Anda di halaman 1dari 18

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF

Disusun untuk memenuhi tugas Sistem Infomasi Manajemen


Dosen:Rafikhein Novia Ayuanti, SE.,M.M.

Disusun oleh:

1. Muhammad Bintang Alkindy : 21130210082


zamzami
2. Alqibra Azi Araya : 21130210134
3. Wisnu Adi Saputa : 21130210107
4. Ria Agustin : 21130210097
5. Nanik Widyaningsih : 21130210114
6. Nur Laila Agustina : 21130210119
7. Devy Nurismawati : 21130210104
Kelas : 3A-3
Prodi: : Manajemen

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI


FAKULTAS EKONOMI
KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan

hidayahnya, serta yang tak terkira shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada

junjungan kita Rasulullah SAW ysng telah memberi suti tauladan, sehingga kelompok 5 dapat

menyelesaikan tugas kelompok yang berjudul “Sistem informasi untuk keunggulan kompetitif”

disusun untuk menyelesaikan tugas dari Ibu Rafikhein Novia Ayuanti. SE,MM. di Universitas

Islam Kadiri Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen.

Selain itu kelompok 5 juga berharap makalah ini dapat memberikan wawasan kepada

pembaca. Kelompok 5 ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Rafikhein

Novia Ayuanti. SE,MM karena telah menjadi dosen mata kuliah SIM. Selain itu juga kelompok

5 menyadari bahwa dalam pengerjaan tugas ini masih banyak kekurangan yang disebabkan

keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kelompok 5. Oleh karena itu, kelompok 5

mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Kediri ,9 oktober 2022

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................................................... 3
1.4 Batasan ........................................................................................................................................ 3
BAB II ISI .................................................................................................................................. 4
2.1 Pembahasan ................................................................................................................................ 4
1. Perusahaan Dan Lingkungannya ........................................................................................ 4
2. Model Sistem Umum Perusahaan ...................................................................................... 4
3. Unsur Lingkungan Perusahaan ........................................................................................... 6
4. Aliran Sumber Daya Lingkungan ...................................................................................... 7
5. Kengunngulan Stategi Kompotitif ..................................................................................... 8
6. Tantangan Dan Pasar Global ............................................................................................ 10
7. Rintangan Budaya Dan Komunikasi................................................................................ 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 14
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama beberapa tahun terakhir ini, topik keunggulan kompetitif telah menjadi fokus

dari banyak diskusi. Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memiliki

kinerja yang jauh lebih tinggi dan unggul dibandingkan kompetitor dalam industri sejenis

melalui karakteristik dan sumber daya yang dikelola secara maksimal. Suatu perusahaan

dikatakan memiliki keunggulan jika mempunyai karakteristik, seperti kompetensi khusus,

misalnya memiliki mutu yang baik, mempunyai saluran distribusi yang lebih lancar,

penyerahan produk yang lebih cepat dan memiliki merek produk yang terkenal. Konsep ini

diperkenalkan pertama kali pada tahun 1985 oleh Michael E. Porter, dimana Porter

menjelaskan bahwa keunggulan kompetitif ialah jantung dari kinerja perusahaan di tengah

persaingan yang semakin kompetitif serta bagaimana perusahaan mempraktikan berbagai

strategis supaya lebih maju.

Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui pengolahan sumber daya fisik, akan tetapi

sumber daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan yang besar. Michael E. Porter

diakui sebagai orang yang paling banyak mengungkapkan konsep keunggulan kompetitif dan

mengontribusikan pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value chain) dan sistem nilai

(value system), yang setara dengan melihat sesuatu secara sistem atas perusahaan dan

lingkungannya. Integrasi antara model sistem umum dan model delapan unsur lingkungan akan

menjadi suatu dasar dari suatu konsep yang menerima banyak perhatian dewasa ini manajemen

rantai pasokan (supply chain management).

Sumber daya informasi sebuah perusahaan meliputi peranti keras, peranti lunak,

spesialis informasi, pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi. Informasi

memiliki empat dimensi yang diinginkan, relevasi, akurasi, ketepatan waktu, dan kelengkapan.

1
Manajemen pengetahuan menyadari bahwa informasi akan mencerminkan sumber daya

pengetahuan perusahaan. Manajemen pengetahuan dibutuhkan untuk mengorganisasikan,

mengakses dan mengungkit data dan informasi perusahaan untuk pengambilan keputusan.

Sebuah rencana strategis untuk sumber daya informasi akan mengidentifikasikan tujuan-tujuan

yang harus dipenuhi oleh sistem informasi perusahaan di tahun-tahun mendatang dan sumber

daya informasi yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,

termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam

berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,

akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan

merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Dapat juga diasumsikan

bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat

utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Perusahaan dan lingkungannya

2. Model sistem umum perusahaan

3. Unsur lingkungan perusahaan

4. Aliran sumber daya lingkungan

5. Strategi keunggulan kompetitif

6. Tantangan dan pasar global

7. Rintangan budaya dan komunikasi

2
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui perusahaan dan lingkungannya

2. Untuk mengetahui model sistem umum perusahaan

3. Untuk mengetahui unsur lingkungan perusahaan

4. Untuk mengetahui aliran sumber daya lingkungan

5. Untuk mengetahui strategi keunggulan kompetitif

6. Untuk mengetahui tantangan dan pasar global

7. Untuk mengetahui rintangan budaya dan komunikasi

1.4 Batasan

Batasan dari makalah ini adalah sistem informatika untuk keunggulan kompotitif

3
BAB II

ISI

2.1 Pembahasan

1. Perusahaan Dan Lingkungannya

Perusahaan adalah suatu sistem fisik yang dikelola melalui penggunaan sebuah sistem

virtual. Sistem fisik perusahaan merupakan suatu sistem terbuka di mana ia berhadapan dengan

lingkungannya. Sebuah perusahaan mengambil sumber daya dari lingkungannya, mengubah

sumber daya tersebut menjadi produk dan jasa, dan mengembalikan sumber daya yang telah

diubah kembali ke lingkungan

2. Model Sistem Umum Perusahaan

Organisasi adalah struktur sosial formal yang stabil yang mengambil sumber daya dari

lingkungan dan memprosesnya untuk menghasilkan keluaran (Laudon and Laudon, 2012).

Dalam sektor bisnis, suatu perusahaan (enterprise) adalah sekelompok orang dengan tujuan

bersama, yang memiliki sumber daya tertentu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan ini

(Leon, 2014). Istilah enterprise dapat digunakan untuk merujuk ke perusahaan tanpa

membedakan ukurannya (Abdillah, 2019b). Secara sederhana komponen dasar suatu enterprise

setidaknya terdiri atas 3 (tiga) kelompok utama,

yaitu:

1. People

2. Resource

3. Goal & Objectives.

Kelompok pertama dan yang paling utama dari suatu enterprise adalah kelompok “People“.

People merupakan orang atau sekumpulan orang yang memiliki ide untuk menggerakkan suatu

4
enterperise. Lebih lanjut, people jugalah yang akan menjalankan roda enterprise agar bisa

berhasil mencapai tujuannya. People pada suatu enterprise terdiri atas sejumlah orang yang

memiliki skill beragam. Pendiri atau pemiliki enterprise bisa saja orang yang tidak memiliki

skill utama pada bidang bisnisnya.

Bagian kedua dari suatu enterprise adalah “Resourses“ atau sumber daya. Resource sangat

dibutuhkan oleh suatu ernterpise untuk menghasilkan produk atau jasa sesuai dengan bidang

bisnis utamanya. Resource bisa dikelompokkan menjadi soft resource dan hard resource. Soft

resource Bagian ketiga dari suatu enterprise adalah “Goal & Objectives“. Goal terkait dengan

mission suatu enterprise, sedangkan objectives terkait dengan misi dari enterprise. Goal suatu

enterprise akan diterjemahkan menjadi sejumlah objectives.

Secara umum suatu organisasi bisnis dilihat dari 3 (tiga) alur behaviour (Laudon and

Laudon, 2012), yaitu:

1. Environment resource (input)

2. Formal organization (process)

3. Enviromental outputs.

Resource suatu enterprise menjadi bahan yang bisa diolah atau diubah bentuk sesuai jenis

produk atau layanan bisnis erterprise. Resource tersebut perlu diproses sedenikian rupa agar

bertransformasi menjadi suatu produk atau jasa dengan nilai tambah yang menguntungkan bagi

suatu enterprise.

