Anda di halaman 1dari 33

ISU-ISU TERKINI DALAM BISNIS DAN MANAJEMEN

Lingkungan Eksternal Mikro Perusahaan : Supplier

SAMSUNG ELECTRONICS

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Isu-isu Terkini Dalam Bisnis
dan Manajemen
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Siliwangi

Kelompok 6

Anggota :

Siti Rahmi Mahayunsari 193402050

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat,


hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelaesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan sanggup untuk
meyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah
curahkan pada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya diakhirat nanti.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk pembuatan makalah-
makalah selanjutnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
mata kuliah Isu Isu Terkini Dalam Bianis Dan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Siliwangi.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Tasikmalaya, 28 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................5
1.3 Tujuan...........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................7
2.1 Pengertian Supplier .....................................................................................7
2.2 Profil Perusahaan .........................................................................................10
2.3 Strategi Kemitraan Pemasok Samsung Electronics ...................................11
2.3.1 Analisis Strategi Kemitraan Pemasok ........................................14
2.4 Strategi Manajemen Rantai Pasokan Samsung Electronics ......................18
2.5 Fokus Samsung Kepada Pemasok Dan Manajemen Rantai Pasokan.......19
2.6 Manfaat Dari Mengelola Hubungan Dengan Pemasok .............................20
2.7 Jaringan Pemasok Samsung Electronics ....................................................20
2.8 Cara Samsung Menambah Pemasok Baru .................................................24
BAB III PENUTUP ........................................................................................................26
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................27
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, dengan kebangkitan ekonomi digital dan munculnya dunia bisnis
jaringan, persaingan antar perusahaan semakin ketat dan kompleks. Untuk
merespon lingkungan bisnis yang cepat berubah, perusahaan mulai mengejar
strategi inovasi dari perspektif jangka panjang, daripada paradigma manajemen
konvensional seperti maksimalisasi keuntungan jangka pendek. Lansiti dan
Levien (2004) menyatakan bahwa kinerja perusahaan berasal dari sesuatu yang
jauh lebih besar dari perusahaan itu sendiri : keberhasilan ekosistem bisnis
masing-masing. Seperti yang dikatakan Moore (1993) dalam Harvard Business
Review bahwa, dalam sebuah bisnis. ekosistem, perusahaan mengembangkan
kemampuan bersama di sekitar inovasi baru: mereka bekerja secara kooperatif dan
kompetitif untuk mendukung produk baru, memenuhi kebutuhan pelanggan, dan
akhirnya menggabungkan putaran inovasi berikutnya. Dalam kasus industri
manufaktur, misalnya, keterlibatan pemasok dalam pengembangan produk,
produksi, rantai pasokan, dll memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya
saing global pembeli (Fine, 1998). Kerjasama antar perusahaan membantu
membangun kompetensi inti atau keunggulan kompetitif masing-masing
perusahaan, dan mendukung perolehan informasi, pengurangan biaya,
peningkatan kualitas, dan pengembangan produk baru (Powell, 1987; Sabel, 1993;
Bastos, 2001; Tidd, 1995; Shin dkk. 2000; Beamon, 1999).

Samsung Group didirikan pada tahun 1938 dan menunjukkan pertumbuhan yang
stabil selama tujuh puluh lima tahun sejak saat itu. Pada tahun 1987, Lee Kun-Hee
menjadi Ketua Grup Samsung. Sejak Deklarasi Frankfurt Ketua Lee dan
Manajemen Barunya pada tahun 1993, Samsung Electronics, tidak diragukan lagi
perusahaan terbesar di Grup Samsung, telah berkembang secara dramatis dan
upaya inovasinya telah dipercepat lebih cepat. Sejak itu, penjualan Samsung
Electronics telah meningkat seribu persen dan penyerapan tenaga kerja sebesar
tiga ratus persen, dan produk inovatif perusahaan seperti seri Galaxy S dan Galaxy
Note, Smart TV, dll telah berkembang menjadi produk terdepan di industri. Pada
tahun 2013, Fortune mendapat peringkat. Samsung Electronics di posisi 14
dengan pendapatan 178,6 miliar dolar (Aju Business Daily, 2013). Selain itu,
Samsung Electronics naik ke posisi ke-8 dalam peringkat Interbrand tahun 2013
(Asia Business Daily, 2014).

Samsung Electronics mencapai kinerja bisnis yang luar biasa karena inovasi
internal dan kolaborasi dalam hubungan pembeli-pemasok (Lee, 2013). Namun,
Apple berbeda dari Samsung Electronics. Ini menghasilkan produk yang sangat
inovatif, yang menggabungkan desain produk dan pengembangan produk. Apple
menjalin hubungan unik dengan pemasok berdasarkan perjanjian eksklusivitas.
Samsung Electronics dan Apple bersaing ketat di pasar ponsel pintar global,
menggunakan strategi yang sangat berbeda. Apple menargetkan pasar dengan
beberapa produk mutakhir yang menggabungkan desain yang luar biasa sementara
Samsung Electronics dengan banyak produk yang berbeda menciptakan fungsi
perangkat keras yang sangat baik.

1.1 Rumusan Masalah

a. Apa itu supplier?


b. Bagaimana sejarah perusahaan Samsung Electronics?
c. Bagaimana Strategi Kemitraan Pemasok Samsung Electronics?
d. Bagaimana strategi manajemen rantai pasokan Samsung electronics?
e. Mengapa Samsung fokus pada pemasok dan manajemen rantai
pasokan?

f. Apa yang dicapai Samsung dengan mengelola hubungan dengan


pemasok?

g. Siapa pemasok Samsung? Dimana mereka berada?


h. Bagaimana cara Samsung menambah pemasok baru?

1.2 Tujuan Penulisan

a. Untuk memahami secara singkat apa itu supplier


b. Untuk mengetahui searah singkat perusahaan Samsung
c. Untuk mengetahui strategi kemitraan pemasok Samsung
d. Untuk mengetahui strategi manajemen rantai pasokan Samsung
Electronics
e. Untuk mengetahui alasan Samsung fokus pada pemasok dan manajemen
rantai pasokan
f. Untuk mengetahui pencapaian Samsung dengan mengelola hubungan
dengan para pemasok
g. Untuk mengetahui para pemasok Samsung
h. Untuk mengetahui bagaimana cara Samsung menambah pemasok baru
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Supplier atau Pemasok

Menurut Fauzi (2011 : 123) “Pemasok atau yang biasa disebut sebagai supplier
merupakan suatu perusahaan atau individu yang menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa
tertentu.” Supplier harus mampu mengantisipasi para pesaing berusaha meniru,
menduplikasi atau mengalahkan saingan di berbagai variabel diferensiasi yang
menghasilkan keuntungan yang kompetitif.

Supplier atau pemasok merupakan salah satu rantai yang paling kritis atau penting
bagi keuntungan dan kelangsungan hidup sebagian besar perusahaan. Perusahaan
kelas dunia tahu bahwa mutu produk dan layanan mereka sangat berhubungan
langsung dengan mutu supplier atau pemasok dan produk serta layanan yang
mereka berikan. Dalam konsep rantai pemasok, supplier merupakan salah satu
bagian supply chain yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup suatu pabrik dimana supplier menjadi pihak yang memasok bahan mentah
(raw material) bagi pabrik. Apabila supplier kurang bertanggung jawab dalam
merespon terhadap pemenuhan permintaan bahan mentah pabrik, maka akan
menimbulkan masalahmasalah yang cukup serius salah satunya stockout ataupun
lead time yang tentunya akan merugikan pabrik. Untuk itu perusahaan yang
memiliki banyak pemasok harus selektif dalam memilih supplier-nya.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pemasok memang merupakan elemen
yang penting bagi perusahaan dan memiliki pengaruh yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Dalam memenuhi kebutuhan pabrik terkadang
perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok dan hal tersebut akan menimbulkan
konflik sehingga perusahaan harus selektif dalam memilih pemasok dan bisa
menjalin kerjasama dengan para pemasok.

Sebuah perusahaan akan mencari pemasok yang mutu dan efisiensinya dapat
dipertahankan, karena perkembangan dalam pemasok dapat memberikan
pengaruh yang sangan penting terhadap pelaksanaan pemasaran dalam sebuah
perusahaan. Salah satu aspek utama fungsi pembelian adalah pemilihan supplier,
pengadaan barang yang dibutuhkan,layanan dan peralatan untuk semua jenis
perusahaan bisnis. Pemilihan supplier yang kompeten adalah salah satu fungsi
paling penting yang harus dilakukan oleh departemen pembelian.

 Kriteria Memilih Supplier atau Pemasok

Menurut Pujawan & Mahendrawati (2017:187-188) dalam bukunya


menyatakan: Memilih supplier merupakan kegiatan strategis, terutama apabila
supplier tersebut akan memasok item yang krisi atau akan digunakan dalam
jangka panjang sebagai supplier penting. Kriteria pemilihan adalah salah satu hal
penting dalam pemilihan supplier. Kriteria yang digunakan tentunya harus
mencerminkan strategi supply chain maupun karakteristik dari item yang akan
dipasok. Secara umum banyak perusahaan yang menggunakan kriteria – kriteria
dasar seperti kualitas barang yang ditawarkan, harga, dan ketepatan waktu
pengiriman. Namun sering kali pemilihan supplier membutuhkan berbagai kriteria
lain yang dianggap penting oleh perusahaan. Menurut Dickson (1966) dalam
Pujawan & Mahendrawati (2017:188-189) dalam bukunya menyatakan terdapat
22 kriteria yang diidentifikasikan untuk pemilihan supplier. Adapun kriteria-
kriteria tersebut adalah:

1. Kualitas
2. Delivery
3. Perfomance History
4. Warrantier and Claim Pilicies
5. Price
6. Technical Capability
7. Financial Position
8. Prosedural Compliance
9. Communication System
10. Reputation and Position In Industry
11. Desire For Business
12. Management and Organization
13. Operation Control
14. Repair Service
15. Attitudes
16. Impression
17. Packaging ability
18. Labor relations record
19. Geographical location
20. Amount of past business
21. Training aids
22. Reciprocal arrangements

Sedangkan menurut Fauzi (2011:123) menyatakan : “Suatu perusahaan


atau organisasi membutuhkan para pemasok yang memahami apa yang
menjadi tujuan dari perusahaan tersebut dan memberikan umpan balik
terhadap pemasok yang bekerja sama.” Berikut ini beberapa kriteria dari yang
menjadi pertimbangan dalam menentukan pemasok antara lain:

1. Harga penawaran, yaitu harga yang ditawarkan oleh pemasok dalam


melakukan transaksi dengan perusahaan.
2. Mutu pemasok, yaitu kualitas kondisi perusahaan pemasok.
3. Keandalan dalam ketepatan, yaitu keandalan sebuah pemasok dalam
ketepatan baik ketepatan barang yang diproduksi maupun keandalan
dalam servis yang diberikan oleh perusahaan yang menjadi
distributornya.
4. Kemampuan koordinasi informasi, yaitu kemampuan perusahaan
pemasok dalam menangani komunikasi dengan perusahaan yang
bekerja sama dalam pemberian informasi terkini sehingga baik
pemasok atau distributor tidak dirugikan.
5. Ketersediaan Produk, yaitu kondisi dimana fleksibilitas ketersediaan
tipe produk atau jumlah produk yang ada dalam antisipasi jika terjadi
perubahan dari permintaan pelanggannya.

