Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJE MEN PENGETAHUAN

“KONSEP DASAR MANAJEMEN PENGETAHUAN”

ISTIANA RAHATMAWATI, DRA, M.Si

DISUSUN OLEH :
1. Ulfa Annisa Putri (141150490)
2. Cholifah Nur Aulia (141170285)
3. Regita Yuliastuti (141170295)
4. Radheana Rahmasari (141170308)

EM-E
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Belajar dalam era pengetahuan seperti sekarang ini sangatlah berbeda dengan belajar di
masa lalu. Pengetahuan sebagai modal mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
menentukan kemajuan suatu organisasi. Dalam lingkungan yang sangat cepat berubah,
pengetahuan akan mengalami keusangan oleh sebab itu perlu terus menerus diperbarui
melalui proses belajar. Disisi lain pengetahuan yang melekat pada anggota suatu organisasi
juga perlu diuji, dimutahirkan, ditransfer, dan diakumulasikan, agar tetap memiliki nilai.
Selain itu untuk mendukung suatu pengetahuan untuk memajukan organisasi perlu juga yang
namanya manajemen yaitu sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara
bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.Maka dari itu suatu organisasi
memerlukan suatu manajemen pengetahuan untuk membantu organisasi tersebut mencapai
tujuannya.

Mengutip pendapat Henczel dalam Singh (2007), Cut Zurnali mengemukakan


bahwa untuk mendefinisikan knowledge benar-benar sulit sebagaimana menggabungkan
banyak intangibles seperti pengalaman (experience), intuisi (intuition), pertimbangan
(judgement), keahlian (skill), dan pelajaran yang dipelajari (lessons learned), yang secara
potensial memperbaiki berbagai tindakan. Knowledge merupakan keadaan kognitif pikiran
yang dicapai dengan menggabungkan pemahaman dan kognisi (understanding and
cognition). Hal ini sering ditunjukkan sebagai penyusunan dan pendokumentasian
knowledge seperti patents, databases, manuals, reports, procedures, dan white papers.

Manajemen pengetahuan merupakan suatu disiplin ilmu yang digunakan untuk


meningkatkan performa seseorang atau organisasi, dengan cara mengatur dan menyediakan
sumber ilmu yang ada saat ini dan yang akan datang. Jadi manajemen pengetahuan
bukanlah suatu fenomena baru, tetapi merupakan suatu cara yang menerapkan integrasi
antara teknologi dengan sumber pengetahuan yang kompeten.Dengan adanya manajemen
pengetahuan maka akan terjamin kinerja yang baik dalam suatu organisasi.
Dengan demikian kendala dari budaya Indonesia saat ini yaitu lebih cenderung pada
budaya lisan saja. Orang Indonesia belum bisa mendisiplinkan diri untuk selalu menuliskan
pengetahuan dan pengalaman yang dialami dalam suatu sistem sebagai suatu aset organisasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Manajemen pengetahuan adalah suatu disiplin yang memperlakukan modal intelektual
aset yang dikelola (Jerry Honeycutt, 2000).

1. Apa itu konsep dasar manajemen pengetahuan ?


2. Apa yang dimaksud pendekatan manajemen pengetahuan ?
3. Bagaimana proses manajemen pengetahuan dalam organisasi?
4. Apa itu model manajemen pengetahuan ?
5. Apa peranan,tujuan, dan manfaat manajemen pengetahuan ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa konsep dasar manajemen pengetahuan.


2. Mengetahui apa itu pendekatan manajemen pengetahuan.
3. Mengetahui bagaimana proses manajemen pengetahuan dalam organisasi.

D. MANFAAT
Manfaat Praktis
Untuk memahami apa itu konsep dasar manajemen pengetahuan

Manfaat Teoritis
Untuk memberikan sumbangsih pada bidang ekonomi tentang konsep dasar manajemen
pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Manajemen Pengetahuan


Manajemen pengetahuan yaitu pengembangan organisasi, baik bisnis maupun
organisasi publik untuk meningkatkan daya saing yang kompetitif, marak dengan
menggunakan pendekatan aset pengetahuan. Menurut Nonaka dan Takeuchi Hirotaka
(1995), kemajuan perusahaan Jepang ditentukan oleh ketrampilan dan kepakaran mereka
dalam menciptakan pengetahuan dalam organisasi.Sebagai langkah awal untuk
memberikan pemahaman dalam Manajemen pengetahuan diperlukan berbagai literatur.
Konsep dan definisi manajemen pengetahuan antara lain dikemukakan oleh
Davidson dan Philip Voss (2002) Manajemen pengetahuan, pengalaman dan kreativitas
para stafnya untuk memperbaiki perusahaan.
Tannebaum (1998) memberikan definisi dengan berbagai formulasi untuk
memberikan pemahaman terhadap manajemen pengetahuan sebagai berikut :

