Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan
selanjutnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Padang, April 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak organisasi yang ingin membangun Sistem Informasi Manajemennya sendiri, dan
telah menyediakan dana yang cukup, tetapi ternyata usaha tersebut sering kali gagal.
Penyebabnya antara lain ialah: struktur organisasi keseluruhan yang kurang wajar, rencana
organisasi keseluruhan yang belum memadai, personil sistem yang tidak memadai, dan yang
terpenting adalah kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer
dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan system dan memotivasi
seluruh personil yang terlibat.

Para perancang sistem apabila akan mengembangkan Sistem Informasi Manajemen


hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak demikian,
maka sistem yang dihasilkan tidak efektif. Secara teoritis, komputer bukanlah persyarat
mutlak bagi sebuah Sistem Informasi Manajemen, namun dalam praktek agaknya menjadi
suatu kepercayaan bahwa Sistem Informasi Manajemen yang baik tidak akan berjalan lancar
tanpa bantuan kemampuan sebuah komputer.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka kami dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah,
sebagai berikut :

1. Bagaimana mengelola pengetahuan ?


2. Apa yang dimaksud manajemen pengetahuan?
3. Apa yang dimaksud sistem kerja pengetahuan?
4. Apa saja teknik-teknik kecerdasan?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak yang ingin
mempelajari lebih dalam tentang bagaimana melindungi sistem informasi.
KNOWLEDGE MANAGEMENT DAN INFORMASI

A. Knowledge

Pengertian Knowledge management secara umum menurut (DiMattia, Susan and


Oder, Norman, 1997) adalah mengakses, mengevaluasi, memanage, mengorganisir,
memfilter dan mendistribusikan informasi dengan tujuan bahwa hal tersebut berguna bagi
end user.

Menurut Liebowitz (1999), dalam penerapan knowledge management terdapat tiga


proses dasar yaitu:

1. Penciptaan pengetahuan
dilakukan dengan proses berikut ini :

Gambar 1 : Penciptaan Knowledge Management

Berdasarkan gambar di atas, proses penciptaan pengetahuan terdiri dari : socialization


(sosialisasi), externalization (eksternalisasi), combination (kombinasi), dan internalization
(internalisasi) atau biasa disingkat SECI.

a. Proses sosialisasi merupakan perubahan pengetahuan dari tacit knowledge ke tacit


knowledge. Proses sosialisasi dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka seperti
rapat, diskusi, pertemuan bulanan, pendidikan dan pelatihan (training) dengan
mengubah tacit trainier menjadi tacit knowledge para karyawan.
b. proses eksternalisasi merupakan perubahan pengetahuan dari tacit knowledge ke
explicit knowledge. Proses eksternalisasi dapat terwujud di antaranya melalui
pendokumentasian notulen rapat atau hasil diskusi (yang merupakan bentuk eksplisit
dari knowledge yang tercipta saat diadakannya pertemuan/sosialisasi) ke dalam
bentuk elektronik untuk kemudian disimpan dan dipublikasikan bagi yang
membutuhkan melalui sistem informasi yang ada di organisasi.
c. proses kombinasi terjadi ketika knowledge yang bersifat explicit ditransfer menjadi
explicit knowledge.
d. proses internalisasi terbentuk melalui perubahan explicit knowledge ke tacit
knowledge.

2. Pembagian Pengetahuan (Knowledge Sharing)


Menurut Subagyo (2007), berbagi pengetahuan merupakan salah satu metode atau salah
satu langkah dalam knowledge management yang digunakan untuk memberikan
kesempatan kepada anggota suatu kelompok, organisasi, instansi atau perusahaan untuk
berbagi ilmu pengetahuan teknik, pengalaman, ide yang mereka miliki kepada anggota
lainnya. Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) dilakukan dengan diskusi rutin,
workshop, magang, dan pertemuan virtual dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi. Sharing pengetahuan tidak dapat dilakukan tanpa adanya komunikasi lebih
dari satu arah.
3. Penerapan Pengetahuan (Knowledge Implementing)
Pengetahuan yang diciptakan melalui proses konversi pengetahuan SECI dan disebarkan
ke seluruh bagian dalam organisasi menjadi pengetahuan, selanjutnya akan
diimplementasikan dalam organisasi. Menurut Liebowitz (1999) penerapan pengetahuan
dapat berupa :
a. Patent, lisenses technology
b. Knowledge based customer services
c. Knowledge product and embedded technology
d. Separate KBS Application Product
e. Knowledge workers at all level.

