Anda di halaman 1dari 14

Abstrak

Dunia perbankan di Indonesia sudah dikuasai oleh orang asing, namun demikian,

masih ada salah satu bank yang sahamnya masih dikuasai oleh orang dalam negri walaupun

tidak seluruhnya, yaitu Permata Bank. Bertahannya Permata Bank dapat disebabkan oleh

strategi rantai pasok yang tepat. Berdasarkan pada keingintahuan tentang manajemen rantai

pasok pada Permata Bank, maka ditulislah makalah ini.

Dalam membahas permasalahan manajemen rantai pasok pada Permata Bank, maka

digunakan buku teori dan jurnal yang berhubungan dengan manajemen rantai pasok.

Dengan ditulisnya makalah ini, maka diharapkan hal ini menambah pengetahuan

tentang teori manajemen rantai pasok, selanjutnya bagi Permata Bank makalah ini dapat

menjadi evaluasi apakah telah menetapkan strategi manajemen rantai pasok dengan tepat

sehingga Permata Bank dapat memberikan perhatian dan menambah pangsa pasarnya.

Kata Kunci: Manajemen Rantai Pasok, Rantai Pasok, Bank.


Bab. I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini persaingan perusahaan jasa perbankan semakin ketat. Salah satu hal yang

membuat perusahaan jasa perbankan dapat bertahan adalah penyediaan produk yang tepat bagi

konsumen. Koordinasi antara pihak-pihak dalam rantai suplai tidak hanya melibatkan koordinasi

persediaan saja, tetapi juga informasi tentang pasar yang berguna bagi perencanaan perusahaan.

Manajemen rantai pasok adalah sebuah konsep atau mekanisme untuk meningkatkan

produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran

kuantitas bahan. Sekarang ini konsumen semakin kritis, mereka menuntut penyediaan produk secara

tepat tempat, tepat waktu. Manajemen rantai pasok menjadi satu solusi terbaik untuk memperbaiki

tingkat produktivitas antara perusahaan-perusahaan yang berbeda.

Penelitian dilakukan pada Permata Bank. Permata Bank merupakan salah satu bank swasta

terbesar di Indonesia. Permata Bank merupakan salah satu bank swasta yang dibentuk sebagai

hasil merger dari lima bank swasta lain di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan

Nasional (BPPN), yakni PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express,

PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Pada tahun 2004, Standard

Chartered Bank dan PT Astra International Tbk mengambil alih Permata Bank dan memulai

proses transformasi secara besar-besaran didalam organisasi. Selanjutnya, sebagai wujud

komitmennya terhadap Permata Bank, kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini

meningkat menjadi 89,01% pada tahun 2006.

Berdasarkan sekilas penjelasan tersebut, maka diperlukan suatu penulisan lebih lanjut

mengenai manajemen rantai pasok yang diterapkan pada Permata Bank. Oleh karena itu,

penulis tertarik untuk menulisnya lebih lanjut dalam penyusunan laporan dengan judul

“Analisis Manajemen Rantai Pasok Pada Permata Bank”.


1.2. Identifikasi Masalah

Tujuan dari penyusunan laporan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

manajemen rantai pasok pada produk dan layanan yang ditawarkan oleh Permata Bank.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui manajemen rantai pasok yang diterapkan oleh Permata Bank guna

menghadapi persaingan di dunia perbankan.


Bab. II Landasan Teori

2.1. Pengertian

Menurut Copper (1997) istilah rantai pasok / supply chain baru muncul di awal tahun

1990an dan diperkenalkan oleh para konsultan manajemen. Supply chain dapat didefinisikan

sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi

dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen

akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkut

bahan baku dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan

setengah jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan,

distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.

Schroeder juga mendefinisikan beberapa definisi yang berkaitan dengan manajemen ranti

pasok sehingga dapat memperjelas terminologi sebagai berikut :

Rantai pasok (supply chain) : adalah bagian dari proses bisnis dan informasi yang menyediakan

barang dan jasa dari pemasok bahan baku, pabrik, dan distribusi sampai kepada konsumen potensial.

Manajemen rantai pasok (supply chain management) : adalah perencanaan, desain, dan kontrol

dari arus informasi dan material selama proses rantai pasok bertemu dengan permintaan konsumen

seefisien mungkin untuk saat ini dan masa mendatang.

Saluran distribusi (distribution channel) :adalah sebuah jalur dari barang dan jasa mulai dari

produsen, distributor, sampai ke pengguna akhir.

2.2. Manfaat Manajemen Rantai Pasok

Berdasarkan jurnal yang diperoleh di www.trnasparanscm.com berikut beberapa manfaat dari

perancangan manajemen rantai pasok :

1. Kepuasan pelanggan, Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama

dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau

pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka
waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen

harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.

2. Meningkatkan pendapatan, Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi

mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga

produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati

konsumen.

3. Menurunnya biaya, Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada

konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.

4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin

terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan

mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam

pelaksanaan SCM.

5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan

menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.

6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi

proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.

2.3. Konsep Dasar Rantai Pasok

Supply chain (rantai pasokan) merupakan suatu sistem tempat organisasi menyalurkan

barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jejaring

dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dengan tujuan yang sama, yaitu sebaik

mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut.

Supply chain juga dapat dikatakan sebagai logistics network, dengan pemain utama adalah :

1. suppliers.

2. manufacturer
3. distribution

4. retail outlets

5. customers

Chain 1 :

Suppliers

Awal mula jaringan, yang merupakan seumber penyedia bahan pertama. Bisa berbentuk :

bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang,

dll. Sumber pertama disebut dengan suppliers, termasuk di dalamnya : suppliers’ suppliers

atau sub-suppliers yang biasanya jumlahnya banyak.

Chain 1 – 2 :

Suppliers – manufacturer

Rantai pertama dihubungkan dengan rantai ke dua yaitu manufacturer atau plants atau

assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat,

memfabrikasi, merakit, mengkonversikan atau menyelesaikan barang (finishing).

Chain 1 – 2 – 3 :

Suppliers – Manufacturer – Distribution

Barang yang sudah jadi mulai disalurkan oleh manufacturer ke pelanggan. Barang dari pabrik

disalurkan melalui gudang ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam

jumlah besar.
Chain 1 – 2 – 3 – 4 :

Suppliers – Manufacturer – Distribution – Retail Outlets

Pedagang besar buasanya mempunyai gudang sendiri atau menyewa gudang dari pihak lain.

Gudang dipakai untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak pengecer. Disini dapat

dilakukan penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara

melakukan desain kembali pola pengiriman barang baik dari manufacturer maupun ke

pengecer.

Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5 :

Suppliers – Manufacturer – Distribution – Retail Outlets – Customers

Barang ditawarkan oleh pengecer atau retailers langsung ke pelanggan atau pengguna barang

tersebut. Yang termasuk outlet adalah tempat dimana pembeli akhir melakukan pembelian.

Walaupun secara kasat mata ini merupakan rantai terakhir, tetapi sebetulnya masih ada satu

mata rantai lagi yaitu pembeli yang mendatangi retail outlet tadi ke real customers atau real

user. Mata rantai benar-benar berhenti jika barang telah sampai ke pemakai yang sebenarnya.

2.4. Pengukuran Performa Rantai Pasok

Mengukur performa rantai pasok merupakan langkah pertama terhadap peningkatan.

Sebuah dasar untuk kebutuhan performa perlu untuk dibentuk dan serta tujuan-tujuan perlu

didirikan untuk peningkatan. Pada umunya terdapat empat ukuran untuk performa rantai

pasok, yaitu sebagai berikut:

1. Delivery

Hal ini merujuk pada on-time delivery, yang artinya persentase daripada pesanan yang

terkirim seluruhnya dan pada tanggal yang diminta oleh konsumen. Perlu diingat sebagai

catatan bahwa pesanan tidak akan dimasukkan sebagai kiriman tepat waktu jika hanya
sebagian saja dari pesanan yang terpenuhi atau jika konsumen tidak mendapatkan kiriman

sesuai dengan tanggal yang diminta.

2. Quality

Sebuah ukuran langsung untuk kualitas adalah kepuasan konsumen/customer

satisfaction. Kepuasaan konsumen dapat diukur di dalam beberapa cara, diantaranya adalah

bahwa sebuah perusahaan dapat menanyakan pada konsumennya perihal seberapa baik

perusahaan dapat memenuhi harapan konsumen. Selanjutnya, konsumen dapat memberikan

jawaban dengan memilih salah satu jawaban dari 5 skala point yang disediakan, misalnya: (5)

sangat melebihi harapan; (4) melebihi harapan; (3) sesuai dengan harapan; (2) tidak

memenuhi harapan; (1) sangat mengecewakan.

Sebuah ukuran lain yang berkaitan dengan kualitas adalah loyalitas

konsumen/consumer loyalty. Ini dapat dilakukan dengan cara mengukur persentase dari para

konsumen yang tetap membeli produk setelah melakukan pembelian pada suatu waktu

tertentu di waktu lampau. Loyalitas konsumen merupakan sesuatu yang setiap perusahaan

sangat tertarik karena adalah lebih mahal bagi perusahaan untuk menemukan seorang

konsumen baru jika dibandingkan dengan tetap membuat konsumen yang lama bertahan.

Perusahaan harus membandingkan loyalitas dan kepuasaan konsumen dengan loyalitas dan

kepuasaan konsumen dari pesaing, selain itu perusahaan juga perlu mengawasi peningkatan

yang dibuat dari waktu ke waktu.

3. Time

The total replenishment time dapat dihitung dari persediaan inventori. Jika

diasumsikan bahwa terdapat rata-rata penggunaan yang stabil, maka waktu yang dibutuhkan

di inventori hanyalah persediaan inventori dibagi dengan rata-rata penggunaan.

Adalah penting untuk mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk menerima

pembayaran jika terdapat barang yang dijual. Perusahaan tidak hanya harus mengurangi
barang di inventori, tetapi juga harus secepat mungkin menerima pembayaran sehingga uang

yang diterima dapat digunakan untuk membuat dan menjual lebih banyak produk. Sebuah

ukuran untuk hal ini adalah jumlah hari pada piutang usaha (accounts receivable).

4. Cost

Terdapat dua cara yang digunakan untuk mengukur cost/kos. Pertama, sebuah

perusahaan dapat mengukur biaya pengiriman total, termasuk manufaktur, distribusi,biaya

inventori, dan biaya piutang usaha Biasanya biaya-biaya yang terpisah ini merupakan

tanggung jawab dari setiap manager dan oleh karena itu tidak dikurangkan dari biaya total.

Cara kedua untuk mengukur kos sepanjang rantai pasok adalah mengukur efisiensi

pada nilai tambah atau produktivitas. Sebuah rumus yang digunakan untuk mengukur

efisiensi membagi hasil penjualan/revenue yang telah dikurangi oleh biaya material dengam

biaya labor plus overhead.


Bab. III Pembahasan

3.1. Profil Permata Bank

PermataBank dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah pengawasan Badan

Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yakni PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk,

PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Di tahun

2004, Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk mengambil alih PermataBank

dan memulai proses transformasi secara besar-besaran didalam organisasi. Selanjutnya,

sebagai wujud komitmennya terhadap PermataBank, kepemilikan gabungan pemegang saham

utama ini meningkat menjadi 89,01% pada tahun 2006.

Kombinasi unik dari kedua pemegang saham strategis merupakan salah satu kekuatan

utama PermataBank. PT Astra International Tbk merupakan perusahaan Indonesia yang besar

dan memiliki pengalaman kuat di pasar domestik. Standard Chartered Bank dengan keahlian

dan pengalaman global terkemuka yang dimilikinya menjadikan PermataBank berada dalam

posisi yang unik.

Dan saat ini PermataBank telah berkembang menjadi sebuah bank swasta utama yang

menawarkan produk dan jasa inovatif serta komprehensif terutama disisi delivery channel-

nya termasuk Internet Banking dan Mobile Banking. PermataBank memiliki aspirasi untuk

menjadi penyedia jasa keuangan terkemuka di Indonesia, dengan fokus di segmen Konsumer

dan Komersial. Melayani sekitar 2 juta nasabah di 58 kota di Indonesia, PermataBank

memiliki 302 cabang (14 Cabang Syariah & 288 Cabang Konvensional), 18 Cabang Bergerak

(Mobile Branch), tiga Payment Point, 868 ATM dengan akses di lebih dari 50.000 ATM

(VisaPlus, Visa Electron, MasterCard, Alto, ATM Bersama dan ATM Prima) dan jutaan

ATM di seluruh dunia yang terhubung dengan jaringan Visa, Mastercard, Cirrus.
Pengakuan terkini atas pencapaian PermataBank adalah 3 Penghargaan dari 2013

Asiamoney Cash Management Poll yaitu Indonesia's Best Local Currency Cash Management

Services, Indonesia's Best Local Cash Management Bank for Small Size of Annual Sales

Turnover dan Indonesia's Best Overall Domestic Cash Management Services for Medium

Size of Annual Sales Turnover, Bank dengan SMS Banking dan ATM Terbaik dalam

Banking Service Excellence 2012-2013 dan peringkat ketiga Best overall Performance serta

peringkat teratas PermataBank Syariah dalam layanan prima terbaik tiga kali berturut-turut,

Gold Award untuk Priority Banking dalam Service Quality Award 2013, Bank Syariah

terbaik dengan asset >500 Miliar dari Karim Award 2013, tiga penghargaan Stevie Award

dalam The 9th International Business Awards (IBA) 2012 untuk ELT Forum sebagai the

"Internal Communications Campaign/Program of the Year" (Silver Award), Unite for

Education (UFE) sebagai the "Public Service Campaign of the Year" (Silver Award) dan Life

Skills through Soccer Development School - CSR Program sebagai the "Community

Relations Campaign of the Year" (Bronze Award).

3.2. Visi dan Brand Promise

Visi : Pelopor dalam memberikan solusi finansial yang inovatif.

Brand Promise : Menjadikan hidup lebih bernilai.

Mewujudkan brand promise di kehidupan sehari-hari dengan menjalankan nilai-nilai

perusahaan dalam bekerja, bersikap, serta berperilaku terhadap customer, rekan kerja,

komunitas, investor, dan regulator.


3.3. Produk

Secara umum produk yang terdapat di Permata Bank meliputi :

 Tabungan, giro, dan deposito konvensional,


 Tabungan, giro, dan deposito syariah,
 Wealth management,
 KPR
 SME
 Kartu kredit dan personal loan,

3.4. Manajemen Rantai Pasok Permata Bank

Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun

dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan

menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya

hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari

masyarakat dalam bentuk simapanan tabungan, giro, dan deposito. Biasanya sambil diberikan

balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat.

Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan

jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.

Berdasarkan definisi di atas, Permata Bank yang termasuk dalam kategori bank umum

juga melaksanakan tugasnya sebagai pengumpul dan penyalur dana dari dan kepada

masyarakat. Manajemen rantai pasok Permata Bank dapat ditinjau dari aliran uang yang

diterima dari investor sampai uang tersebut disalurkan kembali kepada debitur.

Pemain utama rantai pasok pada Permata Bank sebagai perusahaan jasa perbankan

adalah :
1. Investor : berperan sebagai pemasok dana. Dalam masyarakat, investor

merupakan orang – orang yang memiliki kelebihan dana, dimana dana tersebut

diharapkan dapat bekerja dan memberikan return yang maksimal.

2. Divisi Funding : dalam perusahaan perbankan, divisi ini merupakan divisi yang

penting untuk pengatur dana nasabah yang diinvestasikan ke bank. Divisi ini akan

mengatur apakah dana nasabah akan diinvestasikan ke produk tabungan, giro,

deposito, atau instrumen investasi lainnya.

3. Divisi Treasury : divisi ini merupakan divisi yang mengatur perputaran dan

pelemparan dana yang telah diinvestasikan oleh investor sehingga dapat

menghasilkan return yang dapat menguntungkan pihak bank dan pihak investor.

4. Divisi Lending : di Permata Bank divisi ini secara sederhana dibagi menjadi 3

bagian besar, yaitu Single Medium Enterprise (SME), Mortgage (KPR), dan

Credit Card and Personal Loan (CCPL). Divisi ini merupakan divisi penyalur

dana kepada calon debitur Permata Bank.

5. Debitur : dalam masyarakat, debitur merupakan orang – orang yang memerlukan

sejumlah dana untuk tujuan tertentu, dimana orang – orang tersebut menyanggupi

untuk membayar sejumlah kelebihan dana sebagai imbal balik yang diberikan atas

sejumlah uang yang dipinjamkan.

Secara garis besar maka didapat diagram rantai pasok dari Permata Bank sebagai

berikut :

Anda mungkin juga menyukai