cerdas berbakat hendaknya multidimensional
dan hendaknya menyeluruh. Bimbingan bagi anak cerdas hendaknya
mengacu pada karakteristik dan kebutuhan murid itu sendiri. Pemahaman
akan kebutuhan dan karakteristik anak cerdas berbakat merupakan fondasi
bagi guru dalam memberikan bimbingan bagi anak cerdas berbakat. Berbagai
bentuk program pengembangan murid cerdas dan berbakat, salah satu
diantaranya dapat didekati dari bimbingan dan konseling. Tehnik bimbingan
merupakan alternatif yang dapat diterapkan dalam mengembangkan
kemampuan anak cerdas berbakat. Penyelengara kelas unggulan di Sekolah
Dasar yang telah dirintis sejak tahun ajaran 1996/1997 merupakan salah satu
upaya pemerintah dalam mengembangkan anak cerdas berbakat, khususnya
bakat akademik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian anak cerdas berbakat
Anak cerdas dan berbakat adalah anak yang memiliki taraf intelegensi
sangat tinggi, serta memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan
adegan kemampuannya memungkinkan bagi dirinya berhasil dengan baik
dalam pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan
program khusus yang terencana selain dari program umumnya, biasanya di
laksanakan di sekolah untuk pengembangan kemampuannya. Cerdas dan
berbakat memiliki potensi yang memerlukan pengembangan dan pelatihan
dengan salah satunya pelatihan keterampilan komunikasi interpersonal.
Keterampilan komunikasi interpersonal bagi anak cerdas dan berbakat
berguna dalam membina hubungan pertemanan dan terampil dalam
komunikasi supaya terhindar dari konflik yang cenderung menghambat
kemampuan sosial. Program pelatihan diperlukan untuk mendukung
keterampilan komunikasi interpersonal anak cerdas dan berbakat untuk
mengembangkan bakat verbal yang dimiliki. (Rusdayanti dan suranata 2023)
4
5. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
6. Mempunyai inisiatif dan cepat berkerja sendiri
7. Menunjukan keasliannya dalam ungkapan variabel
5
1. Perkembangan Fisik
Selama usia sekolah anak berbakat sangat mungkin mengalami
kesenjangan antara perkembangan fisik, intelektual dan sekolah secara
tidak sengaja mungkin mengambat aktifitas mereka. Apabila
perkembangan intelektualnya lebih cepat daripada perkembangan fisik
maka anak akan merasa tidak kuat secara fisik. Sementara itu jika tuntutan
sensasi fisik kurang menantang akan menjadikan anak berbakat kurang
tertarik dan tidak memperoleh kepuasan melakukan kompetisi di dalam
kelompok sebaya. Melihat karakteristik dan kebutuhan fisik anak
berbakat, maka program pendidikan bagi mereka sepatutnya
mempertimbangkan kebutuhan untuk melakukan aktifitas yang
memungkinkan terjadinya interaksi dan asimilasi dan sensorik, apresiasi
kapasitas fisik, menjelajahi aktifitas fisik yang menimbulkan kesenangan.
Kepuasan, menjelajahi aktifitas fisik yang mengarah kepada keterpaduan
antara pikiran dan badan.
2. Perkembangan Kognitif
Para ahli dengan hasil penelitiannya (thompson, berger, berry, dan mac.
Lean) menunjukan secara biologis memang ada perbedaan struktur otak
antara anak berbakat dengan anak normal. Anak berbakat mampu kedua
belahan otak kiri dan kanan sebagai alat berfikir dan seluruh fungsi-fungsi
lain. Secara terintegritas sehingga mewujudkan perilaku kreatif.
Berbagai karakteristik perkembangan kognitif anak berbakat menjunjukan
kemudahan yang dimilikinya dalam belajar. Namun hendaknya ciri itu
tidak menjadikan kita berfikir bahwa anak berbakat akan selalu mudah
untuk menjadi peserta didik terpandai di kelasnya. Apabila karakteristik
tersebut tidak tersalurkan dengan sebagaimana mestinya maka tidak
mustahil muncul masalah-masalah perkembangan.
Perkembangan kognitif anak berbakat juga disertai dengan kemampuan
intuitif yang akan mengarahkan kepada permunculan perilaku kreatif.