1. Knowledge Management Di Organisasi Modern

Kemajuan dan perkembangan dari teknologi, telah mendorong organisasi modern untuk
tidak hanya berfokus pada kebutuhan informasi saja, tetapi sudah mulai mengarah pada
kebutuhan terhadap pengetahuan (knowledge). Knowledge dianggap sebagai suatu sumber
daya bagi orang-orang yang memegang peranan penting. Tetapi jika knowledge tersebut tidak
dijaga atau tidak digunakan dengan baik, maka knowledge tersebut akan menjadi sia-sia dan
bahkan mungkin knowledge tersebut akan hilang. Banyak organisasi modern yang
menerapkan knowledge management untuk menjaga agar knowledge tersebut tidak hilang
dan bisa di sharing dengan orang lain di perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan
sebuah aplikasi yang berbasiskan Knowledge Management System (KMS), untuk membantu
pengumpulan dan penyebaran knowledge secara optimal. Akan tetapi jika organisasi tersebut
belum dapat membentuk Knowledge Management System (KMS), setidaknya membentuk
sebuah knowledge management yang sederhana.

Dari pengertian konwledge diatas dapat disimpulkan bahwa Knowledge Management


merupakan sebuah kegiatan Mengakses, mengevaluasi, memanage, mengorganisir, memfilter
dan mendistribusikan informasi dengan tujuan bahwa hal tersebut berguna bagiend user.
Knowledge Management melibatkan perpaduan antara informasi internal dan external dan
merubahnya menjadi knowledge dengan menggunakan perangkat IT (DiMattia, Susan and
Oder, Norman, 1997).

Dengan kata lain knowledge management merupakan sebuah pendekatan sistematik


untuk memanage penggunaan informasi dengan tujuan untuk mengalirkan pengetahuan ke
orang yang tepat diwaktu yang tepat guna menunjang efesiensi dan efektifitas pembuatan
keputusan. Hal ini juga berlaku bada sebuah organisasi yang dimana, dengan adanya
knowledge management, sebuah organisasi tersebut dapat membuat kebijakan – kibajakan
dengan memanfaatkan sebuah pengetahuan yang pada mulanya pengetahuan itu muncul dari
sebuah informasi.

Sebuah knowledge management, berfungsi untuk mengembangkan keahilan dan produk


baru, ide yang lebih baik dan proses yang lebih efisien.Pengembangan knowledge
management meliputi semua usaha dari manajemen untuk memperoleh kompetensi yang
belum dimiliki atau untuk menciptakan kompetensi yang belum ada baik di dalam maupun di
luar organisasi. Akan tetapi terdapat beberapa hambatan dalam membangun Knowledge
Management yaitu hambatan dalam inovasi, perencanaan versus self-organization,
pengembangan knowledge yang tidak berkaitan, terjadi duplikasi, dan knowledge yang
semakin sulit untuk dilindungi, adapun solusi untuk mengatasi permasalahan atau
hambatannya adalah tetap fokus pada proses inti dari knowledge management.

