Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PROGRAM PENDAMPINGAN KEWIRAUSAHAAN (P2K)

PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSI BERKAH FOOD


DI KABUPATEN KUDUS

Disusun Oleh : Kelompok 9


Bima Hastadiyatama NIM 202151030
Muhammad Kholid Ridwan NIM 202153088
Ahmad Syaifudin Agil Rafsanjani NIM 202153155
Andhika Ihza Adriansyah NIM 202153096

UPT MKU DAN


KETERAMPILAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

TAHUN 2023

1
LEMBAR PENGESAHAN MITRA PENDAMPINGAN

Judul Program PROGRAM PENDAMPINGAN KEWIRAUSAHAAN (P2K)


Pendampingan PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSI BERKAH FOOD
Kewirausahaan DI KABUPATEN KUDUS

Oleh : Kelompok Berkah Food

Kudus, 18 Desember 2023


Menyetujui Mitra Pendampingan,
Tim Pelasana Pendampingan Pimpinan
Kewirausahaan

Dr. Mulyanto, S.E,S.H,M.Si,MM Retno Sudaryani


NIDN.0601037201

2
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul Pendampingan
Kewirausahaan : PENDAMPINGAN KEWIRAUSAHAAN
DI BERKAH FOOD.
Oleh : Kelompok 3

Laporan Program Pendampingan Kewirausahaan ini telah disetujui pada tanggal:


18 Desember 2023

Menyetujui,
Tim Pelaksana Pendampingan Dosen Pembimbing Lapangan
Kewirausahaan Kewirausahaan

Dr.Mulyanto,S.E,S.H,M.Si,MM Zuliyati,SE.,M,Si.,Ak.,CA
NIDN.0601037201 NIDN.0603037801

3
Kata Pengantar

Menyebut Nama Allah yang Maha pengasih dan Maha Penyayang. Puji dan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan KasihNya, sehingga Laporan Program
Pendampingan Kewirausahaan (P2k) dapat diselesaikan sesuai tepat waktu. laporan program
pendampingan kewirausahaan (p2k) pengembangan usaha produksi berkah food
di kabupaten kudus ini merupakan laporan pertanggungjawaban dalam menjalan program
kegiatan yang telah disesuaikan dengan visi dan misi. Tentu saja sudah dibuat sesuai dengan
rumus yang mengacu pada pokok tugas dan peran yang disimpan sesuai jobdesk.

Laporan kegiatan yang dijalankan lewat serangkaian kegiatan ini berharap dapat
berjalan dan dapat meningkatkan kinerja, sehingga mendukung keberhasilan penyelenggaran
program-program pertanian untuk masyarakat.

Sehingga laporan kegiatan ini tidak hanya menjadi laporan saja. tetapi juga dapat
menjadi acuan, menambah wawasan bagi para pembacanya. agar ada kemajuan dari laporan
satu dengan laporan lain di masa yang akan datang.

Kudus,18 Desember 2023

Penulis

4
Daftar Isi

BAB I....................................................................................................................................................
PENDAHULUAN....................................................................................................................................
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................
1.2. Potensi..................................................................................................................................
1.3. Permasalahan.....................................................................................................................
BAB II.................................................................................................................................................
GAMBARAN UMKM...........................................................................................................................
BAB III................................................................................................................................................
PROGRAM DAN PELAKSANAAN KEGIATAN.........................................................................................
BAB IV................................................................................................................................................
PENUTUP...........................................................................................................................................

5
Daftar Gambar

Figure 1 perizinan ke umkm......................................................................................................................


Figure 2 pembuatan keciput jadul.............................................................................................................
Figure 3 pengemasan................................................................................................................................
Figure 4 penimbangan...............................................................................................................................
Figure 5 penggorengan..............................................................................................................................
Figure 6 bahan baku..................................................................................................................................
Figure 7 desain kemasan...........................................................................................................................
Figure 8 alat pembuatan...........................................................................................................................
Figure 9 hasil produksi...............................................................................................................................

6
Abstraksi

Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah pemberdayaan industri kecil khususnya
pada pengrajin sampul Ijazah dan raport “GiGa” sebagai mitra pengabdian, melalui
penerapan teknologi tepat guna (Zuliyati, Djoenaedi, et al., 2021),Many creative industries
are popping up in Kudus Regency in Indonesia (Zuliyati, Poerwati, et al., 2021),The number
of MSMEs in the Kudus Regency has increased significantly, namely around 3.4% each year.
According to the Department of Manpower, Industry, Cooperatives, and MSME, many
MSMEs in the Kudus Regency reach 15,300 businesses. (ZULIYATI et al., 2021), UMKM
perlu mengelola usahanya dengan manajemen yang tepat.(Triyanto et al., 2023),

Program Pendampingan Kewirausahaan merupakan inisiatif untuk memberikan


dukungan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam meningkatkan kinerja
dan keberlanjutan bisnis mereka. Penelitian ini memberikan gambaran holistik tentang
pelaksanaan program tersebut dengan mengevaluasi tahapan kegiatan, hasil yang dicapai,
hambatan yang dihadapi, serta memberikan saran dan rekomendasi untuk perbaikan dan
keberlanjutan.

Dalam pelaksanaan program, beberapa UMKM berhasil mencapai peningkatan


signifikan dalam pendapatan dan pengembangan produk. Namun, beberapa program mungkin
tidak dapat direalisasikan sepenuhnya, dipengaruhi oleh kendala waktu, sumber daya, dan
ketidakpastian bisnis. Kendala dalam manajemen sumber daya dan ketidakpastian bisnis
UMKM menjadi hambatan yang dihadapi.

