Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS SUPPLIER RELATIONSHIP MANAGEMENT

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR


PT ALKINDO NARATAMA TBK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Manajemen Rantai Pasokan

Dosen Pengampu :
Andri Irawan,SE.,MM.

Disusun oleh :
Ayi Syayidah Alawiyah 5112171053
Febriane Isnaini D P 5112171058
Rima Rahmawati 5112171059
Ilyas Suteja 5112171066
Rian Dwi Laksono 5112171068
Anggun Kusuma Dewi 5112171074

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI
BANDUNG – CIMAHI
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat


Allah Subhanahuwata’ala, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
pertolongannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Rantai Pasokan pada semester lima ini tanpa kendala yang berarti.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada pembawa risalah Allah,
yakni Nabi Muhammad Salallahu A’laihi Wassalam.
Dalam penulisan laporan ini kami mendapatkan banyak bantuan dari
dosen kami tentunya, oleh karenanya dari hati yang terdalam kami juga ingin
mengungkapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Andri Irawan,SE.,MM. , selaku Dosen Mata Kuliah
Manajemen Rantai Pasokan yang telah memberikan bimbingan,
arahan sera masukan.
2. Pihak-pihak terkait lainnya yang juga turut serta membantu kami
dalam
pembuatan makalah ini.
Kami sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga
dalam penulisan makalah ini, apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan
dalam makalah ini, kami selaku penulis sangat berharap kepada seluruh pihak
agar dapat memberikan kritik dan juga saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bahan
pembelajaran kepada kita semua. Aamiin

Bandung, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................................3
BAB 2 LANDASAN TEORI ...............................................................................4
2.1 Definisi Pengertian Supplier Relationship Management ......................4
2.2 Pengertian pemasok ...................................................................................5
2.3 Mencari Pemasok .......................................................................................5
2.4 Pemilihan Pemasok ....................................................................................6
2.5 Pengertian Pengadaan ................................................................................6
2.6 Tujuan Pengadaan ......................................................................................7
2.7 Tugas Dan Tanggung Jawab Procurement (Pengadaan Barang) ...............8
2.8 Pengertian Pembelian .................................................................................9
2.9 Strategi Kemitraan Pemasok ....................................................................11
2.10 Teknik Pengelolaan Pemasok ...............................................................13
BAB 3 PEMBAHASAN ....................................................................................15
3.1 Gambaran Umum Perusahaan ..................................................................15
3.2 Profil Perusahaan .....................................................................................16
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan ...............................................................17
3.4 Visi dan Misi Perusahaan .........................................................................17
3.5 Produk Perusahaan ...................................................................................17
3.6 Supplier Relationship Management PT Alkindo Naratama Tbk .............19

ii
3.6.1 Traditional Purchasing .....................................................................20
3.6.2 Contemporary Purchasing ................................................................20
3.6.3 Purchasing Function - Participating ................................................21
3.6.4 Purchasing Function - Directing ......................................................22
3.7 Tahapan pemilihan supplier dan proses pembelian pada PT Alkindo
Naratama Tbk .................................................................................................22
3.8 Faktor yang menjadi perhatian dalam memilihSupplier ..........................23
3.9 Program Pengadaan pada PT Alkindo Naratama Tbkdimasa depan .......23
BAB 4 PENUTUP .............................................................................................28
4.1 KESIMPULAN ........................................................................................28
4.2 SARAN ....................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................30

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tujuan Pengadaan ...............................................................................7


Gambar 2 Karakteristik Kemitraan Supplier......................................................13
Gambar 3 Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................17
Gambar 4 Produk Perusahaan ............................................................................18
Gambar 5 Alur Proses Produksi .........................................................................18

iv
DAFTAR TABEL

Table 1 Hasil Analisis Jurnal .............................................................................25

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi sekarang ini, seiring dengan pesatnya kompetisi
perdagangan dunia, setiap industri semakin menuntut pelaku-pelaku bisnisnya
untuk juga terus bertumbuh dalam sebuah integrasi yang berkesinambungan
dan optimal. Adapun pelaku dalam industri pada umumnya meliputi supplier
yang dapat terdiri dari pemasok bahan baku, atau pemasok komponen dan suku
cadangnya, atau pemasok barang setengah jadi (subassembly supplier),
produsen produk dan jasa, distributor dan diakhiri dengan konsumen akhir (end
consumen). Setiap pelaku-pelaku tersebut dihubungkan pada sebuah rantai
kerjasama dalam mendukung aktivitas industri, sehingga menghasilkan sebuah
produk atau jasa yang dapat dinikmati konsumen akhir. Rantai aktivitas tersebut
di namakan rantai pasokan. Rantai pasokan harus membangun tiga hubungan
penting salah satunya adalah Supplier Relationship Management.
Setiap usaha bisnis selalu membutuhkan pihak lain agar usahanya dapat
berjalan dengan baik, tentunya juga bagi PT. Alkindo Naratama Tbk.
Kemitraan dengan pihak lain umumnya terjadi dalam hal penyediaan bahan
baku atau pasokan material atau barang untuk diolah atau dijual kepada
konsumen akhir.
Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing
untuk memproduksi barang dan jasa tertentu.
Perkembangan dalam lingkungan "pemasok" dapat memberikan pengaruh
yang amat berarti terhadap, pelaksanaan pemasaran suatu perusahaan. Manajer
pemasaran perlu mengamati kecenderungan harga dari masukan-masukan
penting bagi kegiatan produksi perusahaan mereka. Kekurangan sumber-
sumber bahan mentah, pemogokan buruh, dan berbagai kejadian lainnya dapat
mengganggu pemenuhanatas janji penyerahan kepada para pelanggan dan
menurunnya penjualan dalam jangka pendek akan merusak kepercayaan para
pelanggan dalam jangka panjang.
Rencana pemasokan akhir-akhir ini semakin penting dan kompleks. Untuk
memperluasnya, perusahaan dapat mengurangi biaya pemasokan dan/atau
meningkatkan mutu produknya, mereka bisa saja kalah dalam persaingan.
Beberapa perusahaan diintegrasikan sedemikian rupa sehingga mereka dapat
membuat danmengendalikanbeberapa pemasok kunci yang

1
dibutuhkan.Perusahaan akan mencari pemasok yang mutu dan efisiensinya
dapat dipertahankan.
Eksekutif pemasaran adalah pembeli langsung dari jasa-jasa tertentu
untuk menopang usaha pemasarannya, seperti periklanan, penelitian
pemasaran, pelatihan tenaga penjualan, dan konsultasi pemasaran. Dalam
melaksanakan kegiatannya di luar, eksekutif pemasaran ini mengevaluasi
berbagai lembaga periklanan, lembaga penelitian perusahaan, para
konsultan pelatihan tenaga penjualan, dan para konsultan pemasaran.
Eksekutif pemasaran harus memutuskan, jasa-jasa manakah yang dibeli
di luar perusahaan dan manakah yang akan disediakan di dalam
perusahaan dengan menambah tenaga ahli untuk ditempatkan pada
kedudukan yang tepat sesuai dengan keahliannya
Supplier Relationship Management tidak terkait langsung dengan
proses transaksi, namun secara tidak langsung mendukung proses
transaksional. Supplier Relationship Managementmembahas masalah
bisnis yang terkait dengan pengadaan atau proses pengadaan. Masalah
Supplier Relationship Managementyang patut dicata meliputi analisis
pengeluaraan, manajemen katalog, implementasi sumber, pelaksanaan
sumber, pembayaran, penyelesaiaan, kontrak, dan pemantauan pemasok.
Dari uraian diatas, penelitian ini dikembangkan untuk mengetahui
bagaimana Supplier Relationship Management pada PT. Alkindo
Narartama. faktor maka peneliti melakukan penelitian dengan judul
“ANALISIS SUPPLIER RELATIONSHIP MANAGEMENT PADA PT.
ALKINDO NARATAMA TBK”