2.2 Profil Perusahaan


Samsung merupakan perusahaan pembuat perangkat elektronik terbesar di dunia,
dan berkantor di Seocho Samsung Town di Seoul, Korea Selatan. Perusahaan ini
adalah perusahaan Korea Selatan yang terbesar dan merupakan ikon dari Samsung
Group, yang merupakan konglomerasi terbesar di Korea Selatan. Samsung
memulai sejarahnya pada tahun 1938 yang awalnya sebagai perusahaan trading,
mengirimkan ikan kering dan buah-buahan ke Manchuria yang dikuasai Jepang.
Pendirinya ialah Lee Byung Chull. Lee Byung Chull adalah anak dari keluarga
tuan tanah kaya yang menggunakan warisan untuk membuka pabrik beras untuk
usaha pertamanya. Usaha yang pertama tidak mencapai kesuksesan jadi ia
mendirikan bisnis angkutan truk di Daegu pada tanggal 1 Maret 1938, yang
bernama Cheil, pendahulu untuk Samsung. Lee Byung Chull berkunjung secara
rutin ke Tokyo untuk mempelajari taktik manajemen Jepang, dan dia
menghabiskan 80% waktunya untuk merekrut orang dan mengembangkan orang-
orang yang berpotensi. Setelah PD II dan Perang Korea, Samsung mendapatkan
keuntungan dari program pembangunan kembali Korea dari pemerintah, dan
dibawah kepemimpinan Lee, Samsung segera melebarkan usaha ke bidang
pembuatan kapal, petrokimia dan pesawat terbang.
Samsung memiliki lusinan bisnis berbeda seperti, semikonduktor, layanan
keuangan, jam, bahkan sebuah tim bisbol. Samsung elektoronik merupakan divisi
yang paling besar. Tahun 1987 Lee Byung Chull meninggal dunia, dan
perusahaan Samsung jatuh ketangan putranya Lee Kun Hee. Lee Kun Hee saat ini
merupakan orang terkaya di Korea, dengan aset sekitar 3,4 miliar US$. Ditangan
Lee Kun Hee Samsung menjadi salah satu penyumbang ekspor tebesar Korea
yang menyumbang 20% ekspor Korea. Lee Kun Hee berencana mewariskan
perusahaan Samsung pada putranya Lee Jae Yong. Pertama kali Samsung
mengeluarkan handphone, baru pada dekade 90-an, Samsung Group
mengeluarkan mobile phone, berawal mengikuti perkembangan zaman, Samsung
Group mengeluarkan produk handphone yang ternyata lumayan menarik pasar
dunia. Hingga pada tahun 1993 Samsung mengembangkan ponsel ringan SCH-
800 GSM, serta tersedia jaringan CDMA. Di tahun-tahun berikutnya, Samsung
Group mengembangkan kembali smartphone dan gabungan Mp3 Player yaitu
menjelang ke-20. Untuk saat ini, Samsung didedikasikan untuk industri 3G,
membuat vidio, kamera, serta desain minimalis sesuai permintaan Pasar. Meski
mengalami pertumbuhan yang lumayan meyakinkan, tapi handphone Samsung
masih kalah dari pesaing nomor satu merek Nokia. Perkembangan handphone
Samsung pada saat ini yang berkembang pesat adalah Samsung Android.
Samsung saat ini dikenal sebagai produsen handphone android terbesar di dunia.
Bahkan popularitas handphone Samsung pun mengalahkan Apple Phone. Namun,
perjalanan Samsung untuk menjadi produsen smartphone terbesar didunia cukup
lama.
Awal kesuksesan Samsung di dunia smartphone berawal pada tanggal 27 April
2009. Saat itu, Samsung meluncurkan handphone android pertamanya, yakni
Samsung i7500. Handphone ini menawarkan layar sentuh AMOLED berukuran
3.2 inci. OS yang digunakan pada handphone ini adalah OS Android Cupcake 1.5.
Selanjutnya, keberhasilan Samsung dalam platform Android dimulai dengan
peluncuran Samsung Galaxi S. Handphone ini diluncurkan oleh Samsung pada
Maret 2010. Dan, tingkat penjualan handphone ini cukup tinggi. Pada Januari
2011, Samsung berhasil menjual handphone ini sebanyak 10 juta unit.
Keberhasilan tersebut pun merembet pada suksesor dari Galaxi S. Di antaranya
adalah Samsung Galaxi S II dan Samsung Galaxi S III. Tak hanya itu, beberapa
handphone Galaxi lainnya pun memperoleh sambutan tinggi di pasaran.
2.3 Strategi Kemitraan Pemasok Samsung Electronics
Selama 20 tahun sejak pernyataan Ketua Lee tentang Manajemen Baru pada tahun
1993, strategi kemitraan pemasok elektronik telah melalui tiga fase. Tahap
pertama berlangsung dari tahun 1993 hingga 1997, tahun dideklarasikannya
Manajemen Baru hingga masa sebelum Korea dilanda krisis valuta asing. Selama
fase pertama, Samsung Electronics mengakui keterbatasan strateginya yang
didasarkan pada pertumbuhan kuantitatif yang menghasilkan biaya tinggi dan
produktivitas rendah padahal, hal itu membutuhkan produktivitas dan kualitas
tinggi (Samsung. 1997). Fase ini telah ditetapkan sebagai era Manajemen Baru.
Ini adalah fase ketika Samsung Electronics memulai tindakannya dan menetapkan
arah inti pada kemitraan pemasok, yaitu peningkatan dalam pengadaan,
manajemen yang adil, dan manajemen kepercayaan sosial. Sebagai tim Strategi
Pengadaan Perusahaan yang bertanggung jawab atas kemitraan pemasok.
Dukungan tersebut dilakukan melalui transfer metode inovasi kepada pemasok.
seperti inovasi proses, dan edukasi tentang Six Sigma. Selain itu, tim telah
mengerahkan dalam Meningkatkan situs manufaktur, dan mendukung
pembentukan infrastruktur TI. termasuk 3D-CAD dan ERP (Samsung Electronics,
2011). Kegiatan ini terutama difokuskan pada peningkatan produktivitas dan
kualitas di sektor manufaktur. Akibatnya, selama fase inilah Samsung Electronics
telah membangun fondasi kepercayaan sosial yang kuat.

Fase kedua, dikenal sebagai mengatasi krisis, dimulai dengan krisis keuangan
Korea 1997-1998 dan berakhir tepat sebelum krisis keuangan global pada tahun
2008. Karena perkembangan standar bisnis global, perubahan lingkungan politik
Internasional dan domestik , dan munculnya pesaing kuat seperti Apple, Samsung
Electronics telah ditarik ke dalam persaingan global yang semakin intensif. Untuk
bertahan di antara persaingan yang ketat, Samsung Electronics telah menekankan
pada kemampuan inovatif pemasok. Selain memberikan teknik inovasi,
mendukung masuknya ke pasar luar negeri, dan membangun infrastruktur TI,
Samsung Electronics telah menerapkan kemampuan inovatif pemasok melalui
dukungan keuangan, kemajuan pabrik, pengembangan teknologi. dan
pengembangan sumber daya manusia (Samsung Electronics, 2011). Fokus utama
dari tahap ini adalah untuk tetap kompetitif di pasar global daripada mendapatkan
kinerja langsung jangka pendek.

Fase ketiga, dari 2008 hingga 2013, adalah saat strategi kemitraan pemasok
Samsung Electronics menjadi lebih mapan. Fase ini dikenal sebagai "Loncatan Ke
Status Kelas Satu Global". Pada saat lompatan ke status kelas satu global,
Samsung Electronics menguraikan peningkatan filosofi manajemennya dalam
pengadaan, manajemen yang adil, dan manajemen kepercayaan social hingga
peningkatan kompetensi global, transparansi, dan pembentukan budaya berbasis
kepercayaan. Selain itu, untuk mencapai pertumbuhan bersama di pasar luar
negeri dengan perusahaan mitra. Samsung Electronics memformalkan strategi
kemitraan pemasok dan mempraktikkannya secara sistematis. Selanjutnya,
Samsung Electronics mereorganisasi tim strategi pengadaan korporatnya menjadi
departemen kolaborasi mitra pada tahun 2008, yang sekali lagi diperluas menjadi
pusat kolaborasi mitra pada tahun 2011. Selama tahap ketiga, Samsung
Electronics menerapkan dan mengembangkan filosofi bisnisnya untuk
memperkuat kemampuan pemasok dan memposisikan diri sebagai perusahaan
yang berkompeten secara global, yang dikelola secara transparan dengan budaya
berbasis kepercayaan. Berikut ini menunjukkan bagaimana Samsung Electronics
telah mengatur ulang hubungan dengan pemasok melalui melalui penyediaan
pelatihan dan seminar bagi karyawan dan manajer masa depan. Kedua, untuk
mempraktikkan manajemen yang transparan, Samsung Electronics membuat dan
mengelola sistem perdagangan yang adil, yang mencakup refleksi dari perubahan
harga bahan baku dan escrow teknologi. Ketiga, Samsung Electronics telah
berupaya membangun hubungan rahasia untuk memperkuat kemitraan timbal
balik. Sebagai bagian dari membangun hubungan, Hari Pertumbuhan Bersama
ditetapkan sejak 2011, hari di mana CEO Samsung Electronics mengunjungi
pemasok secara teratur untuk mendengarkan kekhawatiran dan kesulitan mereka.
Pintunya juga terbuka lebar dalam berkomunikasi dengan pemasok melalui
konferensi dan sistem petisi dunia maya (Samsung Electronics Partner Pusat
Kerjasama, 2011). Strategi kemitraan pemasok tersebut memungkinkan Samsung
Electronics untuk memperkuat daya saing di bidang manufaktur dan memperoleh
efektivitas dan fleksibilitas melalui penemuan dan pengembangan pemasok
inovatif dan ide-ide mereka. Tabel berikut merangkum transisi Samsung
Electronics dalam strategi kemitraan pemasok dalam 3 fase. Upaya Samsung
Electronics dalam kemitraan pemasok telah menjadi implementasi jangka panjang
yang berlangsung selama 20 tahun dan di setiap fase berkembang dengan luar
biasa kecanggihan.
mengubah sistem manajemennya. Pertama, Samsung Electronics mulai
membingkai dukungannya pada keuangan, teknologi, dan sumber daya manusia.
Dukungan keuangan terdiri dari dana pembangunan, dana kesejahteraan bersama,
pembayaran tunai untuk memastikan likuiditas pemasok. Dalam hal dukungan
teknologi, melalui dukungan yang disesuaikan, Samsung Electronics memberikan
kesempatan untuk membandingkan lokasi manufaktur yang luar biasa dan
memberikan panduan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas. Ini juga
didukung dalam transfer teknologi paten yang tidak digunakan dan keamanan
lingkungan. Lebih-lebih lagi. Samsung Electronics berupaya menghadirkan
stabilitas manajemen bagi mitranya.

