Anda di halaman 1dari 12

APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Nama Anggota Kelompok 7:


M Dandi Arfin Pratama (63040210175)
Tsabit Abdul Ghany (63040210179)
Erlina Dia Armada (63040210182)

ABSTRAK

Dalam suatu organisasi, Aplikasi Sistem Informasi Manajemen merupakan faktor yang sangat
menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Teknologi
informasi yang sedang berkembang akan membawa perubahan yang cukup signifikan. Peran
sistem informasi manajemen pada saat ini memang sangat dibutuhkan dengan melihat kemajuan
teknologi yang begitu pesat. Pengaplikasian sistem informasi dapat disesuaikan dan dirancang
dengan kebutuhan sekolah masing-masing untuk dapat menunjang perusahaan atau lembaga.
Diterapkannya sistem informasi merupakan suatu hal yang dapat dikatakan jauh lebih baik dalam
menghadapi era digital. Dengan cara bagaimana kita mengenal knowledge management
landscape, knowledge manajemen system, tipe-tipe keputusan, proses pengambilan keputusan
dan Teknik pengambilan keputusan.
Kata Kunci: Aplikasi Sistem Informasi Manajemen, Teknologi.

1. PENDAHULUAN
Perkembangan pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk
memudahkan bagi manusia dalam melakukan pembaruan untuk memanfaatkan teknologi
pada proses pembelajaran dalam perkembangan dunia teknologi di Indonesia yang dapat
menjadi potensi sangat bagus untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Ilmu
pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan signifikan sehingga hal tersebut rus
didukung oleh sumber daya manusia yang harus mampu menerapkannya. salah satu
diantaranya yakni bidang teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi
beberapa tahun belakangan ini mengalami perkembangan dengan kecepatan yang cukup
tinggi.
Bidang yang mendapatkan dampak yang cukup signifikan dengan adanya
perkembangan kemajuan teknologi ini yakni terdapat pada bidang pendidikan, karena
pada dasasrnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari
pendidik kepada peserta didik yang berisikan mengenai informasi seputar pendidikan
yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi serta media sebagai sarana
penyajian ide gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik tersebut (Oetomo dan
Dharma 2002). Untuk mengatasi permasalahan yang ada keterkaitannya dengan bidang
pendidikan yang bisa dilakukan yakni dengan cara melakukan pemanfaatan teknologi
informasi dalam bidang pendidikan melalui suatu sistem informasi manajemen. Dengan
adanya pemanfaatan perkembangan teknologi informasi maka bisa menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas dengan melakukan perbaikan kondisi pendidikan.
Aplikasi sendiri merupakan suatu perangkat lunak yang saat ini berkembang paling
depan yang terdapat pada sebuah sistem yang digunakan untuk melakukan pengolahan
data menjadi sebuah informasi yang bermanfaat bagi orang-orang serta sistem yang
berkaitan. Menurut Dhanta (2009:32) menyatakan bahwa aplikasi merupakan software
yang dibuat oleh perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas tertentu seperti
microsoft excel dan microsoft word. Terdapat pendapat lain menurut Anisyah (2009)
mengemukakan bahwa aplikasi merupakan suatu sistem rangkaian untuk melakukan
penambaha data, penerapan, dan penggunaan. Dari paparan pendapat diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa aplikasi merupakan suatu software yang berfungsi untuk membantu
mempermudah berbagai bentuk pekerjaan salah satunya seperti penambahan data.

2. PEMBAHASAN
1. Knowledge Management Landscape
Berdasarkan Stair dan Reynolds (2010), Aplikasi sistem informasi manajemen
dapat diartikan sebagai suatu set komponen yang saling terkait yang mengumpulkan,
memanipulasi, menyimpan, dan menyebarkan data dan informasi dan memberikan
mekanisme umpan balik untuk memenuhi suatu tujuan. Sistem Informasi juga dapat
diartikan sebagai kumpulan komponen yang saling berhubungan, yang digunakan
untuk mengoleksi, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan tertentu (Satzinger et al, 2009). Selain itu, menurut
O’Brien dan Marakas (2011) sistem informasi dapat dikategorikan kombinasi dari
orang, hardware software, jaringan data komunikasi, dan prosedur yang disimpan,
diterima, diubah dan disebarluaskan didalam sebuah organisasi.
Menurut Robbins dan Coulter (2012), management adalah kegiatan koordinasi
dan pengawasan aktivitas suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat selesai
dengan efektif dan efisien. Management mempunyai empat fungsi dasar antara lain:
a. Planning
Mencakup proses perumusan sasaran dan tujuan organisasi, menetapkan suatu
strategi untuk mencapai sasaran dengan menyusun rencanan untuk
mengintegrasikan serta mengkoordinasikan aktivitas- aktivitas.
b. Organizing
Mencakup proses menentukan pekerjaan apa dan seperti apa kegiatan-
kegiatannya, siapa dan dengan siapa, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikerjakan, bagaimana dengan alur komunikasi, dan apa keputusan yang
diambil.
c. Leading
Mencakup tentang cara memimpin, memotivasi karyawan, memberi
pengarahan, menyeleksi saluran komunikasi yang efektif dan memcahkan
suatu masalah untuk mencapai tujuan perusahaan.
d. Controlling
Mencakup kegiatan memantau dan mengawasi aktivitas-aktivitas yang ada
untuk memastikan bahwa semua mencapai apa yang telah direncanakan dan
mengkoreksi penyimpangan-penyimpangan serta kesalahan.