1. Manajemen pengetahuan mencakup pengumpulan, penyusunan, penyimpanan dan


pengaksesan informasi untuk membangun pengetahuan, manfaat dengan tepat teknologi
informasi.
2. Manajemen pengetahuan mencakup berbagai pengetahuan.
3. Manajemen pengetahuan terkait dengan pengetahuan orang.
4. Manajemen pengetahuan terkait dengan peningkatan efektivitas organisasi.

Karakteristik berbagai aktivitas manajemen pengetahuan :


1. Pengembangan database organisasi mengenai pelanggaran, masalah yang bersifat umum
dan serta pemecahannya.
2. Mengenai para ahli internal, memperjelas apa yang mereka ketahui dan mengembangkan
kamus yang menjelaskan sumber daya internal kunci dan mengenali bagaimana
menemukannya.
3. Mendapatkan dan menagkap pengetahuan dan pada ahli tersebut ke yang lain.
4. Mendesain struktur pengetahuan yang membantu mengelola informasi dalam suatu cara
yang dapat diakses dan siap untuk diaplikasikan.
5. Menciptakan forum bagi orang-orang yang ada di perusahaan untuk berbagi pengalaman
dan ide, baik dalam bentuk tatap muka, berkomunikasikas melalui internet, website,
chating room, e-mail dan lain-lain.
6. Memanfaatkan groupware sehingga memungkinkan berbagai macam orang di lokasi
yang berbeda dapat berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama
dan mencatat informasi di dalam suatu domain pengetahuan yang telah dipilih.
7. Bertindak untuk mengenali, mempertahankan talenta orang-orang yang dimiliki
pengetahuan yang diperlukan di dalam bidang kegiatan utama bisnis.
8. Mendesain pelatihan dan aktivitas pengembangan lainnya untuk menilai dan
membangkan pengetahuan internal.
9. Menerapkan praktik penghargaan pengakuan dan promosi yang mendorong
berlangsungnya kegiatan berbagai informasi antara anggota maupun unit dalam
organisasi.
10. Membantu pekerja serta menyediakan alat-alat yang mendukung kinerja sehingga
memungkinkan setiap orang menilai dan menerapkan pengetahuan apabila diperlukan.
11. Memaknai database pelanggan, produk, transaksi atau hasil dengan mengenali
kecenderungan dan menggali informasi sebanyak mungkin.
12. Mengukur modal intelektual di dalam upaya mengelola pengetahuan yang lebih baik.
13. Menangkap dan menganalisis informasi yang terkait dengan perhatian pelanggan,
pilihan-pilihan dan kebutuhan dari lapangan, front line atau personil bagian pelayanan
didorong untuk mampu memahami dengan lebih baik terhadap kecenderungan
pelanggan.

3 komponen ynag kritis mengkonsepsikan, sebagai berikut :


1. Alur knowledge yang benar dan sumber yang dilimpahkan ke organisasi.
2. Teknologi tepat yang disimpan dan dapat mengomunikasikan knowledge tersebut.
3. Budaya tempat kerja yang benar, sehingga para karyawan termotivasi untuk
memanfaatkan knowledge.

Knowledge manajemen memberikan kesempatan pada organisasi tersebut untuk :


1. Menangkap dan menganalisis informasi organisasi dan diaplikasikan secara strategis
dalam bentuk warehousing dan determining.
2. Menciptakan proses untuk akses informasi ke seluruh dunia melalui internet..
3. Membangun dan menyelesaikan proyek dengan meningkatkan kecepatan, ketangkasan
dan keselamatan.

Stok dan alur pengetahuan adalah sebagai berikut :


1. Stok pengetahuan adalah sesuatu yang telah diketahui organisasi yang dapat berupa
database atau perpustakaan yang tersebar diseluruh kantor.
2. Alur pengetahuan adalah agar pengetahuan bermanfaat agar menjamin bahwa
pengetahuan sangat penting untuk menyebar ke manapun dalam organisasi.

