KNOWLEDGE MANAGEMENT
1|Page
Implementasi Knowledge Management System di Perusahaan 2010
Gambar 1. Proses transfer pengetahuan Model SECI (Sumber : Akhmad Hidayatno, 2006)
Sistem pakar (expert system) merupakan salah satu teknologi andalan dalam
knowledge management, terutama melalui empat skema penerapan dalam suatu organisasi
yaitu:
1. case-based reasoning (CBR) yang merupakan representasi knowledge berdasarkan
pengalaman, termasuk kasus dan solusinya;
2. rule-based reasoning (RBR) mengandalkan serangkaian rules yang merupakan
representasi dari knowledge dan pengalaman karyawan/manusia dalam memecahkan
kasuskasus yang rumit;
3. model-based reasoning (MBR) melalui representasi knowledge dalam bentuk atribut,
perilaku, antar hubungan maupun simulasi proses terbentuknya knowledge;
4. constraint-satisfaction reasoning yang merupakan kombinasi antara RBR dan MBR.
2|Page
Implementasi Knowledge Management System di Perusahaan 2010
5. analisis informasi dalam databases, data mining atau data warehouse sehingga hasil
analisis tersebut dapat segera diketahui dan dipakai oleh lembaga,
6. mengidentifikasi kategori knowledge yang diperlukan untuk mendukung lembaga,
mentransformasikan basis knowledge ke basis yang baru,
7. mengkombinasikan pengindeksan, pencarian knowledge dengan pendekatan
semantics atau syntax,
8. mengorganisasikan dan menyediakan know-how yang relevan, kapan, dan bilamana
diperlukan, mencakup proses, prosedur, paten, bahan rujukan, formula, best practices,
prediksi dan cara-cara memecahkan masalah. Secara sederhana, intranet, groupware,
atau bulletin boards adalah sarana yang memungkinkan lembaga menyimpan dan
mendesiminasikan knowledge, memetakan knowledge (knowledge mapping) pada
suatu organisasi baik secara on-line atau off-line, pelatihan, dan perlengkapan akses
ke knowledge.
Dari beberapa perusahaan yang memiliki konsep KM, pada dasarnya peningkatan kinerja
dilakukan dengan menumbuhkan budaya berbagi pengetahuan, dimana pengetahuan sebagai
aset kapital dalam suatu perusahaan dapat dikelola dengan baik sehingga dapat
dikomunakasikan dan digunakan secara bersama antar individu. KMS sebagai sistem
berbasis komputer mendukung penerapan KM agar penyebaran dan pengaksesan
pengetahuan lebih efektif dan efisien memiliki keuntungan yaitu :
3|Page
Implementasi Knowledge Management System di Perusahaan 2010
a. Format pengetahuan digital lebih mudah disimpan dalam jaringan intranet dan proses
pemeliharaannya lebih efisien sehingga mudah dianalisa, ditelusuri, diperbaharui dan
disebarkan.
b. Setiap pegawai memiliki tanggungjawab, kewajiban dan hak akses yang sama terhadap
pengetahuan yang sesuai dengan kepentingannya.
c. Mendorong setiap orang untuk bekerja bersama-sama secara lebih baik dengan orang lain
untuk menyelesaikan tugas yang sedang dikerjakan.
4|Page
Implementasi Knowledge Management System di Perusahaan 2010
5|Page
Implementasi Knowledge Management System di Perusahaan 2010
6|Page
Implementasi Knowledge Management System di Perusahaan 2010
sinergis. Memungkinkan pula bagi Kepala Dinas dapat memberi contoh atau model
berbagi pengetahuan atau informasi kepada semua lapisan struktural.
Strategi yang diterapkan oleh institusi tersebut dalam upaya membangun sistem
knowledge manajemen dapat dibagi menjadi lima, yaitu:
a. membangun platform teknologi dan sistem manajemen pengetahuan
b. mengelola kompetensi inti dan pengetahuan yang dibutuhkan pengguna
c. membangun kolaborasi dan inovasi
d. mengembangkan sumber-sumber pengetahuan, memberdayakan SDM dengan basis
pengetahuan
e. menghubungkan komunitas ahli.
Fasilitas yang disediakan dalam upaya knowledge sharing adalah portal KMS Dinas
Sosial yang terdiri dari messanging, forum, Chatting, wikis, blogs. Selain itu, fasilitas yang
terdapat dalam portal tersebut adalah: fasilitas penyusunan kategori pengetahuan yang
digunakan untuk memetakan pengetahuan, dokumentasi berbagai file ke dalam portal, forum
diskusi dan tanya jawab dengan pakar, pengelolaan modul-modul diklat, serta tools untuk
menjaring feedback dari pengguna.