Kreatif adalah ekspresi tertinggi dari keberbakatan. Kaitan intuisi anak
berbakat ditandai dengan kecenderungan untuk terlibat dan peduli
terhadap pengetahuan intuitif dan fenomena-fenomena metafisik, terbuka
6
terhadap pengalaman-pengalaman metafisi, dan menunjukan perilaku
kreatif dalam banyak hal. Karena kekuatan imajinatif yang luar biasa
sehingga bisa menimbulkan cemoohan sesamanya atau tidak mendapatkan
tanggapan serius dari orang lain yang lebih tua usianya karena di pandang
berperilaku aneh, menyimpang, dan dianggap sebagai pembuat kekacauan.
3. Perkembangan Emosi
Karakteristik kemampuan kognitif yang tinggi pada anak berbakat dan
kepekaannya terhadap dunia sekitar menjadikan anak berbakat memiliki
akumulasi informasi yang banyak, apabila dengan fungsi kognitif dia
mampu mengolah informasi dan menumbuhkan kesadaran akan diri dan
dunianya akan menjadikan anak berbakat menunjukan perkembangan
emosi yang lebih matang dan stabil. Kesadaran yang tinggi ini akan
disertai dengan perasaan yang berbeda dari murid yang lain. Di sisi lain
karakteristik kognitif yang tinggi belum tentu disertai dengan terjadinya
perkembangan emosi yang tinggi pula. Akumulasi informasi yang terjadi
pada anak berbakat karena sensitifitas atau kepekaannya terhadap dunia
sekitar mungkin tidak mencuat ke kesadaran. Anak cerdas berbakat
seringkali menunjukan harapan yang tinggi terhadap dirinya maupun
orang lain. Karena harapan ini tidak selalu disertai dengan kesadaran diri,
maka tidak jarang membawa dirinya, orang lain maupun situasi.
Karakteristik kehidupan emosi murid berbakat seperti itu menghendaki
keseimbangan dengan pengembangan fungsi kognitif yang ada pada
dirinya untuk mengembangkan kesadaran akan dunianya. Jika tidak, maka
perilaku bermasalah mungkin muncul adalah rawan terhadap kritikan
orang lain, kebutuhan untuk diakui yang berlebihan, bersikap sinis dalam
mengkritik orang lain yang akan menimbulkan gangguan antar pribadi.
Motivasi dan daya saing yang kuat, hasrat ingin tahu yang besar dan minat
ekplorasi yang tiada terunjang pada anak berbakat mungkin dapat
menimbulkan keirian mereka terhadap gurunya. Karena gurunya dirasakan
tidak memahami kebutuhannya. Akibatnya mereka memiliki gambaran
diri yang terlalu tinggi, selalu menganggap benar pendapat sendiri yang
dapat menumbuhkan kesan bersikap angkuh dan sombong.
7
4. Perkembangan Sosial
Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat temuan dan generalisasi
sering kali menunjukan karakteristik populasi yang selalu tidak dapat
diterapkan secara individual. Kecenderungan menunjukan bahwa
perkembangan sosial anak berbakat memang lebih baik dari pada anak
yang normal pada umumya. Clark menghimpun dan menyimpulkan
berbagai hasil studi yang dilakukan banyak ahli tentang perkembangan
sosial dan emosional anak berbakat sebagai berikut:
a. Anak berbakat, jika dibandingkan dengan teman sebayanya, merasa
lebih senang dan puas dengan keadaan dirinya sendiri dan hubungan antar
pribadi.
b. Anak berbakat cenderung lebih mandiri dan kurang berkomformitas
terhadap pendapat sebayanya lebih dominan, lebih mampu mengendalikan
lingkungan dan lebih kompeptitif.
c. Anak berbakat menunjukan kecakapan kepemimpinan dan menjadi
terlibat dalam kegiatan dan kepedulian sosial.
d. Anak berbakat lebih cenderung memilih teman yang memiliki
kesebayaan usia intelektual dari pada memilih teman yang secara
kronologis berada pada usia yang sama.
Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat seperti di uraikan di atas
dapat menimbulkan perilaku bermasalah, seperti frustasi atau perasaan-
perasaan yang tak tertantang, potensi kepemimpinan yang tak berkembang
karena mungkin tidak memperoleh kesempatan, kecenderungan mengambil
pemecahan masalah secara cepat tanpa memperhitungkan kompleksitas
masalah.
8
1. Akselerasi (acceleration)
Model akselerasi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari
memasuki SD pada usia dini, loncat kelas atau mengikuti bidang studi
tertentu di kelas tinggi.
2. Pengayaan (enrichment)
Model pengayaan yaitu dengan memberikan tugas – tugas tambahan bagi
siswa yang memiliki kemampuan unggul. Model ini dapat memenuhi
harapan Anak Cerdas Berbakat dengan tidak memisahkan mereka dari
teman – teman yang biasa.
3. Kelas khusus (ability grouping)
Model ketiga adalah pengelompokkan berdasarkan kemampuan. Model ini
dapat berupa kelas khusus di dalam sekolah. Model pengelompokkan
berdasarkan kemampuan di khawatirkan akan menumbuhkan sikap
ekslusif, elitisme dan memiliki perasaan berbeda dari yang lain.
4. Bimbingan Konseling
Bagi anak-anak cerdas dan berbakat, bimbingan konseling merupakan
sebuah kebutuhan. Memahami kekhasan siswa cerdas dan berbakat serta
peranan konseling dalam menangani permasalahan yang timbul akibat
kekhasannya adalah sangat penting. Dimana guru sebagai konselor bagi
siswa berkemampuan unggul sangat penting peranannya.
9
dan tugas ajar dilakukan secara khusus yang mendasarka pada kurikulum
yang ada sehingga dapat memberikan layanan optimal bagi siswa cerdas
dan berbakat.
b. Pengembangan ranah afektif
Pembimbing diharapkan memahami pikiran dan harapan anak berbakat
dengan sikap terbuka, serta membantu anak memahami pikiran dan harapan
yang ada pada dirinya dana kemungkinan pemenuhannya di dalam
kehidupan berkelompok.
Pemahaman sikap, pemikiran dan harapan terhadap orang lain (dalam hal
ini khususnya individu cerdas dan berbakat) tidak mungkin dilakukan oleh
seseorang yang berfikir negatif terhadap dia, namun oleh orang yang
mempunyai pemikiran “bersih”, dengan bertanya langsung kepada yang
bersangkutan “dari tangan pertama”dan bukan berdasarkan berita “bukan
dari tangan orang lain”. Data atau informasi dari orang lain tanpa adanya
cross check terhadap yang bersangkutan bisa jadi akan menjadi fitnah yang
akan merugikan semua pihak. Mengapa demikian, karena penanganan yang
keliru terhadap mereka bisa berakibat aset bangsa yang sangat berharga
akan tidak termanfaatkan secara optimal. Dan tentu saja tidak ada bangsa
yang bodoh serta tidak ingin maju kecuali mereka yang mensia-siakan aset
yang sangat berharga ini. Mudah-mudahan bangsa kita tidak termasuk yang
demikian. Pemahaman atas sikap, pemikiran dan harapan terhadap individu
cerdas dan berbakat tergantung kepada keterbukaan dua belah pihak yang
dilandasi oleh kepercayaan dan penerimaan diri. Ini merupakan dasar dari
pengembangan ranah afektif, mengingat individu cerdas dan berbakat agak
sedikit “rumit”. Rumitnya individu ini karena ia mempunyai variasi
pemikiran dengan jangkauan yang sangat luas dan mendalam, sehingga
untuk Pembimbing yang kurang mempunyai wawasan dan “sedang-sedang
saja” akan cenderung pada terlalu cepatnya memberikan vonis dan atribusi
kepada individu cerdas dan berbakat dengan sesuatu yang kurang baik. Jika
demikian ketidaksuksesan penanganan dengan teknik ini justru karena
kesalahan pembimbing berkait dengan ketidakmampuannya atau
keterbatasan kemampuannya.