Saran dan rekomendasi diberikan untuk meningkatkan efektivitas program, termasuk


evaluasi ulang program yang belum direalisasikan, peningkatan manajemen sumber daya,
pelatihan tambahan bagi mahasiswa pendamping, dan pengembangan strategi adaptif
terhadap ketidakpastian bisnis. Dengan menerapkan saran ini, diharapkan Program
Pendampingan Kewirausahaan dapat memberikan dampak yang lebih besar dan
berkelanjutan bagi UMKM sasaran dan pihak yang terlibat.

Kata Kunci : kewirausahaan

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1. Kondisi Umum UMKM di Kabupaten Kudus: Kabupaten Kudus dikenal sebagai


pusat produksi kue kering, dengan berbagai UMKM di sektor ini. Meskipun Berkah
Food telah berdiri sejak tahun 2018, kondisi umum UMKM di wilayah ini
memperlihatkan tantangan yang perlu diatasi. Data lapangan mencatat variasi dalam
skala produksi, keterampilan manajerial, dan akses terhadap pasar.
2. Spesifik Berkah Food: Berkah Food, sebagai UMKM di sektor kue kering,
memainkan peran penting dalam ekonomi lokal. Namun, tantangan khusus seperti
peningkatan kualitas produk, diversifikasi, dan pemasaran efektif mungkin dihadapi
oleh usaha ini. Analisis data lapangan menunjukkan bahwa ada potensi pertumbuhan
yang belum sepenuhnya tereksplorasi dalam konteks Berkah Food.
3. Kerangka Berpikir: Program Pendampingan Kewirausahaan (P2K) dipilih sebagai
strategi untuk meningkatkan kinerja dan daya saing Berkah Food. Kerangka berpikir
ini didasarkan pada pemahaman bahwa pendampingan kewirausahaan dapat
memberikan bimbingan, peningkatan keterampilan, dan pemahaman pasar yang lebih
baik kepada UMKM, termasuk Berkah Food, untuk berkembang dan bersaing lebih
efektif.
4. Alasan Pengambilan Topik: Berdasarkan evaluasi awal, Berkah Food muncul
sebagai representasi dari potensi pengembangan UMKM di Kabupaten Kudus.
Dengan melibatkan usaha kue kering yang memiliki akar lokal, pengembangan
Berkah Food bukan hanya akan memberikan dampak ekonomi tetapi juga mendukung
keberlanjutan dan pelestarian warisan kuliner lokal. Pemilihan topik ini juga sejalan
dengan kebijakan pemerintah daerah untuk meningkatkan sektor UMKM sebagai
pilar ekonomi lokal.

8
5. Data atau Fakta Lapangan: Data lapangan mencakup hasil survei terkait kinerja
Berkah Food, analisis SWOT, dan data pasar kue kering di Kabupaten Kudus. Fakta-
fakta ini menjadi dasar pengambilan keputusan untuk melaksanakan program
pendampingan kewirausahaan, yang diharapkan dapat memberikan solusi konkret
terhadap hambatan dan peluang yang diidentifikasi.
Dengan latar belakang ini, program pendampingan kewirausahaan diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan usaha Berkah Food dan sektor
UMKM kue kering secara keseluruhan di Kabupaten Kudus.

1.2. Potensi

1. Potensi Fisik:
- Bahan Baku Lokal: Kabupaten Kudus memiliki kekayaan akan bahan baku lokal
untuk kue kering, seperti tepung terigu, kelapa, gula, dan rempah-rempah. Pemanfaatan
bahan baku lokal dapat memberikan keunggulan kompetitif dan meningkatkan
keterkaitan dengan pemasok lokal.
- Infrastruktur:Adanya infrastruktur yang memadai seperti akses transportasi dan listrik
dapat mendukung proses produksi dan distribusi Berkah Food. Pemanfaatan infrastruktur
yang sudah ada dapat meningkatkan efisiensi operasional.

2. Potensi Sosial:
- Keterlibatan Komunitas Lokal: Keterlibatan aktif dalam komunitas lokal dapat
menjadi peluang untuk memperluas jangkauan pemasaran. Berkah Food dapat
memanfaatkan kebersamaan dan dukungan masyarakat setempat untuk meningkatkan
keberlanjutan usaha.
- Keterampilan Lokal:Pemanfaatan keterampilan tradisional dalam proses produksi kue
kering dapat memberikan ciri khas pada produk Berkah Food. Program pendampingan
dapat mempertajam dan meningkatkan keterampilan tersebut.

3. Potensi Ekonomi:
- Pasar Potensial: Analisis pasar menunjukkan adanya permintaan yang belum terpenuhi
untuk produk kue kering di tingkat lokal dan regional. Berkah Food dapat memanfaatkan
peluang pasar yang ada dan merancang strategi pemasaran yang tepat.

9
- Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Pengembangan Berkah Food tidak hanya memberikan
dampak ekonomi pada usaha itu sendiri tetapi juga dapat menciptakan peluang kerja baru
dan memberdayakan masyarakat lokal.

4. Potensi Lingkungan:
- Sumber Daya Alam Berkelanjutan: Memanfaatkan sumber daya alam secara
berkelanjutan adalah keunggulan potensial. Berkah Food dapat mengintegrasikan praktik-
praktik ramah lingkungan dalam proses produksi untuk menciptakan citra yang positif di
mata konsumen.