Proses pengolahan environmental resources merupakan bagian inti suatu enterprise. Suatu

organisai ernterprise formal akan memiliki stuktur dan proses yang terstandar. Agar kegiatan

pada enterprise dapat berjalan yang lancara, maka diperlukan stuktur yang akan menjalankan

atau menggerakkan aktivitas pada suatu enterprise. Struktur pada suatu enterprise akan terdiri

atas, hierarchy, division atau labor, rules dan procedures, business processes, dan yang tidak

5
kalah pentingnya adalah culture. Sementara process terdiri atas: rights/obligations,

priviledes/responsibilities, values, norms, dan people.

3. Unsur Lingkungan Perusahaan

Model sistem umum perusahaan akan dapat menjadi contoh pola yang baik untuk

menganalisis sebuah organisasi. Model ini akan menyoroti unsur-unsur yang seharusnya ada

dan bagaimana unsur-unsur tersebut seharusnya berinteraksi. Dalam hal yang sama, model

delapan unsur lingkungan sebuah perusahaan dapat menjadi suatu cara yang baik untuk

memahami kompleksitas dari bagaimana perusahaan akan berinteraksi dengan lingkungannya.

Integrasi antara model sistem umum dan model delapan unsur lingkungan akan menjadi dasar

dari suatu konsep manajemen rantai pasokan (supply chain management).

Keunggulan kompetitif tak hanya dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya fisik,

akantetapi sumber daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan yang besar. Michael E.

Porter diakui sebagai orang yang paling banyak mengungkapkan konsep keunggulan

kompetitif dan mengontribusikan pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value chain) dan

sistem nilai (value system), yang setara dengan melihat sesuatu secara sistem atas perusahaan

dan lingkungannya. Para eksekutif perusahaan dapat menggunakan informasi tersebut untuk

mendapatkan keunggulan strategis, taktis, dan operasional. Sumber daya informasi sebuah

perusahaan meliputi peranti keras, peranti lunak, spesialis informasi, pengguna, fasilitas, basis

data (database), dan informasi. Informasi memiliki empat dimensi yang diinginkan: relevansi,

akurasi, ketetapan waktu, dan kelengkapan. Eksekutif perusahaan melakukan perencanaan

strategis untuk keseluruhan organisasi, area bisnis, dan sumber daya informasi. Chief

information officer (yang disebut pula chief technology officer) memainkan peranan penting

dalam semua jenis perencanaan strategis. Sebuah rencana strategis untuk sumber daya

informasi akan mengidentifikasikan tujuan-tujuan yang harus dipenuhi oleh sistem informasi

6
perusahaan di tahun-tahun mendatang dan sumber daya informasi yang akan diperlukan untuk

mencapai tujuan-tujuan tersebut.

4. Aliran Sumber Daya Lingkungan

Perusahaan terhubung dengan unsur-unsur lingkungannya melalui aliran sumber daya

lingkungan (environmental resource flows). Aliran-aliran yang umum terjadi meliputi aliran

informasi dari pelanggan, aliran bahan baku kepada pelanggan, aliran uang kepada pemegang

saham, dan aliran bahan baku dari pemasok.

Aliran yang lebih jarang terjadi meliputi aliran uang dari pemerintah (seperti untuk

penelitian), aliran bahan baku kepada pemasok (pengembalian barang dagangan), dan aliran

pegawai kepada pesaing (karyawan yang “dibajak” oleh perusahaan lain)

Tidak semua aliran sumber daya terjadi di antara perusahaan dan seluruh untuk

lingkungannya. Satu-satunya sumber daya yang menghubungkan perusahaan dengan seluruh

unsur adalah informasi dan perusahaan berusaha untuk menjadikan hubungan informasi

dengan pesaing sebagai suatu aliran satu arah.

Mengelola Aliran Sumber Daya Fisik Pasokan (Supply Chain Management). Jalur yang

memfasilitasi aliran sumber daya fisik dari pemasok kepada perusahaan dan selanjutnya kepada

pelanggan disebut sebagai rantai pasokan (supply chain). Aliran sumber daya melalui rantai

pasokan harus dikelola untuk memastikan bahwa aliran tersebut terjadi dengan cara yang tepat

waktu dan efisien, proses ini disebut sebagai manajemen rantai pasokan (supply chain

management) Manajemen rantai pasokan terdiri atas aktivitas berikut ini :

- Meramalkan permintaan pelanggan.

- Membuat jadwal produksi.

- Menyiapkan jaringan transportasi

- Memesan persediaan pengganti dari para pemasok.

7
- Menerima persediaan dan pemasok.

- Mengelola persediaan-bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi.

- Melakukan transportasi sumber daya kepada pelanggan.

- Melakukan produksi

- Melacak aliran sumber daya dari pemasok, di dalam perusahaan, dan kepada pelanggan.

5. Kengunngulan Stategi Kompotitif

Keunggulan kompetitif merupakan segala sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik

oleh perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang dilakukan oleh pesaingnya. Suatu

perusahaan dikatakan mempunyai keunggulan kompetitif ketika perusahan tersebut memiliki

sesuatu yang tidak dimiliki oleh pesaing,melakukan sesuatu yang lebih baik dari prusahaan lain

,atau mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh perusaahan lain.

Keunggulan kompetitif menjadi suatu kebutuhan penting bagi kesuksesan perusahaan dalam

jangka panjang dan kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang .

Kesimpulannya, para Manajer perusahaan harus menggunakan sumber daya konseptual

(data dan informasi) dan sumber daya fisik dalam mencapai tujuan strategis perusahaan.

Terdapat 3 dimensi Keunggulan Bersaing/ Kompetitif, sebagai berikut :

1. Keunggulan Strategis

Keunggulan strategis (strategic advantage) adalah keunggulan yang memiliki dampak

fundamental dalam membentuk operasi perusahaan.Sistem informasi dapat digunakaan untuk

mencapai keunggulan stratergis. Manajer pada tingkat perencanaan strategis dapat meraih

keunggulan strategis dengan mempergunakan sistem informasi untuk membedakan

perusahaannya dan para pesaing. Tingkat strategis akan menentukan arah dan tujuan

perusahaan, namun tetap masih terdapat kebutuhan akan suatu rencana yang dapat mencapai

suatu strategis yang menyadari arti penting dari keamanan. Secara singkat Keunggulan

8
strategic adalah keunggulan mendasar yang dipilih oleh perusahaan melalui pemilihan bentuk

operasonal perusahaan. Fokus pada keamanan (security)Keputusan keunggulan strategis

adalah menjadikan sistem informasi perusahaan tersedia bagi para pelanggan untuk

meningkatkan layanan pelanggan.

2. Keunggulan Taktis

Sebuah perusahaan mendapatkan keunggulan taktis (tactical advantage) ketika perusahaan

tersebut mengimplementasikan strategi dengan cara yang lebih baik dari para pesaingnya.

Manajer tingkat pengendalian manajemen (tingkat menengah) dapat meraih keunggulan taktis

dengan mengarahkan perancangan sistem informasi yang memiliki alat penghubung umum,

seperti browser Web untuk mengakses internet, yang memungkinkan pelanggan memiliki

akses langsung atas informasi.Perusahaan mengembangkan suatu sistem informasi taktis yang

tidak hanya akan meningkatkan kepuasan pelanggan, namun juga akan meingkatkan

profitabilitas. Tegasnya, Keunggulan Taktikal atau Keunggulan teknikal adalah metode

membuat dan menyempurnakan strategi menggunakan cara yang lebih baik dibandingkan

dengan cara yang digunakan oleh pesaing.

3. Keunggulan Operasional

Keunggulan operasional (operational advantage) adalah suatu keunggulan yang berhubungan

dengan transaksi dan proses sehari-hari. Disinilah sistem informasi akan berinteraksi secara

langsung dengan proses. Manajer pada tingkat pengendalian operasional (tingkat paling

rendah) dapat meraih keunggulan opersional dengan mengembangkan sistem informasi yang

menawarkan produkproduk komplementer ketika pelanggan mengakses pesanan mereka

sebagai salah satu cara untuk secara bersamaan meningkatkan penjualan dan mendukung

kepuasan pelanggan. Singkatnya Kenggulan Operasional adalah keunggulan dalam melakukan

pelayanan maksimal. Atau keunggulan operasional adalah keunggulan yang berhubungan

dengan transaksi dan proses sehari-hari. Ketika tiga tingkatan diatas bekerja untuk mencapai

9
tujuan yang sama, maka perusahaan akan dapat meraih potensi keuntungan yang paling besar.

Sistem informasi yang terpegaruh oleh ketiga tingkat ini akan memiliki kemungkinan terbaik

untuk meningkatkan kinerja sebuah perusahaan secara substansial.

6. Tantangan Dan Pasar Global

Perusahaan multinasional (multinational corporation-MNC) adalah perusahaan yang

beroperasi lintas produk, pasar, negara, dan budaya. Perusahaan multinasional terdiri atas

perusahaan induk dan sekelompok anak perusahaan. Anak perusahaan-anak perusahaan

tersebut dapat tersebar secara geografis, dan masing-masing dapat memiliki sasaran, kebijakan

dan prosedurnya sendiri.

Anda hendaknya tidak membatasi pemikiran akan pesaing pesaing global hanya untuk

organisasi-organisasi lain saja, kalangan. profesional dan staf yang bekerja di negara lain yang

bersaing untuk pekerjaan yang sama seperti yang terjadi di negara tuan rumah juga dapat

dianggap sebagai pesaing.

Alasan utama melakukan outsource adalah ekonomi. Namun, oustourcing juga

memiliki kelemahannya sendiri. Satu hal yang khususnya sangat penting bagi oustourcing TI

adalah perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), yang di beberapa negara tidak

mendapat perlindungan yang memadai. Satu cara untuk mengatasi masalah HAKI adalah

dengan mengakuisisi perusahaan outsourcee asing.

Sebagai contoh, di tahun 2004 IBM membeli Daksh eServices, salah satu perusahaan

call-center terbesar di India. Pada saat itu, IBM memiliki lebih dari 9.000 karyawan di India

yang mengembangkan sistem peranti lunak dengan membeli Daksh eService memungkinkan

IBM mengakuisisi perusahaan sehingga masalah-masalah HAKI dengan perusahaan

outsourcing akan dapat dihindari.

10
7. Rintangan Budaya Dan Komunikasi

Tantangan Dalam Mengembangkan Sistem Informasi Global

Pengembangan semua jenis sistem informasi dapat menjadi suatu tantangan, tetapi

ketika sistem yang dibuat mencakup batas internasional. para pengembangnya harus mengatasi

beberapa kendala yang unik. Istilah sistem informasi global (global information system-GIS)

diberikan untuk suatu sistem informasi yang terdiri atas beberapa jaringan yang melintasi batas

negara, Berikut adalah beberapa kendala yang harus diatasi oleh pengembang GIS, yaitu:

a. Kendala-Kendala Politis Pemerintah nasional di suatu negara di mana anak

perusahaan berada dapat menerapkan beragam pembatasan yang menjadikan

perusahaan induk mengalami kesulitan untuk memasukkan anak perusahaan

tersebut ke dalam jaringan. Pembatasan yang umum adalah akses yang terbatas ke

komunikasi berkecepatan tinggi. Karena infrastruktur telepon biasanya dimiliki dan

dioperasikan oleh pemerintah dan bukannya perusahaan swasta, hal ini dapat

menjadi suatu rintangan yang cukup berat.

b. Rintangan Budaya dan Komunikasi Interaksi dengan teknologi dapat sangat

bervariasi di beberapa budaya. Antarmuka (interface) GIS harus tetap konsisten

meskipun menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Sebagai akibatnya,

kebanyakan antarmuka GIS mengandaikan grafik dan icon untuk berinteraksi

dengan pengguna dan tidak terlalu bergantung pada perintah yang diketikkan ke

dalam field. Selain itu, masalah rancangan GIS juga dapat diselesaikan dengan

menawarkan beragam format yang memiliki fungsionalitas yang sama. Jika sebuah

perusahaan memutuskan untuk membuat GIS, ia harus bersedia untuk

mengadaptasi berbagai kebutuhan populasi global ke dalam sistemnya. Rintangan

budaya juga dapat memengaruhi rancangan suatu GIS. Di dalam beberapa

11
masyarakat tertentu, penggunaan teknologi dianggap sebagai suatu pekerjaan yang

tidak membutuhkan keahlian, sedangkan di masyarakat lainnya dipandang sebagai

suatu pertanda tingkat sosial.

c. Pembatasan Pembelian dan Impor Peranti Keras Pemerintah nasional mencoba

untuk melindungi pabrikan lokal dan merangsang investasi asing pada produksi

lokal dengan menentukan bahwa hanya peralatan yang diproduksi atau dirakit di

negara itu yang dapat dipergunakan. Ketentuan seperti ini dapat memengaruhi

pengoperasian berbagai sistem peranti keras dan lunak yang berbeda.

d. Pembatasan Pemrosesan Data Kebijakan nasional dapat mengatur bahwa data harus

diproses di dalam negen, bukan dikirimkan ke luar negeri dan diproses di tempat

lain.

e. Pembatasan Komunikasi Data Pembatasan komunikasi data yang paling banyak

dipublikasikan adalah pembatasan yang dikenakan pada aliran data antarnegara.

Aliran data antarnegara (transborder data flow-TDF). adalah pergerakan data yang

dapat dibaca oleh mesin melintasi batas negara.

f. Masalah-masalah Teknologi MNC sering kali didera dengan masalah yang

berhubungan dengan tingkat teknologi yang terdapat di negara-negara anak

perusahaannya. Di beberapa negara, sumber listrik yang dapat diandalkan mungkin

tidak tersedia, sehingga mengakibatkan seringnya terjadi gangguan listrik. Sirkuit

telekomunikasi sering kali hanya dapat mengirimkan data dengan kecepatan yang

rendah, dan kualitas transmisinya juga buruk. Peranti lunak juga dapat menjadi

masalah. Karena banyak negara tidak memerhatikan hak cipta atas peranti lunak

dan menutup mata pada peranti lunak berjalan, beberapa vendor peranti lunak

menolak untuk berbisnis di beberapa negara tertentu.

12
g. Kurangnya Dukungan dari Manajemen Anak Perusahaan Manajemen kantor anak

perusahaan sering kali ikut menjadi masalah. Beberapa merasa yakin bahwa mereka

dapat menjalankan anak perusahaannya tanpa harus mendapat bantuan, dan mereka

memandang peraturan yang ditetapkan oleh kantor pusat sebagai suatu hal yang

tidak perlu. Beberapa manajer anak perusahaan mendapat imbalan berdasarkan

profitabilitas, dan mereka akan berusaha untuk menghambat solusi korporat yang

mereka anggap. akan dapat mengurangi pendapatan mereka. Manajemen kantor di

luar negeri juga dapat melihat GIS sebagai salah satu jenis pengawasan dari "Big

Brother". Para manajer tingkat menengah dapat merasa takut dilewati oleh rantai

informasi baru yang menghimpun data operasional kepada perusahaan induk.

Dengan segala kemungkinan masalah di atas, adalah mukjizat kecil jika MNC

mencoba untuk mengembangkan GIS. Meskipun menghilangkan seluruh masalah di

atas adalah suatu hal yang mustahil untuk dilakukan, pengaruh MNC dapat

diminimalkan dengan mengikuti strategi yang terencana dengan baik yang dituangkan

ke dalam rencana strategis sumber daya informasi

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teknologi informasi menyediakan alat bantu bagi para manager untuk

menyelesaikan baik peran baru maupun peran tradisionalnya. Menemukan cara dalam

memanfaatkan teknologi informasi untuk mencapai keuntungan kompetitif pada bisnis,

perusahaan dan level industry merupakan tanggung jawab kunci bagi manajer.

Teknologi pada zaman sekarang ini dapat mendorong kearah efisiensi dan perubahan

utama organisasidan mengurangi biaya-biaya transaksi dan bisa juga menjadi sumber

keuntungan kompetitif. Teknologi informasi menawarkan cara-cara baru untuk

mengorganisasi kerja dan menggunakan informasi yang dapat meningkatkankekayaan

serta mempertahankan hidup organisasi.

3.2 Saran

Perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas para

pesaingnya. Perusahaan melihat adanya kebutuhan bagi masing-masing area bisnis

untuk mengembangkan rencana strategisnya. Area-area bisnis tersebut harus bekerja

sama dalam mengembangkan rencana strategisnya. Rencana area bisnis ini akan

merinci bagaimana area-area tersebut akan mendukung setiap usaha yang dilakukan

dalam mecapai sasaran strategisnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Yananto M. "Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan." Modul Kuliah Sistem

Informasi Manajemen (2018).

Abdillah, Leon A. "Model Sistem Umum Perusahaan." (2020): 65-78.

Suryadharma, S. I. M., S. E. Triyani Budyastuti, and M. Ak. Sistem Informasi Manajemen.

Uwais Inspirasi Indonesia, 2019.

Fiorentina, Yoly Marethi. "Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan."

Putra, Y. M. (2018). Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan. Modul Kuliah Sistem

Informasi Manajemen.

15

Anda mungkin juga menyukai