7|Page
Implementasi Knowledge Management System di Perusahaan 2010
insitusi anggota APTEKINDO yang bertujuan untuk saling sharing pengetahuan. Bentuk ini
relatif sangat mudah untuk diwujudkan sedangkan manfaatnya juga sangat besar.
Boeing Aerospace Company
Boeing Aerospace Company adalah perusahaan besar yang bergerak dalam bidang
kedirgantaraan komersial maupun militer. Boeing memiliki banyak pekerja yang tersebar di
70 negara di dunia. Untuk mengelola aset pengetahuan yang sangat besar dan tersebar
tersebut, perusahaan ini membangun sebuah portal knowledge management. Portal tersebut
digunakan untuk kolaborasi knowledge yang dimiliki oleh bidang modelling, simulation, dan
analysis (MS&A) sehingga terbangun sebuah lingkungan kolaborasi antar bagian.
Fasilitas yang tersedia dalam portal tersebut diantaranya adalah sistem penjadwalan
sumber daya yang digunakan, dua portlet yang otomatis akan menampilkan link sharepoint
dan sistem akses lingkungan untuk menyimpan, menemukan dan bekerja menggunakan
informasi yang tersedia, repository yang digunakan untuk mengakses tools dan model MS&A
yang telah ada.
Siemens AG
Portal sistem knowledge management yang dibangun oleh Siemens AG pada tahun
1990 dinamakan ShareNet yang berbasis intranet. Portal ini digunakan oleh para pekerja yang
tersebar di lebih 70 negara dalam rangka knowledge sharing. Pada awal terbentuknya portal
masih sedikit dari pekerja yang mau ikut bergabung menjadi anggota. Untuk saat ini portal
tersebut digunakan oleh para pekerja untuk memberikan evaluasi atas kinerja pekerja yang
8|Page
Implementasi Knowledge Management System di Perusahaan 2010
lain sehingga terbentuk motivasi persaingan yang sehat diantara komunitas pekerja.
Knowledge management yang diterapkan di perusahaan ini tidak hanya terbatas untuk
internal saja tetapi digunakan oleh Siemens Business Services Consulting sebagai konsumen.
KESIMPULAN
Dengan penerapan knowledge management system, inovasi dan perkembangan
insitusi menjadi lebih cepat karena dengan pola siklus knowledge management tersebut
semua pengetahuan terarsip dengan baik dan dapat diakses dengan mudah oleh seluruh
anggota. Namun demikian diperlukan kemauan masing-masing individu dalam insitusi
anggota untuk mengeksplisitkan semua tacit knowledge yang dimiliki sehingga bisa
disebarluaskan kepada anggota lain. Sikap yang harus dibudayakan untuk pembentukan
sistem ini diantaranya menciptakan, menangkap, menjaring, menyimpan, mengolah, dan
menyebarluaskan knowledge masing-masing.
Knowledge Management System terdiri dari aspek aktifitas, teknologi pendukung,
interface dan berbagai komponen pendukung lainnya. Namun demikian perkembang
opensource web platform saat ini memungkinkan implementasi knowledge management
portal dalam bentuk yang lebih sederhana akan tetapi sudah cukup menjembatani terjadinya
sharingculture di organisasi.
PUSTAKA
Esposito, R. 2005. Integrated Defense System. Boeing Frontiers Online vol 4, issue 5.
http://www.boeing.com/news/frontiers/archive/2005/september/i_ids2.html, diakses
tanggal 6 Maret 2010.
Estriyanto, et. al. 2008. Implementasi Knowledge Management pada APTEKINDO, Pembentukan
Sharing Culture antar Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di Indonesia. Konvensi Nasional IV
APTEKINDO.
Putri, et.al. 2009. Knowledge Management System: Knowledge Sharing Culture di Dinas
Sosial Provinsi DKI Jakarta. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.
Yogyakarta.
Saphörster, S. 2004. Pictures of the Future Spring 2004.
http://www.siemens.com/innovation/en/publikationen/publications_pof/
pof_spring_2004/knowledge_articles/ knowledge_management.htm, diakses tanggal 7
Maret 2010.
Setiarso, B. 2006. Penerapan Knowledge Management pada Organisasi: Studi Kasus di
Salah Satu Unit Organisasi LIPI. http://ilmukomputer.com/2007/04/04/penerapan-
knowledge-management-padaorganisasi/, diakses tanggal 7 Maret 2010.
9|Page