Anda di halaman 1dari 40

KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN


KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADANG TEPONG
TAHUN 2022

Oleh
Tri Josih Pebriani
No .Absen 8

Failitator : Dr. Sri Utari,S.Pd.SKM.M.Kes

DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL


ADMINISTRATOR KESEHATAN AHLI MUDA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN EMPAT LAWANG
2023

1
2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas nikmat ilmu dan limpahan

Rahmat serta Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan Proposal Skripsi ini yang berjudul “Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada

ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Padang Tepong.”

Semoga bantuan, petunjuk, bimbingan dan dukungan serta amal kebaikan

yang telah diberikan menjadi amal ibadah, dan mendapatkan balasan yang

berlipat ganda dari Allah SWT, Amin. Akhir kata penulis berharap semoga

proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tebing Tinggi, Februari 2023

Penulis
3

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iv
DAFTAR BAGAN.................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Perumusan Masalah.......................................................................6
C. Tujuan Penelitian...........................................................................6
1. Tujuan Umum....................................................................6
2. Tujuan Khusus...................................................................6
D. Manfaat Penelitian.........................................................................7
1. Bagi Institusi BPJS.............................................................7
2. Bagi Puskesmas Padang Tepong........................................7
3. Bagi Peneliti Selanjutnya...................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori..................................................................................9
1. Teori Umum Jaminan Kesehatan Nasional ...........................9
a. Pengertian ....................................................................9
b. Prinsip-prinsip..............................................................9
c. Manfaat JKN................................................................11
d. Kepesertaan..................................................................12
e. Hak dan Kewajiban Peserta.........................................13
f. Pembiayaan..................................................................14
g. Prosedur.......................................................................14
2. Pekerjaan ................................................................................17
3. Pengetahuan............................................................................18
4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan................................................24
5. Hubungan Pekerjaan dengan Pemanfaatan JKN....................26
6. Hubungan Pengetahuan dengan Pemanfaatan JKN................27
7. Hubungan Fasilitas Kesehatan dengan Pemanfaatan JKN.....28
B. Kerangka Konsep...........................................................................29
C. Definisi Operasional......................................................................30
D. Hipotesis........................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu.........................................................................32
B. Desain Penelitian...........................................................................32
4

C. Populasi dan Sampel Penelitian.....................................................32


D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................33
E. Pengolahan Data............................................................................33
F. Analisa Data...................................................................................34
Daftar Pustaka
Lampiran
5

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1 Kerangka Konsep .......................................................................26


6

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 11 Definisi Operasional...................................................................30


7

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Pengumpulan Data


8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan dalam mempromosikan,

memulihkan atau menjaga kesehatan”. Sistem kesehatan di setiap negara baik

negara maju maupun negara berkembang sangat bervariasi, tetapi memiliki

satu tujuan yang sama yaitu, meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya. Sistem pembiayaan kesehatan yang ada di negara- negara

berkembang seperti Malaysia berupa Kesehatan Publik dan Kesehatan Privat.

Sumber dana untuk kesehatan Publik berasal dari pajak masyarakat yang

disalurkan ke Pemerintah. Di Negara Thailand, terdapat tiga skema yaitu

Cakupan Semesta 75% , asuransi kesehatan pegawai swasta 20% dan skema

asuransi kesehatan untuk PNS 5%. Di negara maju seperti Jepang sudah

memulai jaminan kesehatan sejak tahun 1927, dan mencakup seluruh

penduduk di tahun 1961 dengan berbagai macam asuransi seperti National

Health Insurance dan Japan Health Insurance yang dikelola oleh pemerintah.

(Putri,2019)

Sistem Kesehatan yang baik sangat penting dalam mencapai

pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) .

Salah satu Tujuan pembangunan berkelanjutan adalah untuk mengurangi

angka kematian ibu (AKI) hinga 70 per 100.000 kelahiran hidup (Kesehatan

RI,2017). Salah satu upaya Pemerintah Indonesia dalam mengurangi AKI


9

yaitu mengeluarkan kebijakan berupa setiap persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan (Permenkes RI Nomor 97 Tahun 2014).

Namun, kendala penting untuk mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan

di fasilitas kesehatan adalah keterbatasan dan ketersediaan biaya

(Tobing,2017)

Upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia mengatasi hal tersebut

adalah dengan mencanangkan Program Jaminan Kesehatan Nasional yang

diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

(BPJS Kesehatan) per 1 Januari 2014. Keberadaan Institusi bernama

BPJS Kesehatan ini adalah salah satu cara yang dilakukan Pemerintah

Indonesia untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan

meningkatkan martabat masyarakat Indonesia demi menuju terwujudnya

masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur

(Kurniawan,2018).

Dalam mencapai visi misi dan rencana jangka menengah bidang

kesehatan, telah ditetapkan beberapa prioritas program. Pada Upaya

reformasi pembangunan kesehatan, Jaminan Kesehatan Nasional ini

merupakan salah satu Fokus Prioritas Nasional di Bidang Kesehatan

sedangkan Untuk Reformasi Pembangunan Kesehatan Jaminan Kesehatan

Nasional menempati prioritas pertama sebagai tulang punggung untuk

mendukung seluruh aspek reformasi pembangunan kesehatan.