10
c. Pengembangan ranah fisik
Pembimbing diharapkan memberikan layanan yang dapat memberikan
kemungkinan siswa memperoleh pengalaman memadukan pola
perkembangan berfikir dengan perkembangan fisik. Layanan Bimbingan
yang dapat diberikan adalah membantu siswa memilih kegiatan fisik yang
sesuai dengan perkembangannya dan memberikan peran-peran yang sesuai
di dalam kelompoknya.
d. Pengembangan ranah intuitif
Fungsi intuitif merupakan fungsi yang terlibat di dalam pemunculan
wawasan dan tindakan yang kreatif. Mengingat fungsinya yang demikian
itu, maka layanan bagi siswa berbakat perlu mempedulikan pengembangan
pengalaman yang mendorong individu untuk berimajinasi dan berkreasi.
Pengembangan lingkungan belajar yang merangsang stimulus baru sebagai
daya imajinasi dan kreativitas individu, dapat dirancang sebagai bentuk
layanannya. Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian stimulus yang
mendorong siswa mencari informasi baru sebagai alternatif
pemecahannnya.
e. Pengembangan ranah Masyarakat
f. Pemberian layanan dapat dilakukan dengan membantu siswa memperoleh
pengalaman mengembangkan diri menjadi anggota kelompok, serta mampu
berpartisipasi dalam proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan
kelompok menjadi anggota keanggotaan masyarakat, memperluas
identifikasi diri dari masyarakat terbatas kearah identifikasi terhadap
masyarakat luas. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan merancang
kegiatan-kegiatan kelompok khusus.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Siswa cerdas dan berbakat merupakan siswa yang mempunyai
kemampuan diatas rata-rata siswa pada umumnya. Kemampuan siswa
tersebut merujuk pada kemampuan mental yang lebih tinggi dari usia
kronologisnya. Siswa ini mempunyai kebutuhan dan karakteristik khusus
yang tidak sama dengan teman-temannya yang normal, dimana hal ini
diperkuat dengan ciri - cinya.
Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang di uraikan sebagai hasil
temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang di maksud akan
mencakup unsur-unsur berikut:
1. Pengembangan Ranah Kognitif/Intelektual
2. Pengembangan Ranah Kognitif
3. Pengembangan Ranah Fisik
4. Penembangan Ranah Intuitif
5. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
6. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan. Siswa cerdas dan berbakat
diberikan
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak cerdas berbakat secara konvensional
dapat di kelompokkan ke dalam beberapa model antara lain:
1. Akselerasi (acceleration)
2. Pengayaan (enrichment)
3. Kelas khusus (ability grouping)
4. Bimbingan Konseling
Teknik bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat tetap bertolak belakang dari
pandangan tentang hakekat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial dan
mehluk tuhan. Dengan kata lain, Anak Cerdas Berbakat dipandang sebagai
suatu keutuhan pribadi sehinggan program layanan bimbingan yang
dikembangkan mampu menyentuh semua dimensi perkembangan secara
utuh. Program dan teknik khusus sehingga dia dapat mengembangkan
seluruh potensi yang ada padad drinya secara optimal. Program bimbingan
12
dibedakan dalam beberapa golongan, yaitu; a. pengayaan, b. percepatan, c.
pengelompokan khusus. Sedangkan teknik bimbingan diarahkan pada
unsur-unsur yang berhubungan dengan pengembangan ranah
kognitif/intelektual, pengembangan ranah afektif, pengembangan ranah
fisik, pengembangan ranah intuitif, dan pengembangan ranah masyarakat.
3.2 Saran
Orang tua sebaiknya merasa perlu menambah wawasan tentang tumbuh
kembang anak, hal ini mencakup tahap-tahap perkambangan anak, pola asuh
dan pola didik anak. Dengan mengetahui informasi tentang tahap
perkembangan anak, maka orangtua bisa secara dini mengenali hal-hak yang
tidak biasa yang ada pada diri anak.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, N. (2020). Anak cerdas berbakat.
Rusdayanti, I. G. A. D., & Suranata, K. (2023). Pelatihan keterampilan
komunikasi interpersonal untuk pengembangan bakat verbal
anak cerdas dan berbakat. Jurnal EDUCATIO: Jurnal
Pendidikan Indonesia, 9(1), 573-581.
https://atangsutisnabdj.blogspot.com/2014/02/bimbingan-bagi-anak-
cerdas-berbakat.html
http://umcsd14a4.blogspot.com/2017/01/makalah-bimbingan-bagi-anak-
cerdas-dan.html?m=1
14