2. Knowledge Management System


Sistem merupakan suatu elemen dan komponen yang berinteraksi untuk mencapai
tujuan tertentu. Hubungan tersebut menentukan bagaimana sistem tersebut bekerja
mulai dari input, mekanisme proses, output, hingga feedback (Stair dan Reynold,
2010). Sedangkan menurut Satzinger et al (2009), sistem dapat diartikan sebagai
koleksi komponen yang saling berhubungan dan berfungsi secara bersama-sama
untuk mencapai tujuan. Dalkir (2011) mengungkapkan bahwa sistem adalah suatu set
elemen yang saling berhubungan dan merupakan entitas yang terdiri dari setidaknya
dua elemen dan satu relasi yang memegang antar masing-masing elemen dan
setidaknya satu set lainnya.
Menurut Jashapara (2011). Knowledge Management Sistem adalah suatu proses
pembelajaran yang baik, berhubungan dengan eksplorasi, eksploitasi, dan saling
berbagi pengetahuan dengan manusia dan teknologi tepat guna serta lingkungan
budaya organisasi untuk meningkatkan modal intelektual. Sedangkan menurut Grey
yang dikutip oleh Dalkir (2011) knowledge kanagement adalah pendekatan
kolaboratif dan terpadu untuk menciptakan, menangkap, organisasi, dan penggunaan
suatu aset intelektual perusahaan. Menurut Broadbent yang dikutip Dalkir (2011)
knowledge management adalah pemahaman aliran informasi dalam organisasi dan
penggunaanya dalam pembelajaran organisasi sebagai dasar pengetahuan.
a. Jenis-Jenis Knowledge
Berdasarkan Polanyi yang dikutip dari Dalkir (2011), jenis-jenis knowledge ada 2
yaitu:
1. Tacit knowledge
Merupakan suatu bentuk pengetahuan yang sulit untuk diartikan dalam bentuk
kata, teks maupun gambar. Tacit knowledge mencerminkan apa yang ada
didalam pikiran seseorang.
2. Explicit Knowledge
Merupakan konten representasi yang telah ditangkap dalam berberapa sumber.
explicit knowledge berupa sesuatu yang berwujud atau dituliskan kesuatu
media.
b. Perbedaan Tacit dan Explicit Knowledge
Tabel 1.1 Perbedaan Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge

Tacit Explicit
Kemampuan untuk beradaptasi, mampu Mampu untuk menyebarkan,
menghadapi situasi baru dan luar biasa. menggandakan, untuk mengakses
dan menerapkan keseluruhan
organisasi.
Sistem pakar, know-how, know-why, Kemampuan untuk mengajar dan
care-why melatih.
Mampu untuk mengkolaborasikan, Mampu untuk mengatur,
berbagai visi, dan mentransmisikan mengsistematisasi, menerjemahkan visi
budaya. kedalam pernyataan misi, untuk menjadi
pedoman operasional.
Proses pelatihan untuk mentransfer Mentransferkan pengetahuan lewat
pengetahuan dari suatu pengalaman produk pelayanan, dan proses peng
dokumentasian.

Sumber: Dalkir(2021)

c. Knowledge management cycle dapat dikategorikan kedalam 3 (tiga) kunci


tahapan utama:
1. Knowledge capture dan creation
2. Knowledge sharing dan dissemination
3. Knowledge acquisition dan application

Gambar 1.1 An Integrated KM Cycle


Sumber: Dalkir (2011)

Knowledge capture mengacu pada identifikasi dan kodifikasi dari pengetahuan


internal yang telah ada, dan pengetahuan dalam organisasi serta pengetahuan external
dari lingkungan sekitar. Knowledge creation adalah pengembangan pengetahuan baru dan
tahu bagaimana membuat sesuatu yang tidak ada didalam perusahaan sebelumnya. Ketika
knowledge disimpan dengan cara ini, langkah penting berikutnya harus berupa bentuk
penilaian terhadap kriteria seleksi yang akan mengikuti tujuan organisasi.
Langkah berikutnya adalah knowledge sharing dan dissemination. Pada tahap ini
knowledge yang telah didapatkan kemudian dipublikasikan dan disebarkan kedalam
organisasi atau suatu lingkup tertentu.
Setelah knowledge disebarkan maka fase selanjutnya adalah knowledge
acquisition dan application. Pada fase ini knowledge digunakan kembali untuk
mempromosikan efisiensi, dan cara yang lebih efektif dalam melakukan sesuatu.
Knowledge application mengacu kepada penggunaan knowledge yang telah ditangkap
atau dibuat, dan dimasukan ke dalam KM cycle.
Di dalam transisi dari knowledge capture atau creation ke knowledge sharing dan
dissemination, ada assess dimana isi dari knowledge ini dinilai. Knowledge ini kemudian
dibuat kontekstual untuk lebih mudah dipahami (acquired) dan digunakan (application).
Pada tahap ini maka akan dibalikan lagi ketahap pertama untuk melakukan update isi
knowledge (Dalkir, 2011).

3. Manfaat Implementasi Knowledge Manajemen


Menurut Dalkir (2011), knowledge manajemen menyediakan manfaat-manfaat sebagai
berikut :
1. Individual
a) Membantu setiap individu dalam pekerjaanya untuk membantu suatu
keputusan serta pemecahan masalah.
b) Membangun ikatan komunitas dalam suatu organisasi.
c) Membantu setiap orang agar tetap up to date.
d) Menyediakan kesempatan dan peluang untuk berkontribusi.
2. Kominitas
a) Membangun kemampuan – kemampuan profesional.
b) Meningkatkan prose belajar mengajar.
c) Memfasilitasi jaringan dengan baik dan bisa berkolaborasi.
d) Membangun kode etik profesi untuk dipatuhi oleh para anggota.
3. Organisasi
a) Membantu dalam menjalankan strategi.
b) Membantu memecahkan masalah secara cepat.
c) Menjalankan praktik kerja terbaik.
d) Meningkatkan pengetahuan yang tertanam dalam produk dan layanan.
e) Memungkinkan organisasi untuk menjadi lebih baik dalam menghadapi
persaingan.
f) Membangun memori organisasi.

4. Tipe-Tipe Keputusan dalam Aplikasi Informasi Manajemen


Tipe Pengambilan keputusan (Decision making) adalah tindakan manajemen
dalam pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram atau keputusan terstruktur
Keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan
terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah.
Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
2. Keputusan setengah terprogram atau setengah terstruktur :
Keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan
sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini sering bersifat rumit dan membutuhkan
perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.
Contoh: Keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih, keputusan alokasi
dana promosi.
3. Keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur :
Keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini
terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak
terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya
berasal dari lingkungan luar.

5. Proses Pengambilan Keputusan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen


Sebagaimana dikemukakan bahwa pengambilan keputusan pada dasarnya adalah
pemilihan salah satu diantara berbagai alternatif yang tersedia. Untuk dapat menentukan
pilihan terbaik, perlu dilakukan penilaian terhadap berbagai alternatif yang ada dan
setelah itu diikuti tindakan yang merupakan pelaksanaan dari keputusan yang telah
diambil. Secara agak rinci tahap-tahap peng-ambilan keputusan dapat digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 2.1 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan

1. Identifikasi Masalah
Keputusan diambil bermula dari dirasakannya masalah yang menghendaki
pemecahan. Tidak jarang, apa yang langsung dirasakan dan dilihat sebenarnya bukan
merupakan masalah pokok melainkan sekedar gejala atau mungkin akibat yang
timbul dari masalah pokok yang sesungguhnya. Apabila pengenalan masalahnya
keliru maka keputusan yang diambil tidak akan efektif sebab tidak memecahkan inti
masalahnya. Dalam bidang organisasi, kemampuan untuk dapat mengenal masalah
dengan benar ini sa- ngat penting sebab masalah-masalah yang sesungguhnya
dihadapi sangat kompleks. Kecuali menyang- kut mekanisme kerja, organisasi
menghadapi pula faktor manusia yang sukar diprediksi
2. Pengembangan Alternatif
Terhadap suatu masalah yang timbul pada umumnya dapat dilaku- kan berbagai cara
pemecahan. Setiap cara pemecahan mengandung kelebihan dan kelemahan tertentu.
Untuk dapat mengambil keputusan yang paling menguntungkan perlu dikembangkan
sejumlah pilihan. Terhadap pilihan yang dikembangkan, diidentifikasi kelebihan-
kelebihan dan kekurangan-kekurangannya, yaitu berbagai aspek yang diperkirakan
akan mempengaruhi efektivitas organisasi mencakup aspek-aspek: ekonomi, moral,
lingkungan, kelang- sungan hidup, dan berbagai aspek lain yang relevan.
3. Penilaian terhadap Alternatif Pemecahan
Sebelum menentukan pilihan alternatif yang akan diambil, terlebih dahulu dilakukan
penilaian terhadap berbagai alternatif yang tersedia. Pertimbangan yang digunakan
untuk melakukan penilaian terutama menyangkut segi-segi yang menguntungkan dan
merugikan masing-masing alternatif.
4. Penentuan Tujuan Alternatif
Bentuk pengambilan keputusan sebenarnya ialah pemilihan alternatif yang dinilai
paling tepat dan paling baik di antara berbagai alternatif yang tersedia. Pemilihan
alter- natif merupakan tindak lanjut dari penilaian setelah mempertimbangkan
berbagai keuntungan dan kerugian. Karena setiap alternatif mengandung keuntungan
dan kerugian, maka pilihan yang diambil adalah pilihan yang optimal, yaitu masih
memberikan keuntungan (meskipun tidak maksimal) tetapi tidak menimbulkan
kerugian yang berarti.
5. Pelaksanaan Pilihan
Alternatif yang dipilih baru memiliki nilai keputusan setelah dilaksanakan.
Pelaksanaan alternatif dapat melibatkan seluruh anggota organisasi, dapat pula hanya
sebagian dari mereka, tergantung pada jenis keputusan yang diambil.
6. Pemantauan terhadap Pelaksanaan
Agar keputusan yang telah diambil dan kemudian dilaksanakan mencapai sasaran
yang telah ditentukan, pelaksanaannya perlu dipantau. Dari kegiatan pemantauan itu
di- peroleh umpan balik yang berguna dalam menyempurnakan kegiatan selanjutnya
sehingga keputusan yang telah diambil tersebut memberikan hasil yang diharapkan.

Pengambilan keputusan di dasarkan pada lima hal, yaitu:


1) Intuisi,
2) Pengalaman,
3) Fakta,
4) Wewenang, dan
5) Rasional,
Kelima hal ini saling berhubungan dan berkaitan sehingga tidak dapat
dipisahkan atau hanya digunakan salah satu saja. Selain dasar dalam pengambilan
keputusan, perlu juga memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan. Adapun factor-faktor yang dimaksud adalah:
1) Posisi atau kedudukan,
2) Masalah,
3) Situasi,
4) Kondisi, dan
5) Tujuan.
Untuk menghindari kesalah dalam pengambilan keputusan hendaknya pimpinan
lembaga atau perusahaan dasar-dasar dan faktor-faktor diatas. Pengambilan keputusan
tentu diharapkan mampu membawa perubahan yang lebih baik dan tidak menjadikan
suatu perusahaan tertinggal dengan adanya kemajuan teknologi.

6. Teknik Untuk Pengambilan Keputusan


Dalam studi tentang pengambilan keputusan dikenal tiga teori yaitu: teori
probabilitas, teori utilitas, dan teori permainan (Harrison, 1992: 219- 252) Teori
probabilitas didasarkan pada peluang hasil bila dalam periode waktu tertentu suatu
kejadian diulangulang. Teori utilitas didasarkan pada seberapa besar manfaat yang
diperoleh dari sebuah kejadian yang dipilih. Teori permainan digunakan apabila seorang
pengambil keputusan tidak mengetahui sutiasi dan kondisi yang riil, dan biasanya
digunakan dalam situasi konflik. Menurut (Muhdi et al., 2017)Berdasarkan teori
pengambilan keputusan tersebut, terdapat beberapa teknik pengembilan keputusan yang
merupakan perpaduan dari teori probabilitas dan teori utilitas. Pertama, teknik
pengambilan keputusan expected values.
Teknik ini mempertimbangkan kemungkinan munculnya kejadian dan
kemungkinan hasil. Kombinasi dua kemungkinan tersebut menghasilkan nilai moneter
yang diharapkan. Kejadian yang memiliki nilai moneter paling tinggi akan menjadi
pilihan seorang pengambil keputusan. Kedua, teknik pengambilan keputusan payoff
tables. Teknik ini memperhitungkan alternatif kejadian yang muncul dan alternatif situasi
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Kombinasi kedua alternatif tersebut
akan memberikan gambaran hasil moneter yang berbeda-beda. Kejadian yangmemberi
hasil maksimal akan menjadi pilihan seorang pengambil keputusan untuk memecahkan
masalah. Ketiga, teknik pengambilan keputusan decision trees. Keputusan dilakukan
dengan cara membuat anatomi sebuah pohon yang terdiri dari titik dan cabang. Penilaian
kejadian dimulai dari titik dengan melewati cabang, setiap cabang mengambarkan
kemungkinan keberhasilan sebuah kejadian Semakin besar kemungkinan
keberhasilannnya akan menjadi pilihan seorang pengambil keputusan.
Adapun teknik pengambilan keputusan yang lainnya antara lain adalah
1. Teknik Partisipatif
Teknik partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan gaya kemimpinan
demokratis dan kebanyakan berorientasi pada perilaku, Sebagai teknik pengambilan
keputusan, partisipatif mencakup individu atau kelompok dalam proses.
2. Teknik pengambilan Keputusan Kelompok
Teknik pengambilan keputusan kelompok membantu pimpinan untuk mengambil
keputusan lebih efektif.
3. Teknik Delphi
Teknik Delphi pertama kali dikembangan kurang lebih tahun 1950 an Teknik
tersebut baru dipopulerkan akhir- kahir ini yaitu awal tahun 2000 nan sebagai teknik
pengambilan keputusan kelompok untuk prediksi jangka panjang.
4. Teknik Kelompok Nominal
Dalam pengambilan keputusan teknik pendekatan kelompok nominal dikembangkan
menjadi teknik khusus.

Implikasi teknik keputusan yang digunakan oleh pimpinan adalah pada sejauh
mana keputusan yang diambil tersebut efektif dan dapat dilaksanakan. Pimpinan atau
pengambil keputusan cenderung menggunakan beberapa teknik dan model pengambilan
keputusan disesuaikan dengankasus dan situasi dalam pengambilan keputusan tersebut.
Biasanya pimpinan mengandalkan lebih dari satu gaya keputusan dan hal ini akan
bervariasi menurut pekerjaan, tingkat kerja, dan budaya, teknik tersebut merupakan
indikator untuk menentukan kekuatan dan kelemahan pembuat keputusan.

3. KESIMPULAN

Aplikasi Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu metode aplikasi yang


berfungsi untuk membantu mempermudah berbagai bentuk pekerjaan salah satunya
seperti penambahan data. Pemahaman mengenai manajemen landscape, manajemen
system, tipe-tipe keputusan, proses pengambilan keputusan dapat memberi dampak yang
positif dalam penerapannya dan disesuaikan dengan kebutuhan di perusahaan atau
lembaga sehingga apa yang dibutuhkan didalamnya bisa menunjang efektivitas kegiatan
serta dapat memudahkan dalam menjalin relasi dengan pihak eksternal karena pada
dasarnya aplikasi system informasi manajemen dapat menerima, mengolah, dan
mengeluarkan suatu informasi yang akurat.
Aplikasi sistem informasi manajemen mempunyai peranan yang cukup penting yang
mana pada saat ini kemajuan teknologi akan membawa perubahan pada dunia pekerjan
sehingga harus mengikuti perkembangan itu. Mengingat layanan layanan informasi
merupakan suatu hal yang efektif untuk meningkatkan sekolah yang berkualitas. Dalam
penerapannya harus diikuti dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas agar bisa mengoperasikan dengan maksimal dan memanfaatkannya dengan
mudah sesuai dengan kebutuhan. Implikasi teknik keputusan yang digunakan oleh
pimpinan adalah pada sejauh mana keputusan yang diambil tersebut efektif dan dapat
dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA
Davis, Gordon B. (1984). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT
Pustaka Binaman Persindo.
Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon. 2016. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Mengelola Perusahaan Gigital. Jakarta. Salemba Empat.
Anisyah. (2009). Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset
Sutabari. (2012). Konsep Sistem Informasi. yogyakarta: Andi Offset
Abdul Kadir. ( 2010). Pengenalan Sistem Informasi Andi. Yogyakarta
Siagian SP. (2001). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
McLeod, Raymond. (1996). Sistem Informasi Manajemen II. Jakarta: Prenhallindo.
Rifa'l, (2020). Pengambilan Keputusan. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai