Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Knowledge Management System & Intelligent Technique”

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Sistem Informasi Manajemen

Dosen Pembimbing: Dedy Kushariyadi, S.E. MSA. AAk

Disusun Oleh:

1. Siti Nuriya Wulandari (200302006)


2. Diva Athirah Salsabila (200302032)
3. Kiki Indrayanti (200302036)

KELAS A-SORE
PRODI STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Makalah Sistem Informasi
Manajemen. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memenuhi nilai tugas kelompok Mata Kuliah Sistem Informasi
Manajemen yang menjelaskan tentang “E-Commerce”.

Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah


memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu kami juga
ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada Dosen Pembimbing.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari
semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.

Akhir penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah


sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat
menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalah lain yang
berkaitan pada makalah selanjutnya.

Gresik, 02 Juni 2022

Penulis (Kelompok 7)

ii
DAFTAR ISI

Isi
COVER ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I ......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
2.1 Knowledge Management Landscape ............................................ 3
2.2 Knowledge Management System untuk Perusahaan ................... 5
2.3 Tipe-Tipe Keputusan..................................................................... 6
2.4 Proses Pengambilan Keputusan ................................................... 7
2.5 Intelligent Technique untuk Pengambilan Keputusan ................... 7
BAB III ....................................................................................................... 9
STUDI KASUS ........................................................................................... 9
BAB IV ..................................................................................................... 11
KESIMPULAN ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dewasa ini telah menjangkau hampir


semua elemen dalam kehidupan manusia tidak terkecuali dalam dunia
pendidikan. Perkembangan teknologi juga berdampak pada persaingan
institusi pendidikan atau sekolah untuk mewujudkan kualitas
pendidikan yang tinggi. Pendidikan merupakan kunci utama dalam
kehidupan untuk mencapai semua tujuan yang diinginkan. Dengan
meningkatnya kualitas pendidikan maka akan meningkat pula
kemampuan sumber daya manusia yang ada dalam meningkatkan taraf
hidup yang dimilikinya.

Untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan


kompetitif perlu ditunjang oleh institusi pendidikan atau sekolah yang
berkualitas. Untuk menciptakan kualitas yang diinginkan tersebut maka
sekolah diharapkan dapat memberikan suatu layanan yang maksimal
kepada para peserta didik. Pelayanan tersebut seperti yang tercantum
dalam Kode Etik guru pasal 6 antara lain ialah berperilaku secara
profesional dalam melaksanakan tugas didik, mengajar, membimbing,
mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran; membimbing peserta didik untuk memahami,
menghayati dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai
individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat, menciptakan
memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang
menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi
peserta didik.

Untuk menciptakan tujuan tersebut, dinas pendidikan nasional


membuat suatu standar nasional pendidikan yang tertuang dalam
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional

1
pendidikan, meliputi: standar isi, standar proses, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan, standar sarana dan
prasarana, standar kompetensi lulusan serta standar pendidik dan
tenaga kependidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara penerapan Knowledge Management di


Universitas Muhammadiyah Gresik?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara penerapan Knowledge Management di


Universitas Muhammadiyah Gresik

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Knowledge Management Landscape

2.1.1 Dimensi Pengetahuan yang Penting

Data adalah aliran kejadian atau transaksi yang dicatat oleh


sistem suatu organisasi, dan bermanfaat hanya dalam transaksi
itu sendiri, dan tidak untuk yang lainnya. Untuk mengubah
informasi menjadi pengetahuan maka perusahaan harus
mengeluarkan sumber daya tambahan untuk menemukan pola-
pola, aturan, dan konteks di mana pengetahuan dapat berkeja.
Pengetahuan yang berada dalam pikiran karyawan yang belum
didokumentasikan disebut dengan pengetahuan tersirat,
sedangkan pengetahuan yang telah didokumentasikan
dinamakan pengetahuan eksplisit. Tanpa pengetahuan,
perusahaan akan kurang efisien dan kurang efektif dalam
memanfaatkan sumber daya dan terancam gagal.

2.1.2 Pembelajaran Organisasional dan Manajemen Pengetahuan

Seperti manusia, organisasi-organisasi menciptakan dan


mengumpulkan pengetahuan dengan menggunakan berbagai
macam mekanisme pembelajaran organisasional. Organisasi
yang belajar untuk menyesuaikan perilaku mereka
mencerminkan pembelajaran tersebut dengan menciptakan
proses bisnis yang baru dan dengan mengubah pola dalam
pengambilan keputusan manajemen. Proses perubahan ini
disebut dengan pembelajaran organisasional.

3
2.1.3 Rantai Nilai Manajemen Pengetahuan

Manajemen pengetahuan mengacu pada serangkaina proses


bisnis yang dikembangkan dalam suatu organisasi untuk
menciptakan, menyimpan, memindahkan, dan menerapkan
pengetahuan. Manajemen pengatahuan akan meningkatkan
kemampuan dari organisasi untuk belajar dari lingkungannya
dan untuk memadukan pengetahuan ke dalam proses bisnisnya.
Dalam kasus manajemen pengetahuan, seperti halnya investasi
dalam sistem informasi lainnya, nilai yang mendukung, struktur,
dan pola perilaku harus dibentuk untuk memaksimalkan tingkat
pengembalian atas investasi dalam proyek manajemen
pengetahuan.

2.1.4 Membangun Modal Organisasional dan Modal Manajemen:


Kolaborasi, Komunitas Praktik, dan Lingkungan Perkantoran

Selain aktivitas yang telah dijelaskan, para manajer dapat


membantu dengan cara mengembangkan peranan dan
tanggung jawab baru dalam organisasi untuk memperoleh
pengetahuan. Komunitas praktik adalah jaringan umum informal
yang terdiri atas profesioanl dan karyawan yang baik di dalam
maupun di luar perusahaan dengan minat dan kegiatan yang
sama.

2.1.5 Tipe Sistem Manajemen Pengetahuan

Sistem manajemen pengetahuan keseluruhan perusahaan


merupakan upaya keseluruhan perusahaan yang bertujuan
umum untuk mengumpulkan, menyimpan, mendistribusikan,
serta menerapkan isi dan pengetahuan digital. Sistem kerja
pengetahuan adalah sistem yang dikembangkan khusus untuk
para teknisi, ilmuwan, dan para pekerja di bidangn pengetahuan
lainnya yang bertugas memperoleh dan menciptakan

4
pengetahuan baru bagi perusahaan mereka. Manajemen
pengetahuan juga meliputi kelompok yang beraneka ragam dari
teknik kecerdasan seperti penelusuran data, sistem ahli, jaringan
neutral, logika fuzzy, algoritme genetika, dan agen intelegen.

2.2 Knowledge Management System untuk Perusahaan

2.2.1 Sistem Manajemen Konten Perusahaan

Sistem manajemen konten perusahaan membantu organisasi


untuk mengelola kedua tipe informasi tersebut, memiliki
kapabilitas untuk menangkap pengetahuan, penyimpanan,
pemulihan, distribusi, dan pemeliharaan untuk membantu
perusahaan dalam meningkatkan pemrosesan dan keputusan
bisnis mereka.

2.2.2 Sistem Jaringan Pengetahuan

Sistem jaringan pengetahuan membahas mengenai


permasalahan yang timbul ketika pengetahuan yang tepat tidak
dalam bentuk dokumen digital, tetapi sebagai gantinya berada
dalam memori para ahli individual dalam perusahaan.

2.2.3 Kolaborasi dan Alat Bantu Sosial serta Sistem Manajemen


Pengetahuan

Untuk sumber daya pegetahuan di luar perusahaan, social


bookmarking mempermudah untuk mencari dan berbagi
informasi dengan memungkinkan bagi para penggunanya untuk
menyelamatkan bookmark mereka pada laman web di situs web
public dan menandai bookmark tersebut dengan kata kunci.
Taksonomi yang diciptakan pengguna dirancang untuk berbagi
bookmark disebut dengan folksonomies. Sistem manajemen
pembelajaran menyediakan alat bantu bagi manajemen,

5
penelusuran, serta penilaian berbagai macam tipe pembelajaran
dan pelatihan bagi karyawan.

2.3 Tipe-Tipe Keputusan

Tipe Pengambilan keputusan (Decision making) adalah tindakan


manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.

Keputusan dibagi dalam 3 tipe, yaitu:

1. Keputusan Terprogram/Keputusan Terstruktur

Keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat


diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama
pada manjemen tingkat bawah. Contoh : keputusan pemesanan
barang, keputusan penagihan piutang,dll.

2. Keputusan Setengah Terprogram / Setengah Terstruktur

Keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-


ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini sering
bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta
analisis yang terperinci. Contoh Keputusan membeli sistem
komputer yang lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.

3. Keputusan Tidak Terprogram/ Tidak Terstruktur

Keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi.


Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk
pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk
didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari
lingkungan luar.

6
2.4 Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan secara rasional dan ilmiah pada


dasarnya meliputi tahapan sebagai berikut:

1. Pemahaman dan perumusan masalah,


2. Pengumpulan dan analisa data yang relevan,
3. Pengembangan alternatif-alternatif,
4. Evaluasi alternatif-alternatif,
5. Pemilihan alternative terbaik,
6. Implementasi keputusan, dan
7. Evaluasi hasil-hasil keputusan.
8. Inti dari proses pengambilan keputusan didasarkan pada intuisi,
rasional, fakta, wewenang, dan pengalaman dari diri sendiri.

2.5 Intelligent Technique untuk Pengambilan Keputusan

Artificial intelligence (AI) atau Kecerdasan buatan dan teknologi


basis data memberikan sejumlah teknik cerdas yang dapat digunakan
oleh berbagai organisasi untuk “menangkap” pengetahuan perorangan
dan pengetahuan kolektif, serta mengembangkan pengetahuan
tersebut.

Terdapat beberapa teknik kecerdasan, diantaranya yaitu:

1. Sistem Logika Fuzzy

Logika fuzzy adalah teknologi berbasis aturan yang dapat


merepresentasikan ketidak presisian, dengan menciptkan aturan
yang menggunakan nilai subjektif atau nilai yang mendekati (IF-
THEN). Jaringan saraf tiruan digunakan untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang kompleks dan sulit dipahami, di mana
sejumlah besar data mengenai masalah tersebut telah dikumpulkan
untuk mencari pola dan hubungan dalam data yang sangat besar
yang terlalu rumit dan sulit dianalisis manusia.

7
2. Neural Network

Jaringan saraf yang digunakan untuk memecahkan masalah


kompleks. Jaringan saraf menemukan pengetahuan ini dengan
menggunakan hardware dan software yang paralel dengan pola
pengolahan biologis atau otak manusia. Jaringan saraf “belajar”
pola dari besar jumlah data dengan memilah-milah data, mencari
hubungan, membangun model, dan mengoreksi ulang kesalahan
model sendiri.

3. Algoritme Genetik

Berguna untuk mendapatkan solusi optimal untuk masalah spesifik


dengan memeriksa sejumlah besar kemungkinan solusi untuk
masalah tersebut.

4. System Hybrid Al

Algoritma genetika, logika fuzzy, jaringan saraf, dan sistem pakar


dapat diintegrasikan ke dalam satu aplikasi untuk mengambil
keuntungan dari fitur terbaik dari teknologi ini yang disebut system
hybrid AI.

5. Teknologi Agen Inteligen

Membantu para pebisnis menjelajahi data yang besar untuk


menemukan dan mengambil tindakan informasi yang dianggap
penting. Agen inteligen adalah program peranti lunak yang bekerja
di latar belakang tanpa intervensi manusia secara langsung untuk
menjalankan tugas-tugas yang spesifik, berulang dan dapat
diprediksi.

8
BAB III
STUDI KASUS

Pada kajian pendidikan tinggi, knowledge selain merupakan unsur


pembentuk keunggulan bersaing yang berkesinambungan, knowledge juga
merupakan value yang diciptakan oleh perguruan tinggi untuk disampaikan
kepada konsumennya (Rowley, 2000). Dengan demikian, perspektif
knowledge pada perguruan tinggi mengandung pengertian penggalian
knowledge secara internal dan eksternal, baik sebagai sumber daya
maupun sebagai output dari proses pengembangan Knowledge
Management yang dijalankan oleh perguruan tinggi itu sendiri. Mengingat
kategori knowledge terbagi dua, yaitu Tacit Knowledge dan Explicit
Knowledge, Jillinda J. Kidwell menjelaskan bentuk keduanya di perguruan
tinggi.

Davenport (1998) membagi pelaksanaan knowledge management


dalam 4 proses utama, yaitu menyediakan tempat penyimpan knowledge,
memperbaiki akses pada knowledge, memajukan lingkungan knowledge,
dan mengelola knowledge sebagai aset. Pada proses menciptakan tempat
penyimpan knowledge, perguruan tinggi perlu menyediakan tempat
dokumen tercetak ataupun elektronik seperti skripsi, tesis, disertasi, hasil
penelitian dan publikasi, hasil-hasil kegiatan operasional layanan akademik
lainnya. Untuk memudahkan penyimpanan dan pengambilan kembali, perlu
diperbaiki akses dengan menggunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Saat ini sudah banyak teknologi yang mudah dan murah
sehingga tidak ada alasan bagi perguruan tinggi untuk tidak melakukannya.
Tantangan saat ini adalah pembentukan budaya menggunakan dan
memanfaatkan teknologi informasi seoptimal mungkin.

Setelah ada tempat penyimpanan dan kemudahan akses, maka


perguruan tinggi perlu mengembangkan organisasi yang mendorong
terbentuknya budaya knowledge creation, knowledge sharing, dan

9
knowledge utilization, beragam upaya dapat dilakukan, mulai dari
pemberian motivasi sampai dengan insentif. Bagian terakhir adalah
mengelola knowledge sebagai aset, artinya knowledge bisa diberi nilai yang
sama tinggi bahkan lebih dari nilai asset sebuah bangunan, fasilitas, dan
tangible asset lainnya. Perguruan tinggi akan melihat produk bahan ajar
yang dikembangkan melalui pemanfaatan knowledge management sebagai
aset yang berharga. Memanfaatkan Knowledge Management sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan akan meningkatkan kualitas
keputusan itu sendiri sehingga perguruan tinggi tidak mengulangi
kesalahan yang sama dari masa lalu.

Menurut Jillinda J. Kidwell, Knowledge Management di perguruan tinggi


digunakan dalam 5 proses utama, yaitu proses pengembangan produk dan
kurikulum; proses penelitian; proses layanan administrasi; proses layanan
mahasiswa dan alumni; serta proses layanan pada masyarakat

10
BAB IV
KESIMPULAN

Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tidak otomatis mampu


menerapkan Knowledge Management. Hal ini terkait dengan karakteristik
akademisi yang ada di perguruan tinggi serta ketidakpahaman pimpinan
perguruan tinggi akan pentingnya Knowledge Management. Knowledge
Management di perguruan tinggi sangat bermanfaat untuk meningkatkan
kualitas pelaksanaan 5 proses utama, yaitu proses pengembangan produk
dan kurikulum, proses penelitian, proses layanan administrasi, proses
layanan mahasiswa dan alumni serta proses layanan pada masyarakat.
Dengan kualitas yang meningkat, perguruan tinggi mendapatkan manfaat
yang besar, terutama untuk meningkatkan kinerjanya dan kemampuan
bersaing. Untuk dapat mengimplementasikan Knowledge Management di
perguruan tinggi, diperlukan perubahan mindset, terutama dalam
pengembangan tenaga dosen yang memerlukan perubahan peran baru
sebagai pelaku utama dari Knowledge Management.

11
DAFTAR PUSTAKA

Management Information Systems, MANAGING THE DIGITAL FIRM,


TWELFTH EDITION, karya Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon

Chapter 11.Managing Knowledge. Louden P.jane and Louden C.Kenneth .


2012.Prentice Hal

12

Anda mungkin juga menyukai