Anda di halaman 1dari 18

”SISTEM INFORMASI KESEHATAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Kesehatan

Dosen Pengampu : dr. Daniella G.M Rumokoy, M.Kes

Kelompok 6

1. Christy Ruru (202202006)


2. Joseph Runtuwene (202202017)
3. Laurensia Langitan (202202020)
4. Oxanna Malaiholo (202202028)
5. Veronica Mansuhure (202202039)

PROGRAM STUDI SARJANA ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GUNUNG MARIA TOMOHON

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan
penyertaannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Informasi
Kesehatan” dengan tepat waktu, dan tanpa segala penyertaanya kami tidak mampu dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ekonomi kesehatan,
dengan dosen pengampu dr. Daniella G.M Rumokoy, M.Kes. Kami berharap makalah ini
dapat memberikan wawasan yang berharga dan kontribusi positif dalam sistem informasi
yang ada di Indonesia.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini, jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan atau kesalahan dalam penulisan, kami juga menerima kritik atau saran oleh
pembaca untuk makalah ini agar dapat lebih baik lagi. Terima kasih atas perhatian para
pembaca terhadap topik ini, dan selamat membaca.

Tomohon, 28 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Landasan atau dasar hukum Sistem Informasi Kesehatan..........................................................3
B. Pengertian..................................................................................................................................4
C. Tujuan, manfaat, serta batasan Sistem Informasi Kesehatan......................................................4
1. Tujuan SIK............................................................................................................................4
2. Manfaat SIK..........................................................................................................................5
3. Batasan SIK...........................................................................................................................5
D. Komponen Sistem Informasi Kesehatan dan subsistem.............................................................6
1. Komponen SIK......................................................................................................................6
2. Subsistem SIK.......................................................................................................................6
E. Masalah – masalah dalam Sistem Informasi Kesehatan dan contoh Sistem Infomasi Kesehatan.
8
1. Masalah SIK..........................................................................................................................8
2. Contoh SIK............................................................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................14
PENUTUP...........................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................................14
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi digital dan internet membawa banyak pengaruh dan dampak
bagi kehidupan masyarakat, salah satunya juga bagi bidang kesehatan. Hal ini mendorong
semakin banyaknya teknologi yang berkembang dalam layanan kesehatan guna
memenuhi serta mencapai tuntunan kebutuhan masyarakat dan fasilitas kesehatan.
Dengan perkembangan ilmu medis dan teknologi, informasi kesehatan menjadi
semakin penting dalam perawatan pasien, penelitian medis, manajemen rumah sakit, dan
kebijakan kesehatan. Ada peningkatan volume data kesehatan, termasuk rekam medis
elektronik, hasil tes, riwayat pasien, dan data epidemiologi. SIK diperlukan untuk
mengelola data ini. Menjaga informasi medis pasien agar tetap aman dan terlindungi
sangat penting. SIK membantu memastikan keamanan data pasien.
SIK dapat membantu meningkatkan efisiensi dan koordinasi dalam penyediaan
layanan kesehatan, termasuk pengelolaan janji, resep obat, dan penjadwalan prosedur
medis. Data kesehatan yang terkumpul dari SIK dapat digunakan untuk penelitian medis,
pemantauan epidemiologi, dan perencanaan kebijakan kesehatan. Regulasi dan kebijakan
kesehatan yang semakin ketat mendorong adopsi SIK untuk mematuhi aturan dan standar.
Pertumbuhan Teknologi Informasi: Teknologi informasi terus berkembang pesat, dan
ini telah memberikan dorongan besar dalam pengembangan SIK. SIK menggabungkan
perangkat lunak, perangkat keras, dan jaringan komputer untuk mengelola dan
menyediakan akses ke data kesehatan.
Semakin banyak data kesehatan yang dihasilkan, dan mengelola, menganalisis, dan
menjaga keamanan data ini menjadi tantangan. SIK membantu dalam pemrosesan data
kesehatan yang besar. SIK dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas perawatan
kesehatan melalui pemantauan pasien, pengambilan keputusan klinis yang lebih baik, dan
pelayanan yang lebih efisien.

B. Rumusan Masalah
Untuk sebuah layanan kesehatan yang baik kita harus mengetahui terlebih dahulu apa
yang saja menjadi komponen – komponen dalam Sitem Informasi Kesehatan, secara
mendalam penulisan ini menjawab beberapa pertanyaan yaitu ?
1. Apa yang menjadi landasan atau dasar hukum dalam Sistem Informasi Kesehatan?

iv
2. Apa pengertian dari Sistem Informasi Kesehatan ?
3. Bagaimana tujuan, manfaat, serta batasan pada Sistem Informasi Kesehatan ?
4. Apa saja komponen Sistem Informasi Kesehatan dan sub sistemnya ?
5. Apa masalah – masalah dalam Sistem Informasi Kesehatan dan contoh Sistem
Infomasi Kesehatan ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah Sitem Informasi Kesehatan ?

1. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui landasan atau dasar hukum dalam
Sistem Informasi Kesehatan.
2. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengertian dari Sistem Informasi
Kesehatan.
3. Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tujuan, manfaat, serta batasan
Sistem Informasi Kesehatan.
4. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui komponen Sistem Informasi Kesehatan
dan sub sistemnya.
5. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui masalah – masalah dalam Sistem
Informasi Kesehatan serta contoh Sistem Infomasi Kesehatan.

v
BAB II

PEMBAHASAN
A. Landasan atau dasar hukum Sistem Informasi Kesehatan
Menurut WHO Sistem Informasi Kesehatan Merupakan salah satu dari 6 Building
Blocks atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara :
i. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
ii. Medical product medical product, vaccine, and technologies (produk medis,
vaksin dan teknologi kesehatan)
iii. Health workforce (tenaga medis)
iv. Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan)
v. Health information system (Sistem Informasi Kesehatan)
vi. leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah).
Kepmenkes RI Nomor 511 tahun 2002 tentang kebijakan strategi Pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan
informasi kesehatan kabupaten/kota.
Keputusan Menteri Kesehtan RI Nomor 837 tahun 2007 tentang Pengembangan
Jaringan Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Dari keputusan Menteri Kesehatan tersebut dapat dikembangkan menjadi bermacam
garis haluan, yaitu :
1. Integrasi dan simplifikasi pencatatan dan pelaporan yang ada
2. Penetapan dan pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
3. Fasilitas pengembangan sistem – sistem informasi kesehatan daerah
4. Pengembangan teknologi dan sumer daya
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen dan pengambilan
keputusan
6. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837
Berdasarkan keputusan tersebut, direncanakan beberapa indikator pencapaian setiap
tahunnya, yaitu :
1. Terselenggaranya jaringan komunikasi data integrasi antara 80% dinas kesehatan
kabupaten/kota, dan 100% dinas kesehatan provinsi dengan Kementrian
Kesehatan

vi
2. Terselenggaranya jaringan komunikasi data online terintegrasi antara 90% dinas
kesehatan kabupaten/kota, 100% dinas kesehatan provinsi, 100% rumah sakit
pusat, 100% Unit Pelaksana Teknis Pusat dengan Kementrian Kesehatan.
3. Terselenggaranya jaringan komunikasi data online teritegrasi antara seluruh dinas
kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, Rumah Sakit dan UPT Pusat
dengan Kementrian Kesehatan.

Dari beberapa hal tersebut, makan pemerintah berupaya mengembangkan sistem


informasi kesehatan yang sesuai dengan keunikan dan karakteristik. Pengembangan
sistem informasi kesehatan daerah melalui perangkat lunak atau website, seperti :
SIMPUS, SIMRS, SIKDA, dsb.

B. Pengertian
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi
kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematika dan terintegrasi untuk
mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan
untuk mengelola siklus infomasi mulai dari pegumpulan data sampai pemberian umpan
balik infomasi untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Sistem informasi kesehatan
merupakan pengeolaan informasi di seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat.
Informasi kesehatan adalah hal yang selalu diperlukan dalam pembuatan program
kesehatan baik dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternative solusi,
pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.

C. Tujuan, manfaat, serta batasan Sistem Informasi Kesehatan


1. Tujuan SIK
Sistem informasi selalu melibatkan data-data penting di mana data yang diolah
menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Tujuan dari dikembagkannya sistem
informasi kesehatan adalah sebagai berikut :
i. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan subsitem dari Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) yang berperan dalam memberikan informasi untuk
pengambilan keputusan di setiap jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat

vii
pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis
seperti Rumah Sakit maupun Puskesmas.
ii. Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk- bentuk Sistem
Informasi Kesehatan (SIK), dengan tujuan dikembangkannya berbagai bentuk
SIK tersebut adalah agar dapat mentransformasi data yang tersedia melalui
sistem pencatatan rutin maupun non rutin menjadi sebuah informasi.

Adapun tujuan dari Sistem Informasi Kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan.


2. Mengetahui tingkat status kesehatan masyarakat.
3. Sebagai dasar evidence based bagi sistem kesehatan.
4. Sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan manajemen kesehatan.

2. Manfaat SIK
World Health Organisation (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi
kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain:
1. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan
masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.
2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami,
serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan
Adapun manfaat adanya sistem informasi kesehatan dalam suatu fasilitas
kesehatan diantaranya:
1. Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan mendapatkan
pelayanan kesehatan.
2. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang berobat.
3. Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik (bekerja secara
terstruktur).

3. Batasan SIK
Adapun batasan dari Sistem Informasi Kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Sistem informasi kesehatan adalah mekanisme pengumpulan, pengolahan,
analisis dan pengiriman informasi yang dibutuhkan untuk mengorganisasikan
dan mengoperasikan pelayanan kesehatan dan juga untuk penelitian dan
pelatihan.

viii
b. Sistem informasi kesehatan adalah sejumlah komponen dan prosedur yang
terorganisir dengan tujuan untuk menghasilkan informasi untuk meningkatkan
keputusan manajemen pelayanan kesehatan pada setiap tingkat sistem
kesehatan.

D. Komponen Sistem Informasi Kesehatan dan subsistem.


1. Komponen SIK
Seperti sistem lainnya, sistem informasi kesehatan terdiri dari komponen yang
saling berhubungan yang dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu :
i. Proses Informasi
a. Pengumpulan Data
b. Pengiriman Data
c. Pengolahan Data
d. Analisis Data
e. Penyajian Informasi
ii. Manajemen Sistem Informasi
a. Pengumpulan Data
b. Pengiriman Data
c. Pengolahan Data
d. Analisis Data
e. Penyajian Informasi

2. Subsistem SIK
Secara umum Sistem Informasi Kesehatan memiliki subsistem yang mendukung
Sistem Informasi Kesehatan agar dapat berjalan dengan baik, subsistem itu meliputi :
1. Surveilans epidemiologis (untuk penyakit menular dan tidak menular, kondisi
lingkungan dan faktor risiko).
2. Pelaporan rutin dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah,
gudang farmasi sampai ke praktik swasta.
3. Pelaporan program khusus, seperti TB, lepra, malaria, KIA, imunisasi,
HIV/AIDS, yang biasanya bersifst vertikal.
4. Sistem administrstif, meliputi sistem pembiayaan, keuangan, sistem
kepagawaian, obat dan logistik, program pelatihan, penelitian dan lain – lain.
5. Pencatatan vital, baik kelahiran, kematian maupun migrasi penduduk.

ix
Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen
setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap Sistem Informasi kesehatan
berjalan dengan baik dan yang lebih terpenting menggunakan teknologi komputer
dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based
Information System).

Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapa


menghasilkan hal-hal sebagai berikut:

1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang
ditentukan oleh pemerintah daerah.
2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat
interoperable dengan jaringan lain.
3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan
mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster
unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di
masa depan.
4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan
dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide
Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan
sistem informasi pemerintah daerah.
5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan
dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori
materi teknologi informasi yang komprehensif.
6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari,
menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara
elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders.
7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan
access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara
luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan
sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.
8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan
manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan
dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karier.

x
9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi
pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi,
untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.

Dinas Kesehatan telah menetapkan visi yaitu tersusunnya sistem informasi


kesehatan di dinas kesehatan melalui ketersediaan data dan informasi yang akurat,
relevan dan tepat waktu di setiap jenjang administrasi. Dalam upaya mencapai visi
dan misi yang telah ditetapkan tersebut, infrastruktur pelayanan kesehatan telah
dibangun sedemikian rupa agar setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan tersebut
menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju pencapaian visi dan misi
tersebut.

E. Masalah – masalah dalam Sistem Informasi Kesehatan dan contoh Sistem


Infomasi Kesehatan.
1. Masalah SIK
Saat ini Sistem Informasi Kesehatan (SIK) masih terhambat entah itu melalui
jaringan serta belum mampu menyediakan data dan informasi yang efektif, sehingga
SIK masih belum menjadi alat pengelolaan pembangunan kesehatan yang efektif. Hal
ini disebabkan karena beberapa Kondisi berikut ini:
1. Pengumpulan informasi yang tidak relevan
2. Kualitas data yang buruk
3. Duplikasi data
4. Kurangnya umpan balik
5. Penggunaan informasi yang kurang optimal
Menurut Bambang dkk (1991) terdapat beberapa masalah pada sistem informasi
kesehatan di Indonesia di antaranya :
1. Data yang harus dicatat dan dilaporkan di unit-unit operasional sangat banyak,
sehingga beban para petugas menjadi berat.
2. Proses pengolahan data menjadi lama, sehingga hasil pengolahan data
menjadi lama, menyebabkan hasilnya menjadi tidak tepat waktu ketika
disajikan dan diumpan balikkan.

xi
3. Data yang dikumpulkan terlalu banyak dibanding kebutuhannya, maka banyak
data yang akhirnya tidak dimanfaatkan.
Dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang pesat
memberikan kemudahan dalam penguatan dan pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan. Saat ini sudah ada kebutuhan-kebutuhan untuk memanfaatkan TIK dalam
SIK (e-Health) agar dapat meningkatkan pengelolaan dan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.

2. Contoh SIK
Adapun bentuk – bentuk atau contoh dari Sistem Informasi Kesehatan adalah
sebagai berikut :
1. Electronic Medical Record (EMR) atau yang lebih dikenal dengan sebutan
rekam medis elektronik adalah salah satu teknologi yang, berkembang dalam
bidang kesehatan. Rekam medis adalah suatu keterangan baik yang tertulis
maupun terekam terkait identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium,
diagnosa segala pelayanan, dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien.
Di Indonesia, penerapan EMR sudah dilakukan pada sebagian besar rumah
sakit karena telah memberikan banyak kemudahan serta manfaat bagi
pelayanan kesehatan. Sistem catatan medis yang terintegrasi dan
terkomputerisasi menyebabkan pelayanan kesehatan menjadi lebih efektif dan
efisien dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Meskipun memberikan banyak kemudahan, penerapan EMR dinilai masih
belum berjalan dengan efektif karena belum semua fasilitas kesehatan mampu
menerapkannya. Setiap rumah sakit memiliki sistem EMR tersendiri dan
belum bisa terintegrasi dengan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnnya
dalam hal penyediaan data pasien. Hal ini akan menjadi masalah jika pasien
berpindah-pindah dalam berobat. Data rekam medis yang tercatat pada rumah
sakit sebelumnya tidak akan bermanfaat karena rumah sakit tempat pasien
berobat berikutnya tidak memiliki akses terhadap data rekam medis pasien
tersebut.
2. SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) merupakan
bahan evaluasi keberhasilan program dan peningkatan pelayanan puskesmas
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Proses SP2TP meliputi empat kegiatan utama, yaitu :

xii
a. Pencatatan
Pencatatan diperoleh dari masing-masing program yaitu laporan
bulanan data kesakitan (LB1), laporan bulanan pemakaian dan lembar
per mintaan obat (LB2), laporan gizi, KIA, imunisasi dan
pemberantasan penyakit menular (LB3), serta laporan bulanan kegiatan
puskesmas (LB4). Data perlu dicatat, dianalisis dan dibuat laporan.
b. Pelaporan
Pelaporan bersifat terinci,objektif, jelas dan lengkap. Kegiatan ini
memerlukan data informasi yang tepat dan akurat, sehingga pelaporan
ini tidak diragukan kebenarannya.
c. Pelaksanaan
SP2TP bertujuan untuk menyediakan data yang akurat, tepat waktu,
dan mutakhir secara teratur. Pelaksanaan ini dilakukan pada semua
jenjang administrasi sesuai dengan aturan yang berlaku sebagai bahan
pengambilan keputusan.
d. Pengawasan
Pengawasan dilakukan untuk mengecek kelengkapan data SP2TP serta
untuk menganalisa data SP2TP yang dilaporkan. Pengawasan
dilakukan ditingkat puskesmas dan di dinas kesehatan. Pengawasan
ditingkat puskesmas dilakukan oleh Kepala Puskesmas di setiap
masing-masing puskesmas pada setiap laporan SP2TP sebelum dikirim
ke Dinas Kesehatan. Sedangkan pengawasan yang dilakukan pada
SP2TP di tingkat dinas kesehatan dilakukan setiap laporan yang masuk
ke dinas kesehatan yaitu analisis oleh petugas SP2TP dan kepala dinas
kesehatan.
3. SIMPUS merupakan kependekan dari Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas. SIMPUS berfungsi mencatat dan menyimpan data pelayanan yang
dilakukan puskesmas baik pelayanan kepada pasien di dalam gedung maupun
kegiatan pelayanan di luar gedung. Terdapat banyak produk SIMPUS di
pasaran sehingga sangat dimungkinkan aplikasi SIMPUS di satu puskesmas
akan berbeda dengan aplikasi SIMPUS di puskesmas lain, namun secara
umum prinsip penggunaannya sama. Secara umum SIMPUS digunakan mulai
dari proses penerimaan pasien, input data sosial dan registrasi pasien, input
data pelayanan pasien berupa hasil pemeriksaan fisik, anamnese, dan

xiii
diagnosis hingga rekapitulasi laporan sesuai format yang telah ditentukan.
Penggunaan SIMPUS akan membatu petugas puskesmas dalam hal
penyimpanan, pengolahan, penelusuran, penyajian kembali, serta rekapitulasi
data pelayanan.
4. SIRS Online adalah sebuah aplikasi berbasis web yang digunakan oleh rumah
sakit untuk melaksanakan pelaporan data kepada Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Petugas rumah sakit dapat meng-upload data pelaporan
dalam bentuk file microsoft excel sesuai dengan format yang sudah ditentukan
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Format laporan yang harus
di-upload rumah sakit pada aplikasi SIRS online terdiri dari format RL1
sampai dengan RL5. Secara rinci format laporan tersebut terdiri dari:
a. RL1. Data Dasar Rumah Sakit
▪ RL1.1. Data Dasar Rumah Sakit
▪ RL1.2. Indikator Pelayanan Rumah Sakit
▪ RL1.3. Fasilitas Tempat Tidur Rawat Inap
b. RL2. Data Ketenagaan
c. RL3. Data Pelayanan
▪ RL3.1. Rawat Inap
▪ RL3.2. Rawat Darurat
▪ RL3.3. Gigi dan Mulut
▪ RL3.4. Kebidanan
▪ RL3.5. Perinatologi
▪ RL3.6. Pembedahan
▪ RL3.7. Radiologi
▪ RL3.8. Laboratorium
▪ RL3.9. Rehabilitasi Medik
▪ RL3.10. Pelayanan Khusus
▪ RL3.11. Kesehatan Jiwa
▪ RL3.12. Keluarga Berencana
▪ RL3.13. Farmasi Rumah Sakit
▪ RL3.14. Rujukan
▪ RL3.15. Cara Bayar
d. RL4. Data Morbiditas dan Mortalitas
▪ RL4a. Penyakit Rawat Inap

xiv
▪ RL4b. Penyakit Rawat Jalan
e. RL5. Data Pengunjung Rumah Sakit
▪ RL5.1. Pengunjung Rumah Sakit
▪ RL5.2. Kunjungan Rawat Jalan
▪ RL5.3. Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Inap
▪ RL5.4. Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Jalan
5. SIMRS adalah kependekan dari Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
SIMRS mengelola seluruh data pelayanan di rumah sakit. Berbagasi versi
SIMRS juga banyak beredar di pasaran sehingga SIMRS di satu rumah sakit
juga bisa berbeda dengan SIM RS di rumah sakit lain, bahkan ada rumah sakit
yang membangun sendiri SIMRS-nya. Cakupan dari SIMRS di masing-
masing rumah sakit pun berbeda, mulai dari yang hanya memfasilitasi
pendaftaran pasien sampai yang juga mampu memfasilitasi data keuangan,
stok obat, dan kepegawaian. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga
telah meluncurkan SIMRS versi free dan open source dengan nama SIMRS
GOS. SIMRS GOS merupakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang
cukup lengkap. SIMRS GOS terdiri dari beberapa modul yang memfasilitasi:
a. Pendaftaran pasien
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan rawat inap
d. Laboratorium dan radiologi
e. Apotek
f. Pembayaran
g. Kamar operasi
h. Rekam medis
i. Pelaporan internal
j. Pelaporan eksternal
Karena sifatnya yang free dan open source, SIMRS GOS cocok digunakan
oleh rumah sakit yang memiliki masalah keterbatasan dana dalam hal
pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit. Namun tetap
dibutuhkan tenaga ahli yang memiliki pengalaman dalam mengembangkan
sistem informasi berbasis web sehingga dapat melakukan kustomisasi atau
penyesuaian terhadap SIMRS GOS agar dapat diimplementasikan di rumah
sakit yang bersangkutan.

xv
6. Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien.
7. Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu, Anak (PWS KIA) adalah alat
manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja
secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.
Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program
dan pihak/instansi terkait untuk tindak lanjut sesuai dengan tingkat pelayanan
di kelurahan, kecamatan dan Kota. Melalui sistem pencatatan dan pelaporan
dimulai dengan mencatat seluruh ibu hamil, bayi baru lahir, bayi dan Balita
yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan menggunakan kohort. Secara
berjenjang, hasil pencatatan tersebut dilaporkan dari Puskesmas ke Dinas
Kesehatan Kota, Dinkes Kota melapor ke Dinkes Propinsi, Dinkes Propinsi
melapor ke Kementerian Kesehatan.
8. Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) atau yang biasa disebut
dengan Early Warning Alert Response and System (EWARS) adalah sebuah
sistem yang berfungsi dalam mendeteksi adanya ancaman indikasi KLB
(Kejadian Laur Biasa) penyakit menular yang dilaporkan secara mingguan
dengan berbasis komputer, yang dapat menampilkan alert atau sinyal
peringatan dini adanya peningkatan kasus penyakit melebihi nilai ambang
batas di suatu wilayah, dan Alert atau sinyal peringatan dini yang muncul pada
sistem bukan berarti sudah terjadi KLB tetapi merupakan pra-KLB yang
mengharuskan petugas untuk melakukan respon cepat agar tidak terjadi KLB.
9. Epi Info adalah aplikasi yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengolah
data epdiemiologi. Umumnya aplikasi ini digunakan oleh petugas surveilance
epidemiologi di puskesmas maupun dinas kesehatan. Epi Info terdiri atas
beberapa fungsi utama yaitu membuat form elektronik, menginput data pada
form elektronik, melakukan analisis data, menampilkan hasil analisis data
dalam bentuk visual (grafik), serta menampilkan data dalam bentuk peta
epidemiologi.

xvi
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

xvii
Daftar Pustaka
1. Angga Eko Pramono, Dian Budi Santoso. 2018. Teknologi Informasi Kesehatan II
Aplikasi Perangkat Lunak Di Sarana Yankes. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
2. Fendi Hidayat. 2019. Konsep Dasar Sistem Informasi Kesehatan. Yogyakarta :
Deepublish.
3. Pende P. Januraga, Gede B.S Wirawan, Ngakan P.A Harjana, Ni P.S Ulandari.
2021. Rekam Medis Elektronik Kajian Model dan Prototipe Sistem Informasi
Kesehatan Untuk Industri 4.0. Bali : Panuduh Atma Waras.
4. Pedoman Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Penyakit Potensial
KLB/Wabah. 2021. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
5. Sri Herawati, Moh. Adi Purnomo. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi
Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas. Fakultas Teknik Universitas
Trunojoyo.

xviii

Anda mungkin juga menyukai