Anda di halaman 1dari 27

STANDAR PELAYANAN PRIMA DALAM KEBIDANAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

ARNONA RISKA TAIPABU LISDA ABDUL WAHID

DEBYULVA LAI LEMBANG NINING ASNIATI

FEBRIANY TRI TUNGGA DEWI ORPA LETSOIN

HELMIDAH MAKMUR RISNAWATI WAWONI

KARMILA VINA FITRIANI

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk

menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga

terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad

SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan

nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga

penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah “Standar

Pelayanan Prima dalam Kebidanan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di

dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca

untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah

yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada

makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 02 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I.......................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Tujuan .............................................................................................. 3

BAB II ......................................................................................................... 4

TINJAUAN TEORI ..................................................................................... 4

A. Pengertian Standar .......................................................................... 4

B. Batasan Standar Pelayanan Kebidanan ........................................ 10

C. Syarat/Kriteria Standar Pelayanan Kebidanan ............................... 11

D. Manfaat Standar Pelayanan Kebidanan ......................................... 11

E. Format Standar Pelayana Kebidanan ............................................ 12

F. Ruang Lingkup Standar Pelayanan Kebidanan ............................. 13

BAB III ...................................................................................................... 22

PENUTUP ................................................................................................ 22

A. Kesimpulan .................................................................................... 22

B. Saran ............................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan amanat Pasal 28H ayat (1) Perubahan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan

kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara

bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan

kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya

kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung

penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan

kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi

yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan

perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu sama lain.

Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Fungsi dimaksud

rnemiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan

tanggung jawab para tenaga kesehatan, baik itu dokter, perawat, ahli

gizi dan lainnya.

Dalam berinteraksi dengan pasien maka semestinya

diberikan pelayanan yang bermutu atau yang sering disebut

1
“Pelayanan Prima”. Pelayanan di rumah sakit tidak hanya di berikan

oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain. Akan tetapi

pelayanan prima sudah di dapatkan oleh pasien dan keluarga pasien

dari pertama memasuki gerbang rumah sakit. Tetapi pada

kenyataannya, pelayanan prima tidak bisa di berikan oleh semua

tenaga kesehatan. Kenapa hal ini bisa terjadi?

Padahal mayoritas dari tenaga kesehatan indonesia memiliki

pengetahuan yang baik mengenai pelayanan kesehatan. Tetapi

tidak semua tenaga kesehatan menerapkannya. Inilah yang menjadi

masalah yang berdampak buruk bagi citra rumah sakit

indonesia.Dampak dari pelayanan yang buruk bisa kita rasakan.

Contohnya saja seperti saat sekarang ini, warga negara indonesia

yang memiliki ekonomi di atas rata-rata lebih memilih rumah sakit di

luar negeri dari pada rumah sakit di indonesia. Padahal, jika kita

tinjau dari segi kognitif, pengetahuan tenaga kesehatan indonesia

tidak kalah dari tenaga kesehatan yang ada di luar negeri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan standar pelayanan prima

kebidanan?

2. Bagaimana batasan standar pelayanan kebidanan?

3. Bagaimana syarat/kriteria standar pelayanan kebidanan?

4. Bagaimana manfaat standar pelayanan kebidanan?

5. Bagaimana format standar pelayanan kebidanan?

2
6. Bagaimana ruang lingkup standar pelayanan kebidanan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui standar pelayanan prima kebidanan.

2. Untuk mengetahui batasan standar pelayanan kebidanan.

3. Untuk mengetahui syarat/kriteria standar pelayanan kebidanan.

4. Untuk mengetahui manfaat standar pelayanan kebidanan.

5. Untuk mengetahui format standar pelayanan kebidanan.

6. Untuk mengetahui ruang lingkup standar pelayanan kebidanan.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Standar

1. Pengertian standar

Standar pelayanan kesehatan merupakan bagian dari

layanan kesehatan itu sendiri dan memainkan peranan yang

penting dalam mengatasi masalah mutu layanan kesehatan.