(Kemenkes,2015)
10

Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional banyak

menghadapi tantangan, baik dari segi kepesertaan, pelayanan kesehatan,

biaya pelayanan kesehatan, sistem pembayaran dan Obat. Selanjutnya,

dari segi pelayanan kesehatan masalah yang dihadapi berupa kecukupan,

distribusi,kualitas Fasilitas kesehatan,tenaga kesehatan serta peran fasilitas

kesehatan sebagai kontak pertama peserta yang masih lemah. Tentunya akan

berimbas dengan pemanfaatan peserta JKN. (Jaminan Kesehatan

Nasional,2015)

Berdasarkan data kementrian kesehatan, sampai dengan

Desember 2014 kepesertaan program JKN berjumlah 133.423.653 peserta

(52,5%) yang terdiri dari peserta PBI yang berjumlah 95.167.229 dan

peserta non PBI berjumlah 38.256.424 peserta. Peserta PBI terdiri dari

peserta dengan iuran bersumber dari APBN berjumlah 86.400.000

peserta dan yang bersumber dari ABPD berjumlah 8.767.229 peserta,

sedangkan peserta non PBI terdiri atas pekerja penerima upah berjumlah

24.327.149 peserta, pekerja bukan penerima upah berjumlah 9.052.859

peserta, dan bukan pekerja berjumlah 4.876.416 peserta. Cakupan

kepersertaan terus mengalami peningkatan , sampai dengan 31 Desember

2020 mencapai 171.939.254 jiwa. (Kemenkes,2021)

Pengguna JKN untuk Provinsi Sumatera Selatan sebesar

6.405.052 peserta (77,94%). Peserta PBI terdiri dari peserta dengan

iuran bersumber dari APBN berjumlah 2.753.017 peserta dan yang

bersumber dari APBD Provinsi berjumlah 1.034.575 peserta, dan APBD


11

Kabupaten Kota 586.612 sedangkan 2.030.848 adalah Peserta Non PBI

dan Penerima Upah. Upaya BPJS dalam mengahadapi bertambahnya

jumlah peserta demi meningkatkan pelayanan kepada peserta salah

satunya yang dilakukan adalah perluasan kerjasama dengan fasiltas

kesehatan. Jumlah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sampai

dengan 31 Desember 2021 adalah sebanyak 23.608 FKTP. (BPJS

Kesehatan,2021)

Berdasarkan data kunjungan Puskesmas Padang Tepong Tahun

2021 jumlah peserta JKN sebanyak 14.526 Peserta , namun sepanjang

Tahun 2021 Kunjungan peserta JKN di Puskesmas Padang Tepong

tersebut hanya sebesar 1.264 peserta (8,7%) sedangkan jika

dibandingkan dengan Puskesmas lain yang berada di Kabupaten Empat

Lawang, Puskesmas Padang Tepong memiliki jumlah Kunjungan peserta

JKN terendah. Kunjungan peserta JKN di Wilayah kerja Puskesmas

Padang Tepong sepanjang Tahun 2019 adalah 2746 dari total peserta

yang tiap bulan berkisar 15.842 Peserta di bulan Desember tahun 2021.

Ini merupakan kunjungan terendah jika dibandingkan dengan Puskesmas

lainnya se-Kabupaten Empat Lawang yang telah bekerjasama dengan

BPJS Kesehatan di tahun yang sama dan untuk kategori jumlah

peserta yang besar dibandingkan dengan Puskesmas lainnya. Dari segi

pemanfaatan JKN pada ibu bersalin di Tahun 2021, hanya ada 36,56 % ibu

bersalin yang mempunyai JKN memanfaatkan program tersebut.


12

Berdasarkan penelitian Irawan (2018) yang berjudul Analisis faktor-

faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada

peserta jaminan kesehatan nasional di Wilayah kerja Puskesmas Payakabung

Kabupaten Ogan Ilir, yang menyatakan bahwa Program JKN masih

dianggap belum Optimal yang disebabkan oleh kurangnya Informasi

sehingga sebagian besar masyarakat belum mengetahui manfaat program

jaminan kesehatan. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Fajrini

(2018) yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaaan

jaminan kesehatan nasional BPJS pada pasien di RSIJ Sukapura menyatakan

bahwa ada hubungan antara pengetahuan responden dengan pemanfaatan

kepersertaan JKN. Sebagian besar responden berpengetahuan baik

memanfaatkan pelayanan Kesehatan dengan menggunakan JKN .

Berdasarkan data yang dijelaskan diatas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Padang Tepong

dengan judul :“Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan

kepesertaan jaminan kesehatan nasional (JKN) pada ibu bersalin di

Wilayah Kerja Puskesmas Padang Tepong”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan

Pemanfaatan Jaminan Kesehatan (JKN) pada ibu bersalin di wilayah kerja

Puskesmas Padang Tepong?