2.3.1 Analisis Strategi Kemitraan Pemasok Samsung Electronics

Proses inovasi manajemen dapat diteliti melalui analisis proses evolusi dan
atribusi pada setiap fase. Fase pertama adalah "Era Manajemen Baru",
yang dimulai pada tahun 1993 dengan deklarasi Manajemen Baru dan
berakhir tepat sebelum krisis valuta asing pada tahun 1997. Manajemen
Baru diumumkan oleh Ketua Lee Kun-Hee pada bulan Juni 1993 dalam
rangka mengatasi ancaman yang diikuti dengan konsentrasi pada kuantitas,
dan sebaliknya mendukung peningkatan kualitas. Ketua Lee Kun-Hee
menekankan fleksibilitas dan keragaman sebagai nilai inti dalam
organisasi, yang dia yakini akan memberikan inovasi internal dan
manajemen yang lebih kuat. Selain itu, ia menekankan pentingnya
kemitraan dengan pemasok. Dengan mendefinisikan strategi kemitraan
pemasok sebagai cara untuk menumbuhksn perekonomian bangsa melalui
kompetisi dan kolaborasi, Ketua Lee menyarankan perlunya sinergi dari
menggabungkan dengan perusahaan pemasok yang luar biasa, yang akan
diberikan dukungan untuk memperkuat kemampuannya (Samsung, 1997).
Sejak pengumuman Manajemen Baru, sebagai bagian dari strategi
kemitraan pemasok, Samsung Electronics menafsirkan kembali persepsi
pengadaan dan mendorong partisipasi proaktif pemasok melalui
pengumpulan informasi pengadaan. Sebagai sarana untuk menerapkan
strategi kemitraan pemasok, Samsung Electronics telah menetapkan
filosofi utamanya berdasarkan peningkatan pengadaan, manajemen yang
adil, dan manajemen kepercayaan sosial (Samsung Human Resources
Development Center, 2010). Ini telah menjadi titik awal yang penting
untuk strategi kemitraan pemasok. Menurut Joseph Schumpeter (1934),
Inovasi diperlukan agar perekonomian dalam keseimbangan statis
berkembang menjadi perekonomian yang dinamis, dan penggerak dinamis
inovasi adalah wirausahawan. Hal ini mendukung gagasan filosofi CEO
menjadi faktor kunci dalam mencapai inovasi manajemen. Sebagai
langkah pertama menuju strategi kemitraan pemasok Samsung Electronics,
Era Manajemen Baru adalah fase yang didorong oleh filosofi manajemen
CEO. Selama fase ini, secara internal Samsung Electronics telah
menekankan pada kemitraan perusahaan berdasarkan manajemen
kepercayaan sosial, sedangkan secara eksternal pada inovasi bottom-up
dan bervariasi (Samsung, 1997). Namun, karena Era Manajemen Baru
adalah fase yang didorong oleh filosofi CEO, sulit untuk mengenali fase
tersebut sebagai momentum untuk inovasi manajemen. Oleh karena itu,
fase tersebut tampaknya telah memulai momentum inovasi Samsung
Electronics melalui inovasi internal dan penguatan kapabilitas pemasok.

Fase kedua, "Mengatasi Krisis" berkisar antara tahun 1998 hingga 2007.
Selama fase kedua, strategi kemitraan pemasok Samsung Electronics
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan politik dan munculnya pesaing
yang kuat. Inovasi telah dipaksakan oleh berbagai keadaan Samsung
Electronics, salah satunya adalah tuntutan politik untuk kemitraan
perusahaan oleh pemerintahan Roh Moo-Hyun dan pemerintahan Lee
Myung-Bak, dan kemunculan iPhone telah membentuk komposisi
kompetitif dalam industri manufaktur ponsel. Seperti yang ditunjukkan
oleh Michael Porter (1990) bahwa lingkungan bisnis adalah salah satu
faktor penting dalam mencapai inovasi manajemen, untuk mengatasi
ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan bisnis, Samsung
Electronics memperkuat strategi kemitraan pemasoknya dengan
menggabungkan lingkungan dengan ideologi manajemennya. Untuk
melampaui batas dalam inovasi dengan memanfaatkan sumber daya
internalnya, Samsung Electronics berusaha membangun hubungan yang
kuat karena pengakuannya akan pentingnya jaringan dengan berbagai
pemangku kepentingan eksternal. Dengan kata lain, Samsung Electronics
berusaha untuk mendapatkan daya saing, sebagai cara untuk menghadapi
perubahan di lingkungan eksternal, melalui kemitraan proaktif dengan
pemasoknya. Fitur utama dari fase "Mengatasi Krisis" adalah bahwa
inovasi manajemen melalui strategi kemitraan pemasok merupakan reaksi
terhadap perubahan lingkungan. Sebagai solusi untuk mengelola krisis
yang dihadapi Samsung Electronics, peningkatan dukungan kemampuan
pemasok untuk mempertahankan kompetensi mereka di pasar luar negeri.

