Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

REKAM KESEHATAN ELEKTRONIK

Disusun oleh:
Alvia Irin Angelina
G41192470/5C

Dosen Pengampu:
Angga Rahagiyanto, S.ST., M.T.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021
TUGAS

1. Pada Konsep Pengantar Rekam Kesehatan Elektronik, terdapat Struktur dan Standar
Informasi Pelayanan Kesehatan.
a. Apa yg dimaksud dengan Struktur dan Standar Informasi Pelayanan Kesehatan? &
kenapa harus ada hal tersebut?
b. Sebutkan & Jelaskan Standar Informasi Pelayanan Kesehatan yg digunakan di
indonesia?
c. Sebutkan & Jelaskan Standar Informasi Pelayanan Kesehatan yg digunakan di LN?
Jawab :
a. Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan
yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan.
Data Kesehatan adalah angka dan fakta kejadian berupa keterangan dan tanda-tanda
yang secara relatif belum bermakna bagi pembangunan kesehatan.
Informasi Kesehatan adalah Data Kesehatan yang telah diolah atau diproses menjadi
bentuk yang mengandung nilai dan makna yang berguna untuk meningkatkan
pengetahuan dalam mendukung pembangunan kesehatan.

Standar Informasi Pelayanan Kesehatan


Pasal 6
Data Kesehatan harus memenuhi standar, yang meliputi:
a. data sesuai dengan Indikator Kesehatan;
b. jenis, sifat, format, basis data, kodefikasi, dan metadata yang dapat dengan mudah
diintegrasikan;
c. akurat, jelas, dan dapat dipertanggungjawabkan; dan d. mampu rekam pada
alat/sarana pencatatan, pengolahan, dan penyimpanan data yang andal, aman, dan
mudah dioperasikan.
Alasan harus diselenggarakan struktur dan standar informasi pelayanan kesehatan
antara lain :
1. Mewujudkan sistem informasi kesehatan yang ideal, yang menjamin ketersediaan,
kualitas, dan akses data dan informasi kesehatan sehingga mampu menjadi alat
manajemen kesehatan yang efektif.
2. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan
pelayanan kesehatan.
3. Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan di rumah sakit
4. Semua kegiatan di rumah sakit terkontrol dengan baik / bekerja secara tersturktur

b. Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah sistem informasi yang


berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun
internasional dalam rangka kerjasama yang saling mneguntungkan.  SIKNAS
bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem
kesehatan.  Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat merupakan bagian dari sistem
kesehatan nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian dari sistem kesehatan
provinsi, dan di tingkat kabupaten atau kota merupakan bagian dari sistem kesehatan
kabupaten atau kota. SIKNAS di bagun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem
informasi kesehtan provinsi dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari
himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehatan kabupaten atau kota.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun
2015 Tentang Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2015-2019.
Pengembangan strategi dan kegiatan pokok dalam penguatan sistem informasi
kesehatan dilakukan berdasarkan masukan 6 (enam) komponen dan standar sistem
informasi kesehatan yang ditetapkan WHO yaitu :
1. Sumber daya SIK
Komponen dari sumber daya SIK terdiri dari kebijakan dan perencanaan, unit
pengelola, sumber daya manusia, pembiayaan SIK, dan infrastruktur SIK.
2. Indikator
Indikator minimal telah ditentukan untuk daerah mencakup semua kategori indikator
(determinan kesehatan; input, output, outcome dari sistem kesehatan; dan status
kesehatan)
3. Sumber data
Sumber data kesehatan dapat diperoleh dari statistik vital (mengenai angka kematian
dan penyebab kematian), pencatatan kesehatan dan penyakit, pencatatan pelayanan
kesehatan, dan pencatatan administrasi (mencakup database/ pemetaan infrastruktur
pelayanan kesehatan, database mengenai sumber daya manusia, informasi
pembiayaan di bidang pelayanan kesehatan, dan database peralatan, persediaan dan
komoditi)
4. Manajemen data
Pengelolaan data di kabupaten/ kota terutama mengenai data warehouse (data yang
terhimpun di suatu bank data) yang memiliki fasilitas pelaporan yang dapat diakses
oleh berbagai kalangan, serta tersedianya kodefikasi untuk fasilitas kesehatan
5. Produk informasi
Komponen produk informasi yang termasuk antara lain tentang metode yang
digunakan dalam pengumpulan dan validasi data, ketepatan waktu, konsistensi waktu
pelaporan, data terkini yang mencakup data fasilitas pemerintah dan swasta,
keterwakilan/kesesuaian, rekapan, dan metode estimasi.
6. Pemanfaatan dan diseminasi.
Diseminasi dan penggunaan informasi untuk analisis dan penggunaan informasi,
untuk pengambilan kebijakan dan advokasi, untuk alokasi sumber daya dan
implementasi sudah cukup memadai, hanya untuk perencanaan dan skala prioritas
yang masih belum memadai karena terkait dengan masa berlakunya informasi yang
disajikan.
SIK DI PUSKESMAS          
Dalam pelaksanaan nya Puskesmas di Indonesia sudah menganut sistem
informasi kesehatan yang di canangkan pemerintah. Sistem informasi kesehatan yang
dianut puskesmas pada saat ini masih di dominasi oleh SP2TP . seperti diketahui
bahwa puskesmas adalah uung tombak pemerintah dalam upaya pelayanan kesehatan
di masyarakat. Sesuai dengan KEPMENKES RI No 128 tahun 2004 tentang kebijakan
dasar pusat kesehatan masyarakat nahwa puskesmas di definisikan sebagai unit
pelaksana teknis di kabupaten/kota yang bertanggungjawab melaksanakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Proses penyelenggaraan, pemantauan serta
penilaian yang dilakukan Puskesmas terhadap rencana kegiatan yang telah ditetapkan
baik rencan upaya wajib maupun pengembangan dalam mengatasi masalah kesehatan
yang ada di wilayahnya. Salah satu bentuk pemantauan adalah dengan Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).
SIMPUS merupakan pilihan bagi daerah dalam pengembangan sistem
informasi kesehatan yang lebih cepat dan akurat. Pada potensi yang dimilikinya
sebenarnya SIMPUS dapat menggantikan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas (SP2TP). Karena SIMPUS merupakan hasil dari pengolahan berbagai
sumber informasi seperti SP2TP, survei lapangan, laporan lintas sector, dan laporan
sarana kesehatan swasta. Seiring kemajuan tekhnologi,SIMPUS pun dikembangkan
melalui sistem komputerisasi dalam suatu software yang bekerja dalam sebuah sistem
operasi. Tetapi kendalanya SIMPUS masih belum berjalan secara optimal di daerah.
SIK DI RUMAH SAKIT
Sistem informasi rumah sakit tidak dapat lepas kaitannya dengan sistem
informasi kesehatan karena sistem ini merupakan aplikasi dari sistem informasi
kesehatan itu sendiri. Untuk itu, perlu kita mengetahui sedikit tentang sistem
informasi rumah sakit yang ada di Indonesia, mulai dari rancang bangun (desain)
sistem informasi rumah sakit hingga pengembangannya.
SIRS merupakan suatu sistem informasi yang, cakupannya luas (terutama
untuk rumah sakit tipe A dan B) dan mempunyai kompleksitas yang cukup tinggi.
Oleh karena itu penerapan sistem yang dirancang harus dilakukan dengan memilih
pentahapan yang sesuai dengan kondisi masing masing subsistem, atas dasar kriteria
dan prioritas yang ditentukan. Kesinambungan antara tahapan yang satu dengan
tahapan berikutnya harus tetap terjaga. Secara garis besar tahapan pengembangan
SIRS adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SIRS,
2. Penyusunan Rancangan Global SIRS,
3. Penyusunan Rancangan Detail/Rinci SIRS,
4. Pembuatan Prototipe, terutama untuk aplikasi yang sangat spesifik,
5. Implementasi, dalam arti pembuatan aplikasi, pemilihan dan pengadaan perangkat
keras maupun perangkat lunak pendukung.
6. Operasionalisasi dan Pemantapan.

c. Sistem Kesehatan di Kanada :


 Sistem Pelayanan Kesehatan Gratis
• Kualitas pelayanan prima kalangan apapaun yang datang
• Tidak ada loket pembayaran tetapi yang ada adalah Loket untuk membiayai ongkos
trasport pasien yang membutuhkan
 Sistem Kesehatan di Perancis :
• 70% biaya kesehatan ditanggung pemerintah lewat pemotongan gaji karyawan -
untuk semua jenis pelayanan kesehatan dan sisanya, ditutupi oleh masyarakat dengan
asuransi.
• Menyediakan pelayanan jasa dokter : SOS Medicines and House Call Doctor !
• Disediakan jasa House keeper Gratis, yang disediakan selama 4 jam per hari untuk
Ibu ibu yang baru melahirkan
• Memiliki tingkat kematian paling rendah (Sumber WHO).
 Sistem Kesehatan di Taiwan :
• Biaya kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh negara.
• Kehebatannya ada pada pengurangan biaya administratif - dgn menggunakan Smart
Card
• Dengan potong gaji pegawai dan sisanya ditutupi oleh perusahaan
 Sistem Kesehatan di Jerman :
• Semua warga negaranya wajib punya asuransi yang disediakan oleh lembaga nirlaba
dgn potong gaji 8% dan sisanya ditutupi oleh perusahaannya.
• Untuk warga kelas atas atau kaya mereka disaran kan memilih asuransi non-nirlaba.

REFERENSI
https://slideplayer.info/slide/13044879/
https://realtimehealth.wordpress.com/2014/11/01/sistem-informasi-kesehatan-di-
indonesia/amp/
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PP46-2014SIKesehatan.pdf
https://slideplayer.info/slide/1972160/

Anda mungkin juga menyukai