Menurut
pendekatan ini, sebuah organisasi dibuat untuk mencapai tujuan yang
sebelumnya telah ditetapkan. Selain itu, pendekatan ini juga menjelaskan
bahwa efektifitas organisasi harus dinilai berdasarkan pencapaian tujuan
organisasi, bukan berdasarkan caranya.
Dengan kata lain, hasil yang telah dicapai oleh organisasilah yang dilihat
pada pendekatan ini. Poin lain dalam pendekatan pertama ini adalah
organisasi dibuat dengan sengaja dan rasional dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Poin berikutnya dari pendekatan ini adalah asumsi-asumsi yang dipakai agar
tujuan menjadi ukuran. Asumsi-asumsi tersebut adalah (1) organisasi
berupaya dalam mencapai tujuan akhir, (2) tujuan yang hendak dicapai
dapat diidentifikasi dengan baik, (3) tujuan yang ada jumlahnya sedikit dan
fokus agar tidak susah dikelola, dan (4) terdapat konsensus atau
kesepakatan di antara seluruh anggota terhadap tujuan-tujuan yang ingin
dicapai.
Pendekatan ini menggunakan kombinasi dari tiga bagian utama, yakni (1)
fleksibilitas-pengawasan, (2) manusia-organisasi, dan (3) cara-tujuan.
Kombinasi dari tiga bagian utama ini akan menghasilkan delapan sel atau
kumpulan kriteria efektifitas organisasi. Salah satunya adalah People,
Flexibility & Means (PFM).
Masing-masing dari delapan sel tersebut akan menempati satu dari empat
model pendekatan nilai-nilai bersaing. Empat model tersebut adalah (1)
Open System Model, (2) Human Relation Model, (3) Internal Process Model,
dan (4) Rational Goal Model. *