Meningkatkan learning organization untuk menanggulangi tiga isu penting/kritis yaitu :


1. Arti, menetukan visi learning organization itu nnatinya
2. Pengelolaan, menentukan bagaimana organisasi tersebut bekerja
3. Ukuran, mengkaji arah dan tingkat belajar.

B. Pendekatan Manajemen Pengetahuan


Manajemen pengetahuan dalam kajian ilmiah bukan suatu disiplin pengetahuan
tetapi merupakan suatu persoalan (Tuomi, 1999). Menurutnya secara konseptual
manajemen pengetahuan dapat didekati dari empat ranah dan arah, yaitu :
1. Sebagai pemrosesan informasi organisasi
2. Intelejen bisnis
3. Kognisi perusahaan
4. Pengembangan organisasi
Disiplin pemerosesan informasi perusahaan berakar di dalam teknologi komputer,
intelejen bisnis berakar pada layanan informasi, kognisi perusahaan berakar pada inovasi
perusahaan, learning dan sense making untuk mengembangkan perusahaan berakar pada
strategi bisnis dan manajemen sumber daya manusia.

C. Proses Manajemen Pengetahuan Dalam Organisasi


Menurut Nonaka dan Takeuchi (2004) dapat mengkonversikan jenis-jenis pengetahuan
yaitu sosialisasi, ekternalisasi, kombinasi dan internalisasi. Dalam konteks manajemen
proses manajemen pengetahuan merupakan serangkaian tindakan yang seling mendukung
satu sama lain yang bersifat terus-menerus yang selalu ada keterkaitannya.
Sarana komunikasi antar sumber daya manusia yang ada di organisasi ;
1. Rapat secara berkala
2. Diskusi secara berkala
3. Pertemuan bulanan
4. Intranet
5. Surat edaran/surat keputusan
6. Papan pengumuman
7. Intranet/media masa

Pemetaan Infrastruktur Teknologi Informasi

a. Sosialisasi
Proses sosialisasi antar sumber daya manusia (SDM) di organisasi salah satunya
dilakukan melalui pertemuan tatap muka (rapat, diskusi, dan pertemuan bulanan).
melalui tatap muka ini, SDM dapat saling berbagi knowledge dan pengalaman yang
dimilikinya sehingga tercipta knowledge baru bagi mereka. Rapat/diskusi harus
memiliki notule rapat. Notulen rapat ini kemudian menjadi bentuk eksplisit
(dokumentasi)dari knowledge. Organisasi semakin mampu belajar serta melahirkan ide
baru yang kreatif dan inovatif apabila sistem knowledge management yang
dikembangkan, didapati fitur - fitur collaboration seperti e-mail, diskusi elektronik,
komunitas praktis (communities of practice) memungkinkan juga pertukaran tacit
knowledge (informasi, pengalaman, dan keahlian) yang dimiliki seseorang.

b. Eksternalisasi
Proses untuk mengartikulasi tacit knowledge menjadi suatu konsep yang jelas.
Dukungan terhadap proses eksternalisasi ini dapat diberikan dengan
mendokumentasikan notulen rapat (bentuk eksplisit dari knowledge saat diadakannya
pertemuan) kedalam bentuk elektronik, untuk kemudian dapat dipublikasikan kepada
mereka yang berkepentingan. Organisasi telah mendatangkan beberapa expert untuk
melakukan serangkaian kegiatan sesuai dengan bidang keahliannya, yang tidak
dimiliki oleh organisasi.
c. Kombinasi
Proses konversi knowledge melalui kombinasi adalah mengkombinasikan berbagai
explicit knowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem knowledge
management. Media untuk proses ini dapat melalui intranet (forum diskusi), database
organisasi dan internet. Fitur-fitur enterprise portal, seperti knowledge organzation
system yang dimiliki fungsi untuk pengkategorian informasi, pencarian, dan
sebagainya sangat membantu dalam proses ini.

d. Internalisasi
Semua dokumen data, informasi dan knowledge yang sudah didokumentasikan dapat
dibaca oleh orang lain. Pada proses ini terjadi peningkatan knowledge SDM. Sumber -
sumber explicit knowledge dapat diperoleh melalui media intranet (database
organisasi), surat edaran/surat keputusan, papan pengumuman dan intranet serta media
massa sebagai sumber eksternal.

Dalam penerapan atau implementasi manajemen pengetahuan (knowledge


management) pada suatu organisasi, tidak hanya didukung oleh SDM yang berkualitas
dan teknologi informasi yang tepat guna, tetapi juga budaya berbagi knowledge.
Berikut pemetaan Infrastruktur Teknologi Informasi dalam proses SECI

Socialization Ekternalization
Tacit Tacit Tacit Explicit
 Face to face communications  Dokumen pertemuan
 Colaboration features  Dokumen experts
 Training/diklat  Replective peer to peer network
 Intranet
 Discussion Platforms
 MS Office
 Scenner

Internalization Combination
Explicit Tacit Explicit Explicit
 Intranet  Intranet (forum diskusi)
 Internet/media masa  Aplikasi database
 Content management  Internet
 Learning Feature  Enterprise portal feature
 Surat Edaran/SK  Business Intelligent
 Papan Pengumuman
 Pelatihan
Menurut Setiarso (2009) bahwa faktor budaya memegang peran yang sangat penting
dalam mendukung proses penciptaan knowledge organisai dan keberhasilan knowledge
management di organisasi. Oleh karena itu, untuk membangun budaya knowledge sharing
di dalam diri SDM organisasi, maka strategi yang dapat di tempuh, yaitu sebagai berikut :
A. Merumuskan budaya knowledge sharing di organisasi, yang menekankan pada
kewajiban untuk menggali dan membagi knowledge kepada semua karyawan
B. Membangun rasa saling percaya di antara SDM organisasi, terlepas dari kedudukan,
kecerdasan, dan kinerjanya.
C. Sistem penghargaan karena adanya aktivitas berbagi dan memanfaatkan knowledge,
D. Rotasi kerja. Pertukaran karyawan dilakukan secara teratur sesuai dengan perencanaan
karier karyawan, yang memungkinkan aktivitas penyebaran dan meningkatkn
knowledge,
E. Menyediakan sarana atau media dalam melakukan aktivitas berbagai knowledge.
F. Kepemimpinan dari jajaran direksi dan manajemen yang mendukung penerapan
knowledge management ini.

D. Model Manajemen Pengetahuan


Sebelum mengemukakan pembahasan lebih lanjut model manajemen
pengetahuan, terlebih dahulu dikemukakan konsep model sebagai pemahaman awal.
Nawawi (2007.14) mengemukakan pendapat para ahli, mendefinisikan model
sebagai berikut:

a. Bill dan Hardgrave (1979: 14-28)mengemukakan bahwa model adalah sebagai


suatu gambaran teoritis yang disederhanakan dan dunia nyata, merupakan suatu
bangunan isomorphic dan realitas atau mendahului kenyataan
b. Mustopadidjaja (2003) berpendapat bahwa model adalah teori dasar atau cara
pandang yang fundamental, dilandasi nilai-nilai tertentu dan berisikan teori pokok,
konsep, asumsi, metodologi, atau cara pendekatan yang dipergunakan para
praktisi dalam menanggapi suatu permasalahan tertentu.
c. Gass dan Roger I Sisson (1974) mengemukakan bahwa model kebijakan
(policymodel) adalah representative sederhana mengenai aspek-aspek yang
terpilih dari suatu konsesi masalah yang disusun untuk kondisi tertentu.
d. Dunn (2003 : 232) berpenapat juga bahwa merupakan bangunan bangunan mental
yang berdasarkan pada konseptualisasi dan spesifikasi elemen-elemen kondisi
masalah, model merupakan rekonstruksi artificial dari realitas dalam masalah
merentang dari energy dan lingkungan sampai masalah kemiskinan, kesejahteraan,
berbagai kejahatan. Model kebijakan dapat dinyatakan sebagai konsep, diagram,
grafik, atau persamaan matematika.

Model manajemen pengetaahuan dapat dinyatakan secara verbal, diagram, dan


matematis. Salah satu contoh model manajemen adalah model siklus
kegiatan-kegiatan manajemen atau circular flow diagram untuk merancang system
knowledge management yang dapat membantu organisasi untuk meningkatkan
kinerjanya, diperlukan empat komponen, yaitu sebagai berikut:
a. Aspek manusia, disarankan pada organisasi untuk menunjuk/memperkerjakan
seorang documental control atau knowledge manager yang bertanggung jawab
mengelola system knowledge management dgn cara mendorong para karyawan
untuk mendokumentasikan knowledge mereka, mengatur file, menghapus
knowledge yang sudah tidak relevan, dan mengatur system reward/punishment.
b. Proses, telah dirancang serangkaian proses yang mengaplikasikan konsep model
SECI dalam pelaksanaannya.
c. Teknologi, telah dibuat usulan penambahan infrastruktur yang diperlukan untuk
menunjang berjalannya system knowledge managment yang efektif
d. Isi (content), telah dirancang content dan system knowledge management, yaitu
berupa database knowledge dan dokumen yang dibutuhkan karyawan utk
melaksanakan tugas dan kewajibannya.

