PROPOSAL TEKNOKES
HALAMAN JUDUL
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, anugerah serta karunia-Nya pada kita semua.
Salawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para
keluarga dan sahabat-sahabatnya, Alhamdulillah berkat limpahan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Proposal teknokes yang diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan program studi Sarjana Kebidanan
Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
Proses penyusunan Proposal teknokes ini tidak lepas dari berbagai
kesulitan dan kendala yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, namun diantara kesulitan itu ada orang-
orang yang selalu memberikan jalan kemudahan bagi penulis dan sehingga
penulis banyak sekali mendapatkan bantuan, bimbingan, arahan maupun
dukungan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga
Proposal teknokes ini tersusun dengan bantuan banyak pihak, untuk itu izinkan
penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima
kasih.
Penulis menyadari Proposal teknokes ini masih sangat jauh dari sempurna
dan masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk perbaikan dan kemajuan penulis dalam Proposal
teknokes berikutnya. Penulis berharap semoga Proposal teknokes ini dapat
bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi Sarjana Kebidanan
khususnya dan bagi dunia kesehatan umumnya.
Bandung, Maret 2023
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
1.1 Identitas Rancangan Teksisfo......................................................3
1.2 Latar Belakang.............................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................7
1.4 Manfaat........................................................................................7
1.5 Analisis Permasalahan dan Solusi...............................................8
1.6 Sketsa/Gambar Dari Rancangan yang akan di Buat....................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
ii
1.1 Identitas Rancangan Teksisfo
RANCANGAN
“SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH
PADA GENERIK DENGAN SIKDA”
NAMA : ANISYA AYU RESTIYANE
NPM : F5221099
3
1.2 Latar Belakang
Penerapan teknologi informasi dalam pengelolaan data
kesehatan sangat penting, sehingga memerlukan perhatian dan kerangka
konseptual menyeluruh dalam kaitannya dengan pelaksanaan Health
Information Technology (HIT). Meningkatnya penggunaan informasi
membutuhkan peningkatan kualitas data dan produk informasi, yang pada
gilirannya membutuhkan sistem informasi kesehatan yang lebih baik.
Routine Health Information Systems (RHIS) dibutuhkan untuk
meningkatkan kinerja sistem kesehatan, memperkuat strategi sistem
kesehatan di tingkat kabupaten yang meliputi kualitas data yang relevan,
kelengkapan, ketepatan waktu, akurasi dan penggunaan informasi untuk
membantu pengambilan keputusan. Routine Health Information Systems
(RHIS) merupakan rutinitas sistem yang luas, seperti sistem surveilans
untuk mengidentifikasi kejadian penyakit; catatan medis individu
(berbasis kertas atau elektronik) yang dapat digunakan oleh dokter,
perawat, dan jenis-jenis tenaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas
layanan bagi individu yang dapat digunakan oleh pejabat kabupaten untuk
mengetahui layanan kesehatan yang diberikan dan sistem pendukung
terkait, termasuk peralatan dan perlengkapan, keuangan, pembayaran,
infrastruktur, dan sumber daya manusia.
Dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019, terdapat target strategis untuk meningkatkan pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Perencanaan kesehatan di tingkat
Kementerian Kesehatan pada dasarnya sudah berjalan dengan baik yang
4
ditandai dengan pemanfaatan IT melalui sistem e-planning, e-budgeting
dan e-monev. Permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan
kesehatan antara lain adalah kurang tersedianya data dan informasi yang
memadai, sesuai kebutuhan dan tepat waktu. Permasalahan juga muncul
karena belum adanya mekanisme yang dapat menjamin keselarasan dan
keterpaduan antara rencana dan anggaran Kementerian Kesehatan dengan
rencana dan anggaran kementerian/lembaga terkait serta Pemerintah
Daerah atau Pemda (Kabupaten, Kota, dan Provinsi), termasuk
pemanfaatan hasil evaluasi atau kajian untuk input dalam proses
penyusunan perencanaan.4(6). Menurut Kepmenkes Nomor 551 tahun
2002 tentang kebijakan dan strategi pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah memfasilitasi pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA).
Peran Teknologi Informasi di bidang kesehatan terus berkembang
pesat. Sistem Informasi Kesehatan merupakan perangkat pendukung yang
sangat penting dalam manajemen pelayanan kesehatan1. Era Jaminan
Kesehatan Nasional sejak tahun 2014 mewajibkan tiaptiap Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama untuk menggunakan aplikasi P-Care yang
dikembangkan BPJS berbasis daring. Bertepatan dengan era JKN, Dinas
Kesehatan Kabupaten Lamongan meluncurkan penggunaan aplikasi
SIKDA Generik dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara
daring, berbasis web, yang terpusat pada server di kabupaten pada Hari
Kesehatan Nasional ke-503. Pembangunan infrastruktur jaringan internet
dan perangkat keras Teknologi Informasi mulai kembali diadakan.
Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi sistem informasi
kesehatan daerah yang berlaku secara nasional yang menghubungkan
secara online dan terintegrasi seluruh puskesmas, dinas kesehatan dan
Kementerian Kesehatan. Aplikasi SIKDA Generik dikembangkan dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi
manajemen kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi.
5
Sejak tahun 2014, 33 puskesmas di Kabupaten di Indonesia
melakukan pengisian pada dua aplikasi yang berbeda, yaitu SIKDA
Generik dan P-Care. Hal ini menyebabkan ketidakefisienan dalam bekerja.
Data yang diisi adalah data yang sama dari pasien dan data penyakit yang
sama. Petugas puskesmas lebih nyaman mengisi data di P-Care karena
menyangkut masalah dana kapitasi dari BPJS Kesehatan. Output laporan
dari puskesmas pada aplikasi SIKDA BPJS Kesehatan berbeda karena
petugas puskesmas lebih nyaman mengisi data di P-Care daripada di
SIKDA Generik.
Untuk mengatasi masalah pencatatan secara dua kali kerja, BPJS
Kesehatan mengembangkan sistem Teknologi Informasi yang disebut
Bridging System. Bridging System merupakan penggunaan aplikasi yang
berbasis web service yang menghubungkan sistem pelayanan kesehatan
menjadi satu.
Interoperabilitas antar sistem di bidang kesehatan ini sudah banyak
dilakukan di berbagai negara. Menurut penelitan di Tiongkok oleh Yu et
al. (2017) tujuan utama dari pertukaran data informasi kesehatan, yaitu
memberikan catatan yang lengkap, tepat waktu, dan akurat pada titik
perawatan. Dengan memperbaiki aksesibilitas rekam medis pasien saat ini,
penyedia layanan kesehatan dapat membuat keputusan klinis yang tepat,
dan dengan demikian mengurangi kesalahan medis dan pengujian
berlebihan. Selanjutnya, pertukaran data informasi kesehatan mendukung
penelitian, kesehatan masyarakat, tanggap darurat, dan tujuan peningkatan
kualitas, dan karena itu mendorong perbaikan keselamatan, kualitas, dan
efisiensi layanan kesehatan.
Menurut penelitian di Australia oleh Liaw et al. (2017), strategi
penerapan eHealth terintegrasi memerlukan tata kelola dan kepemimpinan
antar profesional yang kuat untuk memastikan keamanan, kualitas dan
integrasi perawatan, didukung oleh standar untuk data, metadata dan pesan
yang aman; terminologi yang umum; alat pendukung keputusan elektronik
terintegrasi; pengelolaan kualitas data dan tata kelola informasi.
6
Keterlibatan klinisi dan pasien merupakan bagian integral dari kebijakan,
tata kelola dan pemberian layanan. Kepemimpinan yang kuat oleh manajer
klinis, manajerial, perangkat lunak, pembiayaan kesehatan, pemangku
kepentingan pemerintah dan masyarakat diharuskan untuk mendorong
elemen peraturan dan kebijakan untuk mendukung dan mempertahankan
eHealth dan integrasi, infrastruktur berbasis standar untuk berbagi
informasi secara efektif, dan penerapan sistem yang kuat dan dapat
digunakan di semua sektor perawatan. Kebijakan dan strategi nasional
untuk tata kelola data, eHealth dan integrasi harus dilengkapi dengan
pendekatan nasional untuk melakukan audit, umpan balik, peningkatan
kualitas berkelanjutan, pemantauan hasil dan penelitian. Profesi
informatika klinis yang terampil, berpengetahuan luas dalam integrasi
semantik dan interoperabilitas diperlukan untuk mempertahankan budaya
yang menghargai dokumentasi informasi kesehatan yang baik dan berbagi
untuk mendukung perawatan dan kesehatan yang baik.
1.3 Tujuan
Mempelajari alur aplikasi SIKDA bertujuan untuk Melakukan
penambahan modul bridging system pada aplikasi SIKDA Generik yang
dibentuk dalam dokumentasi informasi kesehatan yang baik dan berbagi
untuk mendukung perawatan dan kesehatan yang baik
1.4 Manfaat
Manfaat SIKDA elektronik dalam hal adminisntrasi, manfaat tersebut
dapat dirasakan baik oleh masyarakat secara langsung maupun oleh
petugas sebagai penyelenggara kesehatan, karena waktu tunggu pasien
berkurang, alur lebih jelas, dan mengurangi beban administrasi petugas
kesehatan sehingga pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien
7
Proses pengembangan modul bridging system membutuhkan waktu
2 minggu.
a. Penyesuaian tabel database di aplikasi SIKDA Generik agar sesuai
dengan struktur di aplikasi P-Care BPJS Kesehatan.
b. Melakukan coding modul bridging system pada aplikasi SIKDA
Generik. Pada proses ini, beberapa penyesuaian dilakukan agar data
yang diisi di SIKDA bisa terkirim ke server P-Care BPJS Kesehatan.
c. Melakukan uji coba internal menggunakan consumer id dan secret key
serta tautan pengembangan, sebelum dilakukan implementasi untuk
produksi yang diuji coba kepada 6 puskesmas yang terpilih. Uji coba
internal ini dilakukan selama seminggu. Tautan pengembangan untuk
bridging system berada pada:
http://dvlp.bpjs-kesehatan.go.id:9080/pcare-rest-dev/ .
8
Keterangan:
01 : User Pendaftaran
02 : User Pelayanan (BP/KIA/GIGI,dll)
03 : User Apotek
04 : User Kasir
DAFTAR PUSTAKA
9
middle- income countries? Assessing the evidence base. 2015; p.
50. Amerika Serikat. Retrieved from http://www.cpc.unc.edu
Odhiambo-Otieno GW. Evaluation of existing District Health Management
Information Systems: A case study of the District Health Systems in
Kenya. Int J Med Inform.2005;74(9):733-744. doi:10.1016 /j.ijmedin
f.2005.05.007
10