Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Rapat Bisnis.

Pada dasarnya, istilah rapat tentu bukanlah hal yang asing dalam dunia bisnis maupun
nonbisnis, baik yang bersekala kecil, menengah, atau besar. Rapat yang mereka
selenggarakan pada umumnya melibatkan dua orang atau lebih untuk membahas
sesuatu. Oleh karena itu pengertian Rapat Bisnis (business meeting) adalah sebagai
bentuk pertemuan dua orang atau lebih disuatu tempat, baik didalam maupun diluar
kantor untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan bisnis tertentu.
Dalam dunia bisnis, Rapat Bisnis biasa nya dapat diselenggarakan didalam maupun
diluar kantor perusahaan. Rapat bisnis yang diselenggarakan didalam perusahaan
pada umumnya membahas harian atau mingguan, menyampaika pendistribusian
barang kesuatu daerah, menyiapkan berbagai kebutuhan bahan baku untuk proses
produksi berikutnya, dan menyiapkan alat-alat tulis kantor (ATK).
Sedangkan Rapat Bisnis yang diselenggarakan diluar perusahaan biasanya
menyangkut hal-hal yang sifatnya khusus dan bersifat stategis serta jumlah persertanya
yan cukup banyak, biasa nya rapat bisnis diselenggarakan di hotel.
Dengan kata lain, pemilihan tempat penyelenggaraan sebuah pertemuan (Rapat Bisnis)
apakah didalam atau diluar perusahaan dapat dilakukan berdasarkan urgensi atau
tingkat kepentingannya, jumlah pesertanya, dan ketersediaan factor financial (dana)
pendukungnya.

Perbedaan Rapat Bisnis dengan Rapat Non-Bisnis.


Apa yang membedakan antara Rapat Bisnis dengan Rapat Non-Bisnis (nonbusiness
meeting)! Salah satu factor yang membedakan rapat bisnis dengan rapat non-bisnis
adalah tujuan atau orientasi penyelenggaraan sebuat pertemuan. Dalam dunia ini rapat
bisnis tentu orientasi atau tujuan nya adalah bisnis yaitu dengan memperoleh
keuntungan (laba), disamping itu rapat bisnis umumnya bersifat resmi atau formal dan
cenderung protokoler seremonial.
Sedangkan non-bisnis orientasi atau tujuannya adalah untuk tujuan kemasyarakatan,
peningkatan pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Berdasarkan sifatnya rapat non-
bisnis bersifat formal dan tidak formal.

Tujuan Rapat Bisnis.


Menurut Locker dalam bukunya Business Communication: Building Critical Skills
menyatakan bahwa sebuah rapat pada umumnya mempunyai enam tujuan. Antara lain:
1. Berbagi informasi
Rapat bisnis yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan bisa saja hanya
dimaksudkan untuk menginformasikan berbagai informasi penting yang harus diketahui
oleh peserta rapat, diikuti dengan sesi Tanya jawab. Contoh: manajer pemasaran
menginformasikan kepada peserta rapat bahwa perkembangan penjualan selama satu
semester ini mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan bila dibandingkan
dengan penjualan semester lalu.
2. Penjajakan ide/gagasan (brainstorming)
Tujuan dari rapat bisnis tentang penjajakan ide/gagasan (brainstorming) biasa nya
berjalan dengan memperkenalkan ide-ide baru yang akan dikerjakan oleh perusahaan
yang akan dating, atau bisa juga sebagai pertemuan antar karyawan untuk
mengeluarkan ide-ide dari masing-masing karyawan untuk kemajuan perusahaan.
3. Evaluasi ide/gagasan
Tujuan evaluasi ide/gagasan biasanya para karyawan diperbolehkan mengeluarkan
pendapat nya tentang ide/gagasan yang baru yang akan dikerjkan untuk kemajuan
perusahaan pada waktu yang akan mendatang.
4. Pengambilan keputusan
Tujuan pengambilan keputusan seperti ini biasa nya hanya para kepala atasan yang
memegang perusahaan tersebut yang menjalankan rapat untuk membahas suatu
ide/gagasan yang baru apakah ide/gagasan tersebut dapat dijalankan dengan baik atau
malah merugikan perusahaan.
5. Membuat dokumen
Tujuan membuat dokumen sebelum ide-ide atau gagasan dijalankan oleh para
karyawan biasanya mereka harus membuat suatu dokumen yang dibahas didalam
rapat bisnis untuk mempelancar kemajuan perusahaan berjalan lancar.
6. Memotivasi pekerja
Tujuan memotivasi para pekerja biasanya diselenggarakan oleh bos perusahaan untuk
mengumpulkan para karyawannya untuk memberikan motivasi kepada karyawannya
agar mereka lebih meningkatkan kinerja kerja mereka untuk kemajuan perusahaan
tersebut.

Jenis-Jenis Rapat.
Oliver Serrat dalam Conductin Effective Meetings mengelompokan rapat ke dalam lima
jenis, antara lain:
1. Pengarahan (Briefing)
Briefing sering disebut juga sebagai rapat pengarahan (direct atau instruct
meeting). Dalam briefing pimpinan rapat cenderung hanya menyampaikan informasi
atau memberikan arahan, perintah kepada karyawan dalam suatu perusahaan untuk
melakukan atau menyelesaikan suatu tugas tertentu. Disamping itu briefing juga
dimaksudkan untuk mengingatkan kembali para karyawan tentang peran, tugas, dan
tanggung jawab mereka dalam menjaga dan mengembangkan perusahaan kedepan.
Dalam praktiknya, pelaksanaan briefing disuatu perusahaan dapat bervariasi. Ada
perusahaan yang melakukan briefing terjadwal secara rutin dan periodic
(misalnya, setiap hari senin jam 08:00 hingga jam 09:00 atau setiap hari mulai jam
08:00 hingga jam 09:00). Namun, ada juga perusahaan yang menyelenggarakan
kegiatan briefing yang bersifat incidental. (perusahaan menyelenggarakan kegiatan
briefing sesuai dengan kebutuhan dan waktunya tidak teratur, mungkin seminggu
sekali, dua kali atau bahkan dalam satu minggu tidak ada kegiatan briefing. Atau bisa
diartikan briefing yang dilakukan secara incidental tersebut waktu nya tidak dapat
dipastikan atau tidak menentu.
2. Rapat konsultasi (advisory meeting)
Rapat konsultasi ini disebut juga sebagai suatu rapat berbagai informasi (sharing
information) kepada pihak lain. Dalam rapat tersebut dimaksudkan terjadi suatu proses
untuk saling member dan menerima ide, gagasan, pandangan, keluhan atau masukan
dari pihak lain.
3. Rapat komite (commite meeting)
Rapat komite merupakan suatu bentuk pertemuan sekelompok orang yang
memiliki latar belakang profesi atau pekerjaan yang berbeda-beda untuik memutuskan
suatu masalah tertentu berdasarkan keputusan suara terbanyak (voting). Kelompok
yang ada dalam rapat ini memiliki otoritas, kompromi, dan resolusi. Oleh karena itu
peserta rapat komite terdiri dari sekelompok orang dengan berbagai profesi, tidak
mengherankan apabila dalam proses pengambilan keputusan terjadi diskusi atau
perdebatan yang berkepanjangan (debat kusir) dan tanpa hasil. Namun yang
terp[enting dalam rapat komite adalah setelah ada kesepakatan melalui suara
terbanyak, siapapun yang terlibat didalamnya harus sepakat menerima keputusan
bersama tersebut.
4. Rapat dewan (council meeting)
Rapat dewan merupakan pertemuan yang terdiri atas sekelompok orang dengan
latar belakang minat yang berbeda-beda untuk memutuskan masalah tertentu dengan
cara mencari consensus bersama diantara mereka. Mengingat bahwa diantara peserta
yang ada dalam rapat tersebut tentu memiliki ide, cara dan pandangan yang mungkin
berbeda dengan peserta yang lain, dengan kata lain ada jalan panjang dan berliku
menuju sebuah keputusan consensus bersama.
5. Negosiasi (negotiation)
Dalam dunia bisnis yang selalu dinamis, tentu permasalahan negosiasi tak dapat
dihindari. Negosiasi bukanlah monopoli perusahaan yang bersekala menenah dan
besar. Bahkan pada perusahaan bersekala kecil dan menengah pun terjadi proses
negosiasi dalam dunia bisnis mereka. Pada dasar nya dalam proses negosiasi terdapat
sekelompok orang yang memiliki kepentingan, maksud dan tujuan yang berbeda-beda.
Melalui proses negosiasi diantara mereka diharapkan dapat diperoleh suatu titik temu
atau kesepakatan dengan cara-cara yang saling menguntungkan semua pihak.
Sedangkan menurut “Streibel dalam The Manager’s Guide To Effective Meetings”,
rapat dapat dikelompokan kedalam tiga jenis, yaitu:
1. Rapat informasional (informational meeting)
Rapat informasional merupakan pertemuan antara dua orang atau lebih
disuatu tempat yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi tertentu
kepada para peserta rapat bisnis. Hal yang perlu diperhatikan adalah cara
menyampaikan sebuah informasi: usahakan informasi tersebut dijelaskan
dengan jelas, ringkas, menarik dan tidak bertele-tele.
Informasi yang diberikan kepada para peserta rapat bisnis tersebut dapat
berupa: 1. informasi umum yang bersifat rutin, misalnya: informasi tentang
diseiplin kerja, tata cara pelayanan umum, dan persiapan kebutuhan alat tulis
kiantor (ATK) dan 2. informasi khusus yang bersifat strategic, misalnya:
informasi tentang pengembangan produk baru, rencana akusisi perusahaan
lain, ekspansi perusahaan ke mancanegara, serta perubahan visi dan misi
perusahaan.
2. Rapat motivasional (motivational meeting)
Rapat motivasional merupakan suatu pertemuan antara dua orang atau
lebih disuatu tempat untuk memotivasi para peserta rapat dalam melakukan
sesuatu. Contoh: pimpinan rapat yang sekaligus sebagai seorang manajer
pemasaran memotivasi para peserta rapat bisnis untuk bekerja dengan lebih
bersemangat, mengingatkan komitmen nya, meningkatkan kedisiplinan kerja,
mengingatkan keterampilan berkomunikasi, serta meningkatkan kemampuan
bernegosiasi.
3. Rapat partisipatif (participatory meeting)
Rapat partisipatif merupakan suatu pertemuan antara dua orang atau
lebih di suatu tempat untuk meningkatkan tingkat partisipasi dalam rapat
bisnis. Salah satu bentuk partisipasi peserta rapat bisnis adalah kemampuan
untuk mendengarkan dengan baik. Karena pendengar yang baik dapat
memahami cara berfikir orang lain, serta menghargai ide, gagasan, atau
pandangan peserta rapatbisnis yang lain.

Perencanaan Rapat Bisnis


Untuk menghasilkan sebuah keputusan rapat bisnis yang baik dan pelaksanaannya
berjalan dengan baik, diperlukan perencanaan sebaik-baiknya. Perencanaan (planning)
yang baik tentu akan membantu mempermudah pencapaian tujuan yang di kehendaki.
Untuk memberikan arahan selama rapat bisnis berlangsung, perlu disiapkan rancangan
agenda rapat bisnis mulai dari awal hingga akhir (selesai).
Ada beberapa cirri tentang bagaimana mendisain sebuah agenda rapat bisnis yang
baik, antara lain:
Cantumkan tanggal, tempat, waktu mulai, dan waktu selesai.
Cantumkan rumusan tujuan atau maksud rapat.
Cantumkan siapa saja yang hadir.
Daftar topic yang akan dibahas.
Alokasi waktu untuk setiap topic yang dibahas.
Bahan-bahan bagi peserta yang harus diselesaikan sebelum rapat dimulai.
Bahan-bahan rapat dibagikan kepada setiap peserta rapat bisnis selambat-
lambatnya seminggu sebelum rapat bisnis diadakan.
Ada beberapahal yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan dengan baik,
khususnya bagi anda yang bertugas sebagai panitia penyelenggara rapat bisnis, antara
lain:
1. Undangan.
Undanga rapat bisnis bagi peserta sebainya diedarkan beberapa hari
sebelum rapat bisnis berlangsung, misalnya seminggu sebelumnya dan
dilengkapi dengan bahan-bahan yang akan dibahas dalam rapat bisnis
tersebut. Hindari penyampaiyan rapat bisnis secara mendadak , misalnya
sehari sebelum pelaksanaan rapat bisnis tanpa dilengkapi dengan bahan
atau materi yang akan dibahas dalam rapat bisnis tersebut.
2. Waktu dan tempat.
Waktu dan tempat pelaksanaan rapat bisnis perlu dipastikan terlebih dahulu
sebelum undangan diedarkan keseluruh peserta rapat. Dalam hal ini waktu
menunjukan tanggal, bulan, tahun dan jam berapa rapat bisnis dilaksanakan.
Sedangkan mengenai tanggal pelaksanaan nya rapat bisnis perlu
dicantumkan secara jelas dan terinci. Misalnya; tempat pelaksanaan rapat
bisnis diruang arjuna wiwaha, lantai 2 hotel permata indah, jalan kusuma
bangsa no. 223 telp. (0271)123456 Sukarta 57126.
3. Berapa lama waktu rapat bisnis.
Dalam hal ini menujuk pada waktu mulai dan berakhirnya rapat bisnis.
Penetapan waktu akan dimulainya dan berakhirnya sebuah rapat tentu
sangat penting artinya bagi para peserta rapat bisnis. Sebagai contoh, dalam
undangan dicantumkan dengan jelas bahwa rapat bisnis akan berlangsung
mulai jam 08:00 hingga jam 16:00.
4. Pembawa acara.
Adakalanya, pembawa acara (MC) diperlukan untuk memandu rapat bisnis
agar berjalan dengan lancar, pembawa acara harus memahami dengan baik
sebuah agenda rapat bisnis.
5. Ketua panitia penyelenggaraan.
Pada umumnya, ketua panitia memberikan laporan atas pelaksanaan rapat
bisnis. Misalnya, maksud dan tujuan rapat bisnis, jumlah peserta dan bidang
fungsional (misalnya; departemen pemasaran, produksi, keuangan, sumber
daya manusia dan teknologi informasi).
6. Jumlah peserta.
Perlu dipastikan jumlah peserta rapat bisnis yang akan diundang dalam rapat
bisnis tersebut. Kepastian jumlah peserta tentu berkaitan erat dengan jumlah
kursi yang harus disiapkan, bahan-bahan rapat bisnis, kamar penginapan
yang disediakan (bila harus menginap dihotel), dan konsumsi yang harus
disediakan bagi para peserta rapat bisnis.
7. Peserta yang diundang.
Peserta rapat bisnis bisa berasal dari berbagai devisi, departemen, atau
bagian dalam dan luar perusahaan. Dalam hal ini perlu dipastikan nama
peserta dan jabatan fungsional dalam suatu perusahaan, misalnya: Sdr.
Muhammad Rifai Hidayat jabatan fungsionalnya sebagai manajer pemasaran
dari luar perusahaan atau Sdr. Ridho Amirudin sebagai manajer produksi dari
dalam perusahaan.
8. Orang yang membuka atau menutup rapat bisnis.
Pada umumnya, pimpinan tertinggi suatu perusahaan, departemen atau divisi
fungsional diberi kesempatan untuk membuka dan menutup acara resmi
agenda rapat bisnis, namun dalam praktiknya pejabat yang diundang untuk
membuka dan menutup suatu rapat bisnis dapat dilakukan pejabat yang
berbeda. Hal ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi pada
saat itu.
9. Narasumber.
Penunjukan siapa yang diminta menjadi narasumber (presenter) dalam rapat
bisnis sangat tergantung pada keputusan pihak manajemen internal
perusahaan, apakah nara sumbernya berasal dari luar perusahaan atau dari
dalam perusahaan. Siapa saja yang diminta menjadi nara sumber atau yang
akan menyampaikan materi rapat bisnsi tentunya adalah para professional
atau para ahli dibidannya.
10. Alokasi waktu untuk narasumber.
Pada umumnya, dalam rancangan agenda rapat bisnis sudah dicantumkan
dengan jelas berapa waktu untuk masing-masing nara sumber yang akan
menyampaikan materinya dalam rapat bisnis tersebut, dan berapa waktu
yang disediakan untuk sesi Tanya jawab.
11. Waktu istirahat.
Agenda rapat bisnis seharus nya sudah memperhitungkan waktu khusus
untuk beristirahat, sholat dan makan siang, atau makan malam. Waktu
istirahat sangat diperlukan bagi para peserta untuk menyegarkan kembali
energy yang terkuras selama berjam-jam disalam ruang rapat bisnis. Pikiran
yang sear diharapkan dapat membantu memunculkan ide-ide yang segar dan
cerdas bagi kemajuan perusahaan kedepan.
12. Presensi peserta.
Petugas yang diberi tugas untuk mengecek presensi (kehadiran) peserta
sudah selayaknya dating lebih awal disbanding dengan peserta rapat bisnis.
Dalam hal ini tetugas presensi sudah menyiapkan semua daftar peserta
dengan benar, baik jumlah maupun penulisan nama nya.
13. Akomodasi.
Petugas yang menangani bidang akomodasi rapat bisnis berperan penting
dalam kesuksesan sebuah rapat bisnis, dalam hal ini bidang akomosdasi
mencangkup kesiapan penginapan dan konsumsi bagi peserta rapat bisnis.
14. Sound system.
Sebelum kegiatan rapat bisnis berlangsung, patikan semua komponen sound
system berfungsi dengan baik dan tidak ada yang bermasalah. Pastikan
bahwa mikrofon bagi narasumber dan peserta berfungsi dengan baik. Patikan
tata suara dalam ruangan berfungsi dengan sangat baik, tidak ada suara
feedback atau gema.