C. Tujuan Penelitian
13

1. Tujuan Umum

Untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemanfaatan kepesertaan jaminan kesehatan (JKN) pada ibu bersalin di

Wilayah kerja Puskesmas Padang Tepong

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pemanfaatan kepesertaan JKN pada ibu

bersalin di wilayah kerja Puskesmas Padang Tepong

b. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan ibu bersalin di wilayah kerja

Puskesmas Padang Tepong

c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu bersalin di wilayah

kerja Puskesmas Padang Tepong

d. Untuk mengetahui gambaran fasilitas pelayanan kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas Padang Tepong

e. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu bersalin dengan

pemanfaatan kepesertaan JKN di wilayah kerja Puskesmas Padang

Tepong

f. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu bersalin dengan

pemanfaatan kepesertaan JKN di wilayah kerja Puskesmas Padang

Tepong

g. Untuk mengetahui hubungan fasilitas pelayanan kesehatan dengan

pemanfaatan kepesertaan JKN pada ibu bersalin di wilayah kerja

Puskesmas Padang Tepong

D. Manfaat Penelitian
14

1. Bagi Instusi BPJS

Sebagai bahan evaluasi untuk menanggulangi kendala program

pemerintah dan memberikan masukan kepada Instusi BPJS untuk dapat

memberikan pengetahuan dan pelayanan yang lebih baik lagi kepada

masyarakat mengenai program JKN.

2. Bagi Puskesmas Padang Tepong

Diharapkan dapat menjadi bahan Evaluasi Puskesmas agar dapat

meningkatkan upaya promotif berupa sosialisasi prosedur pemanfaatan

JKN agar mendorong peserta memanfaatkan Fasilitas Kesehatan yang

ada

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan masukan atau bahan perbandingan untuk peneliti

yang akan melakukan Penelitian tentang hubungan tingkat pendidikan

dan pengetahuan dengan pemanfataan kepesertaan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN)
15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Teori Umum Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

a. Pengertian

Menurut Peraturan Presiden nomor 82 Tahun 2018 tentang

Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan adalah jaminan

berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat

pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuihi

kebutuhan dasar keehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

telah membayar iuran jaminan kesehatan atau iuran jaminan

kesehatannya atau iuran jaminan kesehatannya dibayar oleh

Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah Program Jaminan

Kesehatan ini dikelola diselenggarakan oleh suatu badan hukum

yang disebut BPJS Kesehatan.

b. Prinsip-Prinsip

Menurut Peraturan Presiden nomor 82 Tahun 2018 , prinsip-

prinsip JKN adalah sebagai berikut:

1) Prinsip Gotong Royong, prinsip ini dapat diartikan bahwa peserta

JKN saling membantu dalam menanggung beban biaya jaminan,

yang mampu membantu yang kurang mampu, dan yang sehat

membantu yang sakit atau yang beresiko tinggi. Hal ini dapat
16

terwujud karena kepersertaan JKN bersifat wajib bagi seluruh

penduduk yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan peserta.

2) Prinsip Nirlaba, berarti tujuan utama BPJS adalah memenuhi

kepentingan peserta BPJS agar dapat memberikan manfaat bagi

peserta, bukan untuk mencari laba/keuntungan.

3) Prinsip Keterbukaan, yang berati ada kemudahan dalam

mengakses tentang informasi BPJS. Informasi itu harus lengkap,

benar, dan jeelas bagi peserta.

4) Prinsip Kehati-hatian, berkaitan dalam pengelolaan dana

dilakukan dengan cermat, teliti, aman, dan tertib.

5) Prinsip Akuntabilitas, berarti dalam melaksanakan program dan

dalam pengelolaan dana dilakukan dengan akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan.

6) Prinsip Portabilitas, jaminan bersifat berkelanjutan sekalipun

peserta berpindah tempat tinggal atau pekerjaan selama peserta

tetap berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7) Prinsip Kepesertaan Wajib, yaitu secara bertahap mengharuskan

seluruh penduduk Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi

peserta

8) Prinsip Dana Amanat, Sumber dana yang berasal dari iuran

peserta merupakan titipan yang akan kembali digunakan untuk

kepentingan peserta.
17

9) Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial, hasil yang berupa

keuntungan digunakan untuk pengembangan program dan

kepentingan peserta.

c. Manfaat JKN

Manfaat JKN seperti yang tertuang dalam Menurut Peraturan

Presiden nomor 82 Tahun 2018 adalah pelayanan kesehatan

perseorangan yang bukan hanya pelayanan kesehatan yang berupa

kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga mencakup pelayanan promotif dan