E. Peranan, Tujuan, dan Manfaat Manajemen Pengetahuan

Menurut Quin (1992), peningkatan daya saing perusahaan sangat tergantung


kepada sumber daya yang berbasis pengetahuan, seperti teknologi know-how dan
pemahaman yang mendalam kepada para pelangannya. Drucker (1993)
berargumentasi bahwa pengetahuan telah menjadi sumber daya paling berguna di
dalam dunia bisnis saat ini. Toffler (1990) mengklaim bahwa pengetahuan adalah
sumber kekuasaan yang paling berkualitas dan kunci pergeseran kekuasaan ke depan.
Pengetahuan menjadi sumber daya yang sangat penting bagi saya saing.

Penerapan manajemen pengetahuan di dalam setiap perusahaan yang berbasis


pengetahuan akan berdampak pada (1) cara kerja baru berkolaborasi, cara baru dalam
merajut keahlian untuk tujuan-tujuan khsusus; (2) cara baru dalam mengelola
karyawan, (3) cara baru melatih dan mendidik: dalam perusahaan; (4) cara dan
metode baru untuk mendapatkan pengetahuan, mengorganisasi, dan mnegotomatiskan
serta penyebarannya, (5) focus baru bagi ilmu manajemen atau pengorganisasian
pekerjaan dengan perspektif pengetahuan, manajemen perunahan untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan inovasi serta rincian penting pengelolaan pengetahuan; (G) focus
baru bagi penyusunan strategi dalam mengembangkan pengetahuan dan modal
intelektual dan berhubungan dengan peluang dan kaitannya dengan pengembangan
kemampuan untuk merealisasikan dan menangkap kemungkinan-kemungkinan yang
ada.

Dalam manajemen pengetahuan terdapat 6 karakteristik perusahaan yang menjadikan


pengetahuan sebagai basis kompetensinya, yaitu sebagai berikut :

a. Kreativitas dan ide menjadi dasar di dalam berkreasi dan melakukan inovasi
b. Para anggotanya berpengetahuan, terampil dan kompeten dalam bidang pekerjaan
masing-masing.
c. Adanya hubungan dan rasa saling percaya dalam berbagi pengetahuan
d. Data menjadi sangat esensial dalam menjalankan tugas operasional.
e. Memberi perhatian kepada orang dan bagaimana mereka dapat bekerja bersama
untuk mencapai kinerja perusahaan
f. Perusahaan mengelola sendiri pengetahuannya.

Dalam pengelolaan, inisiatif, definisi, dan prosedur adalah yang berkaitan dengan
pengetahuan. House Berll (2001) menyatakan bahwa organisasi seharusnya
member perhatian kepada hal-hal berikut:

a. Knowledge Management merupakan katalis untuk banyak produk dan jasa


teknologi informasi.
b. Knowledge Management memungkinkan organiasasi mendirikan pasar tertentu
yang eksklusif.
c. Knowledge Management merupakan peningkatan integral dan banyak penawaran
yang ada.

Sedangkan keuntunagn/manfaat dari manajemen pengetahuan dalam organiasasi


adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan


b. Meningkat kualitas penanganan pelanggan
c. Mempercepat respons terhadap isu bisnis yang penting
d. Meningkatkan keterampilan karyawan
e. Meningkatkan produktivitas
f. Meningkatkan profit
g. Meningkatkan berbagai praktik terbaik
h. Mengurangi biaya
i. Meningkatkan toleransi dalam perusahaan
j. Cara kerja yang lebih baik
k. Meningkatkan pangsa pasar
l. Menciptakan peluang bisnis baru
m. Menyempurnakan pengembangan produk baru
n. Sistem retensi karyawan lebih baik
o. Meningkatkan mutu produk dan layanan

Dari sekian keuntungan dan manfaat diatas, Anantula (2005) menyimpulkan


keuntungan dan manfaat yang harapkan oleh organisasi adalah : (1) meningkatkan
kolaborasi dalam organisasi, (2) meningkatkan keterampilan karyawan (3)
meningkatkan mutu produk dan layanan.

Dalam suatu organisasi, baik bisnis maupun orgnaisasi public, implementasi


manajemen pengetahuan didukung berbagai factor, sebagai pendukung keberhasilan
organisasi yang bersangkutan. Faktor-faktor pendukung manajemen pengetahuan
tersebut, yaitu seperti berikut:

a. Faktor manusia, karena pengetahuan itu berada pada pikiran manusia. Semakin
cerdas dan profesionalnya manusia, semakin banyak pengaruhnya pada
organisasi.
b. Kepemimpinan. Peran yg sangat kritis yg harus dijalankan adalah membangun
visi yg kuat, yaitu visi yg dapat menggerakkan seluruh anggota dan sumber daya
organisasi.
c. Teknologi. Perkembangan teknologi informasi yg sudah membudaya kesemua
aspek kehidupan manusia membuat penggunaan teknologi informasi menjadi
salah satu enables manajemen pengetahuan.
d. Organisasi, yg dikaitkan dengan penggunaan aspek operasional dan aspek-aspek
pengetahuan, termasuk fungsi proses struktur organisasi formal, informal, ukuran
dan indicator pengendalian, proses penyempurnaan dan rekayasa proses bisnis
serta pelayanan public.
e. Pembelajaran organisasi, yang mempunyai aktivitas, yaitu penyelesaian masalah
secara sistematis, pengujicobaan pendekatan baru, belajar dari pengalaman masa
lalu, belajar dari praktik terbaik, dan transfer pengetahuan secara cepat dan efisien
ke seluruh organisasi.

Birkinsaw (2001) juga menekankan tiga kenyataan yg sangat mempengaruhi berhasil


tidaknya knowledge management, yaitu sebagai berikut:

a. Penerapannya tidak hanya menghasilkan knowledge baru, tetapi juga mendaur


ulang knowledge yg sudah ada.

b. Teknologi informasi belum sepenuhnya bisa menggantikan fungsi-fungsi jaringan


social antar anggota organisasi

c. Sebagian besar organisasi tidak pernah tahu apa yg sesungguhnya mereka ketahui

Pada organisasi modern saat ini, pandangan tentang manajemen perubahan


bersinggungan pula dengan cara mereka meberlakukan knowledge sebagai modal
intelektual. Manajemen perubahan mencakup [rinsip, alat analisis, ICT, teori
perubahan strategis, peningkatan fungsi individu, system, struktur, dan proses kerja yg
didahului dgn desain organisasi, peraikan kinerja karyawan, hubungan antar bidang
kelompok dalam suatu organisasi.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa manajemen pengetahuan itu sangatlah
penting untuk jalannya suatu organisasi atau perusahaan. SDM suatu organisasi atau
perusahaan perlu mengembangkan minat, pemahaman dan keakhlian dalam menerapkan
peralatan temasuk yang bersifat teknologi untuk membantu mereka mencapai tujuan
manajemen pengetahuan strategis organisasi. Ini berarti bahwa SDM perlu melakukan
investasi untuk perkembangan dirinya sendiri, dan kini waktunya telah tiba bagi SDM
untuk menunjukan kapabilitas dan memerankan model prilaku yang dibutuhkan untuk
survive dalam ekonomi pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Ismail. 2012. Manajemen Pengetahuan. Surabaya : GHALIA INDONESIA

Kurniawati, Susanti. Knowledge Management. Diambil dari :


http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/SUSANTI
_KURNIAWATI/MAKALAH/KNOWLEDGE_MANAGEMENT.pdf

Rahman, Saiful. Managing Knowledge. Diambil dari :


http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/files/2010/05/Management-Knowledge.pdf
PERTANYAAN

1. Maksud pasar tertentu yang eksklusif dalam manajemen pengetahuan? (kel.2) (282)

Jawab : Pasar ekslusif yang dimaksud adalah pasar yang sudah ada dibenak konsumen
dimana konsumen itu tahu produk apa yang akan mereka konsumsi, contohnya
saja pasta gigi, pasta gigi banyak sekali macamnya seperti pepsodent, close up,
ciptadent, dll. Dari bermacam - macam merek tersebut yang menjadi pasta gigi
favorit tentu saja pepsodent karena pepsodent sudah lama menjadi produsen
pasta gigi dan iklan yang dia buat telah menarik para konsumen. Kemudian
jika kita ke warung mau membeli pasta gigi apapun itu pasti sebutannya
“bu/pak ada pepsodent?”.