15. Computer portable, LCD projector dan flip charts.


Diera teknologi dan informasi yang semakin pesat, ketersediaan computer
portable (laptop), LCD projector, dan flip charts untuk penyelanggaraan rapat
bisnis sudah menjadi kebutuhan bagi para pelaku bisnis.
16. Fasilitas pendukung lain nya.
Fasilitas pendukung yang sebainya disiapkan oleh panitia penyelenggaraan
tempat bisnis adalah ketersediaan kamar kecil (toilet) dan mushola. Hal ini
karna kegiatan rapat bisnis berlangsung cukup lama, maka ketersediaan
fasilitas kamar kecil dan musholah akan sangat membantu kebutuhan para
peserta rapat bisnis tersebut.
Pelaksanaan Rapat Bisnis.
Setelah penitia penyelenggara melakukan berbagai persiapan rapat bisnis, langkah
berikutnya adalah bagaimana malaksanakan rapat bisnis agar berjalan dengan lancar
dan efektif. Efektivitas sebuah rapat bisnis sangant ditentukan oleh tiga komponen
penting, yaitu:
Panitia Penyelenggara Ruangan, dekorasi dan sound system siap digunakan
(Organizer) untuk rapat bisnis.
Semua panitia siap melakukan tugasnya dan hadir lebih
awal.
Melakukan registrasi peserta.
Penyambutan peserta dengan ramah, sopan dan santun.
Pembawa acara dapat memulai rapat tepat waktu dan
selesai tepat waktu.
Acuan agenda rapat bisnis yang sudah disiapkan.
Semua fasilitas (meja, kusi, laptop, LCD projector, flip
charts, konsumsi) tersedia cukup dan dalam.
Kondisi siap digunakan dengan baik.
Moderator siap memandu rapat bisnis.
Siapkan petugas notulen yang cekatan dan terampil.
Siapkan dokumentasi audio-visual.
Dokumentasi hasil rapat bisnis.
Narasumber Hadir lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.
(presenter) Perkenalan identitas diri.
Siap melakukan presentasi.
Manfaatkan media audio-visual.
Terbuka atas masukan dan kritik dari para peserta
Penampilannya menarik dan menyenangkan.
Peserta (participants) Semua peserta hadir tepat waktu dan melakukan
registrasi peserta.
Berpakaian rapih dan sopan.
Mamakai kartu identitas peserta.
Membawa kelengkapan bahan-bahan untuk rapat.
Menjadi peserta yang aktif dan penuh inisiatif.
Menjaga kelancaran, ketenangan dan keterampilan
selama rapat berlangsung.
Respek (menghargai) terhadap pandangan peserta lain.
Bertanya sesuai dengan topic yang dibahas dan pada
poin yang di tuju.
Mengikuti kegiatan sesuai agenda rapat yang telah
disediakan.
Salah satu fasilitas pendukung yang perlu disiapkan panitia penyelenggara rapat
bisnis adalah pengaturan posisi tempat duduk (layout) yang nyaman dan
memungkinkan interaksi yang baik antara pimpinan dan peserta rapat bisnis. Menurut
Dobson, ada beberapa peraturan tempat duduk yang dapat digunakan untuk
penyelenggaraan rapat bisnis, antara lain:
1. Gaya persegi empat (Boardroom style)
Susunan tempat duduk yang berbentuk/gaya persegi empat (boardroom style) dapat
digunakan untuk rapat bisnis denan jumlah peserta rapat bisnis yang relative terbatas.
2. Bentuk huruf “U” (“U” Shape Style)
Susunan tempat duduk yang berbentu huruf “U” (U shape) lebih sesuai digunakan
untuk jumlah peserta yang lebih banyak dari pada bentu persegi empat.
3. Gaya ruang kelas (classroom style)
Susunan tempat duduk yang bergaya ruang kelas (classroom style) dapat digunakan
untuk rapat bisnis yang dihadiri oleh para peserta rapat bisnis dalam jumlah yang bisa
mencapai ratusan orang.
4. Gaya melingkar (circular style)
Susunan gaya tempat duduk dengan gaya melingkar (circular style) memberikan peluar
interaksi antar peserta menjadi lebih baik dan dalam jumlah yang relative sedikit.
Selain itu, susunan (layout) tempat duduk juga dapat disusun dalam berbagai gaya
(bentuk) lain,
1. Gaya chevron (chevron style)
tempat duduk pada gaya ini pada dasarnya memberikan keleluasaan bagi audiens
untuk dapat lebih memuaskan perhatian atau focus pada pembicara yang berada
didepan. Susunan tempat duduk pada gaya ini berbentuk huruf “V”.
2. Gaya modifikasi (modified style)
Tempat duduk dengan gaya seperti ini sama dengan gaya chevron, hanya
perbedaannya menempatkan barisan tempat duduk di sisi tengah antara sisi sebelah
kiri dan sisi sebelah kanan, secara umum tampilannya masih berbentuk huruf “V”.
3. Gaya setengah melingkar (semi-circular style)
Tempat duduk seperti ini pada dasarnya memberikan keleluasaan bagi pembicara
untuk bisa berinteraksi dengan audiensnya lebih dekat.
4. Gaya kelompok (cluster style)
Tempat duduk seperti ini biasanya disusun berdasarkan kelompok-kelompok kecil
dimana audiens duduk dikursi yang telah disusun secara melingkar.

Tindak Lanjut Rapat Bisnis.


Apa yang dihasilkan dalam rapat bisnis hendaknya didokumentasikan dengan
baik, terutama hasil kesepakatan selama pembahasan topic, sesuai dengan agenda
rapat yang telah disetujui bersama, semua bentuk dokumentasi selama rapat bisnis
berlangsung perlu ditinjau ulang, baik pidato pengarahan pimpinan perusahaan,
pandangan para nara sumber, catatan hasil diskusi Tanya-jawab selama rapat bisnis
berlangsung, serta dokumen lainnya yang berbentuk rekaman audio-visual.
Tim perumus yang telah disepakati dalam pelaksanaan rapat bisnis tersebut perlu
menindaklanjuti apapun yang telah dirumuskan sementara selama rapat bisnis tersebut
hingga menjelang usai. Selanjutnya, begitu rapat bisnis dinyatakan selesai, tim
perumus segera melakukan kompilasi semua bahan selama rapat bisnis berlangsung,
termasuk dokumentasi audio-visual. Dalam hal ini tim perumus perlu melibatkan
berbagai pihak untuk menghasilkan dokumen penting hasil rapat bisnis tersebut.
Selanjutnya, secara formal pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan rapat bisnis tersebut membubuhkan tanda tangan dan
menyerahkannya ke pimpinan perusahaan untuk menjadi dokumentasi penting yang
harus ditindak lanjuti dikemudian hari.
Apabila rapat bisnis tersebut melibatkan mitra bisnis dari perusahaan lain, sudah
selayaknya mitra bisnis tersebut memperoleh laporan hasil akhir rapat bisnis. Hal ini
karena mereka terlibat secara aktif bahkan menjadi sponsor penting dalam rapat bisnis
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai