Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Oleh:
ALIFIA KUNA
PO7120323110

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sistem Informasi
Kesehatan" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sistem Informasi Kesehatan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang bagaimana informasi kesehatan yang ada di daerah setempat.
Sebagai penyusun penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini

Palu, 27 November 2023

Alifia Kuna
DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..................................................................................................................7
A. Definisi Sistem Informasi Kesehatan.......................................................................7
B. Dasar Hukum Sistem Informasi Kesehatan.............................................................7
C. Tujuan Dan Manfaat Sistem Informasi Kesehatan..................................................8
D. Sasaran Sistem Informasi Kesehatan...................................................................10
E. Peranan SIK Dalam Sistem Kesehatan..................................................................10
F. Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Di Indonesia........................................11
G. Strategi Sistem Informasi Kesehatan.....................................................................13
H. Sistem Aplikasi Dalam Sistem Informasi Di Dunia Kesehatan...........................16
BAB III..............................................................................................................................22
PENUTUP..........................................................................................................................22
A. Kesimpulan............................................................................................................22
B. Saran.......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang tidak
dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau
kemunduran Sistem Informasi Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti
perkembangan Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) bahkan mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di
suatu negara. Suatu system yang terkonsep dan terstruktur dengan baik akan
menghasilkan Output yang baik juga. Sistem informasi kesehatan merupakan
salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan
sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan
arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan
berwawasan kesehatan.
Dengan sistem Informasi kesehatan yang baik maka akan membuat
masyarakat tidak buta dengan semua permasalahan kesehatan. Dan mau
membawa keluarga nya berobat dengan mudah bukan lagi dengan birokrasi yang
rumit yang membuat masyarakat enggan membawa anggota keluarganya berobat
di pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Dengan maraknya
perkembangan media dan teknologi seharusnya membuat masyarakat dan
khususnya pada mahasiswa kesehatan masyarakat melek akan kemajuan
berinovasi terhadap sistem informasi kesehatan Indonesia.
Berlandaskan dengan fakta yang terjadi di masyarakat pada saat ini seharus
nya bisa dijadiakan bahan evaluasi dan pertimbangan untuk dapat membentuk
sistem informasi kesehatan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
masyarakat, dengan banyaknya referensi yang ada pada saat ini sehingga bisa
dijadikan rumusan yang tepat dan membuat sistem informasi kesehatan yang
tepat guna.
Dalam era seperti sat in, begitu banyak sektor kehidupan yang tidak terlepas
dari peran serta dan penggunaan teknologi komputer, terkhusus pada bidang-
bidang dan lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi komputer, baik
dibidang piranti lunak maupun perangkat keras berkembang dengan sangat pesat,
disisi lain juga berkembang kearah yang sangat mudah dari segi pengaplikasian
dan murah dalam biaya. Solusi untuk bidang kerja apapun akan ada cara untuk
dapat dilakukan melalui media komputer, dengan catatan bahwa pengguna juga
harus terus belajar untuk mengiringi kemajuan teknologinya. Schingga pada
akhimya, solusi apapun teknologi yang kita pakai, sangatlah ditentukan oleh
sumber daya manusia yang menggunakannya.
Departemen Kesehatan telah menetapkan visi Indonesia Sehat 2010 yang
ditandai dengan penduduknya yang hidup seat dalam lingkungan yang sehat,
berperilaku sehat, dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
yang disediakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat sendiri, serta ditandainya
adanya peran serta masyarakat dan berbagai sektor pemerintah dalam upaya
upaya kesehatan.
Dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut,
infrastruktur pelayanan kesehatan telah dibangun seemikian rupa mulai dari
tingkat nasional, propinsi, kabupaten dan seterusnya sampai ke pelosok. Setiap
unit infrastruktur pelayanan kesehatan tersebut menjalankan program dan
pelayanan kesehatan menuju pencapaian visi dan misi Depkes tersebut. Setiap
jenjang tersebut memiliki sistem kesehatan yang yang saling terkait mulai dari
pelayanan kesehatan dasar di desa dan kecamatan sampai ke tingkat nasional.
Jaringan sistem pelayanan kesehatan tersebut memerlukan sistem informasi yang
saling mendukung dan terkait, sehingga setiap kegiatan dan program kesehatan
yang dilaksanakan dan dirasakan oleh masyarakat dapat diketahui, dipahami,
diantisipasi dan di kelola dengan sebaik-baiknya. Departemen Kesehatan telah
membangun sistem informasi kesehatan yang disebut SIKAS yang melingkupi
sistem jaringan informasi kesehatan mulai dari kabupaten sampai ke pusat.
Namun demikian dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, SIKNAS
belum berjalan sebagaimana mestinya.
Dengan demikian sangat dibutuhkan sekali dibangunnya sistem informasi
kesehatan yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antar program dan
antar jenjang), dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan
informasi pemerintah daerah dan jaringan informasi di pusat

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi sistem informasi kesehatan?


2. Bagaimana dasar hukum sistem informasi kesehatan?
3. Bagaimana tujuan dan manfaat sistem informasi kesehatan?
4. Bagaimana sasaran sistem informasi kesehatan?
5. Bagaimana peranan sistem informasi kesehatan dalam dunia kesehatan?
6. Bagaimana pelaksanaan sistem informasi kesehatan di Indonesia?
7. Bagaimana strategi sistem informasi kesehatan?
8. Bagaimana contoh penerapan sistem informasi kesehatan di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi sistem informasi kesehatan
2. Untuk mengetahui dasar hukum sistem informasi kesehatan
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat sistem informasi kesehatan
4. Untuk mengetahui sasaran sistem informasi kesehatan
5. Untuk mengetahui peranan sistem informasi kesehatan dalam dunia
kesehatan
6. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi kesehatan di Indonesia
7. Untuk mengetahui strategi sistem informasi kesehatan
8. Untuk mengetahui contoh penerapan sistem informasi kesehatan di
Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Informasi Kesehatan

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan
informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematika dan
terrintegasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat,
prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara
sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu
dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sistem Informasi Kesehatan merupakan gabungan perangkat dan prosedur
yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data
sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan
tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem
kesehatan. Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program
kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif
solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses
evaluasi.

B. Dasar Hukum Sistem Informasi Kesehatan

Dasar hukum pengembangan sistem informasi kesehatan di Indonesia adalah


:
1. UUD 1945, Pasal 28 ; Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MENKES/PER/VII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
mengamanatkan pusat data dan informasi ( PUSDATIN ) sebagai
pelaksana tugas kementrian kesehatan di bidang data dan informasi
kesehatan;
5. Kepmenkes RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan Strategi
Pengembangan Sistim Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS )
6. Kepmenkes RI Nomor : 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengembangan Sistem Laporan Informasi Kesehatan
Kabupaten / Kota;

7. Kepmenkes RI Nomor : 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan


Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 Tahun 2007 tentang
Pengembangan Jaringan Komputer ( SIKNAS ) Online Sistem Informasi
Kesehatan Nasional

C. Tujuan Dan Manfaat Sistem Informasi Kesehatan

1. Tujuan Sistem Informasi Kesehatan


Tujuan dari dikembangkannya sistem informasi kesehatan adalah :
a. Sistem informasi kesehatan ( SIK ) merupakan subsistem dari Sistem
Kesehatan Nasional ( SKN ) yang berperan dalam memberikan informasi
untuk pengambilan keputusan di setiap jenjang adminisratif kesehatan
baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat
pelaksana teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas
b. Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk
Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ), dengan tujuan dikembangkannya
berbagai bentuk SIK tersebut adalah agar dapat mentransformasi data
yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non rutin menjadi
sebuah informasi.
c. Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan
ditujukan ke arah terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang
berhasil guna dan berdaya guna, yang mampu memberikan informasi
yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan
kebutuhan untuk:
1) Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian
dan penilaian
2) Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya
penanggulangannya
3) Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
a. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan
teknologi bidang kesehatan
2. Manfaat Sistem Informasi Kesahatan
World Health Organization (WHO) menilai bahwa investasi sistem
informasi kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain :
a. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan
mengendalikan masalah kesehatan, memantau perkembangan dan
meningkatkannya
b. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah
dipahami, serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan
kesehatan
Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu
fasilitas kesehatan diantaranya:
a. Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan
mendapatkan pelayanan kesehatan
b. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang
berobat
c. Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik (bekerja
secara terstruktur).

D. Sasaran Sistem Informasi Kesehatan

Sasaran dalam upaya pemantapan dan pengembangan sistem


informasi kesehatan meliputi :
1. Terciptanya pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan data/informasi
dan atau tersedianya tenaga fungsional pengelola data/informasi yang
terampil di seluruh tingkat administrasi
2. Ditetapkannya kebutuhan esensial data/informasi di tiap tingkat dan
pengembangan instrumen pengumpulan dan pelaporan data
3. Dihasilkannya berbagai informasi kesehatan di seluruh tingkat
administrasi secara teratur, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan
atau atas permintaan dari pengguna data / informasi
4. Tersedianya dukungan teknis dan sumber daya yang memadai dalam
rangka pemantapan dan pengembangan otomasi pengolahan data di
seluruh tingkat administrasi
5. Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan
komunikasi komputer dan informasi

E. Peranan SIK Dalam Sistem Kesehatan

Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO),


Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan salah satu dari 6 “ building block ”
atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam
komponen (building block ) sistem kesehatan tersebut adalah :
1. Pelaksanaan pelayanan kesehatan ( Service delivery )
2. Produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan ( Medical product,
vaccine, and technologies )
3. Tenaga medis ( Health worksforce )
4. Sistem pembiayaan kesehatan ( Health system financing )
5. Sistem informasi kesehatan ( Health information system )
6. Kepemimpinan dan pemerintah ( Leadership and governance )
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu
pada sub sistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan. Sub sistem
manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola
fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan,
dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan
upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung
penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang
terpadu.
Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:
1. Upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia ( SDM ) kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan,dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat.
Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun
komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap sistem
informasi kesehatan berjalan dengan baik dan yang lebih terpenting
menggunakan teknologi komputer dalam mengimplementasikan Sistem
Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System)

F. Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Di Indonesia

Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah sistem informasi


yang berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional
maupun internasional dalam rangka kerjasama yang saling menguntung-kan.
SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan
bagian dari sistem kesehatan. Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat merupakan
bagian dari sistem kesehatan nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian
dari sistem kesehatan provinsi, dan di tingkat kabupaten atau kota merupakan
bagian dari sistem kesehatan kabupaten atau kota.
SIKNAS di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi
kesehatan provinsi dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari
himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehatan kabupaten atau kota.
Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi / jaringan virtual sistem informasi
kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa
diakses bila telah dihubungkan. Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur
jaringan komunikasi data terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network
( WAN ), jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang luas serta digunakan
untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area Network ( LAN ) yang
berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya. Selain itu juga akan
dikembangkan program mobile health ( mHealth ) yang dapat langsung
terhubung ke sistem informasi puskesmas ( aplikasi SIKDA Generik ).
1. Sistem Informasi Dinas Kesehatan
Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan
baik kabupaten / kota dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan
kabupaten / kota dari semua fasilitas kesehatan (kecuali milik Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Pusat) dapat berupa laporan softcopy dan laporan
hardcopy.
Laporan hardcopy dientri kedalam aplikasi SIKDA generik, lapor-an
softcopy diimpor ke dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya semua bentuk
laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan provinsi
melakukan hal yang sama dengan dinas kesehatan kabupaten / kota untuk
laporan dari fasilitas kesehatan milik provinsi.
2. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan
Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat
dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di Kementerian Kesehatan dan
UPT-nya serta dinas kesehatan dan UPTP/D-nya.
G. Strategi Sistem Informasi Kesehatan

Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan,


maka strategi pengembangan SIKNAS adalah :
1. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada
Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua
sistem informasi yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila
digabungkan akan disatukan. Sistem-sistem informasi lainnya,
pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas, tanggung
jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan integrasi
ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu
dan sinergis membentuk SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung jawab
akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan validitas
yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam
pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-
beda mengenai suatu hal. Mekanisme saling hubung, khususnya dengan
Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan akan menjamin dapat
dilakukannya pengolahan dan analisis data secara komprehensif.
2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data
dan informasi terintegrasi
Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan
data yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat
signifikan, yaitu:
a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan
dan pemantauan ketersediaan obat
b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten / kota ke Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan
(kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan
yang terintegrasi dan terkoordinasi.
c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada,
seperti program pemberantasan malaria
d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang
sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan (Sinakes, Sidiklat, dan lain-
lain)
e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari
pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional
seperti (Survei Kesehatan Nasional), maupun yang berskala provinsi dan
Kabupaten / Kota ( SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang Kesehatan)
3. Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah
Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan
di unit- unit pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit),
SIK kabupaten / kota, dan SIK provinsi.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas memiliki
tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung
maupun luar gedung.
b. Mengolah data.
c. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
d. Memelihara bank data.
e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen
pasien .dan manajemen unit puskesmas.
f. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem informasi kesehatan di Rumah Sakit memiliki tanggung jawab
untuk melaksanakan tugas tugas:
a. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit (
penerimaan pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas,
waktu tunggu dan lain-lain )
b. Memantau kondisi finansial rumah sakit ( cost recovery ).
c. Memantau pelaksanaan sistem rujukan.
d. Mengolah data.
e. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat.
f. Memelihara bank data.
g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen
pasien dan manajemen unit rumah sakit.
h. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota memiliki tanggungjawab
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber
lain
b. Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan.
c. Membuat profil kesehatan kabupaten / kota untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian Kabupaten / kota untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian Kabupaten / Kota sehat.
d. Mengirim laporan berkala / profil kesehatan kabupaten / kota ke dinas
kesehatan provinsi setempat dan pemerintah pusat.
e. Memelihara bank data.
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen
klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten /
kota.
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a. Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah
propinsi dan sumber-sumber lain
b. Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan
c. Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian propinsi sehat
d. Mengirim laporan berkala / profil kesehatan propinsi ke pemerintah
pusat
e. Memelihara bank data
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien,
manajemen unit, manajemen kesehatan kabupaten/kota
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan dengan terlebih dahulu


membantu menata sistem kesehatannya, membantu pengadaan perangkat
keras, perangkat lunak, rekruitmen, dan pelatihan tenaga kesehatan.
4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen
Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali
dengan mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk
menyajikan data dan informasi kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar
pendapat dengan DPRD harus dapat disajikan, kemasan-kemasan data dan
informasi yang menggambarkan kecenderungan masalah-masalah kesehatan
rakyat dan kerugian yang diakibatkannya. Pembahasan rancangan anggaran
harus disajikan kemasan data dan informasi tentang cost benefit dari
kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Selain itu dikembangkan pula publikasi
berkala cetak atau elektronik atau akses online
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat
Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya sudah
meluas di masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-
tenaga fungsional pengelola data dan informasi kesehatan.
6. Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi

H. Sistem Aplikasi Dalam Sistem Informasi Di Dunia Kesehatan

1. Sistem Informasi Daerah


Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, pemerintah sedang
mengembangkan aplikasi yang disebut dengan Sistim Aplikasi Daerah (
Sikda ) Generik. Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik (computerized)
b. Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan
c. Tidak ada duplikasi ( hanya dilakukan satu kali )
d. Akurat, tepat, hemat sumber daya ( efisien ) dan transparan. Terjadi
pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk
melayani pasien atau masyarakat.
Dalam perkembangannya sistem informasi kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi dua (berdasarkan pada karakteristik integrasi
sistim informasi), yaitu:
a. Sistem informasi yang mempunyai derajat integritas internal yang tinggi
Terdiri dari:
1) Sistem informasi rekam medis elektronik
2) Sistem informasi manajemen dokumen
3) Sistem informasi farmasi
4) Sistem informasi geografis
5) Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan
6) Sistem informasi eksekutif
7) Data warehouse dan datamining
b. Sistem informasi yang mempunyai derajat integrasi eksternal yang tinggi
1) Telemedicine
2) Internet, intranet, ekstranet
3) Sistem informasi kesehatan publik.
2. Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas
Dalam pelaksanaannya, puskesmas di Indonesia sudah menganut sistem
informasi kesehatan yang dicanangkan pemerintah. Sistem informasi
kesehatan yang dianut puskesmas pada saat ini masih di dominasi oleh
SP2TP. seperti diketahui bahwa puskesmas adalah ujung tombak pemerintah
dalam upaya pelayanan kesehatan di masyarakat. Sesuai dengan
KEPMENKES RI No 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar pusat
kesehatan masyarakat bahwa puskesmas di definisikan sebagai unit
pelaksana teknis di kabupaten / kota yang bertanggung-jawab melaksanakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Proses penyelenggaraan,
pemantauan serta penilaian yang dilakukan puskesmas terhadap rencana
kegiatan yang telah ditetapkan baik rencan upaya wajib maupun
pengembangan dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayahnya.
Salah satu bentuk pemantauan adalah dengan Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (SIMPUS).
SIMPUS merupakan pilihan bagi daerah dalam pengembangan sistem
informasi kesehatan yang lebih cepat dan akurat. Pada potensi yang
dimilikinya sebenarnya SIMPUS dapat menggantikan sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Karena SIMPUS merupakan hasil
dari pengolahan berbagai sumber informasi seperti SP2TP, survei lapangan,
laporan lintas sektor, dan laporan sarana kesehatan swasta.
Seiring kemajuan teknologi, SIMPUS pun dikembangkan melalui sistem
komputerisasi dalam suatu software yang bekerja dalam sebuah sistem
operasi. Tetapi kendalanya SIMPUS masih belum berjalan secara optimal di
daerah
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUSKESMAS) Berbasis
Cloud Computing adalah pertama kali yang dilakukan masuk ke web
SIMPUSKESMAS yang alamatnya sudah di upload di internet. Setelah
masuk ke web SIMPUSKESMAS, Puskesmas yang dalam hal ini sebagai
user wajib memasukkan username dan password. Setelah masuk ke Sistem
Puskesmas dapat memilih menu yang ada di web SIMPUS. Apabila memilih
Master, maka user akan memasukkan data Dokter, Obat, Penyakit. Setelah
Master diisi user dapat kembali ke menu, dengan memilih menu yang lain.
Apabila memilih Pendaftaran, maka user akan memasukkan data
pendaftaran dan data pasien dan kembali ke menu. Apabila pilih menu
Rekam Medis, user akan memasukkan data rekam medis dan mengisi detail
dari rekam medis dan kembali ke menu lagi. Selanjutnya apabila pilih menu
Rujukan, maka user akan memasukkan data rujukan dan detail data rujukan
dan kembali ke menu. Dan apabila memilih menu Laboratorium maka user
akan memasukkan data Laboratorium,
3. Sistem Informasi Kesehatan Di Rumah Sakit
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem
informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan
proses manajemen Rumah Sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan
untuk pasien, medical record, apotek, gudang farmasi, penagihan, database
personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan
pengendalian oleh manajemen.
Aktifitas penggunaan aplikasi SIM RS dilakukan mulai dari pendaftaran
pasien, baik itu pendaftaran rawat jalan, igd , maupun rawat inap. kemudian
dilanjutkan dengan aktivitas transaksi pelayanan yang dilakukan oleh perawat
ruangan inap ataupun perawat poli rawat jalan. Penggunaan aplikasi berlanjut
ketika pasien merima tindakan yang ada di instalasi penunjang(Lab,
Radiologi, Kamar Operasi, Instalasi Gizi). Semua tindakan perawat dan
bagian instalasi penunjang akan terekam sesuai dengan inputan user dan
dapat ditampilkan dikomputer masing-masing user SIMRS. Proses
pembayaran akan otomatis tercatat pada aplikasi kasir dan mempermudah
penghitungan tariff yang dikenakan kepada pasien. Hasil inputan user dapat
dicetak berupa laporan jika dibutuhkan. Data yang di inputkan akan langsung
tersimpan ke database induk yang berada pada ruangan SIM-RS.
Sistem Infromasi Manajemen RS (SIMRS) yang baik akan memberikan
banyak manfaat bagi RS antara lain: pertama, pengelolaan sistem manajemen
RS yang terpadu dan terkontrol; kedua, memberikan jawaban akan tuntutan
kualitas layanan RS; ketiga, Teknologi informasi diharapkan bisa
memberikan solusi-solusi terhadap masalah kerumitan birokrasi dan
transparansi serta meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan dalam hal
efektivitas, efisiensi, fleksibilitas dan kecepatan sehingga terciptanya
manajemen operasional RS sakit yang bersih, akuntabel dan mampu
memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat dan stakeholder-nya.
Namun seringkali implementasi aplikasi SIMRS tidak berjalan seperti
yang diharapkan. Penggunaan software aplikasi di RS seringkali diterapkan
secara parsial di tiap unit organisasi dimana aplikasi-aplikasi ini tidak
saling compatible antara satu dengan yang lainnya. Aplikasi-aplikasi ini
umumnya bergantung pada platform dan sistem operasi tertentu yang
menyulitkan proses integrasi dan pengembangan sistem aplikasi selanjutnya.
Setiap software aplikasi dengan fungsi tertentu ini memiliki database dan
format data yang berbeda yang mengarah pada duplikasi data. Berbagi data
(data sharing) pun seringkali sulit dilakukan.
Maksud dan Tujuan Aplikasi SIMRS antara lain:
a. Membantu mewujudkan visi dan misi RS
b. Membangun dan mengembangkan infrastruktur teknologi informasi
c. Mensosialisasikan dan meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia RS mengoperasikan teknologi informasi
d. Meningkatkan kinerja Rumah Sakit menjadi lebih efisien dan efektif
e. Meningkatkan nilai jual RS di masyarakat sebagai RS yang
mengedepankan pelayanan
f. Manajemen pengelolaan data menjadi informasi yang cepat dan tepat
guna bagi kepentingan User, Manajemen maupun Pemerintah
g. Meningkatkan mutu dan mempercepat proses pelayanan RS
h. Meningkatkan loyalitas dan kebanggaan karyawan terhadap RS tempat
mereka mengabdi
i. Mengurangi kesalahan-kesalahan faktor manusia
j. Menghilangkan permasalahan redudansi data
k. Menghilangkan permasalahan ketidakkonsistenan data
l. Pemetaan desain sistem informasi sesuai dengan kebutuhan informasi
pada saat ini dan masa datang
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Informasi Kesehatan merupakan gabungan perangkat dan prosedur
yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data
sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan
tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem
kesehatan. Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program
kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif
solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses
evaluasi.

B. Saran

Adapun saran dari sistem informasi kesehatan ini adalah:


1. Mengembangkan penerapan sistem infomasi kesehatan secara meluas ke
berbagai pihak terkait sehinggan proses pengelolaan layanan kesehatan lebih
efisien.
2. Di harapkan dengan adanya aplikasi sistem informasi kesehatan dapat
menyebarkan informasi ke masyarakat lebih efektif,akurat dan cepat
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/432649315/Sistem-Informasi-Kesehatan-SIK
http://rsudsintang.com/sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit/
https://smartplusconsulting.com/layanan/sim-rs/
https://media.neliti.com/media/publications/242616-sistem-informasi-manajemen-
puskesmas-sim-b4ccf4e1.pdf

Anda mungkin juga menyukai