2. Manfaat Knowledge Management System (KMS)

Manfaat menggunakan knowledge management system adalah tersedianya informasi ketika


dibutuhkan, membantu penyimpanan knowledge sehingga knowledge yang dimiliki tidak
hilang atau lenyap, sehingga hal itu akan membantu dalam mengurangi kesalahan.

a) Menciptakan pengetahuan

1. Meningkatkan kemampuan beradaptasi


Dengan penguasaan manajemen pengetahuan ini, maka setiap orang dalam sebuah
organisasi akan lebih mudah dalam melakukan adaptasi. Terutama atas segala
kejadian yang bisa mengakibatkan perubahan tertentu pada lingkungan bisnis.
2. Meningkatkan produktifitas karyawan
Pengetahuan yang telah tersedia bisa dimanfaatkan secara berulang guna
mengembangkan proses produksi atau mengembangkan produk perusahaan.
Dengan demikian tingkat produktifitas sebuah organisasi akan senantiasa
meningkat.

b) meningkatkan efisiensi pada proses dan cara kerja


1. Menambah jumlah jasa atau produk
Selain bisa meningkatkan jumlah jasa atau produk, juga bisa meningkatkan segala
kompetensi untuk melakukan inovasi. Dengan begitu segala produk atau jasa yang
sesuai dengan harapan konsumen bisa tercipta dengan cepat. Pada umumnya
tanggung jawab untuk selalu berinovasi adalah tugas bagian pengembangan dan
penelitian saja. Tapi dengan penerapan manajemen pengetahuan, maka tidak
hanya menjadi tugas dari bagian atau divisi itu saja. Tapi menjadi tanggung jawab
semua kelompok atau semua orang yang berada di dalam organisasi tersebut.
2. Menghemat kebutuhan biaya dan waktu
Karena telah tersedia sumber pengetahuan yang memadai dan terstruktur dengan
bagus, dengan demikian organisasi akan lebih mudah dalam menerapkan
pengetahuan itu guna perbaikan berbagai konteks.

3. Knowledge sharing

Knowledge sharing merupakan kegiatan untuk membantu orang bekerjasama,


memfasilitasi pertukaran pengetahuan mereka, meningkatkan belajar organisasi, dan
meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan individu dan tujuan organisasi Dyer dan
Nobeoka (2000). Selain itu Sharing pengetahuan adalah fungsi utama didalam manajemen
pengetahuan di antara individu atau kelompok yang ada di perusahaan. Dimana terdapat
proses individu saling bertukar pengetahuan baik implisit maupun eksplisit untuk kemudian
menciptakan ilmu pengetahuan baru. Setiap proses dalam sharing pengetahuan selalu
berhubungan dengan bagaimana mengumpulkan dan memberikan suatu informasi atau data
kepada orang lain. Melalui sharing pengetahuan yang dilakukan baik secara formal maupun
interaksi tersebut, para karyawan dapat berbagi ilmu atau informasi kepada sesama rekan
kerjanya. Di samping itu, mereka dapat menyampaikan gagasan-gagasan cemerlangnya
kepada perusahaan untuk memberi masukan bagi peningkatan kinerja perusahaan. Jika
karyawan mampu berbagi terhadap karyawan lainnya maka mereka akan mendapatkan
keuntungan dari pengetahuan tersebut. Karyawan yang terlibat dalam kerja dan mengelola
proyek dapat mengakses berbagai informasi dengan sangat mudah jika mereka sharing
pengetahuan.

Menurut Tobing (2007) inti dari manajemen pengetahuan adalah knowledge sharing atau
knowledge transfer, karena melalui knowledge terjadi peningkatan value dari knowledge
yang dimiliki oleh suatu organisasi. Apabila seseorang melakukan knowledge sharing maka
tidak akan kehilangan knowledge yang dimilikinya, tetapi justru melipatgandakan nilai dari
knowledge tersebut.

Selain hal diatas terdapat juga manfaat yang diperoleh dengan adanya sharing
pengetahuan di organisasi yaitu munculnya inovasi, mengurangi biaya, dan mencegah
melakukan kesalahan yang sama. Meskipun demikian, untuk sharing pengetahuan yang
efisien dalam organisasi merupakan hal yang tidak mudah.

Oleh sebab itu Sharing knowledge diawali dari interaksi antar individu akan membentuk
suatu kelompok atau group kerja di perusahaan, sedangkan kelompok kerja yang memiliki
keahlian disebut dengan istilah team work (Nelson & Tonks, 2007). Kelompok kerja perlu
dikembangkan untuk dapat memberikan agar antara karyawan dapat berkomunikasi dan
memiliki hubungan yang baik di dalam departemennya, antar departemen dan antar
organisasi (Adejimola, 2008). Komunikasi yang baik di dalam organisasi akan meningkatkan
hubungan kerja yang intens dan cepat tidak adanya batasan-batasan antara individu dengan
individu maupun antara departemen dengan departemen dalam organisasi sehingga tercipta
hubungan kerja yang efektif dan akan menjadi team work yang kuat dan menciptakan budaya
kerja sehingga memberikan kinerja pada organisasi (Banerjee, 2003).

B. Sistem Kerja Pengetahuan

Pekerja Pengetahuan dan Kerja Pengetahuan

Pekerja Pengetahuan adalah orang-orang yang merancang produk atau jasa dan menciptakan
pengetahuan untuk organisasi.Pekerja Pengetahuaan melakukan tiga peran kunci yang sangat
pentingbagi organisasi dan untuk manajer yang bekerja dalam organisasi, yaitu :

1. Menjaga aliran pengetahuaan dalam perusahaan seiring denganperkembangan


perusahaan dalam teknologi sain, pemikiran sosial dan seni.
2. Bertugas melayani sebagai konsultan internal mengenai pengetahuankhusus mereka,
berbagai perusahaan yang terjadi dan kesempatanyang muncul.
3. Bertindak sebagai agen perubahan, mengevaluasi, merintis danmendukung proyek-
proyek perubahan.

Persyaratan Sistem Kerja Pengetahuan

Pekerja pengetahuan memerlukan sistem kerja pengetahuan yang sangat spesifik dengan
grafis, alat bantu analisis, dan kemampuan komunitas dan manajemen dokumen yang
canggih.

Sistem ini memerlukan kekuatan komputasi mendasar untuk menangani grafik-grafik yang
rumit atau perhitungan yang kompleks yang dibutuhkan oleh pekerja pengetahuan, seperti
penelitian ilmiah, perancang produk, dan analisis keuangan. Karena pekerja pengetahuan
sangat fokus pada pengetahuan di dunia eksternal, sistem ini juga harus memberikan
kemudahan dan kecepatan mengakses basis data eksternal.

Sistem kerja pengetahuan membutuhkan link yang kuat kepada basis pengetahuan eksternal
selain juga perangkat keras dan peranti lunak khusus.

 Contoh Sistem Kerja Pengetahuan


 Desain Berbantu Komputer (CAD)

Membuat proses penciptaan dan revisi rancangan menjadi otomatis, dengan menggunakan
komputer dan peranti lunak grafis yang rumit. Untuk melakukan modifikasi rancangan
dengan metode rancangan yang lebih tradisional, dibutuhkan cetakan dan purwarupa dari
setiap modifikasi agar dapat diuji secara fisik. Langkah-langkah ini harus diulangi beberapa
kali, sehingga menghabiskan banyak waktu dan biaya. Dengan menggunaka workstation
perancangan, para perancanagan hanya perlu membuat purwarupa fisik saat proses
perancangan hampir selesai, karena rancangannya dapat dengan mudah diuji dan diubah-ubah
oleh komputer.

Computer Aided Design adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk
atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis
maupun simbol-simbol yang memiliki makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi
dan gambar 3 dimensi.

Berawal dari menggantikan fungsi meja gambar kini perangkat lunak CAD telah berevolusi
dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE (Computer Aided Engineering) dan CAM
(Computer Aided Manufacturing. Integrasi itu dimungkinkan karena perangkat lunak CAD
saat ini kebanyakan merupakan aplikasi gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling.
Solid model memungkinkan kita untuk memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita
buat secara realistik. Selain itu model mempunyai properti seperti massa, volume, pusat
gravitasi , luas permukaan dll.

Sistem Realitas Virtual

Sistem yang memiliki kemampuan visualisasi, penerjemahan, dan simulasi yang lebih yang
jauh melebihi sistem desai berbantu komputer. Sistem ini menggunkan peranti lunak grafis
interaktif untuk menciptakan simulasi buatan komputer yang sangat mirip dengan kenyataan
hingga para pengguna hampir mempercayai bahwa mereka berada dalam dunia nyata. Dalam
kebanyakan sistem realitas virtual, pengguna mengenakan pakaian, perlengkapan kepala, dan
peralatan khusus lainnya, bergantung pada aplikasinya. Pakaian tersebut memiliki sensor
yang mencatat gerakan pengguna dan segera mengirimkan informasi ke komputer, Sebagai
contohnya, untuk berjalan dalam realitas virtual sebuah rumah, Anda memerlukan pakaian
yang dapat memantau gerakan kaki, tangan, dankepala Anda.

Virtual Reality Modeling Language (VRML)

VRML adalah seperangkat spesifikasi untuk model interaktif tiga dimensi dalam World Wide
Web yang dapat menangani berbagai jenis media, termasuk animasi, gambar dan audio,
untuk menempatkan pengguna dalam lingkungan dunia nyata yang disimulasikan. VRML
tidak memerlukan platform tertentu, bekerja pada komputer desktop dan membutuhkan
bandwidth yang kecil.

Workstation Investasi

Sistem ini khusus untuk mendayagunakan pengetahuan dan waktu dari para pialang,
pedagang, dan manajer portofolio. Perusahaan seperti Merrill Lynch dan USB financial
Service telah memasang workstation investasi yang menggabungkan cakupan data yang luas,
baik dari sumber internal maupun dari sumber eksternal, termasuk data kontak manajemen,
data real-time, riwayat pasar, dan laporan penelitian.
C. Teknik – TeknikKecerdasan

Kecerdasanbuatandanteknologi basis data memberikansejumlahteknikcerdas yang


dapatdigunakanolehberbagaiorganisasiuntuk “menangkap”
pengetahuanperoranagandanpengetahuankolektif,
sertamengembangkanpenegtahuantersebut. Sistem-sistemahli, penalaranberbasiskasus,
danlogika fuzzy digunakanuntukmenangkappengetahuan yang tersembunyi.
Jaringansaraftiruandanpenggalian data digunakanuntukpenemuanpengetahuan,
algometrikgenetik, sistem AI hibra, danageninteligen.

1. MenangkapPengetahuan: SistemAhli
Sistemahliadalahteknikcerdasuntukmenangkappengetahuan yang
tersembunyidalamkeahlianmanusia yang sangatspesifikdanterbatascakupannya.
Sisteminimenangkappengetahuandaripekerjapakardalambentukserangkaianaturandalamsi
stemperantilunak yang dapatdigunakanoleh orang lain dalamorganisasitersebut.
Serangkaianaturandalamsistemahliditambahkankedalam 
memoriataupembelajaranperusahaan.

2. BagaimanaSistemAhliBekerja
Sistemahlimembuat model pengetahuanmanusiamenjadiserangkaianaturan yang
secarakolektifdisebut basis pengetahuan. Sistemahlimemilikijumlahaturanmulaidari
200 sampaibeberaparibu, bergantungpadakompleksitaspermasalahnnya. Aturan-
aturantersebutjauhlebihmengakardansalingterhubungsatusama lain dibandingkan
program perantilunak yang biasanya.

3. ContohSistemAhli yang Sukses


Sistemahlimemberikanbanyakkeuntunganbagiperusahaan,
termasukdiantaranyapengambilankeputusan yang lebihbaik, pengurangankesalahan,
penguranaganbiaya, penguranganwaktupelatihan, dantingkatkualitassertalayanan yang
lebihbaik. BerikutadalahbeberapaContohnya:

Countrywide Funding Corporation di Pasadena, California,


menggunakansistemahliuntukmeningkatkankualitaskeputusan yang
dibuatmengenaipemberianpinjaman. Perusahaan
pemberipinjamaninimempekerjakansekitar 400 penanggungpinjaman di 150 kantor
yang tersebar di AS. Perusahaan tersebutmengembangkansistemahliberbasis PC di
tahun 1992 untukmembuatkeputusankelayakanpemberipinjamantahapawal.
Perusahaan inimengalamipertumbuhan yang amatpesat, terusberkembangdaningin
agar
sistemnyadapatmenjaminkonsistensidalammenghasilkankeputusanmengenaipemberipi
njamandenagnkualitas yang baik.

4. Pengetahuanorganisasiinidapatditangkapdandisimpandenganmengguanakanpenalaran
berbasiskasus.
Dalampenalaranberbasiskasus, deskripsidaripengalamanmasalaluseorangspesialis
yang direpresentasikansebagaicontohkasusdisimpandalam basis data
untukdigunakankembali di
suatuwaktupadasaatseorangpenggunaberhadapandengankasusbarudengan parameter
yang serupa. Sisteminimencaridalam basis data kasus yang
memilikikarakteristikmasalah yang serupadengankasusbaru, menemukankasus yang
paling tepat, danmenerapaknsolusikasus lama padakasusbaru. Solusi yang
suksesdiberitandauntukdigunakankembalipadakasusbaru,
dankeduanyadisimpanbersamadengankasus-kasuslainnyadalam basis pengetahaun.
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Belajar dalam era pengetahuan seperti sekarang ini sangatlah berbeda dengan belajar di
masa lalu. Saat ini kita dituntut untuk belajar baik sendiri maupun bersama dengan cepat,
mudah dan gembira, tanpa memandang waktu dan tempat. Hal ini mendorong
berkembangnya konsep organisasi belajar (learning organization) yang menyatukan antara
proses belajar dan bekerja. Disisi lain pengetahuan yang melekat pada anggota suatu
organisasi juga perlu diuji, dimutahirkan, ditransfer, dan diakumulasikan, agar tetap memiliki
nilai. Hal ini menyebabkan para pakar manajemen mencari pendekatan untuk mengelola
pengetahuan yang sekarang dikenal dengan manajemen-pengetahuan atau knowledge
management (KM).

Dengan demikian disamping lembaga pendidikan perlu mengaplikasikan manajemen


pengetahuan dimana pembelajaran menjadi hal yang penting di dalamnya, juga harus
menjadikan peserta didiknya menjadi manusia pembelajar yang akan tetap mampu dalam
menghadapi perubahan yang terus bergerak dengan cepat. Hal ini didasari oleh kenyataan
bahwa pendidikan yang dilakukan di sekolah dalam arti transfer ilmu pengetahuan tidak
akan memadai untuk menghadapi kecepatan perubahan, oleh karena itu peserta didik mesti
dibina menjadi orang yang selalu belajar sehingga dapat terus adaptif dan antisipatif
terhadap perubahan, sehingga perubahan yang terjadi dapat memberi manfaat bagi
kehidupannya.

B. SARAN
Bahwa belajar manajemen pengetahuan sangat berguna karena akan di terapkan, bagi
seorang pemimpin, memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.
Daftar pustaka:

Tobing, Paul L. “Knowledge Management Konsep, Arsitektur, dan Implementasi”,

Graha Ilmu - Yogyakarta, 2007

Sangkala. “Knowledge Management”, PT Raja Grafindo Persada - Jakarta. 2007

Davenport, T.H, and Perusak, L. “Working Knowledge”, Harvard Bussiness School

Press, 1988

Ninaka, Ikujiro, and Horataka, Takeuchi. “The Knowledge Creating Company, How

Japanes Companies Create The Dinamyc Of Innovation”, Oxford : Oxford University


Press, 1995

Anda mungkin juga menyukai