Fase ketiga adalah "Leap to Global First Class Status", yang berlangsung
dari tahun 2008 hingga 2013. Seiring dengan fase Mengatasi Krisis,
Samsung Electronics mulai memberikan perhatian ekstra pada inovasi,
oleh karena itu memulai pengembangan model bisnisnya yang unik. Tim
Strategi Pengadaan Perusahaan disistematisasikan sebagai Departemen
Kolaborasi Mitra pada tahun 2008, dan sekali lagi pada tahun 2011, tim
tersebut berkembang menjadi Pusat Kolaborasi Mitra. Berdasarkan
ekspansi tersebut, Samsung Electronics mencoba memperluas hubungan
pemasok dan memanfaatkan sumber daya eksternal. Hal ini merupakan
bagian dari inovasi strategis terhadap perubahan teknologi yang cepat dan
kebutuhan konsumen yang beragam. Dalam kasus Samsung Electronics,
Samsung telah menemukan ide-ide perusahaan pemasok yang kompeten
melalui sumber terbuka, pameran teknologi, dan mempromosikan
pertumbuhan mereka dengan mengklasifikasikan perusahaan-perusahaan
tersebut ke dalam 3 kategori: Asosiasi Perusahaan Inovatif, Asosiasi Mitra
Samsung, dan Juara Tersembunyi Global. Akibatnya, jumlah pemasok
yang ingin memulai bisnis dengan Samsung Electronics meningkat pesat,
diikuti oleh 651 teknologi konsultasi (Samsung Electronics 2012).

Awal dari fase Leap to Global First Class Status adalah ketika strategi
kemitraan pemasok Samsung Electronics telah terwujud. Strategi
kemitraan pemasoknya pada tahap ini dimulai untuk memiliki kombinasi
yang seimbang antara ideologi (1), lingkungan (E). dan strategi (S), dan
sebagai hasilnya, membentuk momentum inovasi manajemen (M).

Sejak 1993, strategi kemitraan pemasok Samsung Electronics telah


melalui 3 fase Era Manajemen Baru (I-drive), Mengatasi Krisis (1+E-
drive), Lompat ke Status Kelas Utama Global (1+E+S-drive ), yang pada
akhirnya membentuk momentum inovasi manajemen. oleh kombinasi
yang seimbang antara ideologi, lingkungan, dan strategi. Pada akhir tahun
2000-an, momentum tersebut memfasilitasi pengenalan seri Galaxy yang
inovatif, yang menyebabkan peningkatan pangsa pasar di pasar
internasional dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin global.
Momentum inovasi perusahaan adalah momentum untuk terakumulasi
secara mandiri energi dan mempercepat pertumbuhan, yang pada
gilirannya memungkinkan pengurangan pengeluaran sumber daya dan
pada saat yang sama, memungkinkan untuk mencapai keuntungan yang
tinggi (Jean, 2009). Selama 20 tahun terakhir, momentum inovasi
Samsung Electronics telah membentuk kombinasi ideologi yang seimbang.
lingkungan, dan strategi. Dan momentum inovasi tersebut dibentuk untuk
menciptakan titik kritis yang mendorong kinerja melampaui
keberadaannya untuk mencapai hasil inovasinya. Menurut definisi, titik
kritis adalah titik di mana fenomena tumbuh secara eksponensial. Ketika
tip tersebut. titik muncul dalam suatu kegiatan bisnis, pengaruhnya yang
besar akan menghasilkan hasil yang inovatif. Titik kritis terdiri dari tiga
faktor: pengaruh dari beberapa orang, pengaruh dari situasi yang unik. dan
lingkungan, dan lengket (Gladwell, 2012). Ideologi Manajemen Baru
dapat diterapkan sebagai pengaruh dari beberapa orang, dan situasi serta
lingkungannya yang unik sebagai perubahan tidak langsung di Samsung
Electronics. Dalam hal strategi manajemen Samsung Electronics, itu akan
diterapkan pada kekakuan di antara ketiga faktor tersebut. Ini sekali lagi
menyiratkan bahwa agar momentum inovasi terjadi, ideologi manajemen
(1), lingkungan manajemen (E) dan strategi perusahaan (S) harus berada
dalam kombinasi yang seimbang.

2.4 Strategi Manajemen Rantai Pasokan Samsung

Samsung berusaha untuk mencapai daya saing biaya serta efisiensi operasional
melalui manajemen rantai pasokan strategis sambil mempertahankan fokusnya
pada keberlanjutan juga. Strategi manajemen rantai pasokan perusahaan
didasarkan pada lima kriteria penting. Mereka adalah daya saing biaya, kapasitas
sumber daya manusia, pengiriman tepat waktu, respons terhadap risiko, dan daya
saing pemasok. Samsung berfokus pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan
dari operasi rantai pasokannya untuk mengelola dampaknya di ketiga area tersebut.

1. Ekonomi :

Fokus dari strategi manajemen rantai pasokan Samsung adalah untuk


memastikan keunggulan kompetitif yang menyeluruh dalam hal biaya,
pengiriman, kualitas, teknologi, dan sumber daya manusia untuk
memaksimalkan sinergi, kecepatan, dan efisiensi dengan pemasoknya dan
menciptakan ekosistem perusahaan yang memungkinkan pertumbuhan yang
berkelanjutan. Efisiensi biaya, kualitas produk, serta teknologi adalah
beberapa area fokus penting dalam hal manajemen rantai pasokan untuk
Samsung.

2. Sosial :

Samsung juga memastikan bahwa pemasok mematuhi standar dan peraturan


internasional di bidang manajemen hak asasi manusia, lingkungan kerja, etika,
dan masalah mineral konflik dengan tujuan untuk membangun sistem
akuntabilitas manajemen yang terbuka dan transparan yang melibatkan semua
pemangku kepentingan di sepanjang rantai pasokan. Tanggung jawab sosial
dan akuntabilitas bisnis di antara pemasok juga merupakan titik fokus penting
dari strategi manajemen rantai pasokan Samsung.

