1. Penilaian Kinerja
T. Hani Handoko dalam bukunya manajemen personalia dan sumber daya manusia
menjelaskan beberapa kegunaan dari penilaian kinerja, yakni:
Perbaikan Prestasi Kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawanm manajer, dan
departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan
(1) Drs. Bintoro & Drs Daryanto, Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan, 2017, hal 127
Reward adalah ganjaran, hadiah, atau imbalan yang bertujuan agar seseorang menjadi
lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja yang telah dicapai.
(4).
Sedangkan punishment adalah ancaman hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki
kinerja karyawan pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan
pelajaran kepada pelanggar(5). Reward dan punishment adalah salah satu jenis penghargaan
dan hukuman yang dikaitkan dengan kinerja dan digunakan untuk mendorong karyawan
dalam memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil kerjanya(6).
(5) Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, 2010, hal 130
(6) Drs. Bintoro & Drs Daryanto, Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan, 2017, hal 127
3) Kompensasi non finansial
Kompensasi berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung jawab,
pengakuan, dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat, supervisi
yang kompoten, kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman)
Menurut Mahsun(2006, 112) terdapat empat alternative norma pemberian reward agar
dapat digunakan untuk memicu motivasi dan produktifitas pegawai, yaitu:
Goal congruence (kesesuaian tujuan)
Setiap organisasi public pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sedangkan setiap
individu dalam organisasi mempunyai tujuan individual yang sering tidak selaras dengan
tujuan organisasi. Dengan demikian, reward harus diciptakan sebagai jalan tengah agar tujuan
organisasi dicapai tanpa mengorbankan tujuan individual, dan sebaliknya tujuan individual
dapat tercapai tanpa harus mengorbankan tujuan organisasi
Equity (keadilan)
Reward harus dialokasikan secara proposional dengen mempertimbangkan besarnya
kontribusi setiap individu dan kelompok.
Equality (kemerataan)
Reward juga harus didistribusikan secara merata bagi semua pihak yang telah
menyumbangkan sumber dayanya demi tercapainya produktifitas
Kebutuhan
Alokasi reward kepada pegawai harus mempertimbangkan tingkat kebutuhan utama dari
pegawai. Reward berupa finansial tidak selalu sesuai dengan kebutuhan utama pegawai
B. Akivitas manajemen penilaian kinerja dan imbalan
Tahap pertama merupakan tahap identifikasi perilaku kerja dan dasar/basis pengukuran
kinerja. Kemudian, dilakukan pengarahan konkret terhadap perilaku kerja dan perencanaan
terhadap target yang akan dicapai, kapan dicapai, dan bantuan yang akan dibutuhkan.
Indikator-indikator target juga didefinisikan di tahap ini. Menurut Khera (1998), penentuan
target/goal akan efektif bila mengadopsi SMART.
Tahap kedua merupakan penerapan monitoring pada proses organisasi. Tahap ini berfokus
pada manage, dukungan, dan pengendalian terhadap jalannya proses agar tetap berada pada
jalurnya. Jalur yang dimaksudkan disini adalah kriteria maupun proses kerja yang sesuai
dengan prosedur berlaku dalam suatu organisasi.
Tahap keempat berfokus pada pengembangan dan penghargaan. Hasil evaluasi menjadi
pedoman penentu keputusan terhadap action yang dilakukan selanjutnya. Keputusan dapat
berupa langkah perbaikan, pemberian reward/punishment, melanjutkan suatu
kegiatan/prosedur yang telah ada, dan penetapan anggaran.
C. Umpan balik manajemen kinerja
Proses penilaian prestasi kerja juga menyediakan umpan balik tentang evektivitas fungsi
manajemen personalia(8). Penilaian prestasi berfungsi sebagai suatu “quality control”. Bila
proses penilaian menunjukkan bahwa prestasi kerja jelek tersebar luas, banyak karyawan tidak
memenuhi syarat keputusan-keputusan penempatan internal. Mereka tidak akan dipromosikan
atau dipindahkan, atau bahkan diberhentikan.
Terlalu banyak karyawan yang berprestasi jelek bisa mencerminkan kesalahan-kesalahan
pada salah satu atau beberapa fungsi manajemen personalia. Sebagai contoh, rencana
sumberdaya manusia bisa salah karena informasi analisis jabatan keliru, atau pengembangan
sumberdaya manusaia gagal untuk mencapai sasaran-sasaran karier karena orang-orang yang
diterima melalui proses seleksi disaring secara jelek, dan sebagainya. Dimana pun letak
kesalahan, departemen personalia perlu memonitor proses-proses hasil penilaian prestasi kerja
organisasi. Namun umpan balik yang diberikan harus bisa dipahami oleh karyawan, sehingga
karyawan juga bisa memahami maksud dari perusahaan.
Pada dasarnya umpan balik kinerja karyawan ini mampu memberikan informasi
mengenai performa dari karyawan dalam periode tertentu. Kondisi bertujuan untuk melakukan
evaluasi kinerja karyawan, sekaligus memberikan pengarahan yang bermanfaat bagi kinerjanya
di masa yang akan datang. Pada umumnya karyawan akan sangat senang, apabila mereka
memperoleh umpan balik positif dari perusahaannya. Bukan hanya mendapatkan kata-kata
yang tidak enak atau cacian yang tidak sewajarnya. Pemberian umpan balik kinerja merupakan
pemberian informasi objektif mengenai perilaku atau kinerja yang ditampilkan karyawan.
