Anda di halaman 1dari 3

Perancangan Manajemen Kompensasi Berbasis Kompetensi

Konsep Kompetensi Kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif, atau berperformansi superior di tempat kerja, atau pada situasi tertentu. Karakteristik dasar yang dimaksud adalah bahwa kompetensi harus bersifat mendasar dan mencakup personality atau kepribadian seseorang dan dapat memprediksikan sikap seseorang pada situasi tertentu yang sangat bervariasi dan pada aktivitas pekerjaan tertentu; Hubungan kausal berarti bahwa kompetensi dapat menyebabkan atau digunakan untuk memprediksikan performansi (superior) seseorang; Kriteria yang dijadikan acuan berarti bahwa kompetensi secara nyata akan memprediksi seseorang yang bekerja dengan baik atau buruk, sebagaimana terukur pada criteria spesifik atau standar. Contoh criteria adalah volume penjualan atau jumlah pelanggan yang dapat dipertahankan/dilayani.

KOMPENSASI BERBASIS KOMPETENSI


Competency based pay adalah suatu kompensasi untuk individu yang memiliki karakteristik, skill atau kompetensi bersesuaian dengan jabatan yang diperannya. Kompensasi berbasis kompetensi merupakan suatu metode yang memanfaatkan kompetensi sebagai tolak ukur dalam menentukan kompensasi yang diterima individu yang berkontribusi untuk meningkatkan value perusahaan. Karakteristik individu yang sesuai dengan gaji tinggi dapat berdasarkan faktorfaktor demografi (senioritas, status minoritas) atau kompetensi (pengalaman, potensial, kreativitas, inisiatif, loyalitas, institusional, memory, portabilitas, atau pengaruh dari bahasa lain). Seringkali sangat sulit untuk memberikan kompensasi bersesuaian dengan karakteristik individu. Hal ini perlu dipertimbangkan apakah karakteristik ini akan dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan

Tahapan-tahapan dalam membangun kompensasi berbasis kompetensi: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor utama. Mengidentifikasi kebutuhan kompetensi jabatan, kompetensi-kompetensi perorangan yang menghasilkan performansi, dan hasil performansi tersebut untuk setiap level dalam kelompok kerja.

Dahulu, sistem kompensasi memberikan upah untuk setiap peran atau pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut. Input organisasi membutuhkan kemampuan teknikal, pemecahan masalah, dan akuntabilitas (berdasarkan dari jumlah orang dan aset yang dikelola). Sistem pembayaran berbasis performansi sebagai tambahan gaji pokok yang ditentukan dari peran jabatan dari hasil yang diberikan kepada organisasi, baik berupa hasil nyata, maupun keuntungan ekonomis untuk perusahaan. Gambaran Upah berbasis Performansi adalah hasil penjualan dari bagian penjualan. Individu akan dibayar berdasarkan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan. Sistem kompensasi berbasis kompetensi membayar berdasarkan input dari karakteristik individual, dengan kemampuan memberikan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan pada masa yang akan datang dalam jangka waktu tertentu. Inilah yang menjadi esensi dari definisi aset. Keputusan memberikan upah berdasarkan dari: Pekerjaan organisasi, kinerja dan kompetensi individu merupakan lebih lanjut dari variabel pasar external dan persamaan internal. Karakteristik individu (seperti lulusan MM dari suatu sekolah bisnis terkenal) dapat lebih tinggi harganya di pasar external. Persamaan internal (lulusan MM yang telah dipekerjakan sejak beberapa tahun yang lalu) dapat membatasi harganya di suatu perusahaan yang mau membayarinya. 2. Menentukan persentasi relatif. Menentukan persentasi relatif untuk total kompensasi yang diberikan organisasi untuk peran jabatan, kompetensi personil, dan hasil performansi. Sistem kompensasi berbasis kompetensi umumnya memasukkan ketiga faktor: upah pokok berdasarkan peran jabatan, plus upah

untuk kompetensi yang dimiliki personil tersebut dan upah untuk kompetensi yang dapat ditunjukkan, plus upah untuk individu itu sendiri, team atau hasil yang diberikan untuk organisasi (hal ini terbentuk sebagai suatu variabel).

Anda mungkin juga menyukai