(Sondakh, 2014)

Standar pelayanan kesehatan adalah suatu peryataan

tentang mutu yang diharapkan, yang menyangkut masukan,

proses, dan keluaran (outcome) sistem layanan kesehatan.

(Purwoastuti, 2015)

Standar pelayanan kesehatan merupakan alat organisasi

untuk menjabarkan mutu layanan kesehatan ke dalam

terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat

dalam layanan kesehatan akan terikat dalam suatu sistem.

(Purwoastuti, 2015)

Standar pelayanan kesehatan merupakan bagian dari

layanan kesehatan itu sendiri dan memainkan peranan yang

penting dalam mengatasi masalah mutu layanan kesehatan. Jika

suatu organisasi layanan kesehatan yang bermutu secara taat

asas atau konsisten, keinginan tersebut harus dijabarkan menjadi

4
suatu standar layanan kesehatan atau standar prosedur

operasional. (Sondakh, 2014)

Untuk memandu para pelaksana pelayanan kesehatan

seperti dalam memberikan pelayanan kebidanan agar

tetapberpedoman pada standar yang telah ditetapkan, maka

disusunlah protokol. Protokol (Pedoman, Petunjuk, Pelaksanaan)

adalah suatu pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis

dan yang dipakai sebagai pedoman pada waktu

meyelenggarakan pelayanan kesehatan. Makin dipatuhi protokol

tersebut, maka makin tercapai standar yang telah ditetapkan.

Sementara untuk mengukur tercapai atau tidaknya standar,

dipergunakanlah indikator. Indikator (tolok ukur) menunjuk pada

ukuran kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.

Semakin sesuai sesuatu yang diukur dengan indikator maka

semakin sesuai pula keadaanya dengan standar yang telah

ditetapkan.

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

bermutu, yakni yang sesuai dengan standar pelayanan

khususnya dibidang kebidanan banyak upaya yang dapat

dilaksanakan. Upaya tersebut jika dilaksanakan secara terarah

dan terencana, dalam ilmu administrasi kesehatan dikenal

dengan nama program menjaga mutu (quality assurance

5
pogram) dengan sasarannya adalah pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan.

Program menjaga mutu pelayanan merupakan bagian yang

integral dari kegiatan penyelenggaraan pelayanan kesehatan

dan tujuannya ialah untuk meningkatkan mutu layanan

kesehatan, seperti dibidang kebidanan. Pendekatan terhadap

program menjaga mutu pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada pasien akan selalu memenuhi persyaratan mutu layanan

kesehatan yang ditetapkan sehingga masyarakat yakin bahwa

layanan kesehatan adalah layanan kesehatan yang terbaik

mutunya, yaitu layanan kesehatan yang sesuai dengan standar

layanan kesehatan yang disepakati. Seperti halnya dalam

pelayanan dibidang kebidanan, pelayanan yang diberikan sesuai

dengan standar pelayanan kebidanan yang telah disusun dan

disepakati. (Sondakh, 2014)

Dengan demikian, program menjaga mutu pelayanan

kesehatan seperti dalam kebidanan mencakup kegiataan berikut.

a. Mengetahui kebutuhan dab harapan pasien atau masyarakat

yang menjadi pelanggan eksternal layanan kebidanan.

b. Menggunakan semua kemampuan dan bakat orang yang

terdapat dalam organisasi layanan kesehatan kebidanan.

c. Membuat keputusan berdasarkan fakta atau data, bukan

perkiraan ataupun dugaan.

6
d. Bekerja dalam kelompok yang terdiri atas setiap orang yang

terlibat dengan pengakuan bahwa semua tenaga kesehatan

merupakan sumber daya mutu dan produktivitas sehingga

setiap tenaga kesehatan akan merasa bahwa kontribusinya

kepada organisasi layanan kesehatan kebidanan dihargai.

e. Menghindari pemborosan setiap bagian organisasi layanan

kesehatan kebidanan termasuk waktu karena waktu adalah

uang.

f. Mengelola semua proses untuk menghasilkan apa yang

dianggap penting tetapi pada saat yang sama harus

mendorong orang menjadi inovatif dan kreatif.

g. Semua kegiatan itu harus selalu dikerjakan karena mutu

adalah melakukan segala hal secara tepat setiap saat.

(Sondakh, 2014)

Pada dasarnya, pendekatan menjaga mutu pelayanan

kesehatan kebidanan dilaksanakan melalui beberapa tahapan

berikut.

a. Sadar mutu.

b. Penyusunan standar.

c. Mengukur apa yang tercapai.

d. Mebuat rencana peningkatan mutu layanan kesehatan.

e. Melakukan peningkatan mutu layanan kesehatan yang

diperlukan.

7
Agar pendekatan menjaga mutu pelayanan kesehatan

kebidanan dapat berhasil, maka dalam melakukan pendekatan

atau pengenalan harus diorganisasi dan dikelola dalam suatu

sistem terstruktur. Koordinasi upaya pendekatan program

menjaga mutu pelayanan kesehatan kebidanan merupakan

tanggung jawab pemimpin organisasi IBI. Cara yang demikian

akan menjamin bahwa pendekatan program menjaga mutu

pelayanan kesehatan kebidanan memang dilakukan dalam

organisasi layanan kesehatan sehingga semua kegiatan terkait

akan tercatat dan dilaporkan. (Sondakh, 2014)

Komitmen suatu upaya pendekatan program menjaga mutu

pelayanan kesehatan memerlukan beberapa hal berikut.

a. Komitmen dari pemimpin organisasi puncak.

b. Komitmen dari semua personel.

c. Kejelasan tanggung jawab kegiatan program menjaga

mutupelayanan kesehatan.

d. Bersedia melakukan perubahan sikap.

e. Pencatatan yang akurat.

f. Komunikasi yang efektif pada setiap tingkat organisasi.

g. Pelatihan tentang pengetahuan dan ketrampilan mutu dan

menjaga mutu pelayanan kesehatan kebidanan.

8
Pencatatan yang akurat, baik yang menyangkut prosedur

yang harus dipatuhi ataupun kegiatan peningkatan mutu layanan

kesehatan yang akan dan yang telah dilaksanakan perlu

dipelihara. Komunikasi yang efektif (pemberian informasi yang

jelas) ditetapkan pada setiap tingkat organisasi. Komunikasi

yang efektif harus tepat orang, tepat informasi, tepat tempat.

Pelatihan bertujuan agar personel mempunyai keterampilan baik

dalam bidang teknis ataupun nonteknis sehingga mereka

mampu melaksanakan tugasnya dengan lebih efektif dan efisien.

(Sondakh, 2014)

Program pelatihan mutu dan menjaga mutu pelayanan

kesehatan penting untuk membantu memupuk suatu komitmen

terhadap penjagaan mutu layanan kesehatan dalam setiap

jenjang organisasi layanan kesehatan. Pelatihan untuk

memperkenalkan teknik penjagaan mutu layanan kesehatan

kepada personel perlu dilakukan agar mereka mampu berperan

serta dalam upaya kegiatan penjagaan mutu layanan kesehatan.

Komitmen memimpin puncak organisasi layanan kesehatan

diperlukan agar sumber daya dapat dialokasikan pada upaya

pendekatan penjagaan mutu layanan kesehatan yang sesuai

dengan standar pelayanan kesehatan. Pada organisasi IBI,

komitmen memimpin puncak diperlukan agar sumber daya dapat

dialokasikan pada upaya pendekatan penjagaan mutu layanan

9
kesehatan kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan

kebidanan. (Sondakh, 2014)

2. Pengertian standar menurut para ahli

a. Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian

tertinggi dan sempurnah yang di pergunakan sebagai batas

penerimaan minimal (Cinical Practice Guideline,1990).

b. Standar adalah kisaran variasi yang masih dapat di terima

(Clinical Practice Guideline,1990).

c. Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai yang

diinginkan yang harus dicapai,berkaitan dengan parameter

yang telah ditetapkan (Donabedian,1980).

d. Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus

dipenuhi oleh suatu sarana agar pemakai jasa pelayan dapat

memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan yang

diselenggarakan (Rowland dan Rowland,1983).

e. Standar adlah tujuan produksi yang numerik,lazimnya

ditetapkan secara sendiri namun bersifat meningkat,yang

dipakai sebagai pedoman untuk memisahkan yang tidak

dapat di terima atau buruk dengan apa yang dapat di terima

atau baik (Brent James,1986).

B. Batasan Standar Pelayanan Kebidanan

Standar pelayanan kebidanan adalah hasil yang harus dicapai, dapat

diamati, diukur sesuai dengar harapan dan harus tampak dalam

10
perilaku yang dpat diukur dalam melaksanakan pelayanan

kebidanan (Depkes 2002). (Purwoastuti, 2015)

C. Syarat/Kriteria Standar Pelayanan Kebidanan

Syarat standar pelayanan kebidanan adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan Bahasa yang jelas dan mudah dimengerti.

b. Dapat diterima dalam lingkup asuhan yang diperlukan.

c. Dapat digunakan pada kondisi tertentu dalam melaksanakan

asuhan kebidanan.

d. Terpusat pada fungsi dan kegiatan/penampilan yangharus

dilaksanakan dan diterapkannya indicator keberhasilan.

e. Dapat menampilkan pelayanan bermutu (Depkes, 2002).

(Purwoastuti, 2015)

D. Manfaat Standar Pelayanan Kebidanan

Standar pelayanan kebidanan berguna dalam penerapan norma dan

tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Penerapan standar akan sekaligus melindungi

masyarakat,karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan

dapat dilakukan dengan dasar yang jelas. Suatu standar akan efektif

bila dapat diobservasi dan diukur, relistik, mudah dilakukan dan

dibutuhkan. Manfaat standar pelayanan kebidanan dapat

didefinisikan sebagai berikut:

a. Memandu, mendorong dan mengarahkan kinerja klinik dalam

upaya menampilkan asuhan kebidanan yang bermutu.

11
b. Sebagai parameter/tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas

asuhan kebidanan yang diberikan

c. Merupakan alat penilaian diri sendiri bagi bidan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

d. Mempertahankan profesionalisme bidan sebagai praktisi klinis.

e. Meningkatkan efektifitas dan efesiaen asuhan kebidanan.

f. Meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap asuhan

kebidanan.

g. Melindungi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dari

kemungkinan timbulnya gugatan hukum (Depkes, 2002).

(Purwoastuti, 2015)

E. Format Standar Pelayana Kebidanan

Dalam membhas setiap standar pelayana kebidanan digunakan

format Bahasa sebagai berikut:

a. Tujuan merupakan tujuan standar .

b. Perntaan standar, berisi pernyataan tentang pelayana kebidanan

yang dilakukan dengan penjelasan tingkat kopetensi yang

diharapkan

c. Hasil, hal yangakan dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan

dinyatakan dalam bentuk yang dapat diukur

d. Prasyarat, hal-hal yang diperlukan (misalnya alat, obat,

keterampilan) agar agara pelaksanan pelayanan dapat

menerapkan standar.

12
e. Proses, berisi langkah-langkah pokok yang perlu diikuti untuk

penerapan standar. (Purwoastuti, 2015)

F. Ruang Lingkup Standar Pelayanan Kebidanan

Telah disadari bahwa pertolongan pertama atau penanganan

kegawatdaruratan obsterti neonatal merupakan kompenen penting

dan merupakan bagian tak terpisahkan dari pelayanan kebidanan

disetiap tingkat pelayanan. Biala hal tersebut dapat di wujudkan,

maka angka kematian ibu dapat diturunkan. Berdasarkan itu, standar

pelayanan kebidanan ini mencakup standar untuk penanganan

keadaan tersebut, disamping standar untu cccc

Dengan demikian ruang linkup standar pelayanan kebidanan

meliputi 24 standar yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Standar pelayanan umum (2 standar)

2. Standar pelayana antenatal (6 standar)

3. Standar pertolongan persalinan (4 standar)

4. Standar pelayanan nifas (3 standar)

5. Standar penanganan kegawatdaruratan obsterti neonatal (9

standar). (Purwoastuti, 2015)

Ruang lingkup standar pelayanan kebidana dapat diuraikan

sebagai berkut:

1. Standar Pelayanan Umum

Standar 1: Persiapan Untuk Keluarga Hidup Sehat

Pernyataan standar:

13
Bidan memberikan penyuluhan dan nasihat kepada

pereorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal

yang berkaitan dengan kehamilan. Termasuk penyuluhan

kesehatan umum, gizi,keluarga berencana,kesiapan dalam

menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua,

menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung

kebiasaan yang baik.

Standar 2: Pencatatan Dan Pelaporan

Pernyataan standar:

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang

dilakukannya, yaitu registrasi semua semua ibu hamil di

wilayah kerja, perincian pelayanan yang diberikan kepada

setiap ibu hamil/nifas dan bayi baru lahir, semua kunjungan

rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu,

hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat ibu hamil

dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu

dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan

tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana

kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya. (Husanah, 2015)

2. Standar Pelayanan Antenatal

Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil

Pernyataan standar

14
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan

dan memotivasi ibu hamil serta anggota keluarganya agar

mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini

dan secara teratur

Standar 4: Pemeriksaanan Pemantauan

Pernyataan Standar:

Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal,

pemeriksaan meliputi anamnesis, serta pemantauan ibu dan

janin dengan saksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan

resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,

hipertensi, PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi

, nasihat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya

yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus mencatat data

yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan,

mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan

dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya

Standar 5: Palpasi Abdominal

Pernyataan Standar:

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara saksama

dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan,

serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,

15
bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam

rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan

rujukan tepat waktu.

Standar 6: Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan

Pernyataan Standar:

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan dana atau rujukan semua kasus anemia pada

kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Standar 7:Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan

Pernyataan Standar:

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah

pada kehamilan dan mengenal tanda serta gejala

preeklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat

dan merujuknya.

Standar 8: Persiapan Persalinan

Pernyataan Standar:

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami

serta keluarganya pada trimester keriga, untuk memastikan

bahwa persiapan persalinan bersih dan aman serta suasana

yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik,

disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk,

bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya

melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Maita, 2015)

16
3. Standar Pertolongan Persainan

Standar 9: Asuhan Persalilnan Kala I

Pernyataan Standar:

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai,

kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang

memadai , dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama

proses persalinan berlangsung

Standar 10: Persalinan Kala II Yang Aman

Pernyataan Standar:

Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, bersikap

sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan

tradisi setempat

Standar 11: Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala II

Pernyataan Standar:

Bidan melakukan penanganan tali pusat dengan benar untuk

membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara

lengkap

Standar 12: Penanganan Kala II Dengan Gawat Janin Melalui

Episiotomy

Pernyataan Standar:

Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada

kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomy dengan

17
aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan

penjahitan perineum.

4. Standar Pelayanan Nifas

Standar 13: Perawatan Bayi Baru Lahir

Pernyataan Standar:

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk

memastikan pernapasan spontan, mencegah hiposia

sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau

merujuk sesuai dengan kebutuhan, bidan juga harus

mencegah atau menangani hipotermia

Standar 14: Penanganan Pada Dua Jam Setelah Persalinan

Pernyataan Standar:

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap

terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta

melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan

memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat

pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai

pemberian ASI

Standar 15: Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas

Pernyataan Standar:

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui

kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu

keenam setelah persalinan, untuk membantu proses

18
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang

benar penemuan dini, penanganan atau rujukan komplikasi

yang mungkin terjadi pada masa nifas; serta memberikan

penjelasan tentang kesehatan secara umum , kebersihan

perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir,

pemberian ASI, imunisasi dan KB.

5. Standar Penaganan Kegawatan Obstetric Dan Neonatal

Standar 16: Penanganan Perdarahan Dalam Kehamilan Pada

Trimester III

Pernyataan Standar:

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan

pada kehamilan serta melakukan pertolongan pertama dan

merujuknya.

Standar 17: Penanganan Kegawatan Pada Eklamsia

Pernyataan Standar:

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklamsia,

mengancam serta merujuk dan/atau memberikan pertolongan

pertama

Standar 18: Penangana Kegawatan Pada Partus Lama/Macet

Pernyataan Standar:

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus

lama/macet serta melakukan penanganan yang memadai dan

tepat waktu atau merujuknya.

19
Standar 19: Perslinan Dengan Penggunaan Vakum Ekstarktor

Pernyataan Standar:

Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum,

melakukannya secara benar dalam memberikan pertolongan

persalinan dengan memastikan keamananya bagi ibu dan

janin/bayinya.

Standar 20: Penanganan Retensio Plasenta

Pernyataan Standar:

Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan

pertolongan pertama termasuk plasenta manual dan

penanganan perdarahan , sesuai dengan kebutuhan

Standar 21: Penanganan Perdarahan Post Partum Primer

Pernyataan Standar:

Bidan mampu mengenalil perdarahan yang berlebihan dalam

24 jam pertama setelah persalinan (perdarahan post partum

primer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk

mengendalikan perdarahan.

Standar 22: Penanganan Perdarahan Post-Partum Sekunder

Pernyataan Standar:

Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta

gejala perdarahan post partum sekunder, dan melakukan

pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu dan atau

merujuknya.

20
Standar 23: Penanganan Serpis Puerperalis

Pernyataan Standar:

Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala serpis

puerperalis, serta melakukan pertolongan pertama atau

merujuknya

Standar 24: Penangana Asfiksia Neonatorum

Pernyataan Standar:

Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan

asfiksia, serta melakukan resusitasi secepatnya,

mengusahaka bantuan medis yang diperlukan dan

memberikan perawatan lanjutan. (Mamik, 2017)

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelayanan prima adalah pelayanan yang terbaik. Pelayanan

prima harus diterapkan di lingkungan kesehatan seperti rumah sakit

dan puskesmas. Pelayanan prima merupakan tolak ukur penilaian

terhadap rumah sakit oleh pasien dan keluarga pasien. Oleh karena

itu tenaga kesehatan harus memahami dan mengaplikasi prinsip-

prinsip pelayanan prima.

Salah satu prinsip pelayanan prima adalah melayani dengan

hati nurani. Jadi dalam pelayanan kita harus menggunakan instink

sehingga pasien dan keluarga pasien merasa puas atas pelayanan

yang kita berikan.

Jika suatu rumah sakit tidak bisa memberikan pelayanan yang baik,

maka image dari rumah sakit tersebut akan buruk. Sehingga,

masyarakat lebih memilih rumah sakit lain. Bahkan, banyak

masyarakat Indonesia memilih rumah sakit yang ada di luar negeri

untuk mendapatkan pelayan yang prima.

Oleh karena itu pelayanan yang prima harus memiliki

perhatian yang khusus. Pelayanan prima tidak hanya diketahui dan

di pahami oleh tenaga kesehatan, tetapi pelayanan prima harus

langsung diaplikasikan.

22
B. Saran

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat

khususnya bagi para pembaca, masyarakat dan khususnya bagi

mahasiswa kebidanan dan dapat menambah pengetahuan tentang

lingkup praktik kebidanan.

Untuk itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk

lebih jauh memahami makalah ini dan dapat memberikan kritik dan

saran yang sifatnya membangun.

23
DAFTAR PUSTAKA

Husanah, E. (2015). Rujukan Asuhan Konsep Kebidanan. Yogyakarta:

Deepublish.

Maita, L. (2015). Asuhan Kebidanan Bagi Para BIdan Di Komunitas.

Yogyakarta: Deepublish.

Mamik. (2017). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Dan Kebidanan.

Sidoarjo: Zifatama Jawara.

Purwoastuti, E. (2015). Mutu Pelayanan Kesehatan & Kebidanan.

Yogyakarta: PT Pustaka Baru.

Sondakh, J. (2014). Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika.

24

Anda mungkin juga menyukai