5. Potensi Inovasi:
- Diversifikasi Produk: Berkah Food memiliki potensi untuk diversifikasi produk kue
kering dengan memanfaatkan inovasi dalam formulasi dan presentasi. Peningkatan variasi
produk dapat memperluas pangsa pasar dan meningkatkan daya saing.

Program pendampingan kewirausahaan harus dirancang untuk memaksimalkan potensi-


potensi ini. Melibatkan pelatihan dalam pengelolaan bisnis, pemasaran digital, dan
pengembangan produk dapat menjadi langkah strategis untuk memanfaatkan potensi yang
belum sepenuhnya dimanfaatkan secara maksimal oleh Berkah Food.

1.3. Permasalahan

Berdasarkan kesimpulan yang diambil dari latar belakang, sejumlah permasalahan yang
dihadapi oleh UMKM Berkah Food dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kualitas Produk yang Variatif


Berkah Food menghadapi tantangan dalam menjaga konsistensi dan meningkatkan
kualitas produk kue kering. Variabilitas dalam kualitas dapat berpotensi mempengaruhi
reputasi merek dan daya saing di pasar.
2. Keterbatasan Manajerial

10
Seiring dengan pertumbuhan usaha, Berkah Food mungkin menghadapi keterbatasan
dalam keahlian manajerial. Pengelolaan operasional, pemasaran, dan keuangan yang
kurang efektif dapat menjadi hambatan bagi pengembangan usaha.

3. Keterbatasan Akses ke Pasar

Meskipun Kabupaten Kudus dikenal sebagai pusat produksi kue kering, Berkah Food
mungkin mengalami kesulitan dalam memperluas jangkauan pasar. Terbatasnya akses ke
pasar regional atau nasional dapat membatasi potensi pertumbuhan.

4. Keterbatasan Pemahaman Pasar

Kurangnya pemahaman terhadap preferensi konsumen dan tren pasar dapat menjadi
hambatan dalam pengembangan strategi pemasaran yang efektif. Ini mungkin
mengakibatkan kurangnya daya tarik produk di mata konsumen.

5. Tantangan dalam Pemasaran Digital

Dalam era digital, Berkah Food mungkin menghadapi kesulitan dalam memanfaatkan
pemasaran digital untuk memperluas pangsa pasar. Kurangnya keahlian dalam pemasaran
online dapat menjadi kendala dalam mencapai konsumen secara lebih luas..

Rumusan masalah ini akan menjadi dasar untuk merancang strategi pendampingan
kewirausahaan yang sesuai dan solutif. Dengan mengidentifikasi permasalahan ini secara
jelas, program dapat difokuskan untuk memberikan dukungan yang terarah dan efektif
guna meningkatkan performa dan daya saing Berkah Food sebagai UMKM di Kabupaten
Kudus.

11
BAB II

GAMBARAN UMKM

2.1. Sejarah UMKM


Berkah Food didirikan oleh Ibu Retno dengan dasar ketertarikan dan kecintaan pada seni
kuliner, khususnya dalam pembuatan kue kering. Minat ini mendorong tekad untuk
menciptakan usaha yang tidak hanya memberikan kepuasan pribadi, tetapi juga berkontribusi
pada ekonomi lokal.Berkah Food berdiri pada tahun 2018 di Kota Kudus, Kabupaten Kudus,
Jawa Tengah. Pendiri utamanya adalah Ibu Retno. Langkah pertama dalam mendirikan usaha
ini dipengaruhi oleh keahlian dan keinginan untuk memperkenalkan produk-produk kue
kering berkualitas dari daerah asalnya. Alamat Berkah Food terletak di Kecamatan Kota
Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dengan kode pos 59312. Dari sini, Berkah Food
mulai mengembangkan jangkauan produknya, memperluas pangsa pasar, dan membangun
reputasi positif di kalangan konsumen setempat. Berkah Food telah memperoleh izin dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), izin kesehatan, serta sertifikasi halal.
Keberadaan legalitas ini menegaskan komitmen Berkah Food terhadap standar keamanan
produk dan pemenuhan persyaratan resmi yang berlaku.

12
Sejarah Berkah Food mencerminkan perjalanan yang didorong oleh dedikasi pemiliknya, Ibu
Retno, untuk menghadirkan produk kue kering berkualitas dari daerah Kudus. Keberhasilan
ini semakin diperkuat dengan ketersediaan izin BPOM, izin kesehatan, dan sertifikasi halal,
yang menciptakan dasar yang kokoh untuk pertumbuhan dan penerimaan produk di pasar.

2.2. Fokus Bidang Usaha


Berkah Food memiliki fokus utama pada sektor produksi kue kering. Kue kering menjadi
produk utama yang dihasilkan oleh UMKM ini. Jenis usaha ini bergerak dalam sektor
makanan, khususnya dalam memproduksi variasi kue kering dengan citarasa dan kualitas
terbaik.Fokus utama Berkah Food terletak pada pengembangan dan produksi kue kering.
Dengan mengutamakan kualitas, keaslian rasa, dan inovasi dalam setiap produknya, Berkah
Food berupaya memenuhi kebutuhan konsumen yang mencari kue kering berkualitas tinggi.

Produk unggulan yang dihasilkan oleh Berkah Food adalah "Keciput Jadul." Keciput Jadul
menjadi produk andalan yang menggabungkan cita rasa tradisional dengan sentuhan inovatif.
Keunikan dan kelezatan Keciput Jadul diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi
konsumen.Selain produk unggulan, Berkah Food juga terus melakukan inovasi dalam
pembuatan kue kering. Pemilihan bahan berkualitas, proses produksi yang terjaga, dan
pemantapan rasa khas menjadi bagian dari upaya UMKM ini untuk tetap bersaing di pasar
yang semakin dinamis.

Fokus Berkah Food pada produksi kue kering, khususnya Keciput Jadul, mencerminkan
komitmen untuk mempertahankan keaslian kuliner daerah Kudus sambil tetap berinovasi.
Dengan menjaga kualitas dan terus berupaya memenuhi selera pasar, Berkah Food
diharapkan dapat terus tumbuh dan mendapatkan dukungan yang lebih luas dari konsumen
setianya.

2.3. Jumlah Dan Kualitas Tenaga Kerja


Saat ini, Berkah Food belum memiliki karyawan eksternal, dan operasionalnya masih
dilakukan oleh anggota keluarga sendiri. Jumlah tenaga kerja saat ini terfokus pada pemilik
usaha, yaitu Ibu Retno, dan mungkin melibatkan anggota keluarga lainnya sesuai kebutuhan
produksi.Pada tahap ini, setiap anggota keluarga yang terlibat dalam Berkah Food mungkin
mengemban beberapa peran, termasuk produksi, pengemasan, pemasaran, dan manajemen
keuangan. Meskipun belum ada karyawan eksternal, setiap anggota keluarga mungkin
memiliki keahlian dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan kebutuhan operasional.

13
Hingga saat ini, Berkah Food belum memiliki karyawan tetap atau kontrak eksternal. Semua
anggota keluarga yang terlibat dapat dianggap sebagai tenaga kerja internal yang
berkontribusi dalam berbagai aspek operasional.

Meskipun Berkah Food saat ini dijalankan oleh anggota keluarga sendiri, pada tahap
pertumbuhan tertentu, pertimbangan untuk merekrut tenaga kerja eksternal dapat menjadi
opsi untuk mengelola beban kerja dan memperluas kapasitas produksi. Pemahaman
mendalam tentang keahlian, pendidikan, dan kontribusi masing-masing anggota keluarga
menjadi kunci dalam mengoptimalkan sumber daya manusia yang tersedia.

2.4. ASET
Aset yang dimiliki oleh Berkah Food mencakup beberapa kategori yang mencerminkan harta total
yang dimanfaatkan untuk kelangsungan usaha. Kategori aset tersebut antara lain:

 Aset Lancar: Berkah Food memiliki aset lancar berupa kas, setara kas, serta
persediaan bahan baku dan produk jadi. Aset ini digunakan untuk mendukung
operasional sehari-hari, termasuk pembelian bahan baku dan biaya operasional
lainnya.

 Investasi Jangka Panjang: Jika Berkah Food melakukan investasi dalam


pengembangan atau perluasan usaha, ini dapat dianggap sebagai investasi jangka
panjang. Contoh investasi meliputi mesin produksi baru atau peningkatan kapasitas
produksi.

 Aset Tetap: Peralatan dan perlengkapan produksi, seperti oven, mixer, dan peralatan
kemasan, diidentifikasi sebagai aset tetap. Aset ini memiliki peran krusial dalam
kegiatan produksi Berkah Food.

 Aset Tidak Berwujud: Berkah Food mungkin memiliki aset tidak berwujud, seperti
merek dagang atau hak paten terkait resep kue kering unggulan. Nilai aset ini sulit
diukur secara tepat tetapi dapat memberikan keunggulan bersaing dan penguatan
posisi di pasar.

 Aset Pajak Tangguhan: Aset pajak tangguhan berkaitan dengan manfaat pajak di
masa depan, seperti manfaat pajak atas investasi atau insentif pajak lainnya yang
diterima oleh Berkah Food.

14
 Aset Lain: Aset lain yang dimiliki Berkah Food mencakup piutang dagang atau aset
keuangan lainnya yang memiliki nilai ekonomis.

Pemahaman yang mendalam tentang aset-aset ini memberikan dasar yang kokoh untuk
pengelolaan keuangan yang efektif dan perencanaan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.
Berkah Food dapat memantau dan mengelola aset-aset ini dengan cermat untuk mendukung
operasional sehari-hari dan merencanakan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.

2.5. OMSET
Omset penjualan Berkah Food mencapai sekitar Rp 1.000.000 per hari. Angka ini mencerminkan
total pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk kue kering setiap hari operasional.
Pencapaian omset yang signifikan seperti ini menunjukkan tingkat aktivitas dan penerimaan yang
baik dari konsumen.

 Periode Penghitungan: Omset penjualan diukur setiap hari operasional, memberikan


gambaran real-time tentang kinerja penjualan. Penghitungan harian memungkinkan
pemilik usaha untuk secara cepat merespons perubahan pasar dan kebutuhan
konsumen.

 Faktor Penentu Omset: Faktor-faktor seperti jumlah produk yang terjual, harga jual
per unit, dan efektivitas strategi pemasaran berperan penting dalam menentukan
omset harian yang mencapai Rp 1.000.000. Pemahaman mendalam terhadap faktor-
faktor ini mendukung keberlanjutan pertumbuhan.

 Strategi Peningkatan Omset: Dengan omset harian yang tinggi, Berkah Food dapat
melibatkan strategi pemasaran yang lebih agresif, meningkatkan kualitas produk, dan
melakukan inovasi untuk menarik lebih banyak pelanggan. Peningkatan omset
menjadi peluang untuk memperkuat kehadiran di pasar.

 Reinvestasi untuk Pertumbuhan: Kelebihan omset memberikan kesempatan untuk


reinvestasi, seperti perluasan kapasitas produksi, diversifikasi produk, atau
peningkatan dalam strategi pemasaran. Reinvestasi ini dapat membantu menciptakan
fondasi pertumbuhan yang berkelanjutan.

 Pemantauan Kinerja: Dengan omset Rp 1.000.000 per hari, pemantauan kinerja


menjadi semakin kritis. Evaluasi terhadap pencapaian target harian dan perbandingan
omset membantu dalam mengidentifikasi peluang dan tantangan yang mungkin
dihadapi oleh Berkah Food.

15
Pemilik Berkah Food dapat memanfaatkan pencapaian omset harian yang tinggi ini untuk
terus meningkatkan efisiensi operasional, menjaga kualitas produk, dan mengembangkan
strategi pemasaran yang berkelanjutan guna meraih pertumbuhan bisnis yang lebih lanjut.

2.6. Segmen Pasar


UMKM Berkah Food memiliki pendekatan yang cermat dalam menentukan segmen pasar di
wilayah lokal, khususnya di area Kudus. Segmentasi pasar dilakukan dengan memperhatikan
beberapa faktor, termasuk geografi, demografi, dan psikografi, serta strategi pemasaran
melalui toko oleh-oleh lokal.

Dalam hal geografi, Berkah Food fokus pada konsumen di wilayah Kudus, memahami bahwa
preferensi dan kebutuhan konsumen lokal dapat berbeda dengan daerah lain. Segmentasi
demografis melibatkan pemahaman terhadap karakteristik penduduk Kudus, seperti usia,
jenis kelamin, dan tingkat pendapatan. Berkah Food memperhatikan berbagai kelompok
demografis untuk menyesuaikan produknya.

Aspek psikografis juga menjadi pertimbangan, dengan memperhatikan gaya hidup, nilai-nilai,
dan preferensi lokal. Berkah Food berusaha menciptakan produk yang menggambarkan
keunikan budaya dan selera masyarakat Kudus. Selain itu, strategi pemasaran melalui toko
oleh-oleh lokal diimplementasikan untuk memudahkan konsumen dalam mengakses dan
membeli produk.

Pendekatan ini memungkinkan Berkah Food untuk merancang strategi pemasaran yang lebih
terarah sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen setempat. Dengan memasarkan
produk secara lokal, UMKM ini dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan
komunitasnya, meningkatkan daya saing produk, dan memperluas pangsa pasar di wilayah
Kudus.

2.7. Wilayah Pemasaran


UMKM Berkah Food memiliki fokus pemasaran yang terutama ditujukan untuk wilayah
lokal, yakni area Kudus. Pendekatan ini mencakup strategi penjualan dan promosi yang
difokuskan pada konsumen yang berada di sekitar usaha. Wilayah pemasaran UMKM Berkah
Food, oleh karena itu, bersifat lokal dan terbatas pada tingkat kabupaten.

Pemilihan wilayah pemasaran yang lokal sejalan dengan karakteristik usaha ini sebagai
produsen oleh-oleh khas Kudus. Berkah Food memanfaatkan keberadaan toko oleh-oleh di

16
Kudus sebagai saluran distribusi utama, memudahkan konsumen setempat untuk memperoleh
produk dengan lebih mudah.

Meskipun fokus pemasaran terletak pada tingkat lokal, Berkah Food tetap membuka peluang
untuk memperluas cakupan pemasarannya. Dengan membangun reputasi dan kepercayaan di
tingkat lokal, UMKM ini dapat menjajaki peluang untuk memasarkan produknya di tingkat
regional atau bahkan nasional jika terdapat permintaan yang signifikan.

Namun, pada tahap ini, Berkah Food belum memasarkan produk secara internasional. Potensi
ekspansi internasional dapat menjadi pertimbangan di masa depan, terutama jika produk
tersebut memiliki karakteristik unik atau keunikan yang dapat menarik pasar global.

Dengan demikian, wilayah pemasaran Berkah Food saat ini lebih terfokus pada pangsa pasar
lokal di Kudus, dengan potensi pertumbuhan dan ekspansi ke wilayah yang lebih luas dalam
jangka waktu yang akan datang.

17
BAB III

PROGRAM DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Program Kegiatan

No Tangga Kegiatan Biaya Keluaran


l
1 Pengenalan Proses - - Pemaparan proses
Produksi pembuatan
- Mahasiswa mampu
- Pemaparan proses memahami saat proses
pembuatan makanan pembuatan

- Demonstrasi langkah - - Mahasiwa mampu


langkah pembuatan kue memahami langkah –
langkah dari
pembuatan kue

2 Diskusi tentang kualitas - - mahasiswa mampu


bahan baku pembuatan kue melakukakn pemilihan
bahan pembuatan kue
kering
3 -Praktik Proses Pembuatan - - Mahasiswa mambu
kue kering memahami cara
pembuatan kue kering
- Evaluasi hasil praktik dan - Mahasiswa akan
saran perbaikan akan mendapatkan
dilakukan secara berkala. bimbingan dari pemilik
4 Peserta akan melakukan - - Peserta berhasil
praktikoembuatan kue meningkatkan
untuk mengasah keterampilan
kemampuan. pembuatan kue
berkualitas
5 Proses pengemasan - - Pemaparan langkah-

18
langkah pengemasan

6 Diskusi mengenai - - Diskusi mengenai


penanganan produk setelah penanganan produk
produksi setelah produksi
menghasilkan
pemahaman yang lebih
baik tentang strategi
penyimpanan,
packaging, dan
pengelolaan stok untuk
memastikan produk
siap dipasarkan dan
mencapai pelanggan
dengan baik.
7 Pemasaran dan Strategi - - Pembahasan strategi
Penjualan pemasaran untuk kue
kering
- Pelatihan penggunaan
media sosial dan e-
commerce
8 Diskusi mengenai potensi - - Diskusi mengenai
pasar lokal dan jaringan potensi pasar lokal dan
jaringan menghasilkan
wawasan strategis yang
mendukung
pengembangan rencana
pemasaran,
memungkinkan peserta
untuk lebih efektif
memasarkan produk

19
3.2. Tahapan pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan Program Pendampingan Kewirausahaan melibatkan serangkaian tahapan yang


membimbing UMKM sasaran dari awal hingga akhir:

1. Identifikasi Kebutuhan: Menyelidiki dan mengidentifikasi kebutuhan khusus


UMKM sasaran, melibatkan wawancara, evaluasi bisnis, dan analisis keuangan.

2. Perencanaan Bersama: Kolaborasi antara mahasiswa dan UMKM untuk merancang


rencana aksi yang mencakup tujuan, strategi, dan langkah-langkah pelaksanaan.

3. Implementasi Rencana: Menerapkan rencana aksi dengan melakukan perubahan


yang dibutuhkan, mengoptimalkan proses bisnis, dan memperbaiki aspek-aspek
tertentu.

4. Pelatihan dan Pengembangan: Memberikan pelatihan kepada UMKM dan tim


pendamping dalam bidang yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dan
keterampilan.

5. Monitoring dan Evaluasi: Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap


perkembangan UMKM, mengevaluasi pencapaian target, dan mengidentifikasi
perbaikan yang diperlukan.

3.3. Hasil Kegiatan

Capaian selama pelaksanaan Program Pendampingan Kewirausahaan dibandingkan dengan


program kegiatan yang direncanakan, antara lain:

1. Peningkatan Pendapatan: UMKM melaporkan peningkatan pendapatan setelah


menerapkan perubahan strategis yang direkomendasikan.

2. Pengembangan Produk: Beberapa UMKM berhasil mengembangkan produk baru


atau meningkatkan kualitas produk yang sudah ada.

3. Peningkatan Kapasitas Manajerial: UMKM menunjukkan peningkatan dalam


kemampuan manajemen operasional dan keuangan.

3.4. Hambatan Yang Dihadapi

20
Permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa selama pelaksanaan program melibatkan
beberapa hambatan, seperti:

1. Keterbatasan Sumber Daya: Terbatasnya waktu dan sumber daya mahasiswa dapat
membatasi kedalaman analisis dan dukungan yang dapat diberikan.

2. Ketidakpastian Bisnis UMKM: Beberapa UMKM mengalami ketidakpastian dalam


menghadapi perubahan pasar atau perubahan dalam operasional bisnis.

3.5. Alternatif Pemecahan

Langkah-langkah pemecahan masalah dapat melibatkan:

1. Optimalisasi Sumber Daya: Mengelola waktu dan sumber daya mahasiswa secara
efisien, memprioritaskan aspek-aspek kritis dalam mendukung UMKM.

2. Pelatihan Tambahan: Menyelenggarakan pelatihan tambahan bagi mahasiswa untuk


meningkatkan keterampilan analisis dan manajerial mereka.

3. Perubahan Strategi Bisnis: Mengidentifikasi kembali dan menyesuaikan strategi


bisnis UMKM agar lebih adaptif terhadap perubahan pasar dan kebutuhan konsumen.

Dengan pemahaman mendalam terhadap hambatan dan kemungkinan solusinya, pelaksanaan


Program Pendampingan Kewirausahaan dapat dioptimalkan untuk mencapai hasil yang lebih
baik dan memberikan manfaat maksimal bagi UMKM sasaran.

21
BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Dalam pelaksanaan Program Pendampingan Kewirausahaan, beberapa kesimpulan dapat


diambil:

 Program yang berhasil dilaksanakan mencapai pencapaian positif dalam peningkatan


pendapatan, pengembangan produk, dan peningkatan kapasitas manajerial bagi
sebagian UMKM.

 Program yang belum bisa direalisasikan mungkin terkendala oleh waktu, sumber
daya, atau ketidakpastian bisnis UMKM.

 Hambatan yang dihadapi meliputi keterbatasan sumber daya, baik dari segi waktu
mahasiswa maupun aspek finansial, dan ketidakpastian bisnis UMKM.

4.2. Saran dan rekomendasi

Berdasarkan simpulan di atas, beberapa saran dan rekomendasi dapat diajukan:

 Mengevaluasi kembali program yang belum direalisasikan dan menentukan kembali


prioritas berdasarkan urgensi dan dampak potensial.

 Mengidentifikasi kemungkinan hambatan yang mungkin muncul dalam melaksanakan


program yang belum terealisasi dan merencanakan solusi yang sesuai.

 Meningkatkan manajemen sumber daya dengan lebih efektif, termasuk alokasi waktu
dan anggaran.

 Memberikan pelatihan tambahan kepada mahasiswa untuk meningkatkan


keterampilan analisis dan manajerial mereka.

 Mengembangkan strategi yang lebih adaptif terhadap ketidakpastian bisnis UMKM.

22
 Mengevaluasi dan memperbarui rencana aksi secara berkala, menyesuaikannya
dengan perubahan dalam lingkungan bisnis dan kebutuhan UMKM.

 Melakukan kolaborasi yang lebih erat dengan pihak terkait, termasuk pihak UMKM,
agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perubahan pasar dan
peluang yang mungkin muncul.

 Menyusun metode evaluasi yang lebih sistematis untuk terus memantau dan
meningkatkan pelaksanaan program.

Dengan menerapkan saran dan rekomendasi ini, diharapkan Program Pendampingan


Kewirausahaan dapat menjadi lebih efektif, adaptif terhadap perubahan, dan memberikan
dampak positif yang lebih besar bagi UMKM sasaran serta pihak yang terlibat dalam
program ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Triyanto, W. A., Rusdianto, H., Kudus, U. M., Informasi, S., Kudus, U. M., & Artikel, R. (2023). Aplikasi
SI-APIK Sebagai Solusi Penyusunan Laporan Keuangan Bagi UMKM Makanan dan Minuman
Info Artikel. 5(1), 1–5.
Zuliyati, Poerwati, T., & Rusdianto, H. (2021). The creative economy in developing entrepreneurship:
a case study on calligraphy craftsmen in Indonesia. Economic Annals-XXI, 194(11–12), 90–95.
https://doi.org/10.21003/ea-v194-11
Zuliyati, Z., Djoenaedi, E., & Rusdianto, H. (2021). Peningkatan produktifitas proses produksi sampul
raport melalui teknologi tepat guna. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS),
4(1), 128. https://doi.org/10.33474/jipemas.v4i1.8996
ZULIYATI, Z., ZULIYATI, Z., & INDRIANINGRUM, I. (2021). ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE
IMPLEMENTATION OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS FOR MICRO, SMALL AND MEDIUM
ENTITIES (SAK-EMKM) ON SHARIA-BASED MSMEs IN KUDUS REGENCY. International Journal of
Islamic Business Ethics, 6(2), 79. https://doi.org/10.30659/ijibe.6.2.79-91

24
LAMPIRAN
IDENTIFIKASI UMKM

1. Identitas UMKM.
a. Nama Usaha :…………………………………………………………………
b. Nama Pemilik :.……………………………………………………………….
2. Usaha Utama :
………………………………………………………………… Usaha lain :
……………………………………………………………….
3. Jumlah Tenaga Kerja……orang terdiri : L =……. P =…….
Kualifikasi (keahlian apa saja)…………………………………………………….
4. Modal: (i)besar investasi Rp.............................................……………(perkiraan)
(ii) modal kerja Rp..........................................……………..(perkiraan)
5. Peralatan/Aset yang dimiliki:.…………………………………………………
….……………………………………………………………….
6. Segmen pasar : .
……………………………………………………………. Wilayah
Pemasaran:………………………………………………………………
Pesaing : .
…………………………………………………………….
7. Citra merek: baik/sedang/kurang baik/tidak diketahui*/
Citra produk :baik/sedang/kurang baik/tidak diketahui*/
(menurut penilaian pengusaha)
*/ coret yg tdk dipilih
8. Omset penjualan (rata-rata/bulan pada tahun terakhir):Rp................……….
(perkiraan)
Perkiraan keuntungan rata-rata per bulan(%):........................…………..% (perkiraan)
9. Rencana pengembangan usaha oleh UMKM sendiri (bila mana ada) :
…………………………………………………………………………………………
.……………………………….………………………………………………………
10. Kendala yang dihadapi UMKM pada satu tahun terakhir :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
11. Upaya mencari permecahan atas kendala (butir 10) :
.……………………………………………….………………………………………

25
…………………………………………………………………………………………
12. Bantuan pengembangan usaha yang pernah diperoleh pada satu tahun terakhir :
a. Modal Usaha : Rp.………………………………………………………………
dalam bentuk : pinjaman Rp.....................................................................................
dalam bentuk : hibah Rp.…………………................................................................
b. Bantuan Peralatan (sebutkan apa saja): ………………………………………….
c. Pelatihan (yang pernah diikuti):………………………………….........................
d. Bantuan Lainnya (bila ada, apa saja) :
…………………………………………… Catatan : tulis sumber (pemberi)
bantuan dibelakang data bantuan.Contoh:
hibah dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) Rp.10.000.000,- ditulis :
Rp.10.000.000,- .
13. Identifikasi Lingkungan Usaha : */lingkari pilihan Anda
(tulis faktor eksternal relevan yang berpengaruh terhadap eksistensi usaha pada
UMKM tempat Program Pendampingan Kewirausahaan Anda)
a. Persaingan:(1) ketat/tajam, (2) biasa/sedang ,(3) tidak ketat/tajam*/
b. Posisi UMKM pada Program Pendampingan Kewirausahaan Anda
:
(1) pemimpin pasar, (2) biasa saja, (3) pengikut pasar */
c. Peraturan Pemerintah (Daerah dan Pusat) : (1) baik,memberi peluang
pengembangan usaha, (2)biasa saja tidak berpengaruh, (3)menghambat

26
pengembangan usaha*/
d. Perhatian Pemerintah terhadap pembinaan dan pengembangan usaha pada
umumnya: (1)Baik ,(2)Biasa,(3)tidak mendukung, tidak memberikan perhatian
dan bantuan */
e. Perhatian Non-Pemerintah (Bank, LSM, Perguruan Tinggi) terhadap
pembinaan dan pengembangan usaha pada umumnya: (1) baik, (2) biasa, (3)
tidak mendukung, tidak memberikan perhatian dan bantuan*/
f. Lain-lain yang dianggap penting untuk menilai kekuatan eksternal yang
berpengaruh terhadap usaha UMKM pada Program Pendampingan
Kewirausahaan Anda (tulis dengan ringkas):
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Kudus,..............................................2023.
Mengetahui dan Menyetujui : DPLK Mahasiswa Peserta Pendampingan
Kewirausahaan
………….………………NIM……………
………….………………NIM……………
……………………………………… ………….………………NIM……………
………….………………NIM……………

27
RENCANA PROGRAM
1. Analisis SWOT.
(berdasarkan identifikasi kekuatan internal dan lingkungan eksternal pada Formulir 1)
a. Kekuatan :.……………………………………………………………………….
b. Kelemahan:…………………………………………………………………….
c. Peluang :………….…………………………………………………………
d. Ancaman :……………………………………………………………………….
2. Strategi Pengembangan Usaha berdasarkan hasil Analisis SWOT:
(tetapkan1,maksimal 3 strategi pengembangan usaha yang paling strategis)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Tetapkan program pengembangan usaha berdasarkan Strategi Pengembangan
Usaha: (tetapkan 1, maksimal 3 program pengembangan usaha yang paling
mungkin dapat dilaksanakan)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. Berdasarkan program pengembangan usaha,maka:
Judul Program :.……………………………………………………………………
.………………………………………………………………………
5. Tentukan target (yang akan dicapai dengan program ini dan tahapan selanjutnya
setelah Program Pendampingan Kewirausahaan Anda selesai) :
a. Target selama pelaksanaan Program Pendampingan Kewirausahaan (tulis
program, waktu, dan hasil dalam bentuk tabel/matrik):
No. Program Waktu Hasil

b. Kelanjutan program setelah berakhir Pendampingan Kewirausahaan:


(tulis program,waktu,dan hasil dalam rentang waktu selama satu tahun dalam bentuk
tabel/matrik)
No. Program Waktu Hasil

6. Perkiraan Anggaran Program (untuk yang terkait dengan


Pendampingan Kewirausahaan, satu bulan):
No. Keperluan Biaya (Rp.) Keterangan

Jumlah =

28
Catatan : jumlah kolom dan baris menyesuaikan kebutuhan.
7. Perkiraan Anggaran Program (untuk program lanjutan setelah
Program Pendampingan Kewirausahaan selesai):
No. Keperluan Biaya(Rp.) Keterangan

Jumlah=
Catatan : jumlah kolom dan baris menyesuaikan kebutuhan.

Kudus,..............................................2023
Mahasiswa Peserta Pendampingan
Kewirausahaan
………….………………NIM……………
………….………………NIM……………
………….………………NIM……………
Mengetahui dan Menyetujui:
Dosen Pembimbing Lapangan UMKM
Kewirausahaan

Zuliyati,SE.,M,Si.,Ak.,CA
Retno Sudaryani
NIDN.0603037801
BERKAH FOOD

29
PRESENSI KEHADIRAN Pendampingan Kewirausahaan
Nama Kelompok :
Ketua Kelompok :
Nama UMKM :
Alamat UMKM :
Jenis Usaha/ Produksi :
Nomo Hp/Wa Pemilik :

No. Nama Kehadiran


Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
1
2
3
4
Tanda
Tangan
. . . . . . . . .
Ketua
Kelompok
Tanda
Tangan
. . . . . . . . .
Pemilik
UMKM

Kudus, 18 Desember 2023


Mengetahui Disetujui
Ketua Tim Pelaksana Pendampingan Dosen Pembimbing Lapangan
Kewirausahaan Kewirausahaan

Zuliyati,SE.,M,Si.,Ak.,CA
Dr.Mulyanto,S.E,S.H,M.Si,MM
NIDN.0601037201 NIDN.0603037801.

JURNAL KUNJUNGAN MAHASISWA


30
Nama Kelompok :
Ketua Kelompok :
Nama UMKM :
Alamat UMKM :
Jenis Usaha / Produksi :
Nomor Hp /Wa Pemilik :

No Tanggal Uraian Kegiatan Hasil kegiatan

Kudus,…........................2023
Mengetahui Disetujui
Ketua Tim Pelaksana Pendampingan Dosen Pembimbing Lapangan
Kewirausahaan Kewirausahaan

Dr.Mulyanto,S.E,S.H,M.Si,MM Zuliyati,SE.,M,Si.,Ak.,CA
NIDN.0601037201 NIDN.0603037801
SURAT KETERANGAN SELESAI UMKM
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :

Jabatan :

31
Menyatakan bahwa yang beridentitas di bawah ini:
NO NAMA NIM JABATAN

Jurusan :

Nama UMKM :

Alamat UMKM :

Telah selesai melaksanakan Program Pendampingan Kewirausahaan di UMKM dari


tanggal sampai dengan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dari UPT MKU DAN
KETERAMPILAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS. Selama melaksanakan kegiatan
Pendampingan Kewirausahaan di UMKM kami,

Demikian surat keterangan ini kami buat,atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.
Kudus, 18 Desember 2023
Pemilik UMKM

Retno Sudaryani
LAMPIRAN FOTO

32
Figure 1 perizinan ke umkm

Figure 2 pembuatan keciput jadul

33
Figure 3 pengemasan

Figure 4 penimbangan

34
Figure 5 penggorengan

Figure 6 bahan baku

35
Figure 7 desain kemasan

Figure 8 alat pembuatan

36
Figure 9 hasil produksi

37

Anda mungkin juga menyukai