preventif, termasuk obat-obatan dan bahan medis habis pakai yang

diperlukan. Pelayanan kesehehatan yang dimaksud di sini adalah

pelayanan kesehatan yang terdiri atas manfaat medis dan manfaat non

medis. Yang dimaksud dengan manfaat medis berupa penyuluhan

kesehatan, pemeriksaan penunjang diagnostik, konsultasi, transfusi,

tindakan medis dan perawatan, bahan medis habis pakai, obat-obatan,

rehabilitasi medis, pelayanan kedokteran forensik, serta pelayanan

jenasah. Manfaat medis yang diterima peserta JKN ini tidak

dipengaruhi oleh besaran iuran yang dibayar peserta. Sedangkan yang

termasuk dalam manfaat non medis adalah akomodasi layanan rawat

inap dan ambulan yang digunakan untuk pasien rujukan. Manfaat non

medis ini berbeda tiap peserta, bergantung pada besaran iuran yang

dibayarkan peserta
18

d. Kepesertaan

Menurut Peraturan Presiden nomor 82 Tahun 2018, salah satu

prinsip dari JKN adalah kepesertaan bersifat wajib, yang artinya

seluruh Penduduk Indonesia akan menjadi peserta JKN. Kepesertaan

ini akan dilakukan secara bertahap dan diharapkan pada tahun 2019

seluruh penduduk Indonesia sudah menjadi peserta JKN. Berdasarkan

Menurut Peraturan Presiden nomor 82 Tahun 2018, kepesertaan JKN

terdiri atas

a. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan meliputi

orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu

b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin

dan orang tidak mampu yang terdiri atas:

1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

a) Pegawai Negeri Sipil;

b) Anggota TNI;

c) Anggota Polri;

d) Pejabat Negara;

e) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;

f) Pegawai Swasta; dan

g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f

yang menerima Upah.

2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

a) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan


19

b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima

Upah

c) Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b,

termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia

paling singkat 6 (enam) bulan.

e. Hak dan Kewajiban Peserta

Hak dan kewajiban peserta JKN berdasarkan Peraturan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan No. 1 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan adalah sebagai berikut:

1) Hak Peserta:

a) Mendapatkan identitas peserta sebagai bukti kepesertaan untuk

memperoleh pelayanan kesehatan

b) Mendapatkan Nomor virtual account, yang digunakan pada saat

pembayaran iuran

c) Memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk memperoleh

layanan kesehatan, dengan syarat fasilitas kesehatan tersebut telah

bekerjasama dengan BPJS.

d) Memperoleh pelayanan promotif, preventif kuratif, dan

rehabilitatif termasuk obat, alat kesehatan dan bahan medis habis

pakai sesuai dengan kebutuhan medis peserta yang dilakukan oleh

fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS.

e) Menyampaikan pengaduan jika peserta merasa haknya tidak

terpenuhi.
20

f) Mendapatkan informasi yang tepat dan akurat tentang pelayanan

kesehatan.

g) Peserta bebas mengikuti program asuransi kesehatan tambahan.

(Presiden nomor 82 Tahun 2018)

2) Kewajiban Peserta:

a) Membayar iuran sesuai besaran iuran yang telah ditetapkan

b) Melaporkan perubahan data dan status kepesertaan seperti

perubahan fasilitas kesehatan tingkat pertama, tempat tinggal,

tempat bekerja, golongan, jenis kepesertaan, susunan keluarga, atau

ada anggota keluarga tambahan.

c) Melaporkan jika terjadi kerusakan atau kehilangan kartu

identitas peserta jaminan kesehatan. (Presiden nomor 82 Tahun

2018)

f. Pembiayaan

Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 82 Tahun 2018 Tentang

Jaminan Kesehatan, yang dimaksud dengan “Iuran Jaminan Kesehatan

adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh Peserta,

Pemberi Kerja dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan

Kesehatan”.

Bagi peserta PBI, pembayaran iuran ditanggung oleh

pemerintah. Setiap Peserta Non PBI wajib membayar iuran yang

besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah (untuk pekerja

penerima upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (bukan penerima


21

upah dan PBI). Untuk Peserta Pekerja Penerima Upah, maka setiap

Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya dan

menanggung sebagian iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya.

(Presiden nomor 82 Tahun 2018)

Menurut Paduan Praktis Pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan

g. Prosedur

1) Ketentuan Umum

Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas

Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar namun

ketentuan ini dikecualikan pada kondisi: berada di luar wilayah

Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar; atau

dalam keadaan kegawatdaruratan medis. Peserta dianggap berada

di luar wilayah apabila peserta melakukan kunjungan ke luar

domisili karena tujuan tertentu, bukan merupakan kegiatan yang

rutin. Untuk mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat

pertama tempat tujuan, maka peserta wajib membawa surat

pengantar dari Kantor BPJS Kesehatan tujuan. Dalam hal Peserta

memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, Fasilitas

Kesehatan tingkat pertama harus merujuk ke Fasilitas Kesehatan

rujukan tingkat lanjutan terdekat sesuai dengan sistem rujukan

yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang- undangan

Peserta yang melakukan mutasi pada tanggal 1 s/d akhir bulan

berjalan, tidak dapat langsung mendapatkan pelayanan di fasilitas


22

kesehatan tingkat pertama yang baru sampai dengan akhir bulan

berjalan. Peserta berhak mendapatkan pelayanan di fasilitas

kesehatan tingkat pertama yang baru di bulan berikutnya. Peserta

dapat memilih untuk mutasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama

selain Fasilitas Kesehatan tempat Peserta terdaftar setelah jangka

waktu 3 (tiga) bulan atau lebih. Untuk peserta yang baru

mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dan sudah membayar

iuran, maka pada bulan berjalan tersebut peserta dapat langsung

mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama

tempat peserta terdaftar

2) Ketentuan Khusus Pelayanan pemeriksaan kehamilan (ANC) dan

pemeriksaan pasca melahirkan (PNC). Peserta memeriksakan

kehamilan (ANC) pada fasilitas kesehatan tingkat pertama atau

jejaringnya sesuai dengan prosedur pemeriksaan di fasilitas

kesehatan tingkat pertama. Pemeriksaan kehamilan (ANC) dan

pemeriksaan pasca melahirkan (PNC) diharapkan dilakukan pada

satu tempat yang sama, misalnya pemeriksaan kehamilan (ANC)

dilakukan pada bidan jejaring maka diharapkan proses persalinan

dan pemeriksaan pasca melahirkan (PNC) juga dilakukan pada

bidan jejaring tersebut.Pemeriksaan kehamilan (ANC) dan

pemeriksaan pasca melahirkan (PNC) pada tempat yang sama

dimaksudkan untuk : Monitoring terhadap perkembangan


23

kehamilan, Keteraturan pencatatan partograf, Memudahkan dalam

administrasi pengajuan klaim ke BPJS Kesehatan

3) Rawat Inap Tingkat Pertama dan persalinan : Peserta datang ke

fasilitas kesehatan tingkat pertama yang memiliki fasilitas rawat

inap Fasilitas kesehatan dapat melayani peserta yang terdaftar

maupun peserta yang dirujuk dari fasilitas kesehatan tingkat

pertama lain, Peserta menunjukkan identitas BPJS Kesehatan.

Fasilitas kesehatan melakukan pengecekan keabsahan kartu

peserta. Fasilitas kesehatan melakukan pemeriksaan, perawatan,

pemberian tindakan, obat dan bahan medis habis pakai (BMHP).

Setelah mendapatkan pelayanan peserta menandatangani bukti

pelayanan pada lembar yang disediakan. Lembar bukti pelayanan

disediakan oleh masing-masing fasilitas kesehatan. Fasilitas

kesehatan wajib melakukan pencatatan pelayanan dan tindakan

yang telah dilakukan ke dalam Aplikasi Sistem Informasi

Manajemen yang telah disediakan BPJS Kesehatan. Peserta dapat

dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan bila secara indikasi

medis diperlukan

2. Pekerjaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) Pekerjaan adalah

apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan; tugas dan kewajiban,

pencaharian). Bekerja merupakan bentuk aktivitas yang melibatkan


24

kesadaran manusia untuk mencapai hasil yang sesuai dengan yang

diharapkannya. Bekerja merupakan bagian penting bagi hidup manusia.

Bekerja mengadung arti melaksanakan tugas yang diakhiri dengan

buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor

penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah kebutuhan yang harus

dipenuhi. Aktivitas dalam kerja mengandung unsur suatu kegiatan sosial,

menghasilkan sesuatu dan pada akhirnya bertujuan untuk emmenuhi

kebutuhannya. Namun demikian dibaik tujuan tidak langsung tersebut

orang bekerja tidak saja mempertahankan kelangsungan hidup tetapi juga

mencapai taraf hidup yang lebih baik. (As’ad,2002)

3. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang didapat melalui proses

pengindraan terhadap suatu objek. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia yanng terdiri dari indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba walaupun sebagian besar pengetahuan diperoleh dari

penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk suatu tindakan seseorang (overt

behaviour). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan yaitu:

1. Tahu (Know) merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah

karena hanya sebatas mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.
25

2. Memahami (Comprehension) diartikan sebgai kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi secara benar seperti mampu menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

3. Analisis (Analysis) Kemampuan analisis dapat terlihat melalui

kemampuan untuk menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan suatu materi atau objek.

4. Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada karena adanya kemapuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Kemampuan sistesis terlihat dari kemampuan

untuk menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan

sesuatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

5. Evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek berdasarkan penilaian

yang ditentukan sendiri atau menurut kriteria yang sudah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan metode wawancara

atau menggunakan kuesioner yang menanyakan materi yang ingin

diukur dari subjek penelitian atau objek (Notoatmodjo, 2012).

Cara memperoleh Pengetahuan menurut Notoadmodjo (2014)

adalah sebagai berikut :

1. Cara Tradisional untuk memperoleh pengetahuan


26

Cara ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara

sistematik dan logis. Cara penemuan pengetahuan ini antara lain :

a. Cara Coba – salah

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang

apabila menghadapi persoalan atau masalah dan apabila ada

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinann tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang

lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal, maka maka dicoba

kembali dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya sampai

masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara

disebut dapat terpecahakan. Itulah sebabnya cara ini disebut trial

(coba) dan Error (gagal-salah)

b. Cara Kekuasaan atau otoritas

Dari sejarah kita ketahui dan kita pelajari bahwa kekuasaan

kekuasaan raja zaman dahulu adalah mutlak , sehingga apapun

yang keluar dari mulut raja adalah kebenaran yang mutlak

dan harus diterima oleh masyarakat atau rakyatnya. Kebiasaan

kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebaga

kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat

berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun

informal , ahli agama, pemegang pemerintah dan sebagainya.