1.2 Rumusan Masalah


Identifikasi masalah diperlukan agar penyusunan penulisan laporan ini
dapat lebih jelas dan terarah. Hal ini bertujuan agar masalah yang diteliti
oleh penulis dapat langsung terfokus kepada inti masalah yang sedang
diteliti. Adapun perumusan masalah yang terkait adalah:
1. Bagaimana Supplier Relationship Management pada PT.
Alkindo Naratama Tbk
2. Bagaimana tahapan pemilihan supplier dan proses pembelian
pada PT. Alkindo Naratama Tbk?
3. Bagaimana program pengadaan objek PT. Alkindo Naratama
Tbk di masa depan?

2
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur
system rantai pasokan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana Supplier Relationship
Management pada PT. Alkindo Naratama Tbk.
2. Untuk mengetahui bagaimana tahapan pemilihan supplier
dan proses pembelian pada PT. Alkindo Naratama Tbk.
3. Untuk mengetahui bagaimana program pengadaan objek PT.
Alkindo Naratama Tbk di masa depan.

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Pengertian Supplier Relationship Management


Dalam industri manufaktur pemasok dipandang menjadi salahsatu faktor
penting dalam penyediaan bahan baku, karena bahan baku tersebut akan
digunakan untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan manajemen hubungan yang baik antara perusahaan dan pemasoknya.
Konsep manajemen hubungan pemasok dianggap tepat dalam membina
hubungan yang baik dengan para supplier sehingga dapat meminimalisir
permasalahan – permasalahan yang timbul dalam proses penyediaan bahan
baku.
Supplier relationship management adalah sebuah pendekatan komprehensif
untuk mengelola interaksi antara organisasi dengan perusahaan yang memasok
produk dan jasa yang digunakan organisasi. Supplier Relationship Management
(SRM) membahas masalah bisnis yang terkait dengan pengadaan atau proses
pengadaaan.
KSRM (Key Supplier Relationship Management) is defined by Teller et
al. “as the management of familiar relationships between a company
and a supplier, in which the two parties share a significant level of business
process integration and view themselves as an extension of their
firms”(2016: 110) and has the potential to improve performance and create
value. Therefore, a coherent KSRM strategy appears to also anappropriate
solution to reduce or manage supply chain network risk.
‘A supply network is an interconnection of organizations that relate to
each other through upstream and downstream linkages between the different
processes and activities that produce value in the form of products and
services to the ultimate consumer’.(J, Brandon, et all, 2018)
Dengan kata lain, jaringan pemasok adalah cara untuk mengatur operasi
dalam konteks semua operasi lain dengan yang berinteraksi, beberapa di
antaranya adalah pemasok dan pelanggannya. Bahan, suku cadang, informasi,
ide, dan terkadang semua orang mengalir melalui jaringan pelanggan-pemasok
hubungan yang terbentuk oleh semua operasi ini.
Terminologi penting ketika menggambarkan jaringan pemasok. Pada sisi
persediaan operasi pemasok bagian, atau informasi, atau layanannya. Pemasok
ini sendiri memiliki pemasok yang pada gilirannya dapat juga memiliki
pemasok, dan sebagainya. Pada sisi permintaan operasi memiliki pelanggan.
Pelanggan ini mungkin bukan konsumen akhir dari produk operasi atau
layanan, mereka mungkin memiliki beberapa pelanggan mereka sendiri.

4
Menurut J, Brandon, et all, (2018) Pemasok yang secara langsung
memasok sering disebut sebagai pemasok tingkat pertama. Pemasok tingkat
kedua memasok mereka; Namun, beberapa pemasok tingkat kedua, serta
memasok pemasok tingkat pertama, juga dapat menyediakan operasi secara
kehilangan link dalam jaringan. Demikian pula, pelanggan tingkat pertama
adalah beberapa pelanggan utama dalam operasi. Yang pada gilirannya
memasok pelanggan tingkat kedua secara langsung. Para pemasok dan
pelanggan yang memiliki kontak dengan operasi disebut jaringan suplai
langsung.

2.2 Pengertian pemasok


Supplier relationship management (SRM) merupakan proses pengelolaan
hubungan perusahaan dengan pemasoknya. Hubungan dengan pemasok
merupakan bagian dari proses manajemen rantai pasokan.
Menurut Djokopranoto, et all, (2016)Supplier merupakan sumber yang
menyediakan bahan pertama dimana mata rantai penyaluran barang akan
bermulai. Bahan pertama ini dapat dalam bentuk bahan baku, bahan mentah,
bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, spare parts dan sebagainya.
Supplier adalah perusahaan atau perorangan yang menyediakan barang
untuk dijual kembali untuk perusahaan lain dimana supplier atau pemasok
barang merupakan bagian yang sangat penting oleh perusahaan untuk
melengkapi komponen produk yang akan diproduksi oleh parbrik.(Afandi,
Ahmad 2018 )
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pemasok merupakan elemen yang
penting bagi perusahaan dan memiliki pengaruh yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Dalam memenuhi kebutuhan pabrik terkadang
perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok dan hal tersebut akan
menimbulkan konflik sehingga perusahaan harus selektif dalam memilih
pemasok dan bisa menjalin kerjasama dengan para pemasok.

2.3 Mencari Pemasok


Menurut G, Shroeder, et all, 2016 dalam Operations Management in the
Supply Chain 7th edition.Divisipurchasing berusaha mencari satu atau lebih
pemasok. Mencari pemasok tergantung pada jenis produk atau layanan:
1. Apakah standar produk atau layanan yang dapat dibeli dari katalog atau
sumber online berdasarkan pilihan pembeli atau pengguna? Dalam hal
ini tidak diperlukan proses penawaran.
2. Apakah standarproduk atau layanan yang ditentukan perlu penawaran
harga? Proses penawaran Permintaan Penawaran atau RFQ (Request
For Quotation) dapat dikeluarkan. RFQ adalah dokumen yang dikirim
ke pemasok potensial yang menentukan produk, ketentuan pengadaan,