2. Akankah karyawan berpacu pada manajemen pengetahuan atau hal lain? (kel.3) (327)

Jawab : Sebagai karyawan MP itu penting dan sebisa mungkin sebagai pacuan karena
MP mencakup sebgaimana kita itu mengetahui tentang apa yang kita kerjakan
dan bertujuan untuk apa. Kemudian pengetahuan dari seseorang itu melalui 4
tahapan yaitu :
1. Tahu terlebih dahulu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
Selanjutnya MP itu tidak melulu tentang pengetahuan tetapi perlu juga
menggunakan intuisi kita untuk memperkirakan permintaan pasar sasaran.

3. Apa contoh nyata realisasi atau aplikasi pengetahuan dalam bidang manajemen dari
konsep manajemen pengetahuan ? (kel.4) (086)

Jawab : Contoh pengaplikasian MP ini di setiap perusahaan yaitu pertama, visi suatu
perusahaan itu merupakan hal dasar untuk bagaimana perusahaan berjalan
kedepannya, kedua untuk mencapai visi itu perusahaan dari masing - masing
divisi itu menyusun apa yang akan di usulkan, ketiga antar divisi mengadakan
pertemuan untuk membahas hal tersebut, terakhir hasil dari rapat tersebut
diputuskan oleh atasannya (manager, dan direktur utama).
4. Mengapa di karakteristik manajemen pengetahuan dikatakan seperti itu? (kel.5) (351)

Jawab : Karakteristik yang di tanyakan adalah para anggotanya berpengetahuan,


terampil dan kompeten dalam bidang pekerjaan masing - masing.
Dikatakan seperti itu karena suatu perusahaan berdiri membutuhkan para
karyawan yang berpengetahuan tentang perusahaan mana yang mereka jalani
kemudian pekerjaan apa yang mereka jalankan dan perusahaan memiliki
karyawan yang kompeten terhadap pekerjaannya. Contohnya saja pengusaha
kripik pisang, dia harus tahu bahan apa saja yang akan digunakan dia untuk
membuat kripik pisang, alat apa yang diperlukan, dan bagaimana menjualnya.

5. Keuntungannya meningkatkan toleransi dan apa perannya? (kel.6) (138)

Jawab : Keuntungan dari meningkatkan toleransi adalah kita sebagai karyawan dapat
berlatih untuk bersikap saling menghormati dan menghargai pendapat
antarkelompok atau antarindividu.Perannya di perusahaan adalah pada saat
para karyawan serta atasan mengadakan suatu pertemuan untuk membahas hal
tentang project kedepan, disitu para karyawan dituntut untuk mengutarakan
pendapat dan pasti muncul ketidaksamaan/ketidaksepahaman antara karyawan
satu dengan yang lain dari peristiwa tersebut salah satu karyawan ada yang
mengalah dan dapat memahami yang terbaik bagi perusahaan yang mana
dengan mempertimbangkan konsep yang dia ajukan serta konsep yang
diajukan karyawan lain.

6. Pemetaan infrastruktur. Bagaimana perusahaan mempertimbangan penggunaan


infrastruktur? ( kel.7) (295)

Jawab : Berikut pemetaan Infrastruktur Teknologi Informasi dalam proses SECI


Socialization Ekternalization
Tacit Tacit Tacit Explicit
 Face to face communications  Dokumen pertemuan
 Colaboration features  Dokumen experts
 Training/diklat  Replective peer to peer network
 Intranet
 Discussion Platforms
 MS Office
 Scenner

Internalization Combination
Explicit Tacit Explicit Explicit
 Intranet  Intranet (forum diskusi)
 Internet/media masa  Aplikasi database
 Content management  Internet
 Learning Feature  Enterprise portal feature
 Surat Edaran/SK  Business Intelligent
 Papan Pengumuman
 Pelatihan

Hal yang perlu dipertimbangkan adalah semua aspek yang ada di SECI karena
proses SECI itu sudah menjadi satu kesatuan untuk pemegtaan Infrastruktur
Teknologi Informasi.

Anda mungkin juga menyukai