27

Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada

otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas

atau kekuasaan atau tradisi , otoritas pemerintahan atau kekuasaan

ahli ilmu pengetahuan.

2. Cara Pengalaman Pribadi

Pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun digunakan

sebagai upaya memperoleh pengetahuan oleh sebab itu pengalaman

pribadi pun digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal

ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk

memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan

cara tersebut.

3. Melalui Jalan Pintas

Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan

pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan –pernyataan yang

dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat

suatu kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada

yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah

pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada

yang khusus.

4. Cara Modern dalam memperoleh pengetahuan


28

Cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini,

lebih sistematis, logis, ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah” atau lebih populer disebut metodelogi penelitian. Bahwa

dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan

observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap

semua fakta sehubungan dengan obyek yang diamatinya. Pencataatn

ini mencakup tiaga hal pokok

a) Segala sesuatu yang positif , yakni gejala tertentu yang mucul pada

saat dilakukan pengamatan

b) Segala sesuatu yang negative yakni gejala tertentu yang tidak

muncul saat dilakukan pengamatan

c) Gejala yang mucul secara gravitasi yaitu gejala-gejala yang

berubah-ubah pada kondisi tertentu

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notadmodjo (2014) adalah sebagai berikut :

1) Pengalaman

Pengalaman dpat diperoleh dari pengalaman sendiri

maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat

memperluas pengetahuan seseorang

2) Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan

seseorang secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi


29

akan mempunyai pengetahua yang lebih luas dibandingkan dengan

seseorang yang tingkat penddidikannya lebih rendah

3) Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turu temurun dan

tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa

mempengaruhi pengetahaun seseorang, baik itu keyakinan sifatnya

positif maupun negatif

4) Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya radio,

televisi,majalah, koran dan buku.

5) Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan

seseorang . namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar

maka dia kana mampu untuk menyediakan atau membeli fasiltas-

fasilitas sumber informasi

6) Sosial Budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap

sesuatu

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
30

penelitian atau responden. Menurut Ari Kunto (2011), tingkat pengetahuan

setelah dilakukan pengukuran dibagi menjadi :

1. Baik, apabila dapat menjawab 76-100% benar dari seluruh pertanyaan

diberikan

2. Cukup, apabila dapat menjawab 56-75% benar dari seluruh pertanyaan

diberikan

3. Kurang, apabila dapat menjawab <56% benar dari seluruh pertanyaan

yang diberikan

4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47

Tahun 2016, Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat

yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik

promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh

pemerintah, pemerntah daerah dan atau masyarakat.

Fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 memiliki tingkat

pelayanan yang terdiri atas :

a. Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama adalah fasilitas pelayanan kesehatan

yang memberikan pelayanan kesehatan dasar.

b. Fasilitas Pelayanan Tingkat Kedua adalah fasilitas pelayanan kesehatan

yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dan spesialistik


31

c. Fasilitas Pelayanan Tingkat Ketiga adalah fasilitas pelayanan kesehatan

yang memberikan pelayanan kesehatan dasar, spesialistik dan sub

spesialistik.

Menurut Paduan Praktis Pelayanan Kesehatan oleh BPJS Kesehatan,

Fasilitas Kesehatan terbagi menjadi :

1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

Fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan tingkat

pertama adalah:

1) Rawat Jalan Tingkat Pertama

a. Puskesmas atau yang setara;

b. Praktik dokter;

c. Praktik dokter gigi;

d. Klinik Pratama atau yang setara termasuk

e. Fasilitas kesehatan tingkat pertama milik TNI/POLRI;dan

f. Rumah sakit Kelas D Pratama atau yang setara.

2) Rawat Inap Tingkat Pertama Fasilitas kesehatan tingkat pertama

denganfasilitas rawat inap.

2. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)

Fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan Pelayanan

rawat jalan dan rawat inap dapat dilakukan di:

a. Klinik utama atau yang setara;

b. Rumah sakit umum; dan rumah sakit khusus. Baik milik pemerintah

maupun swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan


32

Banyak Faktor yang dimiliki Fasilitas Kesehatan yang dapat

mempengaruhi kunjungan untuk memperoleh pelayanan dengan

memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional seperti tenaga kesehatan,

keramahan sarana dan prasarana, peralatan , perlengkapan, obat-obatan,

juknis , sumber daya administrasi dan IT. (Kurniawan,2017)

Penilaian Fasilitas kesehatan ini dapat dilakukan menggunakan skala

Likert. (Kurniawan,2018). Disesuaikan dengan jumlah pernyataan

dengan menggunakan 5 Kategori jika pernyataan positif “sangat Baik”=5,

“baik”=4, “netral”=3, “tidak Baik”=2, dan s”sangat tidak baik=1 .

Kriteria Objektif (Sugiyono,2003)

Baik : Bila skor jawaban responden memenuhi kriteria ≥ 12,5

Kurang baik : bila skor jawaban responden memenuhi kriteri < 12,5

5. Hubungan Pekerjaan dengan Pemanfaatan JKN

Status pekerjaan merupakan salah satu faktor predisposisi yang dapat

mempengaruhi perilaku seseorang dalam pemanfaatan layanan keehatan.

Pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Menurut fajrini (2018) ada hubungan yang bermakna anatara pekerjaan

dengan penggunaan BPJS pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Islam

Jakarta Sukapura Tahun 2018, dikarenakan kecenderungan seseorang yang

tidak bekerja lebih banyak memiliki waktu luang untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan, Lawrence Green (2012). Hal ini sejalan dengan

penelitian Kurniawan (2018) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara


33

pekerjaan dengan pemanfaatan JKN di Puskesmas Tamanlanrea Jaya Kota

Makassar.

6. Hubungan Pengetahuan dengan Pemanfaatan JKN

Seseorang didasari dengan pengetahuan yang baik terhadap kesehatan,

maka seseorang terssebut akan memahami pentingnya menjaga kesehatan.

Dengan semakin tingginya pengetahuan individu akan pentingnya kesehatan

akan membuat individu sadar akan manfaat investasi kesehatan dalam bentuk

Jaminan Kesehatan, sehingga akses terhadap pelayanan kesehatan lebih

terjamin. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang

tantang manfaat Jaminan Kessehatan Nasional (JKN), maka semakin besar

kemungkinan seseorang dalam memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional.

Tingkat pengetahuan mempengaruhi seseorang dalam memanfaatkan

Jaminan Kesehatan. Jika tingkat pengetahuan seseorang cukup tinggi tentang

manfaat mengikuti program JKN maka mereka akan cenderung

memanfaatkan JKN. seseorang tersebut akan memahami pentingnya menjaga

kesehatan. Dengan semakin tingginya pengetahuan individu akan pentingnya

kesehatan akan membuat individu sadar akan manfaat investasi kesehatan

dalam bentuk Jaminan Kesehatan, sehingga akses terhadap pelayanan

kesehatan lebih terjamin. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi tentang JKN

yang dilakukan puskesmas cukup efektif sehingga masyarakat menyadari

pentingnya investasi kesehatan dengan mengikuti program Jaminan

Kesehatan Nasional. (Kurniawan,2018)


34

Menurut Fajrini (2018) pengetahuan atau informasi dapat memberikan

motivasi untuk dapat menentukan layanan kesehatan dan memanfatkan

fasilitas kesehatan yang telah tersedia. Semakin baik pengetahuan tentang

BPJS maka akan sebaik pula persepsi seseorang tentang BPJS sehingga

muncul keinginan seseorang dalam menggunakan BPJS pada setiap

melakukan pemeriksaan atau kontrol kesehatan.

7. Hubungan Fasilitas Kesehatan dengan Pemanfaatan JKN

Teori Lawrence Green (2012) menyatakan bahwa perilaku kesehatan

dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor

penguat. Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor

pemungkin dalam pemanfaatan pelyanan kesehatan.

Kathrinn (2015) menyatakan penampilan fisik fasilitas kesehatan

merupakan unsur lain yang dianggap mempengaruhi pemanfatan pelayanan

kesehatan karena dapat mempengaruhi lama waktu tunggu dalam menerima

pelayanan kesehatan yang diinginkan, kenyamanan, kbersihan dan kerapihan

kelengkapan alat periksa dan ragam obat yang diberikan merupakan faktor

penting untuk menarik pasien yang dapat menjamin keberlangsungan berobat.

B. Kerangka Konsep

Kerangka Konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan

antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin

diteliti (Notoadmojo,2014). Berdasarkan tinjuan teori yang ada maka

kerangka konsep dari penelitian ini adalah :

Bagan.1
Kerangka Konseptual
35

Variabel Independent Variabel Dependent

Pekerjaan

Pengetahuan
Pemanfaatan JKN

Fasilitas Kesehatan

C. Definisi Operasional

Tabel 1
Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat ukur Cara Ukur Hasil ukur Skala


Operasional Ukur
Pekerjaan Kegiatan utama Kuesioner Mengisi Nominal
yang dilakukan Kuesioner 1: Tidak bekerja
responden untuk 2: Bekerja
mendapatkan
penghasilan
Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner Mengisi 0: Kurang Jika Ordinal
Konsep JKN, yang diketahui Kuesioner jawaban <56%
mulai berlaku, mengenai 1: Cukup Jika
penyelenggara Jaminan Jawaban benar 56-
JKN, hukum Kesehatan 75%
menjadi peserta, Nasional 2: Baik Jika Jawaban
layanan yang benar >75%
ditanggung,
prosedur
penggunaan.
Fasilitas Faktor-faktor Skala Likert Mengisi Baik : Ordinal
Kesehatan yang dimiliki Ceklist Bila skor jawaban
Kelengkapan oleh fasilitas pernyataan“sa responden memenuhi
alat, kesehatan: ngat Baik”=5, kriteria ≥ 12,5
ketersediaan Kelengkapan “baik”=4, Kurang : bila skor
obat, kebersihan alat,ketersediaan “netral”=3, jawaban responden
faskes, obat, kebersihan “tidak memenuhi kriteri <
ketersediaan faskes,ketersedi Baik”=2, dan 12,5
umpan balik, aan kotak s”sangat tidak
media informasi saran,upaya baik=1 .
informasi
puskesmas
Pemanfaatan Ibu bersalin Ceklist Mengisi 1 : Jika menjawab Nominal
Program JKN yang menjadi Ceklist “ya”
36

Peserta JKN di 0 : Jika menjawab


Wilayah “tidak”
Puskesmas
Padang Tepong

D. Hipotesis

H0 1 : Tidak ada hubungan antara Pekerjaan dengan Pemanfaatan

Kepesertaan JKN pada Ibu bersalin

H02 : Tidak ada hubungan antara Pengetahuan dengan Pemanfaatan

Kepesertaan JKN pada Ibu bersalin

H03 : Tidak ada hubungan antara Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan

Pemanfaatan Kepesertaan JKN pada Ibu bersalin

Ha1 : Ada hubungan antara Pekerjaan dengan Pemanfaatan Kepesertaan

JKN pada Ibu bersalin

Ha2 : Ada hubungan antara Pengetahuan dengan Pemanfaatan

Kepesertaan JKN pada Ibu bersalin

Ha3 : Ada hubungan antara Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan

Pemanfaatan Kepesertaan JKN pada Ibu bersalin


37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan Bulan April – Mei Tahun 2023 di Wilayah

Kerja Puskesmas Padang Tepong Kecamatan Ulu Musi Kabupaten Empat

Lawang

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

observasional menggunakan desain Cross Sectional dimana penelitian ini

dimaksudkan untuk melakukan identifikasi kepada variabel yang akan diteliti

agar dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan

Jaminan Kesehatan Nasional pada ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas

Padang Tepong.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang

menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional dalam wilayah kerja

Puskesmas Padang Tepong yang taksiran persalinannya pada Bulan April-

Mei yaitu sebanyak 60 responden.

2. Sampel

Pengambilan Sampel yang dalam penelitian ini menggunakan

Tekhnik Total Sampling. Yaitu seluruh ibu bersalin pada bulan April-Mei
38

60 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode Purposive sampling dengan kriteria inklusi, yaitu :

1. Wanita bersalin di wilayah kerja Puskesmas Puskesmas Padang

Tepong

2. Berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Padang Tepong

3. Sehat Jasmani dan Rohani

4. Bersedia menjadi responden

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Data Primer yang diperoleh di lapangan dengan menggunakan

kuesioner penelitian yang telah disiapkan oleh peneliti.

E. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil kuisioner, diolah dengan menggunakan

komputer melalui program SPSS (Statistical Package and Social Silence)

versi 20.0. Adapun tahap pengolahan data dengan menggunakan SPSS

sebagai berikut:

1. Editing

Yaitu memeriksa kelengkapan kesalahan, dan konsistensi data hasil

kuesioner dari responden.

2. Coding

Yaitu memberikan kode masing-masing jawaban responden pada setiap

pertanyaan dalam kuesioner berupa angka untuk memudahkan pengolahan

data.

3. Entry Data
39

Yaitu memasukkan jawaban responden dari kuesioner yang telah dikoding

ke dalam SPSS.

4. Cleaning Data

Cleaning data adalah pengecekan kembali data-data yang telah

dimasukkan dari kemungkinan adanya kesalahan atau ketidak lengkapan

data kemudian dilakukan perbaikan.

F. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran dari

ketiga variabel Independen (pekerjaan, pengetahuan dan Fasilitas

Kesehatan) dan variabel dependen (pemanfaatan kepesertaan JKN

pada ibu bersalin) di Puskesmas Padang Tepong.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat

hubungan antara variabel Independen dan varibel dependen yaitu

menggunakan analisis chi-square (X2). Untuk mengetahui keerataan

hubungannya digunakan digunakan Uji Statistik Contingency

Coeffisient (C).

3. Analisis Multivariat

Analisis Multivariat bertujuan untuk melihat keeratan hubungan

antara dua variabel atau lebih di Wilayah Kerja Puskesmas Padang

Tepong, menggunakan pendekatan Regresi Linear.


40

Daftar Pustaka

1. UU No 40 Tahun 2004. Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta:


Kementrian Kesehatan.
2. Kemekes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI; 2021
3. Fajrini. 2018.faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaaan
jaminan kesehatan nasional BPJS pada pasien di RSIJ Sukapura
4. Kurniawan. 2018. Faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam
pemanfaatan jkn di puskesmas tamalanrea jaya

Anda mungkin juga menyukai