5
dan meminta harga. Lelang terbalik adalah salahsatu jenis proses RFQ.
Dengan menggunakan internet,pembeli meminta pemasok yang telah
memenuhi syarat terpilih untuk menawar harga. Putaran penawaran
berturut-turut diambil sampai waktu penutupan tercapai.
3. Apakah produk atau layanan yang tidak standar, pemasok akan
ditanyakanbagaimana mereka akan memecahkan masalah dan harga
untuk mengimplementasikan solusi? Jenis pengadaan ini menggunakan
Request For Proposal (RFP).
2.4 Pemilihan Pemasok
Jika standar harga produk nya dan kualifikasi lainnya diterima dari RFQ
atau Terbalik Lelang dari pemasok. Pemasok dipilih berdasarkan harga,
kualifikasi, reputasi, peringkat kualitas dari pengguna lain, atau dari daftar
pemasok yang disukai. Kunjungan situs untuk kualifikasi juga bisa dibuat untuk
produk atau layanan mahal dimana kemampuan pemasok dievaluasi. Jika
produk tidak sesuai standar,kemudian RFP yang dikembalikan dievaluasi.
Pemasok dipilih berdasarkan sejumlah kriteria seperti kemampuan teknis,
harga, faktor kualitatif, dan tanggung jawab sosial. Kriteria pemilihan biasanya
akan dijabarkan dalam RFP. Di dalam beberapa kasus, hanya satu pemasok
yang dipilih dan dalam kasus lain sumber ganda atau sumber silang dipilih.
Dalam hal pengeluaran besar atau produk atau layanan yang kompleks,
sebuah tim dapat dikirim untuk mengevaluasi kandidat untuk kontrak. Tim ini
bisa terdiri dari pembeli, pengguna, dan teknis personil. Tim akan mengevaluasi
kemampuan pemasok termasuk kualitasnya sistem, proses produk atau layanan
dan kemampuan pemasok untuk memenuhi persyaratan kontrak yang sedang
dipertimbangkan.
Setelah memilih pemasok, pesanan pembelian dikeluarkan. Ini adalah
kontrak hukum antara organisasi pembelian dan pemasok. Ini akan menentukan
apa yang dibeli (deskripsi), syarat dan ketentuan pesanan dan harga. Itu menjadi
dasar untuk mengelola hubungan pembelian secara berkelanjutan. Persyaratan
pengiriman dan pembayaran ditentukan dalam pesanan pembelian. Tentu saja
sekali pengiriman dilakukan, itu akan diperiksa untuk memastikan memenuhi
spesifikasi dan persyaratan dalam pesanan pembelian. Pembayaran kemudian
mengikuti berdasarkan ketentuan yang disepakati.(G, Shroeder, et all, 2016)

2.5 Pengertian Pengadaan


Pengadaan adalah berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan
pembelian barang dan jasa. Pengadaan meliputi seluruh layanan pembelian aset
kecil sepertiperalatan kantor. Proses pengadaan tidak berakhir pada tahap
komisioning (inspeksi),tapi mencakup seluruh siklus hidup produk atau desain

6
awal dari layanan (jasa) melalui kontrak manajemen semua aset yang
berlebihan atau akhir dari masa manfaat suatu aset.
Procurement planning is the process of deciding what to buy, when
and from what source. (Lynch, 2016)
Electronic procurement is the adoption and use of integrated information
and communication technologies system in the procurement process such as
negotiation, tendering, ordering and post purchase evaluation. Enterprises
resource planning refers to the use of software in making requisitions,
ordering and receipt of ordered goods and services.(Croom & Brandon, 2017
)
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan barang
dan jasa atau procurement adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan barang dan
jasa yang diperlukan oleh perusahaan dilihat dari kebutuhan dan
penggunaannnya, serta dilihat dari kualitas, kuantitas, waktu pengiriman dan
harga yang terjangkau.

2.6 Tujuan Pengadaan


Tujuan pengadaan untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan
kelompok fungsional lain.

Gambar 1 Tujuan Pengadaan

7
2.7 Tugas Dan Tanggung Jawab Procurement (Pengadaan Barang)
Menurut Moch. Mizanul Achlaq (2016) tugas dari bagian pengadaan barang
adalah menyediakan barang maupun jasa dengan harga yang murah, berkualitas
dan terkirim tepat waktu.Tugas-tugas bagian pengadaan barang tidak terbatas
hanya pada kegiatan rutin pembelian.
1. Merancang hubungan yang tepat dengan supplier.
a. Hubungan dengan supplier bisa bersifat kemitraan jangka panjang
maupun hubungan transaksional jangka pendek.

2. Memilih supplier.
a. Kegiatan memilih supplier bisa memakan waktu dan sumber daya
yang tidak sedikit.
b. Kesulitan akan lebih tinggi kalau supplier yang akan dipilih berada
di mancanegara.
c. Supplier yang berpotensi untuk menjalin hubungan jangka panjang,
proses pemilihan ini bisa melibatkan evaluasi awal, mengundang
mereka untuk presentasi, kunjungan lapangan dan sebagainya.
d. Pemilihan supplier harus sejalan dengan strategi supply chain.

3. Memilih dan mengimplentasikan teknologi yang cocok.


a. Kegiatan pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi.
b. Teknologi yang lebih tradisional dan lumrah digunakan adalah
telepon dan fax.
c. Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan electronic
procurement(e-procurement) yaitu aplikasi internet untuk kegiatan
pengadaan.

4. Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier.


a. Bagian pengadaan harus memiliki data yang lengkap tentang item-
item yang dibutuhkan maupun data tentang supplier mereka.
b. Beberapa data supplier yang penting untuk dimiliki adalah nama dan
alamat masing-masing dari supplier, item apa yang mereka pasok,
harga per unit, pengiriman, kinerja masa lalu, serta kualifikasi
supplier termasuk juga kualifikasi seperti ISO.

5. Melakukan proses pembelian.


a. Proses pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya
pembelian rutin dan pembelian dengan melalui tender atau lelang.
b. Pembelian rutin dan pembelian dengan tender melewati proses-
proses yang berbeda.

8
6. Mengevaluasi kinerja supplier
a. Hasil penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi supplier untuk
meningkatkan kinerja mereka.
b. Kinerja yang digunakan untuk menilai supplier seharusnya
mencerminkan strategi supply chain dan jenis barang yang dibeli.

2.8 Pengertian Pembelian


Untuk memberikan aliran material, persediaan dan pelayanan yang
berkesinambungan maka diperlukannya aktivitas pembelian, Menurut Schiele
(2019),“Purchasing is the function in a firm responsible for the professional
management of a firm’s interface with the supply market, to ensure its supply
with the necessary goods and services provided by other organisations, i.e.
suppliers”.
Menurut Schiele (2019), pembelian memiliki tujuan yaitu sebagai berikut:
1. Ensuring safe, timely and sufficient supply at
Safe Supply is the most basic objective of purchasing is to provide the
materials or services needed to execute the transformation process of
the respective organization (i.e., the right goods need to be at the right
quantity at the right time and, of course, at the right place, if needed
with the required flexibility to adjust to changes). Stopping an assembly
line, for instance, causes substantial costs hat far exceed the value of
missing components; hence, the emphasis on this objective is a
necessary condition.

2. Appropriate quality with


Quality is another necessary condition, because a product that does not
match required quality criteria cannot be sold. Sustainability of the
supply chainhas recently been included as a special and distinguished
manifestation of quality.

3. The lowest possible costs.


Reflecting the growing importance of suppliers for the prosperity of a
firm, two novel objectives may be added, namely. Cost is traditionally
the main sufficient condition to make a sourcing project feasible.
Regarding the importance of the cost block “supplies” in a modern
firm, this criterion gains in importance. It is worth noting that costs
exceed the price of a component but include logistics costs (transport,
handling, storage) and several other types of costs including costs of
utilisation, maintenance and extending to recycling costs (total costs of
ownership) as well.

9
4. Facilitating innovations from and with suppliers
Innovation Since the 1990s, there has been a fundamental change in
how innovations have occurred. In-house research and development
laboratories are no longer responsible for the bulk of novelties; instead,
often buyer-supplier networks or specialised suppliers are. Hence, a
novel objective for purchasing arose, namely:
a. To ensure the flow of innovation from suppliers into the buying firm
b. To establish the conditions and to manage buyer-supplier
collaborative innovation processes.

5. Ensuring competitive advantage to the firm by guaranteeing privileged


access
Strategic positioning In a firm where the purchasing volume is of
substantial size and where there is a scarcity of suitable suppliers, a
further objective for purchasing emerges, namely, to ensure a
competitive advantage for the firm by designing and maintaining a
performant supply network to which the firm has privileged access, i.e.
better access than its competitors in order to achieve competitive
advantages to sources of supply.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelian memiliki tujuan


untuk memenuhi permintaan, menghasilkan kualitas yang sesuai dan
mengeluarkan biaya yang rendah untuk melakukan proses produksi, serta
menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan proses
pembelian.
Adapun aktivitas dalam melakukan pembelian menurut Schiele (2019),
sebagai berikut:
1. Demand identification and planning
The planning of demand, i.e., the aggregationof the expected quantities
of required inputs from suppliers based on theforecasted sales of the
firm, is needed at the beginning of the purchasing yearcycle.

2. Category strategy
For each sourcing category, a strategy is defined, whichreflects the
targets from the corporate budget planning and defines the reflectionof
this strategy in the category.

3. Supplier identification and selection


Once the need is known and clearlydefined, the selection of the best
possible supplier is the next step. For thatpurpose, the purchaser issues

10
a request for quotation or proposal (RFQ), whichcontains all necessary
information for the potential suppliers, such as a technicaldescription of
the item, quality levels required, quantities wanted, datesneeded,
delivery locations, payment terms, etc.

4. Negotiation and contracting


Once a shortlist of potential suppliers is defined,an often intensive
negotiation process starts on which end one or more contractsare
signed (depending on the decision to apply a single source tactic or
usemultiple sources). Negotiation is a formal process of communication
in whichthe different parties seek to reach a mutual agreement about an
issue, in case ofa supplier negotiation about the terms and conditions of
a purchasing contract.Negotiating differs from bargaining since it is a
multi-dimensional exercise thatis not solely directed at price
comparison.

5. Executing
This is also known as “purchase-to-pay process”. Once a supplieris
contracted, purchasing orders can be placed. Depending on the
purchase situation,the contract may in fact contain the purchase order,
whereas in annualcontracts, for instance, call-off agreements will be
used against which materialrequisitions are placed.

6. Supplier evaluation
At the end of the process, supplier evaluation may takeplace, i.e., a
systematic assessment of a supplier’s performance after deliveringone
or more purchased items. As opposed to the previous steps in
particular,supplier selection, contracting and execution—supplier
evaluation is nottechnically necessary to apply or legally binding. But it
is an integral step inthe purchasing process of a mature buying
organisation.

2.9 Strategi Kemitraan Pemasok

Kemitraan pemasok ada saat pemasok dan pembeli bekerja bersama dengan
komunikasi terbuka dengan tujuan efisiensi dan pengendalian biaya.
Kepercayaan dan kolaborasi yang erat sangat penting untuk kesuksesan
organisasi dan kemitraan. Beberapa tujuan spesifik kemitraan adalah:

11
1. Menghapus kegiatan yang tidak perlu, seperti penerimaan, inspeksi
masuk, dan dokumenterkait dengan penawaran, penagihan, dan
pembayaran.
2. Menghapus inventaris di pabrik dengan pengiriman dalam lot kecil
langsung ke departemen sesuai yang dibutuhkan.
3. Menghapus inventaris dalam perjalanan dengan mendorong pemasok
untuk mencari lokasi terdekat dan menerapkan pengiriman kecil secara
berkala. Semakin pendek aliran material dalam pipa sumber daya,
makapersediaan lebih sedikit. Persediaan juga dapat dikurangi melalui
teknik yang dikenal sebagai konsinyasi.
4. Meningkatkan kualitas dan keandalan melalui komitmen jangka
panjang, komunikasi,dan kerja sama.(Heizer, et al, 2017)

Menurut Heizer, et al(2017)dalam Principles of Operation Management,


organisasi terkemuka memandang pemasok sebagai perpanjangan dari
organisasi mereka sendiri dan mengharapkan pemasok berkomitmen penuh
untuk perbaikan terus-menerus. Namun, kekhawatiran pemasok bisa jadi
signifikan dan harus dibenahi. Kekhawatiran ini meliputi:

1. Diversifikasi: Pemasok mungkin tidak ingin mengikat diri dengan


kontrak jangka panjang dengan satu pelanggan. Persepsi pemasok
adalah bahwa mereka mengurangi risiko jika mereka memiliki variasi
pelanggan.
2. Penjadwalan: Banyak pemasok memiliki sedikit kepercayaan pada
kemampuan pembeli untuk menghasilkan jadwal pemesanan yang
lancar dan terkoordinasi.
3. Lead time: Rekayasa atau perubahan spesifikasi dapat membahayakan
JIT karena lead time yang tidak memadai bagi pemasok dalam
mengimplementasikan perubahan yang diperlukan.
4. Kualitas: Anggaran modal, proses, atau teknologi dari pemasok dapat
membatasi kemampuan untuk merespons perubahan produk dan
kualitas.
5. Ukuran lot: Pemasok dapat melihat pengiriman yang sering dalam
jumlah kecil sebagai cara untuk mentransfer biaya yang ditahan dari
pembeli kepada pemasok

Seperti yang dijelaskan pada permasalahan sebelumnya, kemitraan pemasok


yang baik membutuhkan kerpercayaan yang tinggi kepercayaan dan kolaborasi
dari pemasok dan pembeli.

12
Gambar 2 Karakteristik Kemitraan Supplier

(sumber: Heizer, et al (2017) Principles of Operation Management)

2.10 Teknik Pengelolaan Pemasok


1. Traditional Purchasing
Teknik pengelolaan pemasok tradisional atau old school supplier
management techniques (Vonada 2008).Banyak digunakan oleh
sebagian pembeli, teknik pembelian tradisional dilakukan dengan cara
mengirimkan permintaan kepada dua atau tiga pemasok potensial -
beberapa di antaranya mungkin perusahaan ketahui dan beberapa
mungkin tidak tahu.
Fungsi pembelian tradisional terutama terkait dengan proses
pembelian dimana mereka memesan dan menindaklanjuti pengiriman
pesanan tersebut. Pada teknik pembelian tradisional tidak terdapat
komitmen kemitraan jangka panjang.