Umpan balik yang diberikan dapat berupa umpan balik negatif (informasi mengenai perilaku
atau tampilan kinerja yang tidak sesuai standar atau harapan), bisa pula umpan balik positif
(informasi mengenai perilaku atau tampilan kinerja yang sesuai atau melebihi standar atau
harapan). Kegiatan ini dapat berfungsi sebagai barometer fungsi personalia keseluruhan.
Penilaian kinerja menjadi basis bagi keputusan-keputusan yang mempengaruhi gaji, promosi,
pemberhentian, pelatihan, transfer, dan kondisi kepegawaian lainnya.
(8) T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, edisi 2, 2001, hal 154
Terdapat dua fungsi dari umpan balik manajemen kinerja(9):
1. Fungsi Instruksional: apabila mengklarifikasi atau memperjelas peran/perilaku baru.
Contoh: manajer yang menegur bawahan karena tidak mampu memenuhi targetnya,
dan selanjutnya memberi petunjuk tentang bagaimana memperbaiki kinerja bawahan.
2. Fungsi Motivasional: apabila digunakan sebagai alat pemberian penghargaan.
Umpan balik kinerja kepada karyawan yang terbaik yang bisa dilakukan sebagai berikut:
Penyelesaian masalah
Dalam umpan balik tujuan utama adalah penyelesaian masalah yang dihadapi karyawan
dalam menjalankan pekerjaannya. Jika anda telah mengetahui permasalahan tersebut maka
anda bisa memberikan masukan dan bimbingan pada karyawan atas permasalahan yang
dihadapi. Dalam memberikan umpan balik memang tidak harus dilakukan setiap tahun tapi
dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jika memang menginginkan kinerja lebih baik
maka umpan balik kinerja karyawan bisa dilakukan bertahap dan tiap periode tertentu.
Penyampaian umpan balik harus jujur dan objektif
Dalam penyampaian umpan balik kinerja kepada karyawan harus dilakukan secara jujur
dan objektif pada setiap karyawan. Jika penyampaian dilakukan tidak jujur akan mempersulit
karyawan mengubah kinerjanya.
(9) http://ilmumanajemensdm.com/strategi-dan-cara-memberikan-coaching-dan-umpan-balik-kinerja/ (diakses pada tanggal 20
Februari 2018)
Orientasi kinerja untuk masa depan
Penyampaian umpan balik dan penyelesaiannya pada karyawan ditujukan untuk orientasi
masa depan agar kinerja lebih baik lagi. Dengan demikian akan memudahkan setiap rencana
kerja yang dirancang perusahaan.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa poin penting dalam konsep,
aktivitas, dan umpan balik dari manajemen penilaian kinerja dan imbalan. Penilaian kinerja
berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan atau dimasa lalu relatif terhadap standar
prestasinya. Informasi yang didapatkan dari penilaian kinerja dapat dijadikan bahan
pertimbangan penting bagi pengambil keputusan dalam perusahaan agar tidak terjadi kesalahan
dalam mengambil keputusan tersebut. Terdapat 10 manfaat dari penilaian kinerja ini yaitu
Perbaikan Prestasi Kerja, Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi, Keputusan-Keputusan
Penempatan, Kebutuhan-Kebutuhan latihan dan Pengembangan, Perencanaan dan
Pengembangan Karir, Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing, Ketidak-akuratan
informasional, Kesalahan-Kesalahan Desain Pekerjaan, Kesempatan Kerja yang Adil, dan
Tantangan-Tantangan Eksternal.
Menurut Gary Dessler terdapat metode dalam penilaian kinerja yaitu Metode Skala
Peringkat Grafis, Metode Peringat Alternasi, Metode perbadingan berpasangan, Metode
distribusi kekuatan,Metode kejadian kritis, Skala peringkat standar perilaku.
Ada beberapa alasan mengapa umpan balik dalam penilaian kinerja harus dilakukan dilakukan
yaitu menghubungkan umpan balik pada tujuan kinerja yang ada dan harapan yang jelas,
memberikan umpan balik secara spesifik, menghubungkan umpan balik pada bidang yang
menjadi hasil utama, memberikan umpan balik sesegera mungkin, dan memberikan umpan
balik positif untuk perbaikan proses kinerja, informasi akurat dan kredibel.
Manajemen Penilaian Kinerja dan Imbalan
Disusun oleh:
Rangga Naviul Wafi
155030207111118
Arif Rayrahmatullah
155030201111178
Brama Rigel Perkasa
135030207113015
Deangga Paramaezwara H
145030207111061
Drs. Bintoro & Drs Daryanto, 2017. Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan
http://ilmumanajemensdm.com/strategi-dan-cara-memberikan-coaching-dan-umpan-
balik-kinerja/ (diakses pada tanggal 20 Februari 2018)
http://sdmberkualitas.blogspot.co.id/2016/11/siklus-manajemen-kinerja_7.html
(Diakses pada tanggal 20 februari 2018)