Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL

Penginpletasikan Nilai Pancasila Dalam Kehidpan Sosial dan Budaya

Al Muhtadi Billah (2201021007)


Aulya Nanda Prafitasari, M. Pd

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan. Kami juga ucapkan terima kasih
kepada tim dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan terutama Ibu Yeni Suryaningsih
yang telah memberikan tugas dan membimbing kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
dan pengetahuan kita mengenai Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Untuk
itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami untuk siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang disusun ini dapat berguna untuk kami sendiri maupun orang lain. Sebelumnya
kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan.

Jember, 29 September 2022

Ketua Kelompok
DAFTAR ISI

Judul..........................................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Tujuan Umum........................................................................................1

1.3 Tujuan
Penelitian....................................................................................2

1.4 Manfaat...................................................................................................
2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pelayanan keperawatan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan................3
A. Pelayanan Keperawatan dalam Sistem pelayanan kesehatan
Sistem Klien................................................................................3

B. Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan


Tingkat pelayanan
Kesehatan......................................................4
2.2 Sistem Kesehatan nasional.....................................................................5

BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................7


3.1 Pengertian HIV/AIDS............................................................................7

3.2 Contoh Penyebaran HIV/AIDS..............................................................8

3.3 Peran Keperawatan...............................................................................10

BAB IV PENUTUP...............................................................................................11

4.1
Kesimpulan...........................................................................................11

Daftar Pustaka........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah kemampuan setiap orang dalam
mencari pelayanan kesehatan sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tidak berbeda dengan
ketersediaan tenaga kesehatan, oleh karnanya pelayanan keperawatan
sangat penting dalam aspek kehidupan sistem pelayanan kesehatan.
Aksesibilitas pelayanan kesehatan di Indonesia masih menjadi masalah
utama dalam dunia kesehatan. Masalah tersebut merupakan sebuah
konsekuensi dari kondisi geografis Indonesia sebagai negeri kepulauan
dengan kondisi topografi yang bisa dibilang sangat ekstrim antar wilayah.
Upaya peningkatan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan harus mulai
mengembangkan kebijakan pembangunan kesehatan yang meliputi
kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standard
pedoman berbagai upaya pelayanan kesehatan. Salah satu upaya
pemerintah tertuang dalam peraturan pemerintah No. 2/2005 tentang
pengelolaan keuangan badan layanan umum,yang mengaturtentang
standard pelayanan minimal yang ada di dalamnya memuat dimensi
kualitas, pemerataan dan kesetaraan,biaya dan kemudahan,khusus untuk
Rumah Sakit,pemerintah menerbitkan Kepmenkes No. 228/2002 yang
menyebutkan bahwa standard pelayanan minimal Rumah Sakit harus
membuat standard penyelanggaraan pelayanan medik,pelayanan
penunjang,pelayanan keperawatan,pelayanan bagi keluarga miskin dan
standard managemen Rumah Sakit,yang terdiri dari managemen sumber
daya manusia,keuangan,sistem informasi Rumah Sakit, sarana prasarana
dan manajemen mutu pelayanan.
A. Tujuan Umum

1. Untuk mengidentifikasi pelayanan keperawatan dalam sistem


pelayanan kesehatan

1
2. Untuk mengetahui peran keperawatan pelayanan keperawatan dalam
sistem pelayanan kesehatan
3. Untuk mengidentifikasi pelayanan keperawatan dalam sistem
pelayanan kesehatan sistem klien
4. Untuk mengidentifikasi pelayanan keperawatan dalam sistem
pelayanan kesehatan tingkat pelayanan kesehatan
B. Tujuan penelitian

1. Untuk memberi informasi dan wawasan mengenai pelayanan


keperawatan dalam sistem pelayanan kesehatan yang menangani klien
HIV/AIDS.
C. Manfaat

1. Dapat menambah wawasan mengenai peran pelayanan keperawatan


dalam sistem pelayanan kesehatan
2. Dapat menambah wawasan mengenai sistem pelayanan kesehatan
yang menangani klien HIV/AIDS

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan


Pelayanan Keperawatan adalah pelayanan yang di berikan oleh perawat
kepada orang sehat maupun sakit dengan dasar ilmu dan kiat keperawatan yang
bertujuan untuk melayani tiap-tiap individu, keluarga, dan kelompok masyarakat.
Hal ini sesuai dengan Undang- Undang No. 38 pasal 1 ayat 3 tahun 2014 yang
menjadi dasar seorang perawat. Dalam memberikan asuhan keperawatan dalam
lingkup rujukan, seperti memberikan asuhan keperawatan anak, keperawatan
jiwa, dan lain-lain. Usaha untuk mewujudkan undang undang keperawatan
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan dan Konsultan WHO
membentuk final drive Undang- Undang keperawatan melalui Departemen
Kesehatan Republik Indonesia yang bertujuan untuk melindungi masyarakat
penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh perawat.
A. Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan Sistem
Klien
Klien adalah orang yang memperoleh bantuan, orang yang membeli
suatu atau memperoleh layanan (kbbi, 2011). Klien dalam sistem
pelayanan kesehatan adalah perseorang, keluarga, kelompok, atau
masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan keperawatan. Dalam
fundamental keperawatan, menurut Potter:Perry, Klien adalah orang yang
mencari pelayanan kesehatan dan anggota keluarga atau orang yang
berarti bagi orang yang mencari pelayanan kesehatan tersebut.
Klien dalam sistem pelayanan kesehatan memiliki hak-hak dan serta
kewajiban, hak klien dalam sistem sistem klien ialah untuk

3
mendapatkan informasi (diagnoses, pengobatan yang di lakukan, biaya
pelayanan, dan perewatan yang berkelanjutan), menolak prosedur dan
diagnosa apapun. Klien memiliki hak legal dalam pelayananan kesehatan
yaitu informed consent (persetujuan tindakan) ialah persetujuan seorang
untuk mengizinkan terjadinya sesuatu. Persetujuan ini di dasarkan pada
keterbukaan total terhadap berbagai risiko yang potensial, keuntungan, dan
alternatif yang tersedia. Hak dan persetujuan klien mempengaruhi cara
sistem pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanannya
B. Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Pelayanan kesehatan Tingkat
Pelayanan Kesehatan
Sistem kesehatan adalah kumpulan dari berbagai factor yang
kompleks dan saling berhubungan yang terdapat dalam suatu negara,
yang diperlukan untuk memenuhi suatu kebutuhan dan tuntutan
kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat pada
setiap saat yang dibutuhkan (WHO,1984).
Menurut Leavel & Clark (2005) tingkat pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada
masyarakat. Dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang
pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan, yaitu:
a Health Promotion (Promosi Kesehatan), merupakan tingkat
pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan
kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Contoh: kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi
lingkungan, dan sebagainya.
b. Specific Protection (Perlindungan Khusus), adalah masyarakat
terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh:
Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
c. Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis Dini &
Pengobatan Segera), sudah mulai timbulnya gejala penyakit.

4
Dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit. Contoh: survey
penyaringan kasus.

2.2 Sistem Kesehatan Nasional


Pengertian Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah suatu tatanan yang
menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.
A. Landasan SKN
SKN yang merupakan wujud dan metode penyelenggaraan
pembangunan kesehatan adalah bagian dari Pembangunan Nasional. Dengan
demikian landasan SKN adalah sama dengan landasan Pembangunan
Nasional. Secara lebih spesifik landasan tersebut adalah:
a. Landasan idiil yaitu Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
b. Landasan konstitusional yaitu UUD 1945, khususnya:

1) Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak


mempertahankan hidup dan kehidupannya.
2) Pasal 28 B ayat (2); setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang.
3) Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi

5
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia.
4) Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan, dan ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan
sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat.
5) Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, dan ayat
(3); negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

6
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengertian HIV/AIDS
HIV atau Human Immunodeficiency Virus secara fisiologi adalah virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya. Dalam buku “Pers Meliput
AIDS”, virus adalah retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus, yaitu virus
yang dapat berkembang biak dalam darah manusia. Pasien yang sudah terinfeksi
HIV akan mengalami stres yang berkepanjangan, akan mempercepat
menyebarnya AIDS. HIV menyerang salah satu jenis sel darah putih (lim fosit/sel
sel T4) yang bertugas menangkal infeksi. Replika virus yang terus menerus
mengakibatkan semakin berat kerusakan sistem kekebalan tubuh dan semakin
rentan terhadap infeksi oportunistik (IO) sehingga akan berakhir dengan kematian
(Bruner & Suddarth 2002). HIV dapat menyebabkan sistem imun mengalami
beberapa kerusakan dan kehancuran, lambat laun sistem kekebalan tubuh manusia
menjadi lemah atau tidak memiliki kekuatan pada tubuhnya., maka pada saat
inilah berbagai penyakit yang dibawa virus, kuman dan bakteri sangat mudah
menyerang seseorang yang sudah terinfeksi HIV. Kemampuan HIV untuk tetap
bersembunyi adalah yang menyebabkan virus ini tetap ada seumur hidup, bahkan
dengan pengobatan yang efektif (Gallant 2010:16).

AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrom disebut sebagai sindrom


yang merupakan kumpulan gejala gejala berbagai penyakit dan infeksi akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus (HIV). Bruner 2002, dalam “Buku
ajar ilmu keperawatn medikal bedah” menjelaskan bahwasanya AIDS adalah
tahap akhir dari HIV, dimana perjalanan HIV menuju AIDS membutuhkan waktu
sekitar 10 sampai 13 tahun. Sedangkan Herlianto (1995:13), dalam bukunya
“AIDS dan perilaku seksual:”, sebagaimana yang dikutip Nikmatun Hasanah
menjelaskan bahwa, nama AIDS sendiri pertama kali digunakan oleh Don
Amstrong, kepala bagian penyakit infeksi di New York dan beberapa gejala klinis
pada stadium AIDS dibagi antara lain:

1. Tanda tanda utama (gejala mayor)

7
a. Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan

b. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus.

c. Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan

d. TBC

2. Tanda-tanda tambahan (gejala minor)

a. Batuk kronis selama lebih dari satu bulan

b. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur Candida


Albicans.
c. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh

d. Munculnya Herpes zoster berulang dan bercak bercak gatal di


seluruh tubuh (Harahap,2008:47)

3.2 Contoh Penyebaran HIV/AIDS


Peningkatan secara dramatis jumlah populasi penderita HIV/AIDS
menimbulkan krisis kesehatan di dunia. Pekerja Seks Komersial (PSK)
merupakan salah satu kelompok paling rentan terinfeksi HIV karena transmisi
HIV melalui hubungan seksual merupakan transmisi penularan paling tinggi di
antara cara penularan HIV lainnya. Informasi tentang HIV/AIDS menjadi sangat
penting bagi PSK untuk pencegahan HIV/AIDS mengingat semakin
meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS. Desain penelitian adalah quasi
experiment with control group. Jenis sampel penelitian adalah total sampling
dengan jumlah sampel 57 responden kelompok kontrol dan 57 responden
kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan kesehatan dengan
metode PE (peer education) sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan
sikap. Ada perbedaan pengetahuan pada kelompok yang diberikan pendidikan
kesehatan dengan kelompok yang tidak diberikan pendidikan kesehatan. Ada
perbedaan sikap pada kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan dengan
kelompok yang tidak diberikan pendidikan kesehatan. Dari hasil tersebut perlu
adanya pembinaan, supervisi dan pelatihan secara kontinu pada peer educator dan
perekrutan peer educator baru sebagai ujung tombak dalam upaya promotif dan
preventif HIV/AIDS.

8
Dari data Kemenkes RI Tahun 2019 menunjukkan grafik dari tahun 2017
menunjukkan peningkatan penderita HIV dan AIDS, kemudian di tahun 2018
terjadi peningkatan pada penderita HIV dan penurunan pada penderita AIDS, lalu
pada Maret 2019 terjadi penurunan penderita HIV dan AIDS. Hal ini mungkin
saja dipicu karena beberapa faktor, entah dari edukasi kesehatan yang sudah atau
belum terpenuhi mengenai HIV/ AIDS ini, pergaulan bebas yang semakin
merajalela atau penggunaan jarum suntik narkoba yang telah digunakan orang
yang terinfeksi HIV. Faktor utama penularan HIV adalah dari hubungan seks yang
bebas seperti berganti pasangan, tidak menggunakan alat kontrasepsi atau
melakukan hubungan seks dibawah umur atau masih remaja. Hal tersebut sangat
meningkatkan risiko seseorang terinfeksi virus HIV. Pendidikan seks sejak dini
sebenarnya harus sudah diberikan kepada anak-anak atau mungkin remaja awal.
Melihat dari banyaknya kasus HIV yang terjadi yang diantaranya karena seks
bebas ini. Melakukan hubungan seks dengan penderita HIV sangat ditekankan
harus menggunakan alat kontrasepsi karena hal ini dapat menurunkan resiko
seseorang terinfeksi virus tersebut. Sebenarnya ketika dua orang melakukan
hubungan seks yang sehat seperti tidak berganti pasangan mereka tidak akan
terjangkit virus ini. Namun semakin berkembangnya jaman, semakin bebasnya
pergaulan khusunya pada remaja yang sedang dalam masa mencari jati diri
dimana mereka akan menerima hal apapun tanpa menyaringnya terlebih dahulu
kecuali pada remaja yang memiliki kepribadian yang kuat dimana mereka pasti
akan memperhitungkan tindakan yang akan mereka lakukan benar atau salah.

Berciuman bukan merupakan tindakan yang dapat menularkan virus HIV


kecuali jika seseorang tersebut memiliki sariawan atau luka pada gusi
yang merupakan gejala virus tersebut sehingga ketika mereka berciuman akan
terkena luka pada gusi penderita sehingga memungkinkan terinfeksi virus ini.
Setelah seseorang dinyatakan positif HIV dia akan melakukan pengobatan untuk
setidaknya membuat sistem kekebalan tubuhnya tetap stabil. Karena jika sistem
kekebalan tubuhnya semakin menurun, sel CD4 semakin rusak seseorang tersebut
akan terjangkit AIDS dimana semakin mudah orang tersebut terkena infeksi
lainnya atau mengalami komplikasi seperti Tuberkolosis. Dukungan dari keluarga
sangat dibutuhkan untuk penderita ini agar mereka tetap semangat menjalani
pengobatan

9
untuk menstabilkan sistem kekebalan tubuh mereka dan memperpanjang
umur mereka.

3.3 Peran Keperawatan

Banyak isu legal yang terjadi dalam perawatan pasien. Perawatan pasien
dengan HIV/AIDS menimbulkan banyak masalah sulit baik tentang tes
HIV,stigma dan diskriminasi,masalah dipekerjaan,dan masih banyak masalah
yang lain. Berdasarkan hasil penelitian Kristina di Samarinda Kalimantan Selatan
, penerimaan masyarakat terhadap pasien HIV/AIDS masih kurang disebabkan
HIV banyak dihubungkan dengan mitos-mitos di masyarakat. Perawat harus
selalu mengevaluasi diri untuk memastikan tindakannya telah sesuai dengan
prinsip etik dan hukum. Hukum merupakan proses yang dinamis sehingga tenaga
kesehatan juga harus selalu memperbarui pengetahuan mereka tentang hukum
yang berlaku saat itu. Prinsipnya,bersikap jujur pada pasien dan meminta
informed consent atas semua tindakan atau pemeriksaan merupakan tindakan
yang paling aman untuk menghindari implikasi hukum.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pelayanan Keperawatan dalam sistem pelayanan kesehatan adalah
pelayanan yang di berikan oleh perawat kepada tiap-tiap individu, keluarga,
dan kelompok masyarakat.baik sehat maupun sakit dengan dasar ilmu dan kiat
keperawatan yang bertujuan untuk melindungi masyarakat penerima jasa
pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh perawat. Penerima jasa pelayanan kesehatan ini bisa disebut
klien kesehatan. Klien dalam sistem pelayanan kesehatan memiliki hak-hak
serta kewajiban, seperti hak untuk mendapatkan informasi, antara lain
informasi mengenai diagnoses, pengobatan yang di lakukan, biaya pelayanan,
dan perewatan yang berkelanjutan, serta menolak prosedur dan diagnosa
apapun. Hak dan persetujuan klien mempengaruhi cara sistem pelayanan
kesehatan dalam memberikan pelayanan. Dalam memberikan pelayanan
kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan
diberikan, yaitu Health Promotion (Promosi Kesehatan dan pecific Protection
(Perlindungan Khusus).

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://bppsdmk.
kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Konsep-dasar-
keperawatan-
Komprehensif.pdf&ved=2ahUKEwix3qbVv8r6AhUmHbcAHaIoBvcQFnoE
CBMQAQ&usg=AOvVaw1BlAU-vbN0bIPFMlJvoDMH

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://yankes.ke
mkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1658478542_77803.pdf&ved=2ahUKEwii6
O2AwMr6AhWjcGwGHWw4Bk8QFnoECA8QAQ&usg=AOvVaw2H16d3jt
nX95OlRO2p03Mi

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=peran+perawa
t+dalam+penyebaran+hiv%2Faids&oq=#d=gs_qabs&t=1665032405016&u=
%23p%3DOkTl44cp5lkJ

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=peran+perawa
t+dalam+penyebaran+hiv%2Faids&oq=#d=gs_qabs&t=1665032449703&u=
%23p%3D-PVGsjmLKrMJ

https://osf.io/tbjq6/

12

Anda mungkin juga menyukai