2. Contemporary Purchasing

13
Fungsi dan tanggung jawab pembelian telah berkembang,
terutama dengan munculnya manajemen rantai pasokan dan
outsourcing.
Pendekatan kontemporer mengharuskan organisasi pembelian
untuk menjadi mitra dengan pemasoknya. Dalam arti luas, hubungan ini
dirancang untuk bekerja demi kesejahteraan jangka panjang semua
peserta rantai pasokan. Pembelian kontemporer lebih berorientasi untuk
membangun hubungan jangka panjang dengan pemasok yang lebih
sedikit namun lebih dapat diandalkan.

14
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan


Berawal dari melihat peluang, Bapak Lili Mulyadi Sutanto memulai
bisnisnya untuk memproduksi kertas kado. Kertas itu adalah daur ulang dari
kertas cetak tekstil bekas. Dia memiliki kemauan dan kerja keras yang luar
biasa dan pada akhirnya itu menghasilkan hasil yang baik. Setelah mengubah
teknologi mesin tekstil yang berhenti menggunakan kertas cetak, Pak Lili
memulai babak baru dalam bisnisnya. Pak Lili masih menjalankan bisnis kertas;
ia membuka usaha pemotong kertas yang distensil di mana kertas-kertas itu
didistribusikan ke sekolah, lembaga pemerintah, dan toko alat tulis. Dengan
menggunakan pengetahuannya tentang kertas dan pengalamannya dalam bisnis
bersama dengan kemampuannya untuk menemukan peluang bagus untuk
menjalani bisnis, Bapak Lili memberanikan diri untuk memulai bisnis kertas
konversi. Dia juga mengakui bahwa Bandung, sebagai kota tekstil,
membutuhkan gelendong dari kertas untuk menggulung benang. Akibatnya, ia
memutuskan untuk mencoba bidang bisnis baru.
Bapak Lili bersama dengan Bapak Herwanto Sutanto dan mitra bisnis
lainnya membangun PT Alkindo Naratama pada tahun 1989. Perusahaan ini
dibangun untuk memproduksi kumparan untuk memenuhi kebutuhan dari
perusahaan benang. Permintaan kumparan pada waktu itu sangat tinggi
mengingat pengusaha tekstil dan benang tinggal di Bandung di mana
Perusahaan dibangun. Gelendong yang diproduksi adalah papertube untuk
menggulung benang dengan tipe Draw Textured Yarn (DTY) dan Partially
Oriented Yarn (POY). Gelendong itu terbuat dari kertas papan inti yang
merupakan kertas daur ulang. Seiring dengan perkembangan teknologi mesin
tekstil dan benang, permintaan papertube untuk berbagai spesifikasi juga
dikembangkan seperti ketebalan, warna, bahkan keuletan percepatan belok.
Selain itu, berdasarkan pengalaman dan kemampuan menemukan peluang
untuk bisnis serta sinergi keahlian Pak Herwanto dalam pemasaran dan
keahlian Pak Lili dalam operasional dan produksi, Alkindo memutuskan untuk
menambah lini produk baru dalam bisnis. Pada tahun 2007, Perusahaan mulai
memproduksi honeycomb, papercore, dan edge protector. Alkindo juga
memproduksi varian produk yang dibuat dari kombinasi honeycomb dan edge
protector.
Pada awalnya, Perusahaan hanya memiliki satu pabrik di Cimareme dengan
luas lahan 1,96 ha dan lebar bangunan 1,67 ha. Pabrik itu digunakan untuk
memproduksi papertube. Kemudian, karena Perusahaan tidak memiliki cukup

15
lahan untuk menjalani bisnis terutama untuk mengembangkan honeycomb,
papercore, dan edge protector, pada tahun 2010 Perusahaan membangun pabrik
lain di dekat pabrik pertama. Pabrik baru memiliki 4, 31 ha lebar tanah dan 1,
63 ha lebar bangunan. Pabrik ini dibangun khusus untuk memproduksi
honeycomb, papercore, dan edge protector bersama dengan semua varian
lainnya.
Pada 12 Juli 2011, Perusahaan memulai awal baru dalam sejarahnya. Pada
hari itu, Perusahaan secara resmi memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia. Akibatnya, sekarang Perusahaan adalah perusahaan publik yang
sebagian sahamnya milik publik.Sudah lebih dari 20 tahun sejak Perusahaan
dibangun dan meramaikan bisnis lokal dan ekspor, Perusahaan telah
memberikan kesempatan kerja kepada ratusan karyawan. Perusahaan juga telah
memberikan pemasukan bagi negara.

3.2 Profil Perusahaan


PT. Alkindo Naratama Tbk (ALDO) merupakan perusahaan yang berbasis
di Indonesia yang utamanya yang bergerak dalam produksi produk kertas
konversi. Perusahaan memulai operasinya pada tahun 1989. Perusahaan
berdomisili di Kawasan Industri Cimareme, Bandung. PT. Alkindo Naratama
Tbk juga memiliki anak perusahaan lainnya seperti PT. Alfa Polimer sebagai
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri lem dan bahan kimia khusus
untuk polimer juga PT. Eco Paper yang bergerak dalam bidang produk kertas
ramah lingkungan yang menggunakan kertas bekas sebagai bahan bakunya.

16
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3 Struktur Organisasi Perusahaan

3.4 Visi dan Misi Perusahaan


Visi dari PT. Alkindo Naratama yakni menjadi yang terbaik dalam
memberikan kualitas dan pelayanan dalam industri terkait. Sedangkan misinya
yaitu menciptakan kemitraan dengan memberikan kualitas yang terbaik kepada
konsumen sehingga tercipta kerjasama yang berkesinambungan.

3.5 Produk Perusahaan


Perusahaan memproduksi produk kertas konversinya dalam berbagai ukuran
dan bentuk, seperti honeycomb, edge protector, papercore dan papertube.
Berikut beberapa produk dari PT. Alkindo Naratama Tbk diantaranya terdapat
pada gambarberikut :

17
Gambar 4 Produk Perusahaan

Alur proses produksi salah satu produk PT. Alkindo Naratama Tbk dapat dilihat
pada gambar berikut :

Gambar 5 Alur Proses Produksi

Berikut adalah tahapan-tahapan proses produksi Produk Papertube dan


Papercore :
1. Bahan Baku Kertas
Bahan baku kertas dikirim dari PT. Eco Paper Indonesia.
2. Pemotongan Gulungan kertas
Dilakukan pada mesin slitting untuk memotong satu roll jumbo kertas
menjadi 10 bagian yang di sebut coil.

18
3. Penggulungan
Dilakukan di mesin winding, coil yang sudah di potong dijadikan susunan
Play Produksi, pada proses inilah di tentukannya ukuran dan ketebalan
produk sesuai dengan yang costumeringinkan dan produk yang di hasilkan
oleh proses ini masih berstatus WIP
4. Pengeringan
Barang yang berstatus WIP tersebut di masukan ke dalam oven untuk
pengeringan lem pada produk yang dilakukan paling cepat pengovenan 6
jam sesuai dengan ketebalan produk
5. Pemotongan Tabung Panjang
Produk yang sudah di Oven maka produk akan masuk ke proses
pemotongan dilakukan di mesin CoreCutter, ukuran potong ini sesuai
dengan pesanan costumer dan hasil nya menjadi barang Finish Good
6. Pengemasan
Produk yang setelah di potong sesuai dengan permintaan costumer produk
di siapkan langsung dengan sebuah pallet lalu di packing menggunakan
plastik film dan memakai Striping Belt
7. Delivery
Barang yang sudah di packing dengan baik akan langsung di kirim kepada
costumer sesuai dengan banyak nya produk yang di pesan oleh costumer.

3.6 Supplier Relationship Management PT Alkindo Naratama Tbk


Supplier relationship management (SRM) terkait dengan pengadaan atau
proses pengadaan. Masalah SRM yang patut dicatat meliputi analisis
pengeluaran, manajemen katalog, implementasi sumber, pelaksanaan sumber,
pembayaran, penyelesaian, kontrak, dan pemantauan pemasok.
Pemasok atau sering disebut supplier adalah pihak-pihak yang
berkepentingan, lebih relevan terhadap keberhasilan manufaktur/produsen
dibandingkan bisnis lainnya untuk mendukung kemampuan mereka dalam
melayani pelanggannya. Berikut beberapa supplierbagi PT Alkindo Naratama
Tbk :
a. Supplier 1. Kertas : PT Eco Paper
b. Supplier 2. Kertas : PT Paper Tech
c. Supplier 3. Lem dan Bahan Kimia : PT Alfa Polimer
d. Supplier 4. Pewarna Kertas : Wuxiyalian China
e. Supplier 5. Financing : Bank Mandiri
f. Supplier 6. Packaging Produk : Nano Plast
g. Supplier 7. Jasa Pengiriman : TFT
h. Supplier 8. Jasa Pengiriman : CJ Korea

19
PT Alkindo Naratama Tbk menggunakan teknik supplier relationship
management dengan cara tradisional purchasing dan kontemporer purchasing.

3.6.1 Traditional Purchasing


Teknik pengelolaan pemasok tradisional atau old school supplier
management techniques (Vonada 2008). Banyak digunakan oleh sebagian
pembeli, teknik pembelian tradisional dilakukan dengan cara mengirimkan
permintaan kepada dua atau tiga pemasok potensial - beberapa di antaranya
mungkin perusahaan ketahui dan beberapa mungkin tidak tahu. Fungsi
pembelian tradisional terutama terkait dengan proses pembelian dimana mereka
memesan dan menindaklanjuti pengiriman pesanan tersebut. Pada teknik
pembelian tradisional tidak terdapat komitmen kemitraan jangka panjang.
Agen pembelian mencari untuk mendapatkan produk yang memenuhi
persyaratan diantaranya :
• Fungsionalitas
• Ketersediaan
• Biaya
• Kualitas
PT Alkindo Naratama Tbk memesan bahan baku kepada beberapa
pemasok. Untuk pemasok tradisional PT Alkindo Naratama Tbk tidak memesan
bahan baku utama melainkan bahan baku penolong seperti barang yang sifat
pemesanannya tidak terjadi setiap hari atau dalam jangka waktu yang di
tentukan.PT Alkindo Naratama Tbk juga memesan ketika bahan baku utama
atau kertas khusus dari pemasok utama sedang tidak ada dan bahan baku sangat
dibutuhkan meskipun kualitas dari pemasok lainlebih rendah dari pemasok
utama, harga bahan baku dan biaya tergolong lebih murah sehingga tidak
terikat kemitraan jangka panjang dengan pemasok pemasok tersebutdiantara
pemasok bahan penology yang menerapkan traditional purchasing adalah PT
Paper Tech dan Wuxiyalian China.

3.6.2 Contemporary Purchasing


Fungsi dan tanggung jawab pembelian telah berkembang, terutama
dengan munculnya manajemen rantai pasokan dan outsourcing. Pendekatan
kontemporer mengharuskan organisasi pembelian untuk menjadi mitra dengan
pemasoknya. Dalam arti luas, hubungan ini dirancang untuk bekerja demi
kesejahteraan jangka panjang semua peserta rantai pasokan Pembelian
kontemporer lebih berorientasi untuk membangun hubungan jangka panjang
dengan pemasok yang lebih sedikit namun lebih dapat diandalkan
Organisasi pembelian diharapkan untuk berpartisipasi, sering sebagai
bagian dari tim lintas fungsional, dalam keputusan mengenai sumber strategis.
Keputusan ini termasuk diantaranya :

20
1. Evaluasi pemasok
2. Pemilihan pemasok untuk hubungan jangka panjang
3. Penataan kontrak dan negosiasi
4. Supplier Relationship Management (SRM)
5. Koordinasi dan kolaborasi rantai pasokan (Kocabasoglu dan Suresh
2006; Strategic Direction 2005)
PT Alkindo Naratama Tbk memesan bahan baku utama pada pemasok
utama.Pemasok utama PT Alkindo Naratama Tbk yaitu PT Eco Paper. PT
Alkindo Naratama Tbk memesan bahan bakupada pemasok utama dengan
kualitas yang baik sebanding dengan kualitas harganyapun sedikit lebih mahal.
Pemasok merupakan anak perusahaan dari PT Alkindo Naratama Tbk khusus
produk bahan baku kertas, hal inilah yang menimbulkan adanya hubungan
jangka panjang dengan pihak pemasok agar nantinya terjadi hubungan yang
bisa saling mengandalkan.

3.6.3 Purchasing Function - Participating


"Perubahan dalam proses bisnis, peningkatan globalisasi, kemajuan
teknologi, dan meningkatnya permintaan oleh manajemen puncak memaksa
perubahan fungsi manajemen pembelian / pasokan secara bersamaan.
Perubahan ini digabungkan dengan evolusi manajemen pembelian / pasokan
dari fungsi administratif ke aktivitas strategis."(Giunipero dan Pearcy 2000,
hal.4)
Fungsi berikut adalah beberapa di antaranya pembelian kontemporer
terlibat dalam proses pengambilan keputusan yaitu:
1. Desain produk
2. Spesifikasi produk
3. Pengenalan produk baru
4. Target biaya
5. Sumber strategis
6. Lokasi pemasok
7. Manajemen persediaan
8. Manajemen risiko pemasok

Kemajuan teknologi yang di miliki pemasok utama adalah alasan yang


membuat PT Alkindo Naratama Tbk memilih pemasok utama yaitu PT Eco
Paper. Hal ini dikarenakan dari persediaan barang yang akan selalu ada dan dari
segi administrasi tidak serumit pemasok lain, juga dikarenakan PT Eco Paper

21
masih anak perusahaan dari PT Alkindo Naratama Tbk(family
business)sehingga proses kordinasi yang cukup mudah.
Desain produk yang simple dan spesifikasi produk yang memiliki
banyak pilihanserta lokasi pemasok yang masih dalam satu provinsi dapat
meminimalisir biaya pengiriman. Persediaan barang yang akan selalu ada
dikarenakan bahan baku kertas PT Eco Paper berasal dari sisa produksi kertas
PT Alkindo Naratama Tbk yang diolah kembali menjadi kertas roll jumbo yang
nantinya digunakan sebagai bahan baku PT Alkindo Naratama Tbk.

3.6.4 Purchasing Function - Directing


Ada fungsi taktis dan operasional yang bisa dilakukan pembelian secara
langsung. Ini termasuk :
• Proses Pembelian
• Evaluasi Pemasok
• Membangun Hubungan Pemasok
• Koordinasi / Kolaborasi Rantai Pasokan
Bidang fungsional lainnya dapat berpartisipasi pada kesempatan
tertentu, namun tanggung jawab utamanya terletak pada organisasi pembelian.
Proses pembelian bahan baku ke pemasok tidak rumit. Bahan baku bisa
dikirim terlebih dahulu sebelum adanya pembayaran. Pembayaran bisa ditunda
dalam jangka waktu yang telah ditentukan hubungan pemasok dengan PT
Alkindo Naratama Tbk sudah terjalin sangat baik karena dari segi administrasi
sejauh ini PT Alkindo Naratama Tbk tidak pernah terlambat dalam pembayaran
dan pembelian bahan baku kepada pemasok.
Kordinasi dalam pengiriman juga sudah sangat baik. Apabila stok
barang di gudang pemasok sangat banyak maka pemasok akan langsung
menghubungi PT Alkindo Naratama Tbk untuk menginformasikan kesediaan
stok barang di gudangnya dan PT Alkindo Naratama Tbk akan menerima stok
barang tersebut meskipun belum dibutuhkan dan untuk pembayaran akan di
tunda sesuai dengan kesepakatan dan sesuai dengan waktu pemesanan PT
Alkindo Naratama Tbk yang seharusnya.

3.7 Tahapan pemilihan supplier dan proses pembelian pada PT Alkindo


Naratama Tbk
Pemasok dipilih berdasarkan sejumlah kriteria seperti kemampuan
teknis,harga, faktor kualitatif, dan tanggung jawab sosial.Pemilihan supplier di
PT Alkindo Naratama Tbk menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Kecepatan pengiriman
2. Spesifikasi barang yang sesuai dengan kebutuhan

22
3. Kualitas barang sangat baik
4. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan
5. Lokasi yang dekat dan mudah dijangkau
6. Terdapat toleransi pembayaran dikarenakan pemasok merupakan anak
perusahaan PT Alkindo Naratama Tbk.
Tahapan dalam proses pembelian di PT Alkindo Naratama Tbk.Hubungan
dengan pemasok dan vendor meliputi beberapa poin diantaranya:
1. Melakukan evaluasi yang objektif di dalam mengadakan sebuah produk,
perlengkapan dan juga peralatan perusahaan
Memberikan informasi mengenai harga penawaran
2. Memberikan informasi mengenai komisi, diskon dan juga potongan harga
3. Memberikan perlakuan yang adil kepada setiap pemasok
4. Menerima sejumlah produk sampel, sponsorship, hadiah dan sejenisnya.

3.8 Faktor yang menjadi perhatian dalam memilihSupplier


Identifikasi faktor faktor yang berpengaruh terhadap kinerja supplier
diantaranya sebagai berikut :
1. Pengamatan kondisi nyata yang ada di perusahaan
2. Permasalahan yang dihadapi perusahaan
3. Pemberian alternatif solusi berdasarkan permasalahan yang ada

3.9 Program Pengadaan pada PT Alkindo Naratama Tbkdimasa depan


Dalam perkembangan masa depan, seiring meningkatnya penggunaan
internet, globalisasi, upaya terus menerus dalam mengurangi biaya dana
meningkatkan kualitas, maka pembelian menjadi semakin penting.
Untuk mempersiapkan hal tersebut seiring berjalan nya waktu, PT
Alkindo Naratama Tbk semakin memperhatikan pengadaan yang menjadi lebih
testruktur, salah satunya dengan menggunakan sistem database dalam proses
atau program pengadaan nya yaitu database relasional yang terdiri dari
kumpulan data dalam suatu sistem manajemen basis data dengan keunggulan
diantaranya:
1. Scalability
2. Reliability
3. Stabilit
4. Availabilit
5. Multiplatform
6. Mendukung database berukuran besar
7. Security.

23
Dasar dari penelitian ini penulisjuga mendapatkan referensi atau melihat
dari jurnal internasional maupun jurnal nasional. Berikut tabel persamaan dan
perbedaan penelitian terdahulu.

24
Table 1 Hasil Analisis Jurnal

Judul
Penulis Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian
Rini SUPPLY CHAIN Menganalisis Berdasarkan persepsi
Dwiastuti, ANALYSIS OF manajemen hubungan responden, kondisi SRM
Riyanti RICE SEEDS: pemasok dalam hal dalam manajemen rantai
Isaskar, Tri SUPPLIER pemilihan pemasok pasokan antara UD ABC, PF
Wahyu N., RELATIONSHIP yang memenuhi I, dan PF II telah berjalan
Anisa Aprilia, MANAGEMENT syarat, integrasi dengan baik. Mereka semua
Putri Budi S. PERSPECTIVE pemasok, dan setuju bahwa pemilihan
Fakultas ATMALANG indikator proses supplier kualitas, integrasi
Pertanian, REGENCY, EAST pengadaan yang pemasok, dan proses
Universitas JAVA, INDONESIA efektif dengan dua pengadaan yang efektif
Brawijaya, skema kerja sama merupakan indikator penting.
Malang, dalam produksi benih Firm - PF I dan PF I - PF II
Indonesia padi, Petani ke Mitra mengasumsikan bahwa harga
(2018). Petani. pembelian bibit yang penting
dan harga harus di atas harga
pasar.

NYAKUNDI PENGARUH Mengidentifikasi Studi ini akhirnya


Geoffrey 1, MANAJEMEN bagaimana kolaborasi menyimpulkan bahwa
Dr. PEMASOK , kepercayaan, pengembangan pemasok
SENELWA, HUBUNGAN evaluasi, adalah faktor penting yang
Anaya W. PADA pengembangan memberikan kontribusi untuk
PhD 2 1, 2 PENGADAAN pemasok peningkatan kinerja
Jomo KINERJA mempengaruhi kinerja pengadaan. Faktor-faktor
Kenyatta PERUSAHAAN pengadaan di seperti pendidikan pemasok,
Universitas NEGARA DI perusahaan negara di pelatihan dan komitmen
Pertanian dan KENYA, KASUS Kenya untuk perbaikan terus-
Teknologi. GEOTHERMAL menerus memiliki hubungan
(2018) PERUSAHAAN yang signifikan positif pada
PEMBANGUNAN kinerja pengadaan di Negara
Corporation di Kenya.
Kwamena THE MEDIATING Menganalisis Studi ini menemukan jalur
Minta Nyarku EFFECT OF manajemen pemasok baru di mana CSR memiliki
dan Stephen SUPPLIER (SRM) dan pengaruh hubungan dengan kinerja
Oduro2. RELATIONSHIP hubungannya terhadap pemasaran perusahaan, serta
University of MANAGEMENT CSR dan Marketing keterlibatan CSR yang dapat
Cape Coast, ON CSR AND Performance (MP) meningkatkan manajemen
Department MARKETING atau kinerja hubungan pemasok (SRM)
of Marketing PERFORMANCE pemasaran. dan kinerja pemasaran (MP).
and Supply RELATIONSHI Untuk mencapai tujuan

25
Chain pemasaran, manajemen
Management, hubungan pemasok harus
School of dianggap sebagai bagian yang
Business, sangat diperlukan. Perusahaan
College of harus memahami praktik
Humanities hubungan pemasok seperti
and Legal hubungan berbasis
Studies, Cape kepercayaan; pemasok
Coast, Ghana mengurangi waktu,
(2018) meningkatkan kualitas
pemasok, kolaborasi
pemasok, dan
mengembangkan program
yang diperlukan untuk
mencapainya.
Elisabeth SUPPLIER Menganalisis dan Studi ini akhirnya
Supriharyanti, RELATIONSHIP membuktikan menyimpulkan bahwa 80
Universitas MANAGEMENT pendekatan best otomotif yang sudah banyak
Widya DALAM Practice dan di teliti di Negara lain atau
Mandala PENDEKATAN contingency di studi kasus dari pola
Surabaya CONTIGENCY Indonesia hubungan sebuah perusahaan
DAN BEST dan manfaat yang di hasilkan.
PRACTICE Dari sisi kebijakan
perusahaan. konsep ini
memberikan implikasi bagi
para manajer pembelian
bahwa dalam membangun
pola hubungan dengan
pemasok perlu di sesuaikan
dengan kondisi yang obyektif
dan subyektif dari perusahaan
dalam hal karakteristik
produk,pasar dan pemasok
dan masing masing pola juga
memerlukan pengelolaan
yang berbeda-beda.
Nigel F. STRATEGIC Menganalisis untuk Ulasan ini berangkat untuk
Piercy RELATIONSHIPS meningkatkan menggaris bawahi kasus
Warwick BETWEEN kemampuan ini menarik yang satu dampak
Business BOUNDARY- meliputi manajemen langsung pada kekuatan
School, SPANNING proses, strategi kompetitif perusahaan, dan
University Of FUNCTIONS: kemitraan internal dan khususnya kemampuannya
Warwick, ALIGNING kegiatan pemasaran untuk memenuhi persyaratan
Coventry CUSTOMER internal. Diskusi yang semakin canggih

26
CV4, Inggris RELATIONSHIP identifikasi fi pelanggan strategis untuk
Raya. (2009) MANAGEMENT essejumlah implikasi peningkatan nilai dan jenis
WITH SUPPLIER untuk praktek dan baru dari hubungan, adalah
RELATIONSHIP arah penelitian baru. kemampuan untuk
MANAGEMENT menyelaraskan manajemen
hubungan pelanggan strategis
proses dengan proses
manajemen hubungan
pemasok, dan kedua hal ini
dengan manajemen kolaborasi
dan usaha patungan dengan
pihak ketiga.
Mengembangkan kemampuan
seperti bertumpu pada
pengembangan hubungan
internal strategis antara
kelompok-kelompok yang
bertanggung jawab untuk
mengelola hubungan
pelanggan (pemasaran, tim
manajemen account strategis
penjualan), untuk mengelola
hubungan pemasok
(pembelian), dan kolaborasi
(manajemen aliansi)

27
BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui struktur system rantai


pasokan pada perusahaan PT Alkindo Naratama Tbk Untuk mengetahui
bagaimana Supplier Relationship Management pada PT. Alkindo Naratama
Tbk. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil Supplier Relationship Management pada PT. Alkindo
Naratama Tbk disimpulkan bahwa SRM meliputi analisis
pengeluaran, manajemen katalog, implementasi sumber,
pelaksanaan sumber, pembayaran, penyelesaian, kontrak, dan
pemantauan pemasok
PT Alkindo Naratama Tbk menggunakan teknik Supplier
relationship management dengan cara tradisional purchasing dan
kontemporer purchasing. Yang bertujuan untuk keberhasilan
manufaktur/produsen dan mendukung kemampuan dalam
melayani pelanggan.
2. Tahapan pemilihan supplier dan proses pembelian pada PT
Alkindo Naratama Tbk, Pemasok dipilih berdasarkan sejumlah
kriteria seperti Kemampuan Teknis, Harga, Faktor Kualitatif,
dan Tanggung Jawab Sosial. Tahapan dalam proses pembelian di
PT Alkindo Naratama Tbk. Hubungan dengan pemasok dan
vendor yaitu : Melakukan evaluasi yang objektif di dalam
mengadakan sebuah produk, perlengkapan, dan juga peralatan
perusahaan memberikan informasi mengenai harga penawaran.
Memberikan informasi mengenai komisi, diskon dan juga
potongan harga. Memberikan perlakuan yang adil kepada setiap
pemasok. Menerima sejumlah produk sampel, sponsorship
hadiah dan sejenisnya.
3. Program Pengadaan objek PT Alkindo Naratama Tbk di masa
depan seiring meningkatnya penggunaan internet, globalisasi,
upaya terus menerus dalam mengurangi biaya dana
meningkatkan kualitas, maka pembelian menjadi semakin
penting. Seiring berjalannya waktu PT Alkindo Naratama Tbk
semakin memperhatikan pengadaan yang menjadi lebih

28
terstruktur, salah satunya dengan menggunakan sistem database
rasional.

4.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan pada bagian


sebelumnya, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
Hasil dari penelitian dapat disimpulkan Perusahaan PT Alkindo
Naratama Tbkharus membina hubungan baik dengan pemasok, perusahaan
perlu memperhatikan perencanaan kedatangan barang, ketepatan
pengadaan barang, perencanaan stok gudang workshop untuk
meningkatkan efisiensi dan ketepatan waktu produksi barang serta
memperhatikan beban kerja karyawan.
Keunggulan perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan. Dalam hal ini sirankan untuk perusahaan agar meningkatkan
keunggulan bersaing pada item agar perusahaan memperbaiki serta
meningkatkan kinerja dalam hal pengiriman barang baik dari segi waktu
pengiriman, maupun jumlah dan pesanan yang sesuai dengan keinginan
konsumen, agar mampu terus menjaga keunggulan dibandingkan dengan
pesaing. Pesaing PT Alkindo Naratama Yaitu PT BILTUBE INDONESIA.
Dan diharapkan agar perusahaan terus menjaga keunggulan yang dimiliki,
terutama dalam hal menyediakan produk dengan fitur yang baru dan
inovatif yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing.

29
DAFTAR PUSTAKA

Schiele. (2019). Purchasing And Supply Management. In Zijm, Operations,


Logistics And Supply Chain Management (Pp. 45-). Netherlands: Springer.
Journal of Supply Chain Research and Practice Vol. 13 No 1 (2019)

30

Anda mungkin juga menyukai