3. Lingkungan :

Untuk mengelola rantai pasokan yang ramah lingkungan, Samsung hanya


bekerja dengan pemasok bersertifikat Mitra Lingkungan. Dengan cara ini
memastikan bahwa ia dapat menilai dan mengelola dampak lingkungan dari
komponen, bahan baku, dan proses manufaktur. Samsung telah mengadopsi
praktik terbaik keberlanjutan di bidang manufaktur sejak tahun 2004 dan
proses produksinya berfokus pada membuat produk berkelanjutan sejak tahap
perencanaan melalui desain ramah lingkungan.

2.5 Fokus Samsung Pada Pemasok Dan Manajemen Rantai Pasokan

Semua merek smartphone dan elektronik konsumen besar bergantung pada rantai
pasokan yang efisien dan kuat untuk pasokan bahan baku yang tidak terputus.
Sangat penting untuk membangun jaringan pemasok yang kuat dan mengelola
output dan efisiensinya melalui strategi dan teknologi rantai pasokan yang tepat.
Dengan jaringan pemasok yang lebih kuat, posisi perusahaan akan menadi lebih
baik dalam hal produksi dan penjualan. Bisnis global terkemuka seperti Samsung
mengelola jaringan pemasok dari perspektif modern dan jangka panjang dan
mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan pemasok mereka. Mereka
mengembangkan strategi manajemen rantai pasokan yang memperkuat hubungan
yang saling menguntungkan antara perusahaan dan pemasoknya, tetapi lebih dari
segalanya, perusahaan besar bekerja pada pemasok mereka untuk mengelola
kinerja, efisiensi, dan keluaran mereka di semua bidang mulai dari operasi hingga
tanggung jawab tenaga kerja dan sosial. Hubungan produsen-pemasok tidak lagi
sebatas memberi dan menerima tetapi sudah berbentuk kemitraan. Hubungan
pemasok adalah area fokus penting untuk bisnis dan mengelola hubungan
pemasok memiliki beberapa manfaat besar selain dari keamanan yang lebih tinggi
dalam hal pasokan bahan baku.
2.6 Manfaat Dari Mengelola Hubungan Dengan Pemasok Bagi Samsung

Samsung melakukan strategi ini karena beberapa alasan seperti memastikan


pasokan bahan baku yang tidak terputus dan biaya operasional yang lebih rendah.
Samsung adalah merek global terkemuka untuk smartphone, elektronik konsumen,
dan semikonduktor. Rantai pasokannya adalah tulang punggung bisnisnya dan
keberhasilan perusahaan dapat dikaitkan sebagian dengan manajemen rantai
pasokannya yang efisien. Masalah rantai pasokan menempati urutan teratas untuk
sebagian besar merek besar dan bukan hanya Samsung. Ketika perusahaan
berhadapan dengan pesaing yang merupakan merek teratas di dunia seperti Apple,
perusahaan harus ekstra hati-hati. Manajemen rantai pasokan adalah area yang
menuntut, tetapi karena kekayaan merek sangat bergantung padanya, perusahaan
seperti Samsung tidak meninggalkan kebutuhan bisnis yang terlewat untuk
membuat rantai pasokan mereka gesit, terhubung, dan sesempurna mungkin.
Berinvestasi dalam rantai pasokan membawa hasil yang unggul. Samsung telah
membentuk jaringan pemasok yang sehat dan kuat yang tidak melakukan bailout
selama masa-masa sulit karena ketahanannya yang lebih tinggi. Merek-merek
besar tidak mengabaikan risiko rantai pasokan mereka dan sebaliknya berfokus
pada penciptaan rantai pasokan yang sangat tangguh. Terlepas dari efisiensi rantai
pasokannya, Samsung juga berfokus pada keberlanjutan dan meminimalkan
dampak lingkungan dari operasi pemasoknya.

2.7 Jaringan Pemasok Samsung Electronics

Jaringan pemasok Samsung memiliki 2.500 pemasok (terutama pemasok tingkat


pertama) dari seluruh dunia. Ini adalah pemasok yang menyediakan bahan baku,
komponen produk, serta peralatan. Jumlah pemasok lapis pertama Samsung pada
tahun 2018 adalah 2.389. Sebagian besar jaringan pemasok Samsung berlokasi di
negara-negara termasuk AS, Cina, Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong, dan
Vietnam serta Inggris. AS, Cina, Korea, Jepang, dan Taiwan, serta Vietnam,
termasuk di antara negara-negara terkemuka di mana pemasok Samsung berada.
China adalah negara pemasok terkemuka untuk sejumlah besar merek besar
termasuk saingan utama Samsung seperti Apple dan Huawei dan beberapa bisnis
teknologi lainnya.

Berikut adalah daftar pemasok Samsung yang namanya telah diungkapkan


perusahaan di bagian pemasok situs webnya.
Dari banyaknya negara yang menjadi pemasok samsung, China dan Korea
menjadi konsentrasi pemasok tertinggi, diikuti oleh Amerika Serikat.

2.8 Cara Samsung Menambah Pemasok Baru

Samsung telah membangun portal pengadaan untuk pendaftaran pemasok baru.


Juga melakukan penilaian tahunan untuk membantu pemasok yang ada
memperkuat daya saing mereka. Merek ponsel pintar Korea telah mendirikan
Pusat Pengadaan Internasional (IPC) dan Sistem Manajemen Hubungan Pemasok
Global (G-SRM) untuk menerima kiriman dari organisasi pemasok baru. Ini
memiliki IPC yang berlokasi strategis di seluruh dunia di lokasi utama sehingga
mereka dapat memantau tren teknologi regional dan mengidentifikasi pemasok
potensial. Metode ini memungkinkan Samsung untuk memastikan bahwa rantai
pasokannya kompetitif dan kuat.

Pemasok baru yang ingin mendaftar ke program pemasok Samsung harus


melewati kriteria tertentu sebelum mereka dapat menjadi bagian dari jaringan
pemasok. Kriteria ini dibagi menjadi tiga bidang utama. Area pertama adalah
lingkungan dan keselamatan di mana perusahaan yang mendaftar diharuskan
untuk memenuhi persyaratan terkait keselamatan kerja, peralatan pencegahan
kebakaran, kesehatan kerja, zat berbahaya, dan fasilitas lingkungan yang telah
diatur Samsung dalam bentuk 22 pasal. Ada delapan item di mana kepatuhan
adalah wajib bagi setiap pemasok baru yang ingin mendaftar untuk program
pemasok Samsung. Area kedua adalah hak tenaga kerja di mana perusahaan
melakukan audit di lokasi terhadap pemasok yang tertarik pada 20 artikel
termasuk pekerjaan sukarela, kepatuhan terhadap peraturan jam kerja, dan
larangan diskriminasi.

Dalam kategori kedua juga ada tiga bidang wajib termasuk larangan pekerja anak,
jaminan upah minimum, dan larangan perlakuan tidak manusiawi. Kategori ketiga
terkait dengan lingkungan tempat Samsung meninjau operasi dan kinerja bisnis
pemasoknya dalam hal kebijakan lingkungan produk, pendidikan & pelatihan, dan
penggunaan zat berbahaya. Pemasok yang memenuhi semua kriteria adalah
pemasok bersertifikat EcoPartner yang memiliki hubungan bisnis dengan
perusahaan. Samsung juga telah menetapkan kode etik untuk pemasoknya yang
harus mereka ikuti untuk tetap menjadi pemasok Samsung. Kode etik selain
memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan setempat juga memastikan
bahwa pemasok mengelola operasi bisnis dan lingkungan kerja mereka secara
bertanggung jawab.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Supplier adalah perusahaan atau individu yang menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan oleh perusahaan lain untuk memproduksi barang atau jasa tertentu.
Supplier memiliki peranan yang penting dalam ketersediaan bahan baku bagi
kelangsungan aktivitas produksi bagi suatu perusahaan. Oleh karena itu, suatu
perusahaan perlu untuk bekerjasama dengan supplier.
Bisnis global terkemuka seperti Samsung mengelola jaringan pemasok dari
perspektif modern dan jangka panjang dan mengembangkan hubungan yang lebih
dekat dengan pemasok mereka. Mereka mengembangkan strategi manajemen
rantai pasokan yang memperkuat hubungan yang saling menguntungkan antara
perusahaan dan pemasoknya, tetapi lebih dari segalanya, perusahaan besar bekerja
pada pemasok mereka untuk mengelola kinerja, efisiensi, dan keluaran mereka di
semua bidang mulai dari operasi hingga tanggung jawab tenaga kerja dan sosial.
Perusahaan seperti Samsung tidak meninggalkan kebutuhan bisnis yang terlewat
untuk membuat rantai pasokan mereka gesit, terhubung, dan sesempurna mungkin.
Berinvestasi dalam rantai pasokan membawa hasil yang unggul. Samsung telah
membentuk jaringan pemasok yang sehat dan kuat yang tidak melakukan bailout
selama masa-masa sulit karena ketahanannya yang lebih tinggi. Merek-merek
besar tidak mengabaikan risiko rantai pasokan mereka dan sebaliknya berfokus
pada penciptaan rantai pasokan yang sangat tangguh. Terlepas dari efisiensi rantai
pasokannya, Samsung juga berfokus pada keberlanjutan dan meminimalkan
dampak lingkungan dari operasi pemasoknya.
DAFTAR PUSTAKA

Jangwoo, L, Kapsoo, L & Junseok, H (2015) Supplier Partnership Strategy And


Global Competitiveness: A Case Of Samsung Electronics, 3 (4), 1-12.
Pratap, Abhieet. 2020. “Samsung Supply Chain Management”
https://notesmatic.com/samsung-supply-chain-management/ diakses : 26 Agustus
14.49
The Journal of Professional Management, 14(2), pp.259-276.
Kim, K.-S., Kang, H.-S., and Yeo, Y.-H., 2013. Growth of companies leads to
development of cities-Achievements and future prospects of Cheonan-Asan
Multi-industrial complex.
Yonsei University Working Paper, pp.1483-1509.
Lee, J., 2013. Achievements and future prospects of Samsung‟s pursuit of better
supplier partnership. In: Korean Academic Society of Business Administration,
An International Symposium for 20 Years of Samsung’s New Management. Seoul,
Republic of Korea, 20 June 2013.
Park, N., Choi, Y., and Kim, H., 2010. The growth momentum and global player
strategy of Samsung Mobile. International Business Review, 14(4), pp.145-189.
Porter, M.E., 1990. The competitive advantage of nations. New York: Free Press.
http://dx.doi.org/10.1007/978-1-349-11336-1
Powell, W., 1987. Hybrid organizational arrangements: New form of transitional
development. California Management Review, 30(1), pp.67-87.
Rogers, G.G. and Bottaci, L., 1997. Modular production system: A new
manufacturing paradigm.

Anda mungkin juga menyukai